Fall

Disclaimer: Katekyou Hitman Reborn! © Akira Amano, story's idea © Ravarion Accidia.

Rated : K+

Warning : Shounen-ai hit.

Genre : Humor / Romance

Character: Dino Cavallone – Hibari Kyoya

-x-x-x-

Enjoy

-x-x-x-

Matahari tidak sepanas tengah hari tadi, karena sekarang sudah menunjukkan jam dua belas lebih tiga jam, yang artinya jam tiga sore. (ribet amat)

Dino berjalan di Namimori dengan tidak ditemani para pengikutnya. Ia tersenyum pada siapa pun yang tersenyum padanya atau yang tidak sedang tersenyum pun Dino masih tersenyum.

Sesuatu menahan kakinya, dan...

BRUGG!

Wajahnya menabrak tanah yang ia pijak.

"Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja," kata Dino sambil berdiri dan mengusap hidungnya yang memerah. Lagipula, dia bicara pada siapa? Tak ada yang mendengarkan, cuma dianya aja yang kepedean bakal ada yang peduli.

Ia pun terus berjalan. Berjalan, berjalan, melompat, dan jatuh. Seperti itu sampai tiga kali. Bahkan yang kedua di tengah jalan raya saat lampu penyebrangan berwarna hijau (yang berarti aman untuk penyebrang lewat), ia juga jatuh di aspal bercat putih. Putih dan kuning di atas hitam. (?)

Yang ketiganya ia jatuh saat ia bangun dari kejatuhannya di penyebrangan. Oke, itu aneh atau sial? Dua-duanya mungkin.

Dan Dino kembali berjalan menuju suatu tempat yang bahkan ia pun tak tahu. Sampai seekor burung berwarna kuning mendarat di pundaknya beberapa detik lalu pergi lagi sambil berciap-ciap ga jelas.

"Hibird?" gumam Dino di alam bawah sadarnya. Seperti di hipnotis, ia mengikuti Hibird. Dan bahkan ia tak terjatuh.

.

Hibari mencoba untuk menikmati heningnya taman yang sedang ia tempati. Sebenernya, cuma di bawah pohon aja yang dia tempatin, bukan seluruh taman. Angin berhembus lembut tapi dingin, entah kenapa, suatu misteri ilahi memang. Dan Hibari pun tak ambil pusing. Sampai ia terbangun karena sesuatu mendarat di kepalanya, dan ia merabanya.

Hangat. Dan lengket.

"Burung sialan."

Hibari facepalm.

Ternyata kotoran burung merpati yang jatuh ke rambut Hibari. Untung saja ia bukan Squalo, entah apa yang akan terjadi pada burung merpati laknat itu. Terbelah jadi dua mungkin. Oke, ga penting.

Sesuatu mendarat di pundak kanannya, ia menoleh. Dan untungnya kali ini bukan kotoran burung, hanya burungnya saja. Hibird.

Dan suara langkah kaki pun terdengar. Ya jelas saja, terdengar karena dia berlari dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Ah! Ternyata menuju Kyoya!" seru seseorang itu.

"Diam kau," desis Hibari. Dino nyengir tanpa melihat ia kakinya menginjak sebuah plastik bekas gorengan yang banyak sisa minyak dan saosnya. Entah siapa yang membuangnya, padahal sudah ada tempat sampah di sudut-sudut taman, tapi bukannya menaruh sampah itu malah di buang sembarang. Bagaimana dengan masa depan bumi ini? Oke, OOT.

Jadi, intinya Dino jatuh saat jaraknya dengan Hibari tinggal satu meter. Dan...

BRUUG!

Ia terjatuh keempat kalinya. Dengan bonus piring cantik. Tentu saja bukan. Dengan hadiah serangan tonfa dari muridnya sendiri.

-x-x-x-

Fin

-x-x-x-

(Listen to: This Ain't A Scene, It's An Arms Race - Fall Out Boys)

(Word count:537 words)

Lagi-lagi fic ber-based-on-true-story. Saya memang susah buat fic yang ga pake metode itu. Jadi, maafkan saya kalo ga jelas, ga penting, ga mutu.

Sebenernya, saya udah mulai bosen sama fanfiction dan yang lainnya. Ada yang punya usul gimana saya biar ga bosen? ._.

Saya udah facepalm dari kemarin nih. (like this: -_-)

Anyway, thanks for reading this.

Mind to Review? Per favore?

Mei 2010