Disclaimer : Tite Kubo-sensei, pinjem chara-charanya, yaa~! ^o^
Chapter 3! Akhirnya bisa update juga...walau cuma 1 chapter...T_T
Gara-gara UAS sial itu...*pundung*
Oke, langsung aja dibaca dan di-review yaa...Arigatou~! ^_^
Bleach Fanfic
Untitled
Setelah insiden pencurian kemarin itu, Kuchiki mulai ramai dibicarakan anak OSIS dan para guru. Mereka bilang kalau cewek itu berjasa besar dalam menangkap biang kerok berbagai kasus pencurian yang terjadi selama ini, lebih lama dari saat kami bersekolah disini. Dengan kata lain, Kuchiki telah berhasil menangkap sang buronan yang sudah beraksi tanpa ketahuan selama beberapa tahun. Hanya dengan intuisi, semuanya beres. Salut.
Nasib si penjaga sekolah itu? Tentu saja, dipecat. Demi keamanan, tidak ada tempat untuknya lagi di sekolah ini.
Sedangkan Kuchiki…ia terlihat hampir mati bosan karena dihujani berbagai pertanyaan dari kemarin. Sorot matanya bahkan terlihat lebih menerawang dari biasanya. Kata Inoue sih, itu karena dia merasa agak lelah mental. Renji bilang kalau dia saja yang `menangani` Kuchiki. Entah apa maksudnya, mungkin menghibur. Ia pernah cerita kalau Kuchiki teman masa kecilnya, jadi kurasa cewek itu bisa terhibur dengan Renji disampingnya.
Kejadian kemarin tepat di H-2 festival budaya sekolah kami. Aku dan semua rekan OSIS sibuk mengurusi segala macam urusan, sedangkan seluruh siswa sibuk mempersiapkan apa yang akan mereka lakukan untuk nanti.
Karena bosan, aku ingin keluar sebentar. Aku berjalan-jalan melihat keramaian di tiap kelas. Semuanya terkendali. Nah, aku bisa tenang…
Aku terus berjalan dan melewati kelas 2-C. Di sana ada Inoue. Rupanya ia sedang mendata acara apa yang akan diselenggarakan anak-anak esok lusa. Aku ingin mendekatinya, jadi dengan dalih ingin melihat hasil kerjanya aku menghampirinya.
"Bagaimana? Ada kesulitan?" tanyaku.
"Ah, Kurosaki-kun. Tidak ada, kok!" jawabnya penuh senyum. Anak-anak cewek di kelas segera melihatku dan memperbaiki dandanan mereka. Huh, seperti aku tertarik dengan mereka saja.
"Ada yang perlu kubantu?"
"Tidak perlu, Kurosaki-kun! Kamu urusi OSIS saja! Untuk kerjaan di lapangan serahkan padaku dan Keigo!"
"O…oh, baiklah."
Aku agak kecewa Inoue menolak tawaranku. Padahal sudah bertemu dengannya, aku ingin sedikit lama bersamanya. Saat aku akan beranjak pergi, tanpa kuduga Inoue memegang tanganku.
"Kurosaki-kun, aku hampir lupa. Tolong bantu aku nanti untuk menyebarkan brosur, ya! Keigo sedang sibuk. Ng, kalau kau tidak keberatan…" pinta Inoue. Mendengarnya, aku langsung semangat! Berarti aku punya kesempatan bekerja bareng cewek yang kusukai! Langsung saja kusabet tawaran itu,"Tentu saja! Beritahu aku jika sudah waktunya, aku mau kembali ke ruang OSIS! Oke?"
"Oke! Terima kasih!"
Aku bergegas keluar dari kelas 2-C dan berjalan dengan gembira kembali ke ruangan OSIS. Aku akan bersama Inoue! Begitu terus, pikirku di setiap langkahku. Aku senang sekali.
Ketika sedang asyik memikirkan akan seperti apa kegiatan menyebar brosur yang akan kulakukan bersama Inoue, tiba-tiba muncul Kuchiki dari belokan koridor sebelah kanan. Ia terlihat tergesa-gesa. Ia melihatku, dan langsung memegang erat kedua lenganku.
"Tolong…kalau ada yang mencariku, bilang saja tidak tahu atau tidak kenal!" serunya. Ia segera melepaskan genggamannya dan berlari entah kemana. Aku bingung, ada apa lagi dengannya?
Siang semakin naik, dan kerjaan OSIS pun sebentar lagi selesai. Berkat kerja keras semua anggota dari jauh-jauh hari, persiapan untuk hari H akan lebih mudah dan tidak terlalu banyak.
"Kurosaki-kun, bisa bantu aku?" sahut Inoue sambil membawa tumpukan brosur. Aku segera menyahut.
"Iya! Ayo!"
Aku bersama Inoue segera bergegas ke gerbang sekolah untuk membagikan brosur dan memberikannya pada perwakilan OSIS sekolah lain. Yah, walaupun kerjaannya hanya begitu saja, tapi aku menikmati setiap detik bersama Inoue…
"Ng?"
"Ada apa Inoue?"
"Perwakilan OSIS dari SMA Haori belum datang…"
"Sebentar lagi mungkin…"
Tidak lama kemudian, datanglah sebuah mobil yang cukup mewah. Dari sana, turun 3 orang. Salah satunya, aku kenal dia.
"Yo, Kurosaki. Kita bertemu lagi."
"Kaien Shiba? Jadi kau sendiri yang datang."
Aku kenal dia! Dia Kaien Shiba, ketua OSIS SMA Haori. SMA itu termasuk elit, karena biayanya mahal dan pendidikannya juga bagus. Yang bersekolah disana kebanyakan anak dari para pejabat dan pengusaha. Aku benci dia, karena dia menyebalkan! Dia pernah mengejekku dan sekolahku, SMA Karakura waktu kami bertemu pertama kali sewaktu olimpiade fisika.
"Fufu…sebenarnya kami tidak akan datang ke festival budaya sekolah miskin seperti kalian, tapi apa boleh buat. Kalian harus berterima kasih padaku karena aku masih menghormati kalian." Kata Shiba enteng. Menyebalkan sekali!
"Apa kau bilang! Ingat kalian ada dimana! Kau mau mencari ribut disini!" bentakku.
"Hah? Mau memukuliku? Berarti kalian ingin berurusan dengan hukum ya? Ayahku pejabat pemerintah, kalian semua bisa kami seret ke penjara dengan mudah!"
"Lalu kenapa? Kalian menyalahgunakan kekuasaan ayah kalian untuk kesombongan ini?" Inoue juga ikut bicara. Shiba menoleh ke arahnya, dan…
"Oh my Goodness…manis sekali…" Shiba brengsek itu terlihat terpana pada Inoue? Oh ya ampun, ini gawat!
Shiba mendekati Inoue. Gadis yang kusukai itu tampak bingung. "Baru kali ini aku melihat wajah gadis semanis ini. Kau melebihi semua cewek yang kukenal." Katanya.
Cih, aku ingin sekali menghajarnya. Tapi, saat kulihat Inoue, aku terkejut. Wajahnya memerah…apa dia tersipu?
"A…apa maksudmu…?"
"Katakan siapa namamu, wahai nona cantik." Kata Shiba merayu.
"Ng…Orihime…Inoue…"
"Putri Bulan ya? Nama yang cocok untuk seorang gadis yang cantik."
Inoue semakin terlihat malu. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus! Tidak bisa kubiarkan!
"Hentikan, Kaien Shiba!" tiba-tiba seseorang merebut dialogku. Tak kusangka, dia Kuchiki. Tapi, bukannya tadi dia terlihat kabur dari sesorang?
"Rukia Kuchiki! Akhirnya kau menampakkan diri juga!" sambut Shiba.
"Inoue milikku, tidak akan kuserahkan padamu!" bentak Kuchiki lagi dengan suara super mendem, seperti laki-laki. Aku dan semua yang terlibat jadi berpikir yang tidak-tidak…
"Ma…maksudmu?" tanya Shiba.
"Maksudku, dia temanku! Jangan sentuh dia!"
Oohh…kukira…
"Fuh…kebetulan aku juga sedang mencarimu disini. Tapi kau muncul duluan, jadi aku tidak perlu masuk ke sekolah bobrok i…"
DUAKH!
Kami kaget bukan kepalang! Kuchiki…cewek itu melemparkan sepatunya tepat ke wajah Shiba! Melihat ekspresi kaget Shiba, rasanya aku ingin tertawa tapi…
"Cih…" desis Kuchiki dengan wajah super kesal.
"Fufufu…Rukia Kuchiki…kau akhirnya kutemukan…" kata Shiba sambil melempar sepatu itu ke tanah. Gentle juga dia, tidak mau membalas kekasaran yang dilakukan seorang wanita terhadapnya.
"Kuchiki! Aku menantangmu dalam olimpiade lukis seminggu lagi!" Shiba menantang Kuchiki.
"A…apa?" aku dan yang lain sama terkejutnya.
"Huh…kau memang bodoh…menantang musuh di markasnya, apa mau dipukuli?" kata Kuchiki sinis. Wow, jarang-jarang aku melihatnya seperti ini! Jangan-jangan begitu ekspresi wajahnya saat menjebak si pelaku pencurian kemarin…jutek, sadis dan mengerikan!
"Tidak peduli! Aku akan mengalahkanmu tidak peduli apapun yang akan menimpaku!"
"Lupakan saja, Shiba. Orang ini sudah mengalahkanmu 3 kali beruturut-turut." Susul Renji yang tiba-tiba sudah ada disamping Kuchiki.
"Cih…kenapa kau juga ikutan, Abarai!"
"Mau menantang kendo denganku lagi? Lupakan, kau dan semua teman-teman manjamu tidak akan pernah mengalahkanku!"
Terjadilah ketegangan di sini. Jujur, aku tidak mengerti ini semua, karena aku belum pernah terlibat lebih jauh dengan Shiba. Kecuali Kuchiki dan Renji. Hm, orang pendiam seperti Kuchiki ternyata dikenal juga, ya…nggak nyangka.
Shiba berkata lagi,"Minggu depan akan ada olimpiade matematika, fisika, seni lukis dan kendo! Kutantang kalian disana! Kalau kalian menang, aku akan minta maaf. Tapi jika kalian kalah…"
Kami semua terdiam.
"Kalian harus melakukan apa saja yang kukatakan."
"Apa itu?" tanyaku.
"Orihime Inoue dan Rukia Kuchiki harus mau menjadi milikku!"
Kami semua terkejut! Sialan, orang ini menyebalkan sekali! Beraninya merebut cewek yang kusuka? Seenaknya saja!
"Kaaauu!" aku berniat menyerangnya, namun ditahan oleh Renji. Ia bilang,"Hentikan! Ini kesepakatan! Kau mengerti kan!"
"Huh…" tiba-tiba Kuchiki bicara dengan suara keras, "Yang benar saja! Dengar ya! Aku dan Inoue bukan barang taruhan! Kami tidak mau!"
"Tapi, ini taruhan yang kumau! Bukannya sudah kukatakan, jika aku menang kalian harus melakukan apapun yang kuinginkan?"
Kami semua terdiam.
"Nah…siapa yang akan jadi peserta dari SMA ini?" tanya Shiba.
"Huh…sudah jelas kan?" aku bicara, walau masih penuh emosi,"Aku akan jadi peserta olimpiade matematika!"
"Hmm…bagus, Ichigo Kurosaki. Lalu?"
"Aku ikut jadi peserta olimpiade kendo!" susul Renji.
"Shiba…kau akan kukalahkan lagi nanti. Bersiaplah…" kata Kuchiki dengan sifat dinginnya yang khas itu.
"Hehe…akan kunikmati pertandingan kita nanti, Kuchiki!" seru Shiba. "Tapi, siapa yang akan jadi peserta olimpiade fisika?"
"Soal fisika, serahkan padaku." Seru seseorang tidak jauh dari tempat kami berdiri. Itu Ishida! "Sepertinya seru. Aku ikut."
Hah? Seru? Dasar gak bisa baca suasana…
"Nah…jadi sudah pas." Kata Shiba,"Inoue…kita akan lihat siapa yang lebih unggul." Bisiknya ke telinga Inoue. Aku segera memaksanya mundur dan berdiri di depan Inoue bersama Kuchiki. Dengan serentak kami bilang,"Jangan dekati Inoue!"
Shiba terlihat kaget dan lalu tertawa kecil. "Baiklah…sepertinya sang Putri Bulan punya 2 pengawal, ya…Ichigo Kurosaki dan Rukia Kuchiki. Menarik!"
Aku dan Kuchiki bertatapan bingung. Inoue langsung nyeletuk,"Sejak kapan kalian jadian? Kok aku tidak tahu? Kuchiki-san jahat!"
HAH! Ah, salah paham ini kayaknya. "Bukan begitu, Inuoe…" aku berusaha menjelaskan, sementara Kuchiki sweatdrop. Yah, masa iya aku mau sama orang kayak Kuchiki? Yang benar saja!
"Baiklah, kalian semua. Kutunggu kalian minggu depan. See ya! Ichigo Kurosaki, Rukia Kuchiki, Renji Abarai dan…"
"Uryuu Ishida. Ingat itu!"
"Hmph…baiklah…Ishida. Orihime Inoue, tunggulah aku."
Cih, rasanya ingin kutendang saja dia bersama mobilnya! Si Shiba sialan itu akhirnya pergi dengan mobil mewahnya. Ah, hari ini benar-benar menyebalkan dan tidak terduga.
"Baiklah…sekarang kita hanya berharap dan berusaha untuk yang terbaik." Kataku. "Renji, Kuchiki, Ishida…kita satu tim!"
"Ya!" jawab mereka.
"Ng, jangan lupakan aku!" sahut Inoue. Saat begini dia masih riang saja. Lucunya…
"Kita kalahkan si brengsek itu…" kata Renji sinis. Kuchiki hanya mengangguk sambil tetap memasang wajah juteknya.
"Lakukan yang benar, Kurosaki." Kata ishida.
"Seenaknya saja kau! Kau juga!" balasku.
"Ng, semuanya…selamat berjuang!" tambah Inoue.
"Ya, tentu saja. Aku tak akan membiarkanmu diambil olehnya." Jawabku. "Baiklah! Tim perwakilan olimpiade SMA Karakura, FIGHT!"
"OOOSSHH!"
Nah! TBC! (to be continued)
See ya on the next chapter! *langsung ngeloyor*