Alohalohiaaa ~

Gomen updatenya lama ~

Langsung ajah ya!

Disclaimer :

Abang Masashi Kishi Kishi *di timpuk pake bakiaknya bang kishikishi.

Rated : T+

Genre : Romance/Supernatural

Pair : SasuNaru

Warning :

OOC, Lime, Shounen-ai. Don't like don't read!

Dianjurkan pada readers untuk menyetel Ost Naruto – Sadness and Sorrow by : Toshiro Masuda. Dijamin para readers bakal tersentuh! *semoga*

Summary :

Keluarga Namikaze dibenci oleh penduduk Suna karena kelebihan yang dimilikinya, mereka pun memutuskan untuk kembali ke Konoha, desa dimana orang berkelebihan tinggal. Disana, kehidupan mereka berubah. Bersama dengan orang sesama pemilik kelebihan sungguh berbeda! Yaoi, LIME, SasuNaru

Chapter 3 – The Truth

Naruto kembali terbingung dengan Sasuke. Kenapa ia terdiam seperti itu? beberapa saat kemudian, Sasuke tersadar dan tersenyum manis menyapa Naruto.

"Hallo, Naruto. Kita bertemu lagi, ya." Sahut 'Sasuke' itu.

"Ke-kenapa?" tanya Naruto bingung.

"Hm? Kenapa apanya Naruto?"

"Kenapa jadi berbeda dengan yang tadi?"

"Itu karena aku sudah mengambil alih tubuh Sasuke, Naruto.

"I-Itachi-san?"

"Wah, rupanya Naruto sudah tahu ya. Hahaha."

'Jadi ini ya maksud Tsunade baa-chan, Neji, dan Sasuke? Huh…' batin Naruto.

"Tapi kenapa Itachi-san bisa satu tubuh dengan Sasuke?" tanya Naruto heran.

"Kau benar-benar mau tahu, Naruto?"

"I-iya."

"Kita bicarakan di luar saja, ya sambil jalan-jalan."

------kuronekoru------

Itachi mengajak Naruto keluar dari kelas Sasuke, teman-teman Sasuke hanya menghela napas dan kembali dengan aktifitasnya masing-masing.

"Yah, Naruto.. Sebenarnya Sasuke melarangku untuk menceritakan hal ini padamu. Tapi karena kau adalah orang yang—ah nanti sajalah." Sahut Itachi.

"Eh?"

"Kelebihanku adalah membuat apa yang kuincar terbakar oleh api hitam yang menyala 7 hari 7 malam dengan mataku (susano'o). Selain itu aku juga memiliki kelebihan menghipnotis orang dengan mataku. Kelebihan ini cukup langka, jarang ada orang yang bisa terlahir dengan kelebihan ini."

"Wow itu hebat sekali. Hanya dengan mata. Kau benar-benar orang yang beruntung, Itachi-san."

"Ya, kurasa.. Tetapi mungkin sebaliknya. 3 tahun lalu, Kelebihan yang kumiliki ini tentu saja sudah menyebar luas, ke luar Konohagakure, sampai ke organisasi-organisasi gelap. Mereka menginginkan kekuatanku."

"Organisasi gelap?"

"Ya, contohnya, organisasi Hebi. Mereka pernah mencoba mengajakku bergabung ke dalam organisasinya. Tentu saja aku menolak, mereka memaksa. Maka dengan itu, aku menggunakan kelebihanku dan membakar utusan organisasi tsb untuk melindungi diri."

"Lalu, apa yang terjadi?"

"Sungguh ironis. Ketua organisasi yang tidak terima anak buahnya disakiti, bermaksud menyerang Konoha dan membunuhku."

"Apa mereka berhasil?"

"Sekitar 70% Konohagakure ini sudah hancur akibat penyerangan itu. aku sendiri sudah berusaha membunuh semua anggota organisasi itu untuk melindungi desa, tapi mereka kuat sekali. Dan kau tahu apa yang terjadi, Naruto?"

Naruto hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku mati."

"Eh?"

"Aku mati terbunuh oleh ketua itu, tapi impas dengan keberhasilanku membunuhnya juga."

"Jadi ketua itu juga mati, dan kau juga mati?"

"Benar."

"Tapi nyatanya kau masih bisa bicara denganku? Apa kau hantu?"

"Mungkin."

Naruto menjauh 5 meter dari Itachi.

"Tenanglah masih ada kelanjutannya."

Naruto pun kembali mendekat walau agak sedikit takut.

"Ayahku, Uchiha Fugaku memiliki kelebihan terkutuk warisan dari Uchiha Madara pendiri klan Uchiha. Yaitu, berhubungan dengan alam sana. Dan mentransfer jiwa orang mati."

"Apa maksudnya dengan alam sana?"

"Alam luar, dunia orang mati. Ayahku mendatangi dunia itu, menemukan aku sedang dibawa oleh dewa-dewa kematian."

"Dewa kematian? Apa yang terjadi setelah itu?"

"Tentu saja dewa kematian tidak membiarkan aku yang sudah mati dibawa kembali ke dunia ini. Maka dengan itu ayah bertarung dengan dewa kematian itu, dewa kematian itu pastinya sangatlah kuat, setidaknya seimbang dengan ayahku. Ayah yang sudah menduga akan kalah, mentransfer jiwaku untuk kembali ke dunia ini, dan mati di tangan dewa kematian itu. Sebelum mati, ayahku menyampaikan suatu pesan yang penting."

"Apa isi pesan itu?" tanya Naruto, namun Itachi hanya membalasnya dengan senyum.

"Jiwaku yang telah di transfer oleh ayah pun telah sampai ke dunia ini dengan selamat. Namun keanehan terjadi. Aku kembali dalam bentuk roh, aku tak bisa kembali ke tubuhku."

"Bagaimana bisa?"

"…. Rupanya dewa kematian mengirimkan kutukan sebelum aku di transfer. Orang mati memang sudah tidak boleh kembali ke dunia ini, itu adalah larangan dari atas. Tapi tampaknya takdir berubah dengan kemunculan orang berkelebihan."

"Sasuke, masih berumur 11 tahun, namun sudah bisa mengendalikan kelebihannya cukup mahir menggabungkan rohku dalam tubuhnya. Lalu ibuku, Uchiha Mikoto yang bisa mengendalikan waktu. Menutup jalan waktu tubuhku agar tak membusuk."

"Keluarga Uchiha benar-benar he-hebat." Sahut Naruto takjub.

"Ya, keluarga Uchiha memang keluarga yang mewarisi kekuatan terlarang. Hampir semuanya mewarisi kekuatan yang berhubungan dengan alam sana. Semua ini karena Uchiha Madara, yang mewariskan kutukan yang ia dapatkan dari atas."

"Kutukan? Mengapa?"

"Kau benar-benar tidak tahu peristiwa bersejarah Uchiha?"

"Ayah dan Ibu tak pernah memberitahuku. Mungkin karena mereka sibuk kerja."

"Uchiha Madara adalah orang pertama yang berani menantang dewa di atas. Walaupun bangsa kita lebih tinggi dari pada manusia biasa, tetap saja dewa di atas jauh lebih tinggi dari kita. Hal itu membuahkan kematian Madara dan kutukan pada keturunan Uchiha yang tak akan pernah hilang. Peristiwa ini di sebut-sebut Tragedi Uchiha."

"Kutukan apa itu?"

"Seperti yang kukatakan tadi, Uchiha keluarga terkutuk yang mewarisi kelebihan berhubungan dengan alam sana. Contohnya yah, bisa melihat hantu."

"Itu kutukan yang mengerikan bagiku. Ah lalu, apa pesan terakhir ayah Itachi-san?"

"Itu.. ah, maaf Naruto. Waktuku sudah habis. Jaa, Naruto."

"Eh? Apa maksudnya, Itachi-san?"

Terlambat, tubuh itu sudah terdiam sebentar. Tak lama kemudian.

"Itachi tak bisa berdiam di tubuhku lebih dari 1 jam bodoh." Ucap seseorang yang pastinya bukanlah Itachi. Ya, Sasuke.

"1 jam?"

"Hn, dan itu artinya kita terlambat masuk kelas. Ini semua gara-gara baka aniki itu dan kau, dobe."

"Jangan panggil aku dobe, teme!"

"Hn."

"Ano, Sasuke. Apa yang tadi dikatakan Itachi-san itu, benar?"

"Ya."

"Lalu kau pasti tahu kan, pesan terakhir ayahmu?"

"….. Kau tidak perlu tahu."

"Kenapa begitu, teme?"

"… Atau lebih tepatnya, belum saatnya kau tahu." Ucap Sasuke sembari masuk ke dalam kelasnya. Meninggalkan Naruto yang masih berbengong ria.

-------kuronekoru------

Naruto's POV

'Apa maksud Sasuke dengan 'belum saatnya kau tahu' ?'

'Apa hal itu sangat rahasia?'

'Belum lagi Itachi-san yang tampaknya tidak berniat memberitahuku tentang pesan itu.'

'Apa aku harus mencari tahu sendiri?'

End of Naruto's POV

"Gomen, sensei. Saya tadi kesasar, jadi terlambat." Ucap Naruto bohong.

"Oh, ya tidak apa-apa. Silahkan duduk Naruto." Ucap Asuma Sensei.

Naruto pun menuju tempat duduknya.

"Hei, Naruto. Kau berbohong dengan Asuma-sensei kan? Baumu tadi itu bau orang berbohong."

"Eh?"

"Kau tidak tahu? salah satu kelebihanku adalah mencium bau suasana hati seseorang. Entah ia sedang marah, jatuh cinta, atau apalah. Dan sekarang baumu itu.. sniff sniff.. Hm, bau orang penasaran."

"Hm, aku penasaran dengan.. ah, Kiba apa kau tahu Tragedi Uchiha?"

"Tentu saja. Itu sejarah yang sangat melegenda, kan."

"Bisa kau jelaskan ulang padaku?"

"Oke."

Flashback

"Madara nii-san, kau serius ingin pergi ke atas sana?" tanya adik Madara.

"Ya, aku akan mengalahkan dewa itu dan menggantikan posisinya di sana."

"Kumohon mengertilah, walaupun bangsa kita lebih tinggi dari manusia biasa, dan kau adalah orang terkuat di desa ini, tetap saja kau tidak akan bisa melawan dewa."

"Diam! Kita tidak akan tahu kalau belum mencoba." Ucap Madara.

"Ma-Madara nii-san! A-aku tak akan membiarkan kau pergi."

"Jangan menghalangi jalanku!" bentak Madara sembari menusukkan kunai ke jantung adiknya sendiri.

"Ma-Madara nii.. Ukh.."

"Itulah akibatnya kalau berani menghalangi jalanku."

"Ku-Kumohon jangan pe-pergi."

"Tenanglah, adikku sayang. Saat aku sudah menjadi dewa, kau pasti akan kuhidupkan lagi, dan kau akan hidup abadi. Hahahahaha." Ucap Madara pada adiknya lalu menghilang masuk kedalam gerbang menuju atas.

"Ma-Madara nii.." dengan tenaga terakhirnya, adik Madara mengirimkan matanya untuk mengintai Madara di atas sana.

Di saat itu Madara.

"Ukh." Rintih Madara.

Madara nampak sangat menyesali perbuatannya, dewa memang benar-benar hebat. Atas kehendaknya ia membuat tubuh Madara tak dapat bergerak. Dan meninggalkan kutukan pada klan Uchiha.

Seluruh kelakuan Madara di atas sana telah di rekam dalam mata adik Madara tsb. Sebelum adik Madara benar-benar mati, ia menarik matanya kembali dan menuliskan pesan bahwa apa yang terjadi dalam mata ini adalah Tragedi Uchiha, peristiwa bersejarah di mana manusia menentang dewa.

End of Flashback

"Jadi begitu Naruto."

"Oh, lalu bagaimana dengan Tragedi Uchiha 2? Kau tahu?"

"Ya, itu tragedi kedua dalam keluarga Uchiha."

"Bagaimana ceritanya?"

"Itu…"

"Hei hei, Kiba Naruto! Saat jam pelajaran kalian harus memperhatikan guru dong." Ucap Asuma sensei.

"Ha'i." ucap Kiba dan Naruto.

"Ceritanya kapan-kapan saja, ya." Ucap Kiba sembari berbisik.

"Iya."

TBC

------kuronekoru------

*ngintip-ngintip*

Itachi : Hei, ada apa Kurocchi. Kok pake acara ngintip-ngintip segala?

Kuro : Kuro takut sama readers, Itachi-san. Huhuhu T^T

Itachi : Kok gitu? Kamu habis nyolong duit mereka emang?

Kuro : Ngawur lo.

Sasuke dan Kyuubi : Hiks hiks hiks, kita nggak muncul banyak. *pundung di pojokan*

Kuro : Hehe, gomen readers, gomen Sasuke, gomen Kyuubi. *nyengir 5 jari, di hajar rame-rame, sekarat*

Naruto : Huhuuhuh, padahal aku ingin tahu pesan rahasia Fugaku. Itachi, beri tahu aku!

Itachi : ah, ah—aku.. READERS YANG TERHORMAT, MOHON REVIEW-NYA YA! DADAHH.. *teriak Itachi pake toa lalu kabur dari Naruto*

Naruto : ah! Itachi nii……! Huhuuu..