Bloody clock's lullaby

Warning : 13+, Blood, Death, Humans name used

Axis Powers Hetalia / World Series Hetalia © Hidekaz Himaruya


Lullaby of the clock

Ludwig's Point Of View


Kubuka pintu kamarku, memperlihatkan sebuah ruangan gelap tak tersinarkan. Kubiarkan lampunya tetap mati, hanya seberkas cahaya kuning keemasan bulan yang mengintip dari celah-celah tirai. Menghela nafas berat, kubaringkan tubuh lelahku ke ranjang. Berdiam sebentar dalam posisi yang sama. Sunyi, hanya ada suara dentingan jam yang terdengar.

Tik

Tok

Tik

Tok

Tik

Tok

Kupejamkan mataku. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, mencoba untuk rileks sejenak. Tapi sepertinya gagal…

TIK

TOK

TIK

TOK

TIK

TOK

Suara dentingan jam terdengar semakin keras. Setiap dentingannya seakan membebani diriku, bagai bola besi besar jatuh di pundakku setiap dentangannya. Sebuah Iron cross terlihat di dalam pikiranku. Cross itu perlahan-lahan retak dan hancur menjadi serpihan. Serpihan-serpihan itu meleleh menjadi cairan merah berbau amis, darah. Tiba-tiba saja seseorang menusukku dari belakang. Sontak kubuka mataku lebar-lebar. Nafasku terengah-engah dan terasa begitu berat. Tanpa sadar, peluh membasahi dahiku. Kulap peluh yang membasahi dahiku dengan lengan bajuku.

Was... ?!

CIIIIITTT !!

Terdengar suara mobil diparkirkan di bawah, Gilbert pulang. Aku beranjak dari ranjang dan berjalan ke jendela kamar, memastikan apa itu Gilbert atau bukan. Kulihat ke bawah, sesosok laki-laki berambut platinum blonde turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumah. Gilbert pulang. Berjalan keluar dari kamar dan turun ke lantai satu, kulihat Gilbert sudah masuk dan sedang menanggalkan jasnya di gantungan.

"Brüder? " Gilbert tidak menjawab, pandangannya kosong dan wajahnya sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Ia melewatiku begitu saja dan langsung menuju kamarnya, mengunci pintunya.

Aneh... Gilbert tidak menghiraukanku lagi, sama seperti pagi ini. Dia begitu saja pergi keluar tanpa bilang apapun. Sudahlah, nanti pagi juga akan kembali seperti biasa. Dan... apakah itu darah yang kulihat di lengan baju serta wajahnya ?!

Kuputuskan untuk kembali ke kamarku. Kubaringkan tubuhku ke ranjang, melipat kedua tanganku di belakang bantal. Menatap kosong langit-langit kamar, memusatkan pandanganku pada lampu yang tidak menyala.

Gilbert...

Kenapa dia... ?

Kenapa dia menghiraukanku... ?

Ekspresi wajahnya sama sekali tidak ada...

Dan....

Apakah itu darah yang ada di lengan dan wajahnya... ?

Menghela nafas panjang, kuputarkan kepalaku, mengalihkan pandanganku ke jendela. Cahaya kuning keemasan mengintip dari celah tirai, menerangi sedikit kamarku yang gelap. Kupejamkan mataku perlahan, mencoba untuk tidur.

X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~

Dimana aku… ?

Tempat apa ini… ?

Tik

Tok

Tik

Tok

Stimme Uhr… ?!

TIK

TOK

TIK

TOK

Suaranya… Semakin dekat…

Terdengar lebih jelas dan keras dari sebelumnya…

Semakin dekat…

Suara jam itu terdengar semakin jelas dan keras. Sekejap, suara dentingan jam tersebut hilang. Lenyap tak berbekas.

L-Lenyap... ?!

Terdengar, suara lain. Suara langkah kaki, perlahan terdengar semakin keras dan jelas. Suaranya semakin mendekat. Hentakan kaki yang begitu keras, juga berat. Kulihat sepasang bola mata semerah darah menatapku tajam. Kalau saja tatapan itu dapat membunuh, sekarang aku sudah pasti terbunuh. Pria itu mendekatiku perlahan, di tangan kanannya ada sebuah pisau tajam. Dia menjilati ujung pisau tersebut, pandangannya masih terkunci dengan bola mata sea blue milikku. Perlahan, dia maju mendekatiku. Pisaunya dia arahkan tepat ke jantungku.

"S-Siapa kau… ?! " pria itu terkekeh, suaranya terdengar begitu familiar. Suara ini, Gilbert ?!

Tapi ada yang beda dari suaranya, terdengar lebih mengerikan dari yang biasanya.

"Aku…. " dia menyeringai, seringaian yang begitu mengerikan. Pandangan kami masih terkunci, pandangannya sama sekali tidak lepas dari mataku, begitu juga dengan diriku.

"Aku adalah malaikat yang akan mencabut nyawamu… " dia kembali terkekeh, sungguh suara yang sangat mengerikan. Aku terdiam, suaraku seakan hilang ditelan kegelapan. Sama sekali tidak ada suara yang keluar dari kerongkonganku.

"Namaku – " dia tidak pernah menyelesaikan kalimat tersebut. Terlambat, karena aku sudah terbangun.

X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~X~

Aku terbangun, sungguh mimpi yang sangat mengerikan. Kuseka peluh yang membasahi dahiku dengan lengan bajuku. Badanku sedikit gemetar, pikiranku masih dihantui mimpiku tadi. Mengerikan.

Aku berjalan menuju kamar mandi, mencuci mukaku yang berantakan dan gosok gigi. Setelah itu aku turun ke dapur untuk membuat sarapan untukku dan Gilbert. Kulihat jam yang ada di ruang tengah, masih jam enam pagi. Gilbert sudah pasti belum bangun.

Berjalan menuju dapur, membuatkan pancake untukku dan Gilbert. Selesai membuat pancake, aku berjalan ke ruang tengah. Melihat jam yang menunjukan pukul tujuh pagi, Gilbert masih belum bangun pastinya. Kuputuskan untuk bermain komputer sebentar selagi menunggu Gilbert bangun. Mengecek blog-nya, pastinya semalam dia update. Mencari post-nya tadi malam. Ketemu ! Ini dia...

Awesome day !

15 January 2010

Kesesese~ Hari yang Awesome !!!

Seperti biasanya, Feli tetap imut, Francis tetap pervert, Antonio tetap menjahili Lovi, Roddy tetap mengusirku pergi dari rumahnya, Eli tetap memukuliku dengan frying pan-nya, Mattie tetap membuatkanku pancake terenak, West tetap serius dengan pekerjaannya, dan aku tetap awesome!

Aku dan Gilbird tadi bermain di taman yang ada di pinggiran kota, sepi sekali. Tamannya juga sudah tidak terurus, padahal mainannya masih bagus.

Ah! Sudah tengah malam, sebaiknya aku tidur sekarang !

Gute Nacht !!

Ah! Keine versteckten Link !!

Comment (0)

Hah? Link tersembunyi ??

Ku arahkan pointer mouse-nya ke arah tulisan Link, kuklik dan sebuah tab baru muncul.

Bloodyclock(dot)com?

Nama yang aneh...

Layout web tersebut begitu gelap dan kelam, backgroundnya berwarna hitam dengan bercak-bercak darah merah.

Sepertinya ini sebuah blog, apa mungkin punya Gilbert ?

Kuputuskan untuk melihat post dari blog tersebut. Judul-judul post-nya aneh. Bloody day, Hell, Kill'em, Tik Tok revenge.

Tik Tok revenge ?

Tertarik dengan judulnya, kubuka post tersebut.

Tik Tok revenge

15 January 2010

Tik

Tok

Tik

Tok

Begitulah bunyinya, bunyi dentingan jam.

Saat kau mendengarnya, dan suara itu semakin keras dan dekat.

Tiba-tiba menghilang begitu saja, lenyap tak berbekas.

Saat itulah,

Aku datang...

Untuk mencabut nyawamu.

Comment (251)

S-suara dentingan jam... ?!

Kututup web tersebut, web aneh. Melirik jam, sudah pukul delapan ternyata. Berdiri dari kursi dan menuju kamar Gilbert, membangunkannya untuk sarapan.

"Brüder! Ayo sarapan! " kuketuk pintu kamarnya, tidak ada suara.

" Brüder ?!" tidak ada jawaban juga. Khawatir, kubuka pintunya, tidak dikunci. Perlahan-lahan membuka pintunya, memperlihatkan ruangan gelap. Kunyalakan lampunya dan... Mein Gott... Kamarnya berantakan. Seprai ranjangnya berantakan dan tersobek-sobek, darah mengotori seprai putih tersebut, buku-buku berserakan di lantai, tirai jendela sobek, jendelanya terbuka. Angin bertiup masuk dari jendela yang terbuka.

A-ada apa ini ?!

Dimana Gilbert ?!

Kenapa ada darah di sini ?!

To Be Continue


Translate :

Was : Apa

Brüder : Kakak (laki-laki)

Stimme Uhr : Suara jam