Title : Ricerca

Disclaimer : Amano-sensei

Summary : Squalo tertangkap! Terus apa yang dilakukan Xanxus? "Ushishishi sepetinya aku mengganggu."

Warning : OOC, gaje

*v*

Syntia : Sankyuu minna! Hiks hiks aku sama sekali tidak menyangka kalo cerita yang gue buat gara-gara stress belajar buat ujian masuk kemarin ternyata disukai.

Tsuna : Syntia-san ini tissue-nya.

Syntia : Bagi beberapa orang yang nggak tahu, bahasa yang aku gunakan disini adalah YES=YES dan NO=NO yang diterapkan di bahasa Indonesia.

Tsuna : Sebenarnya Syntia-san masih bingung dengan bahasa Indonesia yang mengatakan NO=YES dan YES=NO.

Syntia : ARGH! Buka rahasia!

Tsuna : Ah! Gomen.

Syntia : sigh. Untuk yang tidak sabaran lagi gue persembahkan XS! Sebenarnya mau didiamin lebih lama lagi.

Tsuna : Study buat fanfic XS lagi ya?

Syntia : Hohoho Bagi penggemar Bel dan pasangan Straight, Fanfic terbaru dari akan menghiasi Fanfiction sebentar lagi. Oh ya, jangan lupa baca Fanfic yang laen ya!

Syntia +Tsuna : Hope you like it!


"Che, basah,"umpat Squalo sembari berteduh di halte. Kira-kira sejam lagi bus selanjutnya baru datang. Dengan agak kesal dia memeras rambutnya, berharap rambut indahnya nggak bakal lepek karena kebahasan. Dan tentu saja dia nggak bawa hairdryer. Untung tadi pagi dia nggak sempat mencat rambut gara-gara Lisa mau pergi ke luar kota lagi.

Dia memandangi baju dan celananya. Terlalu basah. Apa bisa kering sebelum bus datang ya? "Che,"umpatnya lagi kemudian duduk di kursi. Dia memandangi tangannya. Kedua tangannya sudah bisa berfungsi seperti biasa. Tapi kalau untuk melakukan gerakkan yang cepat semacam kendo atau anggar, masih butuh waktu lama. Itupun kalau syarafnya kembali seperti semua, dan kemungkinannya sangat kecil.

Squalo menatap rintihan air hujan. Sekali lagi dia menghela nafas. Ini bukan dirinya. Dia kini Seren, sepupu Lisa bukan lagi Squalo. Dia harus melupakan berpedang dan dunia mafia. Tapi… apa dia benar-benar bisa hidup seperti orang biasa?

Tiba-tiba saja dengan nista sebuah mobil lewat di depannya dan mencipratinya dengan air di tanah. Squalo langsung membumkam mulutnya yang sudah mengeluarkan sumpah serapah. Dia melihat bajunya. Yaikz! Penuh lumpur. Dia terpaksa pulang jalan kaki lagi, nggak mungkin ada bus yang mau dinaikinya. Dia mulai mengutuki pemilik mobil itu sampai…

BRAK!

Squalo berhenti mengumpat dan melihat ke sumber suara. Mobil bangsat itu berhenti. Dan pemilik mobil bastard itu mendekatinya. Dalam hati Squalo bersorak kegirangan karena bisa mutilasi ntuh makhluk sekarang juga.

"Squalo?"panggilnya. Cowok di depannya terlihat sedikit terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia mengumpat pelan. "Scum!" lelaki itu langsung menarik Squalo dan melemparkannya masuk ke dalam mobilnya.

"Voi, aku mau keluar!"

"Kau ikut denganku!" Mobil dipacunya dengan kencang. Tidak peduli dengan medan yang licin.

"Aku tidak peduli. Turunkan aku sekarang juga. Voi!" Orang itu tetap diam. "Voi!" Orang itu sama sekali tak bergeming. "Voi, Xanxus!"

*v*

"Jerk! Voi! Xanxus!" Cowok itu tetap menggeretnya. Squao menggerutu. Andai tangannya sudah benar-benar sembuh, mantan bos-nya ini pasti akan langsung dilempar dari jendela hotel. Hotel? Yap! Squalo dibawa dengan paksa oleh Xanxus dengan sama sekali tidak melepaskannya.

Squalo mulai mengucapkan sumpah serapah. Dia benar-benar bingung, apa yang dilakukan si Lord Xanxus yang sama sekali tak pernah ingin berurusan dengan orang lain sampai datang ke daerah ini? Untuk mencarinya kah? Dia langsung meringis. Hal itu sama sekali tidak akan mungkin pernah terjadi. Orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri di atas segalanya dan hanya melihat orang lain sebagai sampah? Well bukan dia namanya kalau dia tidak bisa membantah dan membiarkan orang ini memperlakukan dirinya seenak hati.

"Voi!"teriaknya sebelum dia di banting masuk ke dalam si tuan angkuh satu itu. Squalo meringis rusuknya yang retak dan hampir sembuh kini terasa sakit lagi. Dia benar-benar bingung, untuk apa orang itu menyeretnya ke tempat ini sampai mengundang perhatian orang-orang di sekeliling mereka tadi? Cowok berambut perak itu menatap penuh dendam pada lelaki di depannya yang kini memandangnya seakan-akan dia makhluk-kecil-tak-berguna-di-seluruh-alam-semesta. Tapi bukan Squalo namanya kalau tidak bisa membalas tatapan Xanxus dengan tatapan apa-loe-liat-liat. Tiba-tiba Squalo teringat sendiri. Di saat seperti ini biasanya…

"Wah tontonan yang menarik. Benar kan Mammon, ushishishi?"Tanya Bel pada Mammon yang biasanya pasti mangkring di pundaknya.

"Wah, benar-benar romantis,"komen Lussuria dengan latar belakang penuh bunga. Dan Lavi sudah siap-siap bawa benteng Takeshi buat menghalau segala bentuk barang yang dilempar sang Ketua yang biasanya nyasar padanya(?).

"Voi, buka pintunya, aku tidak punya urusan lagi denganmu!"suruh Squalo sembari mencoba untuk berdiri. Lengannya terasa sakit sekali, genggaman Xanxus yang terlalu kencang kini menorehkan tanda di pergelangan tangannya.

BRUGH!

"Ukh!" Squalo di dorong dengan sadis ke arah bed. Squalo mendongakkan kepala jengkel. Sial, tatapan lelaki di depannya kini penuh amarah. Dia mengumpat, seandainya dia tadi bawa senjata… "VOII!"

"Scum! Kau lupa bawa senjata?" Squalo meringis pelan saat mantas Bosnya itu menarik paksa pergelangan tangannya dan tangan yang lain berada di leher Squ siap untuk mencekiknya.

"Voi, itu bukan urusanmu!" Xanxus tersenyum. Bukan! Bukan senyum lembut atau apa. Senyum itulah yang paling dibenci lelaki mantan Rain Guardian itu. Senyum sinis ala Bos Varia. Tentu saja senyum itu hanya dimiliki Bos Varia, Xanxus.

"Sepertinya kau lupa sesuatu, scum." Xanxus meletakkaan sebelah lututnya di perut Squalo. Membuat cowok itu mengerang kesakitan. "You're mine. You belong to me."

"Che, bastard!" Squalo mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi genggaman Xanxus semakin erat.

"Remember Scum! You're mine for the rest of your life."

~**~DEMI KEAMANAN DAN KENYAMANAN BERSAMA, YANG INGIN MELIHAT RATING M SILAKAN PERGI KE TITLE PRE-NYA : Shark Punishment~**~

"Ushishishi." Senyum Bel terkembang tiba-tiba. Padahal mereka kan sedang liat film horror.

"Apa ada yang lucu?"bingung Lavi. Lussuria dan Mammon sedang menjalankan misi. Jadi hanya mereka berdua yang nonton film horror salah satu koleksi Belphegor. Lavi jadi semakin yakin kalau Bel benar-benar psikopat.

"Ushishishi. Saat ini pasti Bos sedang berduaan dengan Squally,"ujarnya laknat. Senyum cheshire-nya terkembang lebar. Dia masih ingat, begitu antusiasnya bos Varia itu waktu tahu kalau Squalo, sang Rain Guardian mereka masih hidup. Yaa meskipun Squalo sudah mengundurkan diri. Tapi siapa dia? Yang memutuskan memecat atau tidaknya kan Xanxus. Dia sama sekali tidak mempercayai kabar yang diberikan kepala keluarga Cavallone itu, dan diam-diam menyuruh mereka menyelidiki si kepala jagung itu.

"Aku tidak menyangka. Bos akan menjemputnya sendiri, dan tidak memperbolehkan kita ikut."

"Ushishishi, Squally kan kesayangan bos." Bel tersenyum riang. Setelah ini dia pasti bisa melihat pemandangan indah antara Bos-nya dan Squalo. Dia nggak nyangka, ternyata dia terlalu genius sebagai seorang pangeran. Tawa laknatnya kembali terkembang. Bahkan lebih lebar daripada biasanya. Setelah ini dia hanya tingga mengambil video dari kamar bosnya itu dan mengusuli Squalo sepuasnya.

*v*

3hari kemudian Squalo terbangun di pagi hari yang indah. Xanxus tak ada di sampingnya dan yang lebih menyengkan lagi dia sudah melihat koper yang di pak di samping tempat tidur. Dan setidaknya itu berarti dia sudah terbebas dari tangan Xanxus, yaa setidaknya pagi itu.

"Kau masih betah disana, Scum?" Suara itu langsung menghancurkan pagi yang nyaman dan indah bagi pemilik rambut perak itu. Dia melirik ke sumber suara dengan jengkel. "Cepat, kita mau check out!"suruhnya lalu melemparkan handuk kecil tepat ke arah wajah cowok itu.

Squ yang tentu saja sudah muak diperintah-perintah langsung mengambil bajunya yang sudah tertata rapi di sebelahnya. Dengan santai dia berjalan menuju kamar mandi, tak peduli dengan mata Xanxus yang terus mengawasi seluk beluk tubuhnya. Oh, please! Dia sudah melihatnya terus selama tiga kali dua puluh empat jam. Apa itu belum cukup?

Mantan Rain Guardian itu mengunci pintu kamar mandi dengan seksama. Oh yeah, dia pernah lupa menguncinya dan Xanxus langsung menerobos kamar mandi. Dan ternyata sama sekali tidak mengagetkannya. Begitulah Bos Varia, selalu bertindak sesuka hatinya. Dan tentu saja, langsung meng-held Squalo. Bahkan para reader tahu apa yang dilakukan Xanxus kemudian. Yes, at bathroom. Ones? Twice? Dia tidak lagi mempedulikanya. Lelaki itu benar-benar tidak bisa membiarkannya tenang sejak mereka bertemu lagi.

Xanxus menatap ke arah kamar mandi. Terkadang dia bingung bagaimana bisa anak buahnya yang satu itu tetap menjaga rambut dan kulit tubuhnya halus. Dia tahu, dia sudah tahu setiap inchi dari tubuh Rain Guardiannya itu. Dan dia sangat menikmati hukuman yang diberikannya. Dan hal yang paling ingin dilakukannya saat ini adalah melucuti pakaian Squalo, lagi.

Engsel pintu terbuka, dan Squalo keluar dengan perlahan. Badannya benar-benar terasa sakit semua. Cowok itu menatap garang ke arah Xanxus. Tapi yang dilihatnya hanya tersenyum sinis.

"Voi, why you do me so hard?"tanyanya kesal. Xanxus mendekatinya tetap memasang senyum yang sangat amat dibencinya.

"Wanna know?"Lelaki berambut perak itu melirik ogah-ogahan ke arah bosnya lalu berbalik dan berjalan menjauh. Tentu, sebelum Xanxus menahannya dalam pelukan cowok itu.

"Voi!'

"Agar kau tidak bisa kembali ke pengacara itu,"bisiknya. Squalo tidak mempercayai apa yang di dengarnya. Apakah itu mungkin? Xanxus si tuan angkuh nan arogan itu cemburu? Dia pasti salah dengar.

"Aku bertemu dengan siapapun itu urusanku."

BRUGH!

Xanxus kembali membantingnya ke bed untuk kesekian kalinya. Squ menampilkan tampang how-dare-you dan Xanxus membalasnya dengan jangan-macam-macam-denganku. Dan saat keadaan mulai memanas…

"Ushishishi sepetinya aku mengganggu." Kontan kedua cowok itu menoleh ke sumber suara. Xanxus dan Squalo langsung bangkit. "Hallo Squally, bagaimana keadaanmu?"tanya pangeran psiko satu itu sembari iseng membuka kerah baju Squalo. "Sepertinya kau begitu dicintai,"bisiknya lalu langsung melompat ke belakang menghindari tonjokkan Squ.

PYAR!

Sebuah benda hancur tepat di sebelah Belphegor. Tentu saja hasil dari lemparan Bos-nya. "Itu pasti kameramu,"ujar Xanxus jengkel.

"Ushishishi, tidak baik bos langsung menuduh,"senyumnya. Tapi dia sedikit sayang juga sih tidak bisa melihat tontonan menarik. "Padahal aku sengaja menjemput karena Lussuria dan Mammon sudah menunggu kedatangan Bos dan Squally,"ujarnya lalu berbalik menuju ke arah pintu kamar. Squalo menatap Xanxus dan dalam sekejap dan tentunya singkat, menciumnya.

"Voi pangeran idiot, bantu aku!"serunya. Dia benar-benar tidak ingin kelihatan bahwa Xanxus sudah over-do-it.

"Pilihanmu cuma dua Scum. Aku yang membantumu atau aku menggendongmu." Wajah Squalo langsung memerah dan Bel tentu saja tersenyum riang.

"Ushishishi Squally, sepertinya itu menarik." Squalo langsung menatap tajam Bel. Tapi dia langsung berbalik menuju ke arah Xanxus yang tetap bertahan dengan senyumannya. Benar-benar membuat Ikan Hiu itu kesal sepanjang waktu.

"Tapi setelah kupikir…" Xanxus langsung mengangkat tubuh Squ. "Aku lebih suka menggendongmu seperti ini."

"Voi! Turunkan aku!"berontaknya yang tentu saja sama sekali tidak dipedulikan.

"Ushishishi tidak masalah kamera videonya rusak. Yang penting aku sudah mendapatkannya." Bel mengeluarkan kamera digitalnya. Dia pasti akan mengusili Squalo lagi. Dan kali ini bos Varia pasti akan mendukungnya.

*v*

Sementara itu di atap sekolah Namimori Gakuen…

BRUAK!

"Apa maksudnya ini?"kesal Gokudera sembari membanting kotak berisikan dress ke arah Yamamoto.

"Hah? Kau juga mendapatkannya ya?"bingung Yamamoto.

"Jadi… ini bukan darimu?" Yamamoto menggelengkan kepala. "Lalu dari siapa?"

"Memang apa isinya?"Tanya Tsuna sembari berusaha mengintip kotak itu.

BRUAK!

"Kalian masih ada disini."

GLEK!

"Hi…Hibari-san?"

"Apa kalian tidak dengar bel masuk, herbivore?"

"Kami mau kembali kok." Keringat basah mulai muncul di dahi Tsuna.

"Hmm? Bungkusan itu…"

"Eh?" Tsuna menatap kotak yang tadi dilemparkan Gokudera. "Tidak apa-apa. Sampai jumpa!" Tsuna pun berlari kencang sambil membawa kotak dan menggeret Yamamoto dan Gokudera di saat yang besamaan.

"Sudah kuduga, Dino menyerahkan itu ke Sawada Tsunayoshi."

*v*

Dino : Hibari pasti akan datang membunuhku.

Syntia : Tenang, cinta itu deritanya memang tiada akhir.

Squalo : Voi! Kenapa gue jadi yang tertindas?

Syntia : (ngelirik Xanxus) Soalnya nggak seru kalau kamu nggak ditindas.

Tsuna : Karena Syntia-san sedang melarikan diri dari tebasan Squalo-san akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua reader.

Dino : Fanfic ini tamat sampai disini. Dan jangan lupa!

Tsuna + Dino : PLEASE REVIEW!