Death Note belongs to Tsugumi Ohba & Takeshi Obata


A to Z

Penggambaran hubungan antara Matt dan Mello dari A sampai Z.


Anonym

Tiap hari Valentine Mello seringkali mendapat coklat tanpa nama pengirim. Namun Mello selalu menyadari sosok berambut merah yang mengintipnya saat menerima coklat itu.

Bed

Kasur yang tersedia di Wammy House bisa terbilang sempit, namun Matt tidak pernah menolak ketika Mello ingin tidur dengannya.

Cigarettes

Mello benci asap rokok, apalagi serpihan abu dari rokok Matt yang mengotori kasurnya. Ketika Mello memprotes Matt untuk menghentikan kebiasaan buruknya itu, Matt dengan lembut mencium bibirnya. Merasakan pahitnya rokok dari bibir Matt tidak terlalu buruk juga ternyata.

Destiny

Mello tidak pernah mempercayai takdir. Setidaknya sampai ia bertemu Matt secara tidak sengaja setelah 3 tahun kehilangan kontak.

Embrace

Mello benci pelukan. Membuatnya merasa dikuasai. Ia pasti berusaha melepaskan diri dari siapapun yang memeluknya, bahkan jika itu L yang dikaguminya sekalipun. Namun Mello hanya tertawa kecil saat Matt memeluknya ketika mendengar bunyi petir yang ia takuti.

Fake

Mello selalu menutupi dirinya dengan kepalsuan untuk menyembunyikan kelemahannya sendiri. Sayangnya Matt selalu punya cara untuk menanggalkan semua kepalsuan itu.

Goggle

Matt menyukai gogglenya. Melindungi matanya yang sensitif dari sinar matahari yang menusuk maupun kerusakan mata dari layar konsol game yang ia mainkan. Mello membenci goggle bodoh Matt yang menghalanginya melihat mata emerald Matt. Namun Mello mengubah pemikirannya saat Matt memperlihatkan matanya yang indah hanya untuk Mello seorang; membuat Mello merasa istimewa.

Hell

"Kau tahu Matt, jika kau terus membantuku, pada akhirnya kau akan ikut ke neraka bersamaku atas kriminalitas yang telah kita lakukan."

"Jika kau juga ada disitu, bagiku itu bukan neraka, Mell."

Ice

Mello adalah orang yang dingin sekaligus keras. Seandainya saja tidak ternoda dengan obsesi, Matt tahu sebenarnya hati Mello lebih lembut dari salju.

Junction

Matt dan Mello menempuh jalan hidup yang berbeda. Namun pada akhirnya setiap jalan pasti memiliki persimpangan yang menyatukan kembali dua jalan yang terpisah, sebelum akhirnya kembali terpencar pada persimpangan selanjutnya.

Kill

"Matt terbunuh… Maaf, Matt…". Saat itu, Mello sadar yang terbunuh bukan hanya Matt, tapi juga perasaannya sendiri.

Loyal

Rasa loyal Matt pada Mello tidak perlu dipertanyakan lagi. Meskipun begitu, ada kalanya juga Mello khawatir Matt akan meninggalkannya.

Melt

Matt selalu menyukai kala dimana sudut bibir Mello terkena lelehan coklat, karena Matt jadi punya alasan untuk menjilatnya.

Nickname

Mello membenci nama samarannya yang terdengar seperti nama anak perempuan. Namun ketika namanya meluncur dari mulut Matt, ia mulai menyukai nama itu.

Orphanage

Satu-satunya hal yang Mello sukai dari panti asuhannya hanyalah ketika ia bisa sekamar dengan Matt.

Pal

Mello selalu menganggap Matt sebagai sahabatnya. Namun entah sejak kapan, hubungan mereka berkembang lebih jauh.

Quota

Mello selalu berusaha membatasi waktu bermain game Matt dengan dalih supaya ia lebih serius untuk menyelesaikan tugasnya dalam menyelidiki kasus KIRA. Walau niat utama Mello adalah agar seluruh perhatian Matt hanya tertuju padanya, bukan pada cara meningkatkan level Infernape pada gamenya.

Red

Mello menyukai warna merahnya darah. Terlebih warna merah yang sama dengan warna rambut Matt.

Scratch

Matt tidak pernah keberatan akan bekas cakaran Mello yang tertoreh di bahunya.

Toxic

Mello adalah racun bagi Matt. Menimbulkan adiksi tak tersembuhkan pada Matt; membuatnya selalu haus akan keberadaan Mello di sisinya.

Upset

Ratusan kali Matt memancing amarah Mello, ratusan kali pula Matt berhasil menenangkannya; entah dengan bujukan, rayuan, atau senyumnya yang selalu bisa melelehkan amarah Mello.

Violence

Mello seringkali menyelesaikan segalanya dengan kekerasan, namun pada Matt adalah pengecualian.

Weapon

Mello selalu berpikir pistol adalah senjata yang paling sesuai dan ampuh untuk Matt gunakan. Nyatanya Mello bahkan melemah cukup dengan senyum Matt.

Xenophobe

Matt kecil tidak merasa nyaman berada di tempat ramai, dimana banyak orang yang terasa begitu asing baginya. Namun saat Mello menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi keluar, ia mulai merasa dunia luar tidak semenyeramkan yang ia duga, selama Mello menemaninya.

Yesterday

Matt tidak pernah terlalu memikirkan hari sebelumnya yang telah ia lewati bersama Mello, karena ia tahu hari ini, esok dan seterusnya Mello akan selalu menjadi miliknya.

Zoo

Sejak kecil Mello tidak menyukai kebun binatang yang selalu penuh dengan orang-orang bodoh yang merasa senang hanya dengan melihat binatang terkurung dalam kandang. Meskipun begitu ia tidak pernah melupakan wajah ceria Matt saat mereka ke kebun binatang untuk pertama kalinya.


fyuh... pendek banget ya... =.=;a mungkin masih kurang bagus sih, tapi saya malah kepengen bikin lagi...

Review please?