Kirari's sister.

Yay! Fic pertama kirarin revolution!

Oke! Ceritanya tentang adik Kirari yang tiba-tiba datang dari Los angeles dan tiba-tiba ngerebut kedudukan Kirari.

Selamat membaca!

Kirari's POV

"Fuah.." aku menguap seraya membuka gorden apartemenku. Membuka pintu kacanya, dan bersantai sebentar di beranda.

"Ucch. Na-san. Sekarang kita mesti ngapain, ya?" keluhku kepada kucing ajaibku, Na-san.

"Na!" Na-san menjawab sambil menyerahkan hp-ku. Terter di layarnya. New message : Kumoi.

Kumoi ialah managerku sebagai idola. Ia bertugas menjemputku. Menemaniku. Dan memberi tahuku tentang tugas-tugas yang harus aku lakukan.

"SMS? Oh… jam 11.00 ada siaran langsung menyanyi di studio. Jam 03.00 ada latihan drama. Jam 05.00 kontrak iklan," kataku membaca.

"Na!" Na-san memanggilku untuk segera mandi.

"Ya, Na-san! Ayo!" kataku.

"Kirari!" panggil seorang pemuda berambut hitam. Hiroto.

"Hi..hiroto? ada apa?" tanyaku cepat.

"Ada.. bintang baru di sana! Namanya.. Tsukishima Kirara!" katanya cepat.

"T.. Tsukishima Kirara? Itukan… adikku?" kataku kaget sekaligus senang.

"Pantas saja namanya mirip!" kata Hiroto sambil terus berlari.

"Akhirnya dia pulang juga!" pikirku.

"Nah, Kirara.. bagus.. angkat tangan kirimu.. ya.. tersenyum.." kata fotografer terus memotret Kirara.

"Selesai!" katanya.

"Kirara!" panggilku seraya memeluk adikku. Kirara diam saja.

"Kak Kirari?" panggilnya tak percaya.

"Ya! Kamu tinggal dimana Kirara? Apakah kamu punya tempat tinggal?" tanyaku.

"Tentu saja punya!" katanya kencang.

"Aku mempunyai rumah di apartemen bintang lima.. dan katanya kakak idola tenar, ya?" Tanya Kirara ketus.

"Kakak memang idola. Tapi, kakak nggak terkenal, kok! Kirara juga jadi idola, ya?" tanyaku tersenyum.

"Iya. Aku akan menalahkan kakak! Aku akan lebih tenar dari kakak!" kata Kirara menghempaskan tangannya dariku.

"Kirara pulang! Terima kasih atas pemotretannya!" kata Kirara ketus sambil meninggalkan studio.

"Kirara.." pikirku sedih.

"Kirari-chan!" panggil Seiji.

"Um.. ada apa, Seiji?" tanyaku.

"Dipanggil Kumoi. Kau harus siap-siap. Kan akan ada siaran langsung," kata Seiji.

"Oh! Aku lupa! Hiroto mana?" tanyaku menggendong Na-san.

"Dipanggil pak Munarashi. Ada urusan," lanjut Seiji.

"O.." aku mengangguk seraya menggendong Na-san yang sedang berlari-lari.

"Ya, itu Kirari-chan!" kata pengurus panggung senang.

"Maaf, apakah aku terlambat?" tanyaku.

"Tidak. Masih ada 24 menit untuk berdandan," Kata pengurus panggung itu.

"Terima kasih," aku menundukkan badan dan berlari ke ruang rias.

Makasih~~~~

Silahkan tunggu chapter lainnya!