Chapter 8: The game became more interesting! (Line part)

Kekeke…kalian hebat, padahal kupikir kalian cuma hebat otot , bukan otak.

Petunjuk kedua kalian…

Di sini terkubur berbagai informasi berharga.

Informasi memenuhi tempat ini di rak-rak dan meja.

Kalian bisa mengunjungi tempat ini kapanpun juga.

Tapi ingat, selama berada di sini, jangan ribut orang-orang sialan, atau kalian akan diusir.

"Apa maksudnya ini?" seru Kurita dengan nada putus asa, kepalanya sampai berasap lho gara-gara mikir terlalu banyak (hehehe…kayak kereta api ya…^_^).

"Yang dimaksud di sini pasti perpustakaan" kata Yukimitsu.

"Perpustakaan ada di…tengah-tengah pusat kota, ayo pergi" kata Musashi.

Jadilah para pemain line itu berjalan ke arah perpustakaan, di sana mereka disambut kenyataan mengerikan, pintu masuknya memakai peralatan modern! Pintu otomatis! Dan perpustakaannya sendiri ada di lantai dua dan harus memakai lift.

(-para reader pasti bingung apanya yang mengerikan, iya kan?- ^_^).

"Hey, Shin…bagaimana kalau kau tunggu di sini saja?" kata Musashi.

"Kenapa?" kata Shin dengan nada datar.

"Emm…habisnya nanti bisa-bisa…liftnya rusak" kata Kurita dengan nada meminta maaf.

"Oh gitu" kata Shin. "Baiklah"

Hehehe…benar, Shin kan buta teknologi. Liftnya 99,99% pasti akan mengalami kerusakan….^v^

Semuanya, selain Shin dan Ootawara berjalan ke perpustakaan, di sana mereka bertanya kepada petugas perpustakaan, petugas perpustakaan itu pun tersenyum dan memberikan sebuah amplop cokelat.

Setelah itu mereka pergi ke luar dan bergabung dengan Shin dan Ootawara. Saat Musashi dan Yukimitsu mau membuka amplop itu untuk melihat petunjuk selanjutnya…

GRUUUKKK…

Musashi dan Yukimitsu yang berjalan di depan melihat Kurita dan Komusubi memegang perut mereka dengan wajah memerah.

"Em…maaf…a…aku…" kata Kurita tergagap-gagap.

"Lapar kan?" kata Musashi.

"FUGO!" kata Komusubi.

"Aku juga lapar" kata Ootawara sambil mengusap perutnya.

Musashi menghela napas. "Ya sudahlah…kita makan siang dulu. Tapi aku yang pilih tempatnya, oke?"

Mereka semua cuma menganggukkan kepala saja.

Merekapun berjalan ke tengah kota yang dipenuhi dengan toko-toko.

"Hey Yukimitsu…cari toko yang bertuliskan ada tantangan makan banyak" kata Musashi.

"Em…Yah…kenapa?" kata Yukimitsu.

Musashi menyeringai "Di toko dengan tantangan makan banyak, kita nggak harus bayar, malah kalau menang kita dapat uang kan? Melempar dua burung dengan satu batu, mereka kenyang, kita juga untung" katanya enteng sambil tetap berjalan pergi.

Yukimitsu yang mendengar itu langsung sweatdropped. "Kayaknya kau sudah ketularan Hiruma deh…" katanya.

Setelah beberapa saat mereka menemukan restoran ramen yang mengadakan tantangan makan banyak, tantangan makan ramen porsi jumbo 50 mangkuk dalam 1 jam dengan jumlah hadiah 50.000 yen.

"Sana, pesan ramen porsi jumbo sesuka kalian" kata Musashi enteng, tidak diketahui saat mereka memesan makanan, Musashi memberitahu pemilik toko bahwa mereka ingin mengikuti tantangan makan banyak.

1 jam kemudian…

"Ramen porsi jumbo sebanyak 90 mangkuk berhasil dihabiskan. Total hadiah sebesar 50.000 yen berhasil didapatkan" kata pemilik toko sambil menangis (habis ramen mereka dihabiskan mentah-mentah oleh tiga pria kelaparan ^_^).

"Terima kasih" kata Musashi sambil mengantongi uang yang mereka dapat.

"Ahhh…kenyang…apa tidak apa-apa kita makan sebanyak ini?" tanya Kurita sambil memandangi tumpukan mangkuk ramen di sekitar mereka.

"Tidak apa-apa kok, kita juga nggak mesti bayar" kata Musashi. "Makasih sih, kalian makan banyak, menghemat uang kita".

"Lalu? Apa petunjuk selanjutnya? Biar bisa kita pecahkan dan pulang" kata Shin.

"Ah ya, aku hampir lupa" kata Yukimitsu sambil mengambil amplop cokelat yang dia pegang. "Aku juga belum membacanya sama sekali".

Yukimitsupun membuka amplop cokelat itu dan mengeluarkan kertas dari dalam amplop itu, dan para pemain line itupun merubungi Yukimitsu untuk melihat isi pesan itu.

I see you'd found the second clue!

That wasn't so hard. I applaud you!

3 of the number that endure!

I know you'll find them, I assure!

goLdeN WingS liKe A prEtty swAn!

Here's the third to ponder on!

Mereka langsung kembali memandang satu sama lain dalam kebingungan…