Sebuah Konsekuensi

Sebuah Konsekuensi yang harus dipikul seorang Xiah Junsu akibat keputusan yang dipilihnya.

Chek it out.

Disclaimer: DBSK punya SME

Para personelnya punyanya Tuhan Yang Maha Esa.

A/N: fanfic DBSK pertama saya, mohon maaf bila masih kaco balau...

OOC yang terjadi dalam fic inih karena saya nggak mengenal masing-masing secara personal... ^^

Seoul, Febuary 2009

Pukul: 16:00

Lima pria itu duduk disebuah ruangan sambil sesekali menyeruput teh hangat dihadapan mereka masing-masing. Hujan deras menghiasi pemandangan mereka berlima. Tak terasa, sudah hampir enam tahun lamanya mereka bersama. Tidur, menangis, tertawa bahkan menghirup oksigen ditempat yang sama.

"Hei... kalian harus bersiap. Para wartawan sudah datang. Jangan hanya duduk diam saja disitu..," hardik seorang pria bertubuh gempal dan berkulit hitam.

Ya, dia adalah manager boyband DBSK, boyband yang digawangi lima pemuda penuh bakat dan talenta antara lain Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Kim Junsu dan Shim Changmin. Baru setengah jam yang lalu mereka menyelesaikan pemotretan , dan sekarang para wartawan bermulut pisau itu sudah menunggu kelimanya dibawah. Belum lagi para fans yang senantiasa menunggu dengan setia boyband pujaannya itu. Mereka akan mengunjungi beberapa kota di Korea Selatan.

"Brengsek..," umpat seorang pemuda yang juga angggota DBSK yang memiliki postur paling tinggi, Changmin.

Mereka semua tampak kelelahan dan memutuskan untuk duduk lebih lama lagi, alih-alih tak menghiraukan sang manager. Junsu yang duduk didekat jendela memegangi kepalanya sambil sedikit merintih. Para anggota DBSK yang lain tak menyadari hal itu, kecuali seorang anggota berambut hitam dan berwajah cantik. Ya, dia Kim Jaejoong. Jaejoong menghampiri Junsu yang duduk di kursi itu.

"Junsu, kau baik-baik saja kan?," tanyanya sedikit khawatir.

"Aku hanya kecapekan , hyung...," balas Junsu sambil tersenyum menenangkan Jaejoong yang amat khawatir akan kesehatannya. Badan Junsu memang terlihat paling segar diatara mereka berlima, akan tetapi sebenarnya ia jugalah yang memiliki kekebalan tubuh paling lemah.

Jaejoong tiba-tiba teringat beberapa tahun lalu saat mereka masih dalam tahap training, Junsu pernah jatuh sakit gara-gara terlalu semangat latihan. Karena saat itu ia yang sekamar dengan Junsu, Jaejoong pun membopong tubuh besar sahabatnya itu menuju ruang kesehatan yang letaknya cukup jauh, ia harus menaiki tangga dengan beban Junsu dipundaknya. Itulah sebabnya, Jaejoong selalu merasa ingin melindungi Junsu. Entah Junsu masih ingat kejadian saat training itu atau tidak.

"Kalau kau merasa tak enak badan, aku bisa bicara dengan manager brengsek itu untuk membawamu ke rumah sakit," ujar Jaejoong lagi, Junsu hanya terkekeh.

"Jangan meragukanku, hyung.... lagi pula ini hanya pusing. Sebentar lagi pasti hilang," Junsu berkata dengan senyum yang mengambang di bibir marun indahnya.

Tiba-tiba manager gempal tadi tiba lagi dan membentak para member DBSK yang masih tampak kelelahan.

"Hei... cepat.. wartawan dan para fans sudah menunggu..," ujarnya sambil menggedor pintu kamar penginapan.

"Iya, gendut.... kami akan segera turun..," ujar Yoochun yang makin geregertan dengan managernya itu.

Mereka berlima pun keluar dari ruangan yang mereka tempati semula dan menuju tempat para wartawan dan fans berkumpul. Changmin menata rambutnya sejenak, Yunho merapikan pakaiannya, Yoochun sibuk mengutuki manager gembrot itu sedangkan Jaejoong dan Junsu... bingung mau melakukan apa,,,

Junsu merasakan kepalanya amat pusing. Ia merasakan sekitarnya berputar-putar. Tangannya terus memijit-mijit kepala yang tak bisa toleransi itu, keringat dingin membasahi wajah rupawannya.

"Kumohon.. bertahanlah," begitu gumamnya.

Akhirnya mereka berlima sampai juga diruangan yang digunakan untuk jumpa pers dan jumpa fans. Junsu berusaha tersenyum didepan orang-orang yang sesekali meneriakkan namanya.

Member DBSKpun duduk kursi yang telah dipersiapkan. Mereka menghadapi jepretan kamera dimana-mana. Tiba-tiba hidung Junsu basah, semula pria imut itu mengira yang keluar dari hidungnya adalah ingus belaka, ia mencoba mengusapinya. Tanpa sadar, Jaejoong menoleh kearahnya.

"Junsu.. hidungmu berdarah," Jaejoong berujar seraya mendekatkan kepalanya pada Junsu. Junsu merasakan bahwa dirinya sudah tak utuh berada dibumi. Kepalanya pusing dan merasakan disekelilingnya berputar-putar hebat.

"Argh....!," erangnnya yang seketika menarik perhatian seluruh komunitas yang berada diruagngan itu. Tubuh Junsu langsung limbung, dengan spontan Jaejoong bergegas menumpu sahabatnya itu.

"Cepat panggil ambulans...!," Jaejoong berteriak panik. Member DBSKyang lain pun langsung mengerubungi Junsu yang tengah tak berdaya ditangan Jae Joong. Lengan kemeja Jae Joong sebagian berwarna merah terkena darah yang mengucur dari hidung Junsu.

Sementara pihak penyelenggara menelepon ambulans, Junsu perlahan membuka matanya. Ia masih merasakan dunia disekitarnya berputar.

"Aku tak apa, hyung.... Jangan panggil ambulans," tutur Junsu pelan. Sekali lagi ia berusaha menenagkan member yang lainnya. Karena pria itu menangkap wajah-wajah khawatir keempat sahabatnya akan kesehatannya.

"Bodoh... sudah seperti ini kau bilang tak apa...!," ujar Jaejoong dengan nada tinggi. Wajahnya memancarkan kekhawatiran yang amat mendalam.

"Seharusnya kau bilang kalau tak enak badan... dasar ceroboh," Yunho menimpali ucapan Jaejoong.

Junsu hanya terdiam. Rasa sakit itu belum sepenuhnya hilang darinya. Tak lama kemudian, ambulans datang dan langsung mengangkut Junsu kerumah sakit. Para member yang lain pun turut serta. Mereka seolah tak memperdulikan para wartawan dan fans yang menantiu mereka. Saat ini Junsu lebih penting dari apapun.

"Yunho... mereka semua tanggungjawabmu... bagaimana jika nanti malam Junsu belum bisa sembuh dan tak bisa mengikuti konser bersama kalian? Manejemen akan rugi besar," ujar menejer gembrot tadi.

"Dengar brengsek.... Junsu sedang sakit... aku tak peduli dengan manajemen!," ujar Yunho berapi-api sambil mencengkeram kerah sang manager. Yoochun yang berada didekat sang leader pun menenagkannya.

"Ayo hyung....kita masuk ke ambulans.," Yoochun menenagkan hyungnya yang sedikit tempramental itu seraya menarik lengan Yunho untuk segera masuk kedalam ambulans.

Wajah para personel DBSK itu tampak khawatir, tak heran karena sudah enam tahun ditambah masa training mereka berlima bersama. Bak anggota tubuh, bila salah seorang dari DBSKsakit, maka semuanya mau tak mau harus ikut sakit. Jaejoong tak henti memegang tangan Junsu, Junsu sudah mencoba menenagkan hyungnya yang gampang panik itu.

"Hyung..... aku hanya kecapekan...," rengeknya berusaha menyembunyikan rona kesakitan dari wajahnya.

"Bodoh.. hidungmu berdarah dan hampir pingsan. Mana mungkin kau baik-baik saja! ," tegur Jaejoong menanggapi rengekan Junsu.

Tak lama kemudian, mereka semua sampai dirumah sakit. Junsu segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat disebuah rumah sakit ternama di Seoul. Para member DBSKjuga mengikutinya. Junsu membuka matanya, namun segalanya masih berputar dipengelihatannya.

Yunho, Changmin dan Yoochun menunggu didepan ruang Unit Gawat Darurat, sementara Jaejoong mondar-mandir didepan pintu UGD. Mata tajamnya berkali-kali menengok kedalam, namun nihil. Yunho yang melihat gerak-gerik Jaejoong, menghampiri pria cantik itu.

"Jaejoong...," bisiknya pelan dan membuyarkan lamunan Jaejoong tentang hal-hal buruk yang akan menlanda Junsu. Jaejoong menoleh kearah Yunho, sedikit mendongak karena postur tubuh Jaejoong lebih mungil daripada leader DBSK itu.

"Aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada Su~ie...," bisik Jaejoong pada Yunho. Dia bersandar bahu pria tegap yang menjabat sabagai leader Dong Bang Shin Ki itu, Sang leader menyambut sandaran Jaejoong dengan lembut.

"Aku takkan membiarkan sesuatu terjadi pada anggotaku, Jaejoongie...," tutur Yunho mencoba menenangkan Jaejoong yang sedang gundah. Yunho membelai rambut hitam pria cantik dibahunya.

Jaejoong merasakan kedamaian kala berada dibahu Yunho. Tak puas dengan bahu sang leader, pria tercantik di Dong Bang Shin Ki itu memeluk Yunho. Dengan senang hati Yunho menyambut pelukan Jaejoong. Jaejoong dapat merasakan getaran dalam dada Yunho saat dia memeluknya. Yunho mengelus rambut Jaejoong dan menciumi kepala pria yang berada dalam pelukannya itu.

"Saranghaeyo, Jaejoongie.....," tutur Yunho. Tangannya merengkuh pinggang mungil Jaejoong. Para anggota DBSK yang lain sudah maklum dengan adegan itu, karena mereka mengetahui bahwa Yunho dan Jaejoong saling memendam rasa yang belum pernah terungkap satu sama lain.

Akhirnya, dokter yang menangani Junsu pun keluar dari ruang UGD. Jaejoong segera melepaskan pelukan Yunho begitu mengetahiu bahwa pintu ruangan terbuka.

"Bagaimana keadaan Junsu,...?," tanya Jaejoong harap-harap cemas.

"Junsu hanya kecapekan. Tapi aku menyarankan agar dia tetap berada disini. Kondisinya sangat lemah, meski penyebabnya hanya kecapekan..," tutur sang dokter dengan berwibawa.

"Kamshahamnida, ," ujar Yunho sambil membungkukkan badannya pada sang dokter yang sudah beranjak.

"Hei kalian...," teriak seorang gadis dari kejauhan. Yunho dan para anggotanya menoleh ke sumber suara. Seorang gadis cantik nan imut menghampiri keempatnya yang tengah akan beranjak masuk ke ruang UGD. Gadis itu adalah Kim Tae Yeon, leader Girls Generation yang juga merupakan kekasih Junsu.

"Kenapa kalian tak memberitahuku?," ujar Tae Yeon kesal seraya memanyunkan bibir mungilnya.

"Lantas, darimana kau tahu?," Yoochun balik bertanya pada leader girl band yang tengah naik daun itu.

"Aku bahkan tahu dari infotainment. Kalian sungguh kejam tak memberitahuku bahwa Su~ie maasuk rumah sakit..," geram Tae Yeon.

"Kami terlalu cemas dengan Junsu, jadi lupa menghubungimu...," jawab Yoochun seraya mengikuti Yunho dan Jaejoong memasuki ruang UGD, sementara Changmin memilih untuk menunggu diluar.

Changmin menatap Tae Yeon yang baru memasuku ruang UGD tempat Junsu dirawat. Sungguh, ia mencintai gadis itu. Bahkan jauh sebelum Junsu mengenalnya. Changmin hanya bisa tertunduk saat Junsu memperkenalkan Tae Yeon padanya. Rasanya sakit. Hanya kesetiaan pada member yang lain-lah salah satu alasan Changmin untuk tetap bertahan dengan seseorang yang telah merebut cintanya, cinta pertamanya.

"Su~ie.... maaf ya aku tak membawakanmu oleh-oleh. Habisnya aku buru-buru sih...!," teriak Tae Yeon ceria seperti biasanya.

"Aish... Junsu butuh istirahat, Tae Yeonnie....," tegur Yunho pada Tae Yeon.

"Tak apa, hyung. Seharusnya kalian tak usah membawaku kesini... sudah kubilang, aku hanya sedikit merasa capek," ujar Junsu sambil memeluk Tae yeon yang mnghampirinya dengan manja.

"Hidungmu berdarah, Su. Aku tak mau sesuatu yang lebih buruk terjadi padamu..," ujar Jaejoong lembut sambil sesekali mencuri pandang dengan Yunho.

"Baiklah, aku akan berkemas...," ujar Junsu seraya mencoba turun dari ranjang yang bau obat.

"Jangan, ... kata dokter kau harus dirawat disini minimal sampai besok," kata Yunho begitu tahu Junsu hendak meninggalkan ranjangnya. Junsu hanya tersenyum kecut

"Yunho-hyung, DBSK akan konser jam tujuh nanti.... aku tak mau mengecewakan fans-fans kita," rengek Junsu.

"Yunho benar, Su. Kau tak bisa menghibur mereka dengan kondisi seperti ini," tutur Tae Yeon lembut sambil mengusap rambut cepak Junsu.

"Tapi..," belum sempat Junsu meneruskan omongannya, kekasihnya sudah menginterupsinya.

"Sssstt.... percayalah padaku. Aku akan menunggumu disini," ujar Tae Yeon seraya menempelkan jari telunjuknya di bibir merah Junsu. Wajah Junsu kini penuh semburat merah,malu.

Tiba-tiba, ponsel Yunho bergetar. Ia langsung menjauh dari ranjang Junsu dan membaca pesan masuk yang baru saja diterimanya. Pesan itu dari manajer.

"Kita harus bersiap, tepat pukul tujuh nanti konser dimulai..," ujar Yunho pada Jaejoong dan Yoochun. Jaejoong dan Yoochun menatap Yunho dengan cemas, menanti keputusan sang leader akan Junsu. Sadar mereka menanti keputusannya, Yunho akhirnya berkata dengan berat

"Junsu, aku tak bisa membiarkanmu konser dengan keadaan seperti ini. Mau tak mau, kau harus bedrest sampai esok..," tutur Yunho dengan berat. Disatu sisi, ia sadar bahwa Dong Bang Shin Ki takkan bisa berjalan tanpa Junsu. Tapi disisi lainnya, keselamatan Junsu adalah harga mati yang takkan pernah bisa ditawar dengan apapun.

"Hyung.... ijinkan aku ikut," rengek Junsu memelas.

"Junsu, sudah kubilang kau harus istirahat. Setidaknya hanya sampai besok..," tegas Yunho tanpa berani manatap mata anggotanya yang tengah terbaring sakit itu.

"Ta..tapi..," belum sempat Junsu meneruskan ucapannya, Yunho menginterupsinya.

"Aku pemimpin disini dan kau harus menurut keputusanku !," Ujar Yunho dengan nada tinggi seraya pergi meninggalkan para manusia yang berada diruangan tempat Junsu dirawat.

Junsu tertunduk mendengar teguran hyungnya yang satu itu, hatinya sedikit sakit. Baru kali ini Yunho berkata sedemikian kasar padanya. Tae Yeon yang berada disampingnya pun tak kuasa berbuat apapun melihat Junsu yang tertunduk itu.

"Tenanglah, Su. Aku yakin Yunho-hyung tak sepenuh hati mengatakan semua itu padammu...," hibur Jaejoong sambil membelai lembut ramput cepak Junsu.

"Kami berangkat dulu, ya... Tae Yeon jaga dia baik-baik..," ujar Yoochun sambil menarik tangan indah Jaejoong untuk beranjak keluar meninggalkan Junsu dan Tae Yeon.

Keempat personel Dong Bang Shin Ki itu memasuki mobil merah sewaan manajemen. Sang leader itu bertugas menyetir, sementara Jaejoong duduk disampingnya. Changmin dan Yoochun memilih untuk duduk dibelakang. Keadaan dalam mobil itu diliputi kesunyian. Apalagi selepas Yunho mengatakan sesuatu yang kasar pada Junsu, atmosfer antara dia dan Jaejoong jadi kian memanas.

"Seharusnya kau bisa lebih lembut pada Junsu, Yunnie..," ujar Jaejoong membuka pembicaraan. Yunho yang sedari tadi berpura-pura untuk konsentrasi mennyetir, menoleh sedikit pada pria cantik yang ada disampingnya.

"Aku hanya mencoba tegas..," bantah Yunho dengan nada agak tinggi.

"Itu bukan tegas, tapi kasar..," ujar Jaejoong pelan.

"Jaejongie... aku melakukannya karena diriku terlampau sayang pada member lainnya. Terutama Junsu yang tengah sakit..," tutur Yunnho lembut seraya mengusap pipi Jaejoong dengan sebelah tangannya, sementara tangan yang lain digunakan untuk memegang kemudi. Pipi Jaejoong memerah karena malu.

"Kau bisa saja, Yunho-hyung..," ujar Jaejoong malu-malu. Sementara Yoochun dan Changmin yang duduk di kursi belakang terkekeh pelan. Tak menyangka bahwa para hyungnya bisa saling romantis seperti itu.

"Hei, kalian apa-apaan sih..," ujar Jaejoong sok galak pada kedua dongsaeng yang menertawakan kemesraannya dengan Yunho.

"Sudahlah Joongie, mereka hanya iri pada kita..," goda Yunho sambil mencubit sebelah pipi Jaejoong, yang dicubit pun jadi malu kuadrat.

"Yunho.. jangan menggodaku terus.. aku kan malu,"protes Jaejoong pelan sambil menundukkan wajah ayunya yang merah padam. Semua penghuni mobil iitu hanya terkekeh mellihat ulah member tertua di Dong Bang Shin Ki itu.

Setengah jam lebih sepersekian detik, mobil yang dikemudikan oleh Jung Yunho itupun sampai di depan sebuah gedung yang ramai. Penyamaran yang apik membuat mereka dapat masuk kedalam gedung tanpa bantuan bodyguard. Para anggota Dong Bang Shin Ki kecuali Junsu itu pun masuk lewat pintu belakang. Di sebuah ruangan yang lumayan besar, manager dan para penata rias sudah menanti mereka.

"Telat 20 menit...,"ujar manager gempal yang sempat terlibat percecokan dengan Yunho.

"Junsu dimana?," tanya seorang dari lima penata rias sambil mengeryitkan dahinya yang lumayan lebar.

"Kau tak lihat berita,ya? Yunho pun gusar.

Yunho, Jaejoong, Yoochun dan Changmin segera berganti kostum. Tak lama berganti kostum bagi seorang laki-laki. Para tukang make up pun merias wajah tampan mereka agar terlihat lebih menabjubkan kala berada diatas panggung dengan tatarias yang sangat megah. Dan untuk pertama kalinya Dong Bang Shin Ki berada di atas panggung tanpa seorang Dolphin bernama Xiah Junsu atau Kim Junsu.

Di Rumah Sakit.

Junsu sudah dipindahkan dari ruang Unit Gawat Darurat menuju ruang VVIP. Tak seperti para selebriti pada umumnya, didepan pintu ruang rawat Junsu tak ada seorang bodyguard pun. Itu memang kebijakannya sendiri. Tae Yeon yang sudah lama menunggu Junsu pun tak kuasa menahan keinginan kekasihnya itu untuk keluar menggelar konser bersama para sahabatnya.

Mereka berdua diliputi kesunyian. Baik Junsu atapun Tae Yeon tak berani membuka pembicaraan terlebih dahulu setelah terjadi cekcok diantara mereka berdua. Tae Yeon hanya dapat memandang Junsu yang matanya sedari tadi menengok jam dinding.

"Su...," panggilnya lirih seraya mendekatkan diri pada Junsu yang tengah kalut. Junsu menoleh kearah kekasihnya itu.

"Kau menyayangiku kan, Tae Yeon?," suara lumba-lumba Junsu menggema lirih ditelinga Tae Yeon, gadis itu hanya mengangguk pelan seraya memegang jari-jari kokoh milik Junsu.

"Maka, ijinkanlah aku untuk keluar dan menyusul yang lainnya...," Junsu memelas pada kekasihnya. Tae Yeon makin mengeratkan pegangannya pada jemari kokoh Junsu.

"Aku tak mengijinkanmu karena aku terlampau menyayangimu, Su~ie..," tutur Tae Yeon sambil mengecup jemari Junsu dengan lembut, hal itu membuat si empunya jari terkejut. Namun tak dipungkiri bahwa pria itu menikmati setiap kecupan yang didaratkan Tae Yeon pada jemari kokohnya.

Tiba-tiba Junsu menarik tubuh Tae Yeon kepelukannya, gadis itu sangat terkejut dengan aksi spontan kekasihnya itu. Junsu mengelus rambut panjang Tae Yeon yang wangi. Bau vanila tercium jelas dihidung Junsu yang tengah mengecupi rambut indah itu, Tae Yeon tak berontak. Sama halnya dengan Junsu, ia amat menikmati setiap inchi sentuhan kekasihnnya itu ditubuh mungilnya. Namun bibir Junsu kemudian menuruni rambut indah Tae Yeon dan menelusuri leher jenjang gadis itu.

"Su....su~ie...," ujar Tae Yeon yang merasa tak nyaman dengan perlakuan Junsu itu. Namun, dirinya juga enggan melepaskan pelukan hangat dari Junsu.

Junsu yang menyadari ketidaknyamanan Tae Yeon, langsung menurunkan bibir merahnya untuk mengecup bibir mungil Tae Yeon. Dengan lembut, Junsu mendaratkan dan menikmati bibir Tae Yeon. Begitu pula Tae Yeon, ia juga sangat menikmati kala bibir Junsu mendarat indah tepat diatas bibirnya.

Tanpa disadarinya, Junsu meletakkan Tae Yeon diatas ranjang tanpa melepas ciuman mereka. Lagi-lagi Tae yeon dibuat terkejut dengan ulah kekasihnya itu. apalagi ini kali pertamanya mendapatkan ciuman dari seorang pria. Jadi bisa dibilang, Tae Yeon masih awam soal berciuman. Junsu makin mengendorkan pelukannya dipinggang Tae Yeon dan gadis itu tak menyadarinya karena terlampau asyik dengan apa yang didapatkannya.

"Maafkan aku, Tae Yeon...," tutur Junsu seraya berlari meninggalkan Tae Yeon yang masih mematung diranjang rawat Junsu. Rupanya ciuman itu hanya taktik belaka agar dirinya bisa melarikan diri dari Tae Yeon.

"Brengsek kau, Su... kau menciumku hanya agar terbebas dariku....," teriak Tae Yeon keras tanpa bisa membuntuti Junsu yang sudah melesat keluar karena dirinya masih setengah terkejut.

Junsu yang sebenarnya belum boleh keluar dari Rumah Sakit memutuskan untuk kabur dari Tae Yeon. Ia menyambar jaket dikursi ruang VVIP tadi. Jadi ia bisa sedikit tak dikenali.

Ia berlari dengan tubuh kurang sehat menyusuri tiap koridor Rumah Sakit. Para perawat tak menyadari bahwa mereka kehilangan satu pasien dari ruang VVIP. Junsu makin leluasa berlari. Akhirnya pria sipit itu sudah berada diluar gedung Rumah Sakit. Ia pun memutuskan untuk naik taksi. Sebuah mobil kuning yang sudah familiar berhenti tepat didepan Junsu. Tanpa pikir panjang, ia segera menaiki taksi itu.

"Olympic Green..," ujarnya menyebut tempat konser DBSK pada supir taksi kribo itu. Si supir hanya mengangguk seraya memacu kendaraannnya menuju gedung Olympic Green.

"Hendak melihat konser DBSK ya...?," tanya sang supir pada Junsu. Ia tak tahu bahwa penumpang yang diangkutnya adalah Xiah Junsu.

"I...iya...," ujar Junsu menahan tawa. Itu berarti penyamarannya berhasil.

"Bisa ngebut sedikit..?," tanya Junsu.

Supir Taksi itupun mempercepat pergerakan kendaraannya. Akhirnya mereka sampai juga di gedung Olympic Green yang super megah. Junsu segera membayar tagihannya. Tanpa sadar, penutup kepala dijaketnya terlepas.

"Xi.. Xiah Junsu...?," gagap Si Sopir setelah menyadari bahwa penumpang barusan adalah salah satu personel DBSK. Junsu pun segera berlalu tanpa mengambil kembaliannya.

"A... apa aku bermimpi?," si sopir Taksi itu masih mematung terkejut.

Tepat pukul tujuh dan Junsu baru memasuki gedung lewat belakang yang dijaga sekelompok pria berbadan gempal. Gempal dalam arti kekar, bukan gendut seperti manager DBSK. Ia segera bergegas menuju ruangan make-up untuk memoles sedikit penampilannya.

"Aish... Kim Junsu akhirnya kau datang juga. Aku sempat khawatir lho kalau kau kenapa-napa...," ujar penata rias yang sedikit bencong sambil membelai pipi Junsu. Junsu pun membendungnya.

"Cepat dandani aku..," ujarnya galak setelah berganti kostum. Si penata rias pun langsung merias si dolphin itu.

Tak lama kemudian, terdengar konser dimulai. Lantunan lagu Rising Sun pun menggema di dalam maupun didalam ruanngan konser. Junsu pun semakin tergopoh. Setelah selesai rias, ia berlari dengan kencangnya menuju ruang konser. Tanpa diduga oleh Yunho, Jaejoong, Yoochun dan Changmin, Junsu pun muncul dan memyayikan lirik bagiannya. Semua penonton yang lebih dari limaribu itupun meneriakkan namanya. Hal itu makin membuat Junsu bersemangat. Setelah lagu Rising Sun selesai dilantunkan, kelima personel DBSK membuka interaksi dengan para penonton.

"Ehm... jangankan kalian, aku saja terkejut melihat si Dolphin ini datang kemari," tutur Yunho sambil memandangi Junsu kemudian ia meleparkan pandangan kepada lebih dari limaribu penonton didalam ruangan.

"Kalau bukan rasa cintaku yang tinggi pada para Cassiopeia, aku tak mungkin bersusah payah datang kemari...," tutur Junsu didepan mikrofon yang pastinya mampu didengar oleh seluruh populasi dalam Gedung Olympic Green itu.

Semua penonton yang meyoritasnya adalah Cassiopeia pun bertepuk tangan menyambut pernyataan sang Dolphin yang begitu dielu-elukan. Namun Jaejoong menatap cemas kearah Junsu dan mendekatkan kepalanya kearah dongsaengnya itu.

"Kau sakit, Su...," bisik Jaejoong, Junsu hanya tersenyum kecil.

Konser itu memakan waktu selama dua jam. Junsu terus mengikuti dance dan nyanyian dengan atraktif ditengah kondisinya yang buruk. Keringat dingin mengucur dari dahinya, wajahnya kian pucat. Kepala yang semula sudah normal, kini kembali diserang pusing. Namun, Junsu masih menahannya karena rasa sakitnya tidak separah tadi siang.

Tiba dilagu terakhir, Stand By You. Cukup membuat Junsu bernafas lega karena dilagu itu tak diperlukan beberapa koreografi yang berarti. Akhirnya konser itu ditutup dengan seruan lantang oleh Yunho.

"Kamshahamnida cassiopeia. We can't hold this precious concert without all of your support,"

Mereka semua kembali kebelakang panggung. Junsu agak terkejut dengan kedatangan Tae Yeon yang mendadak dengan ekspresi wajah marah.

"Su~ie... kau nakal. Lain kali aku takkan membiarkanmu menciumku..," ujar Tae Yeon.

"Me..mencium?," Yoochun terbelalak mendengar ungkapan Tae Yeon, sementara Changmin hanya mampu menelan ludah tanpa sanggup berkomentar apapun.

"Ma..maaf, kalau tidak begitu, aku takkan bisa datang kemari," tutur Junsu dengan pipi merah. Pertanda bahwa ia sedang memendam rasa malu akibat pengakuan Tae Yeon tadi. Jaejoong membelai lembut punggung Junsu, ia masih sedikit khawatir akan kondisi Junsu.

"Sudahlah Jaejoong-hyung.. berhenti menghawatirkanku..," ucap Junsu ditengah belaian kasih Jaejoong yang mendarat dipunggungnya.

"Su, maafkan aku soal pernyataan di rumah sakit tadi ya..," tiba-tiba Yunho menghampiri Junsu yang sedang bersama Jaejoong.

"Sudahlah, hyung... aku tahu kau hanya berusaha tegas," balas Junsu seraya mendaratkan pelukan hangat kearah Yunho. Sang leader pun membalas pelukan dongsaeng yang kondisinya kurang fit itu.

Tae Yeon pun kembali ke asrama Girls Generation diiringi lambaian tangan Yunho, Jaejoong, Yoochun dan Changmin. Sementara Junsu memeluk kekasihnya itu sebelum Tae Yeon meninggalkannya untuk kembali ke asrama Girls Generation. Aksi Junsu itu membuat Changmin panas dingin. Ia cemburu pada Junsu.

Selepas konser, Dong Bang Shin Ki pun kembali ke penginapan mereka. Tepat pukul sepuluh nanti, kelima pemuda itu harus secepatnya riba di Incheon. Konser kedua akan dilaksanakan disana.

"Kalian tak perlu kepenginapan. Semuanya sudah berada dalam bis..," kata manajer gendut itu kepada para personel DBSK.

Kelimanya pun segera menaiki bus yang juga mereka tumpangi saat berangkat ke penginapan kemarin. Aroma orange menyeruak kala Yunho membuka pintu bus pertama kali. Yunho memilih duduk disamping Jaejoong, Yoochun duduk bersama Junsu, sementara Changmin memilih menyendiri dikursi belakang Jaejoong dan Yunho.

Jaejoong yang duduk ditepi jendela menatap Yunho yang tengah mengantuk. Wajahnya begitu imut dan lucu dimata Jaejoong. Jaejoong mengusap-usap pipi Yunho. Si empunya pipi terkejut dengan ulah Jaejoong.

"Jae, kau kenapa?," tanya Yunho yang terkejut dengan belaian Jaejoong yang mendarat tepat dipipinya.

"Mianhaeyo.. aku hanya tak tahan melihatmu mengantuk. Wajahmu imut sekali sih..," balas Jaejoong seraya menahan tawanya. Yunho hanya geleng-geleng kepala mendengar balasan Jaejoong. Ia pun melanjutkan lagi tidur yang tertunda itu, tiba-tiba Jaejoong menyandarkan kepala Yunho pada bahunya. Spontan, Yunho pun terperanjat lagi.

"Aku ingin kau selalu didekatku, Yunnie..," ujar Jaejoong pelan seraya mengelus kepala Yunho. Yunho merasakan kehangatan saat berada disisi Jaejoong, ia hanya menganggguk pelan sambil menggumam.

"Aku akan mencintaimu, jika kau perempuan...,"