Aishiteru Kagome Chapter 7

Inuyasha © Takahashi Rumiko

Aishiteru Kagome © Yusha'chan Higurashi

*lirik-lirik yang di atas* ho ho ho formal kan? *bangga* tenang Takahashi'Sama, Yusha takkan merebut Inuyasha. Karena di tanganmu Inuyasha menjadi anime yang super keren, nanti kalau sama Yusha entah jadi apakah anime tercinta ini *masang muka dramatis*

Ya sudah, ARIGATO buat RnR chap kemarin. Yusha senang sangat *ngelap air mata di baju terdekat* hu hu hu dengan ini chap 7 updet. Semoga tak mengecewakan ya minna ^_^

Okeh, kamera rolling action *plakk-di gampar Readers-*

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

"kouga . . !" panggil seorang pemuda bermata coklat gading, wajahnya nampak kesal. Seketika pemuda bernama Kouga itu berhenti mendrible bola dan menoleh.

"Ada ap . . ?"

BUAGGH!

Belum sempat selesai melemparkan kalimat tanyanya, pemuda itu sudah memukul tulang pipi Kouga, membuat sudut bibir pemuda itu mengeluarkan darah dan sedikit lebam biru di sana.

"Kau . . !" desis pemuda itu, belum puas. Tangannya mencengkram kerah baju Kouga, menatapnya dengan tatapan tajam miliknya. "Apa yang kau lakukan pada Kagome hah? Kau apakan dia?" tanyanya. Nada bicaranya membentak.

Kouga menggelengkan kepalanya, tak mengerti. "Aku tak mengerti maksudmu Inuyasha, Kagome? Memang ada apa dengannya?"

"Tak usah berlagak bodoh, kau apakan Kagome hah? Dasar sialan!"

BUAGGH!

Satu pukulan kembali mendarat di pipi Kouga, membuat sang empunya terhuyung kemudian jatuh terduduk, menyeka pinggir bibirnya yang sudah basah di aliri darah dengan jemarinya.

"Aku melihatnya sendiri, dia menangis, ya dia menangis di taman. Kau apakan dia?" makinya. "Jika kau ingin menyakitinya," Inuyasha menatap tajam Kouga, menunjuknya tepat di depan wajah, "Kau . . . harus berhadapan dengan aku!" ancamnya, wajahnya kali ini tampak menunjukan kekesalan yang amat sangat.

Kouga menampik telunjuk Inuyasha, berdiri perlahan. Seukir senyum terukir dari sudut bibirnya yang tampak lebam. "Kau marah? Kau kan tak punya hak apa-apa?" ejeknya. Dengan nada yang sama menyindir Kouga melanjutkan, "Ternyata benar ya kau menyukainya, menyukai Kagome." lanjutnya. Masih tersenyum.

Dengan tegas Inuyasha menjawab, "Ya, aku menyukainya. Ralat, bukan hanya sekedar suka tapi aku mencintainya. Ya . . . aku mencintainya, puas kau?" mengambil jeda, "Tapi karena tau dia menyukaimu aku merelakannya, melepaskannya. Tapi apa yang ku lihat sekarang, kau menyianyiakannya dan tampak seperti orang bodoh yang pura-pura tak mengerti," dengan dengusan ia melanjutkan. "Huh, sungguh lucu, kau itu ben . . "

"Aku sudah putus dengannya . . !" sela Kouga cepat, menyela perkataan Inuyasha. Kontan Inuyasha membelalakan matanya tak percaya, bukankah mereka baru sebentar jadian. Lantas kenapa sudah putus, ini aneh. (tuntutan ceritalah, Inuyasha baka*digamparin rame-rame sama Readers karena tiba-tiba nongol*)

"A-apa . . . K-kenapa?" tanyanya tak percaya, Kouga menyunggingkan senyum mirisnya. "Hei, kenapa kau putus dengannya. Kau ini kenapa?" Inuyasha mendesak. Nampaknya ia kesal melihat tingkah Kouga yang terlalu banyak berbasa-basi. "Jawab aku bodoh!" teriaknya, sedikit menimbulkan gema di aula basket yang sepi. Hanya ada mereka berdua di sana.

"Kau ini," Kouga menepuk pundak Inuyasha. "Ku pikir kau pun tau alasannya Inuyasha!" ucapnya sembari melirik Inuyasha dari ujung matanya. Inuyasha mengangkat alis kirinya bingung. "Maksudmu?"

"Karena . . " tangan Kouga perlahan turun, meninggalkan bahu Inuyasha. Wajahnya masih nampak tenang, tak terbersit rasa pedih atau apa pun di sana. Ya aktingnya memang cukup hebat.

"Aku tau kau mencintainya, dan aku," Kouga menoleh. Meninju bahu Inuyasha main-main. "Tak ingin membuat sahabat ku ini menderita karena melihat sahabat dekatnya, berpacaran dengan gadis yang di sukainya." lanjutnya. Sembari tersenyum tulus. Tapi tahukah Inuyasha, bahwa di lain tempat di hati Kouga. Ada lubang yang begitu besar dan nyata, itu sangat pedih jika kau tau.

Inuyasha beku di tempat, benarkah? Apa benar Kouga begitu memperhatikannya. Kenapa ia malah bertingkah bodoh dengan mencaci makinya, oh tidak Inuyasha. Kau bukan sekedar mencaci dan memakinya, apa kau tidak lihat lebam kebiruan di sudut bibir sahabatmu itu. Bukankah itu karyamu hm?

"Maafkan aku . . " Pemuda berambut perak itu mengucapkannya dengan nada bersalah yang dalam, "Tapi ku pikir kau tak sehar . . "

"Sudah tak apa!" Kouga kembali menyela, "Sekarang aku melepaskannya, jagalah dia. Lakukan apa yang menurutmu harus kau lakukan," ucap Kouga, beralih pergi meninggalkan Inuyasha.

"Semoga berhasil, sobat!" dukungnya. Sembari melambaikan tangannya tanpa berbalik. Inuyasha masih terpekur, namun seukir senyum melengkung di bibirnya.

"Arigato ni Kouga,"

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

Di lain tempat sosok Kagome tampaknya belum bosan menangis. Ia tampak memeluk erat kakinya dan meredamkan kepalanya di sana. Bahunya pun tampak bergetar, tidak . . . ia masih mengisak pelan. Apa sebegitu sakitnya kah hatinya?

"Dasar cengeng . . "

'suara ini'

Gadis berambut hitam itu mendongakan wajahnya. Masih terdapat jejak-jejak air mata di sana. Matanya mendapati sosok pemuda berambut perak tengah menatapnya. Menatapnya dengan tatapan khawatir?

"Inuyasha?"

"Ternyata gadis menyebalkan sepertimu bisa menangis juga ya?" ejeknya sembari membuang muka.

"Kenapa kau ada di sini? Bukankah ini sudah jam pulang?" tanyanya bingung, sembari menyeka air matanya.

Inuyasha kembali memandang wajah Kagome, memutar matanya bosan. "Aku mendengar suara tangisan. Kupikir hantu ternyata . . " pemuda itu mengulum senyum " . . . benar," sambungnya.

Spontan Kagome berdiri naluri 'bertarung'nya keluar, dengan cepat ia mengibaskan rok coklat krimnya yang sedikit kotor. Memasang tampang sebal seperti yang biasa ia pakai kala menghadapi makhluk pengganggu macam Inuyasha. "Ssst . . . jadi kau pikir aku ini hantu penunggu sekolah?" desisnya kesal.

Inuyasha menggelengkan kepalanya. Memasang tampang innoncent, "Tidak, hanya saja kau kan . . " ia pun memencet gemas hidung Kagome, sembari berkata. "Kau kan monster, bukan hantu," ejeknya.

"Huaa . . . kau menyebalkan . . " Kagome melepaskan tangan Inuyasha dari hidungnya. Inuyasha menjulurkan lidah kembali mengejek Kagome, "Wuee, kalau bisa kejar aku . . " tantangnya, pemuda itupun main tancap gas. kagome mengepalkan tinjunya, "Awas kau Inuyasha!" gadis itupun cepat berlari mengejar Inuyasha.

Tawa mereka pecah bersama, ya walau ada desah-desah kelelahan terselip di sana. Kagome? Ho ho lihat ia kembali tersenyum, oh bisakah kita ralat. Tertawa, ya lebih tepatnya ia tertawa. Kontras sangat dengan wajahnya yang muram dan di penuhi air mata beberapa menit yang lalu.

Inuyasha menyunggingkan senyum lega, kala mendapati wajah itu. Bangga? Oh yeah tentu saja.

"Hei Inuyasha . . . hah . . hah . . . hah . . aku," Kagome menunduk memegang kedua belah lututnya. Berkali-kali menelan ludah. "Aku lelah tau. . . " ucapnya. Kagome pun menghenyakan dirinya. Kembali terduduk di hamparan rerumputan hijau. Begitupun Inuyasha, pemuda itu membaringkan diri di sebelah Kagome. Dadanya tampak naik turun mengatur nafas yang tersenggal-senggal.

Hening.

"Err Kagome," panggil Inuyasha ragu.

"Apa?" Kagome menjawab tanpa mengalihkan pandangannya. Tatapannya masih asik mengamati segerombol bunga yang tengah menari di mainkan angin.

"Tadi, kenapa kau menangis?" tanyanya, "Maaf sebelumnya,"

"Aku putus dengan Kouga," jawab Kagome singkat.

'aku tau Kagome, apa aku punya kesempatan untuk bersamamu?'

"Aku di putuskannya, ya . . dia yang mengakhiri segalanya." Kagome bergumam, namun cukup terdengar jelas oleh Inuyasha yang ada di sampingnya.

Inuyasha menoleh, wajahnya tampak mengamati wajah gadis di sebelahnya. Wajah gadis yang sangat di cintainya. (masa?-di gampar Inuyasha)

"Apa kau masih menyukainya err mencintainya maksudku?" tanya Inuyasha. Tak ada jawaban, tampaknya gadis itu tengah memikirkan hal lain.

Menghela nafas Kagome berkata, "Hah, kau tau Inuyasha. Ternyata menjalin suatu hubungan itu susah ya?" tanya Kagome, tersenyum miris. "Kau lihat aku tadi, sudah tampak seperti orang gila karena menangis. Huh, memalukan!" ucapnya sedikit tertawa getir.

"Menurutku tidak!" sergah Inuyasha. Kagome menoleh, Memandang Inuyasha dengan tatapan bingung miliknya. "Kenapa?" tanyanya.

Inuyasha melemparkan tatapannya pada awan yang berarak di atasnya, tampak menerawang. "Bukankah semuanya akan mudah jika di lalui dengan kepercayaan?" jawabnya pelan, "Asal saling percaya dan mencintai," pemuda itu menyunggingkan senyuman tipis. "Aku yakin, sebuah hubungan itu akan bertahan lama." lanjutnya.

Tersenyum, Kagome menganggukan kepalanya. "Benar juga sih, memang kau pernah pacaran?" tanyanya. Bermaksud mengejek Inuyasha. "Bicaramu seolah kau itu sangat mengerti dunia percintaan," tambahnya. Gadis itu tersenyum, membuat kedua matanya terpejam. "Kau cukup dewasa dalam menghadapi dunia percintaan ya Inuyasha,"

Inuyasha menoleh, "Tidak juga, aku belum pernah sama sekali pacaran."

Kagome menganggukan kepalanya, "Oh,"

Hening.

"Kenapa diam?"

"Heh? Tidak, apa aku boleh berbaring di sebelahmu?" tanya Kagome ragu.

Inuyasha menoleh, memutar bola matanya bosan. "Oh ayolah Kagome kau itu, tentu saja. Memang ada peraturan yang menyatakan kau di larang berbaring di sini?"

Kagome tersenyum canggung, "Kau ini!" gadis itupun ikut berbaring di sebelah Inuyasha. Kedua matanya langsung bersitatap dengan biru langit yang membentang di atas sana. Bukan hanya kawanan biru itu yang nampak, namun gumpalan awan putih pun tampak beriringan mengikuti arah angin. "Ternyata memang indah ya menatap langit"

'apalagi menatapnya bersamamu Inuyasha' tambah Kagome dalam hati.

"Iya, coba kau perhatikan awan yang itu!" tunjuk Inuyasha.

"Yang mana?"

"Yang itu Kagome . . " Inuyasha masih menunjuk gumpalan awan itu. Kagome menemukannya, sosok awan yang menggumpal membentuk sesuatu yang tampaknya ia kenal bentuk atau err sosok seperti . . .

"Seperti wajah Miroku kan?" bingo, tepat sekali.

"Iya tampak seperti Miroku, lucu sekali!" gadis itupun tertawa kecil.

Inuyasha memperhatikan. "Err Kagome!" panggilnya, agak ragu.

Kagome menoleh dan itu mengakibatkan wajahnya dan wajah Inuyasha berjarak sangat dekat. Spontan wajah Kagome bersemu merah, "A . . ada apa?"

"Soal pesta hanabi nanti, um kau pergi dengan siapa?" tanyanya. Matanya bergerak bergantian menatap kedua mata Kagome di sampingnya.

"Aku belum tau," jawab Kagome, memalingkan wajahnya. Ia tak mampu memandang wajah itu, sungguh. "Kalau kau?"

"Sendiri, kau kan tau aku tak punya pasangan." dengus Inuyasha sebal. Kagome tertawa kecil, "Ada yang lucu ya?" Inuyasha menaikan alis kirinya bingung. Menanggapi tingkah Kagome.

"Tidak," gadis itu menggeleng. "Hanya saja, kau kan sama populernya dengan Miroku dan yang lain. Ku pikir pasti banyak yang mau, sekedar ya hanya pergi barang semalam bersamamu." lanjutnya, masih terkekeh.

"Jangan bercanda," Inuyasha berkata dengan nada skartistik miliknya. "Kau pikir aku ini lelaki macam apa? Lelaki yang gampang di sewa untuk 1 malam huh?" rajuknya. "Kalau Miroku sih iya, bahkan setiap wanita sudah dia beri wasiat!"

"Heh?" Kagome menoleh tawanya terhenti. Inuyasha kembali menatap langit kala itu. "Maksudmu?" tanyanya bingung.

"Iya, aku saja bingung. Masa semua gadis yang ia temui selalu saja ia titipi anak. Contohnya saja Kanna, kemarin saat bertemu, Miroku langsung berkata. 'Kanna, maukah kau melahirkan anak-anakku' cih menjijikan," ejek Inuyasha.

Tawa Kagome meledak, "Ha . . . ha . . . ha . . kau ini ada-ada saja." ucapnya di sela tawanya.

"Kau mau menyamakan aku dengan dia? Cih maaf saja ya!" Kagome tak merespon. Tampaknya masih asik tertawa. Inuyasha menoleh, "Hei, berhentilah menertawakan orang lain!" sela Inuyasha. Tapi ada rasa puas dalam hatinya ketika melihat Kagome menangis karena tertawa, bukan menangis karena tersakiti.

Setelah puas, Kagome pun menghentikan tawanya. "Gomenna, kau itu ada-ada saja Inuyasha!" tuturnya, sembari menyeka sisi matanya.

"Sudahlah, um sudah mulai sore." Kagome mengangguk, "Tak terasa ya?" gumamnya. Inuyasha bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya. "Ayo . . . !" ajaknya, Kagome mengangguk. "Iya," gadis itupun menerima uluran tangan Inuyasha.

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

"Arigato Inuyasha,"

Inuyasha menoleh, matanya menatap bingung wajah Kagome yang kala itu di timpa cahaya merah matahari sore. Tampak cantik. "Untuk apa?"

Kagome menghentikan langkahnya, tersenyum. "Untuk semuanya," tuturnya.

Inuyasha, yang ikut berhenti -karena tangan mereka saling menggenggam- makin memicingkan matanya. Huh tampaknya pemuda ini lama dalam memperoses sesuatu. "Semuanya? Yang mana?" tanyanya bingung.

Menoleh, Kagome kembali tersenyum manis. "Ternyata tanpa ku sadari, kau selalu ada di saat aku perlu. Ya maksudku di saat aku memerlukan teman berbagi kau selalu datang, karena itu . . . " Kagome mencondongkan tubuhnya, mengecup cepat pipi Inuyasha. "Arigato Inuyasha,"

Inuyasha tak menjawab, wajahnya merah padam seketika. Benarkah tadi Kagome mengecup pipinya, oh tuhan ini adalah hari terindah tampaknya untuk tokoh anime yang satu ini.

"Inuyasha . . ?" Kagome melambai-lambaikan tangannya di depan wajah pemuda itu. Pemuda yang masih asik cengo di tempat. "Hei, Inuyasha?" tetap tak merespon. "Dari bumi kepada Inuyasha, adakah jiwanya di sini?" teriak Kagome di depan Inuyasha. Sontak pemuda itu tersadar, dan kembali bersikap normal (emang tadinya kaga normal ya-di tebang ampe gundul).

"Ah sudah, ayo!" mereka pun melanjutkan perjalanan. Tentu saja di iringi tawa Kagome yang asik menertawakan wajah Inuyasha yang merah padam seperti tadi. Hah, padahal Kagome pun sama dag dig dugnya, dan semburat merah tipis pun sempat menghampiri pipi ranumnya. Hanya saja Inuyasha kurang memperhatikan. Jika saja ia perhatikan, pasti ia mendapat bahan ejekan yang sama dengan Kagome. Inuyasha . . . Inuyasha.

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

Paginya di sekolah.

"Pagi Kagome," sapa gadis berkuncir kuda. Di belakangnya tampak dua gadis berkuncir kecil dan berambut hitam panjang tengah asik berdebat.

Kagome tersenyum lebar, "Pagi, wah kalian datang bersama ya?" ucapnya sembari mengamati ketiga sahabat karibnya itu.

"Iya, tadi sebenarnya kami ke rumahmu loh." jawab Sango, sembari menghenyakan diri di bangkunya. "Tapi tampaknya kau lagi rajin, jadi pergi pagi-pagi sekali" sindirnya.

Memasang senyum bersalah, Kagome menggaruk belakang kepalanya. "Gomen, kalian tidak bilang. Jadi ku pikir kalian pergi sendiri-sendiri." tuturnya. Kemudian gadis berambut hitam itu mengalihkan pandangannya pada kedua sahabatnya. Yang tengah menatapnya tajam. Setelah menghenyakan diri di bangku masing-masing.

"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya bingung. Tentu saja, tidak enak bukan bila di tatap dengan tatapan tajam dan menusuk seperti itu.

Kikyou menghela nafas berat, "Hah, ku mohon Kagome. Ceritakan pada kami." pintanya. Kedua matanya menatap serius wajah Kagome.

Di sampingnya Rin, menganggukan kepalanya. Sango? Oh lupakan, tampaknya ia kurang tertarik pada topik ini. Ia muak dengan cinta dan segala macam masalah yang ada di dalamnya, tapi bukan berarti ia tak mencintai Miroku-kekasihnya-hanya saja ia memang tak tertarik mencampuri urusan orang lain. Benar-benar gadis yang cuek tampaknya.

Kagome menggelengkan kepalanya, tampak tak mengerti. "Apanya? Cerita? Apa yang harus aku ceritakan? Tak ada apa-apa," tuturnya.

Rin mengambil buku catatan Kagome, menggulungnya lalu memukul pelan kepala Kagome dengan benda itu. "Kau ini amnesia ya?" murkanya, "Kami sudah tau. Kau putuskan dengan Kouga?" ucapnya. "Dan kau tak mau bercerita pada kami, kau anggap kami ini apa? Boneka pajangan?" oh tampaknya ini mulai serius. Lihat wajah Rin dan Kikyou, wow! Tampak benar-benar meredam amarah.

"Kalian ini, itukan masalah pribadi Kagome. Tak usah ikut ambil kenapa sih?" Sango berujar, memutar bola matanya. "Heran, itukan hak dia. Ku pikir Kagome pun akan bercerita tanpa harus di introgasi seperti ini oleh kalian."

Kagome ingin membuka suara, namun Kikyou menyela. "Oh ya tentu saja, nona muda kita ini hanya perlu waktu. Dan inilah waktunya," kecam Kikyou. Kagome menunduk, baru kali ini para sahabatnya begitu marah. Sebenarnya gadis ini pun tau, semua sahabatnya mengkhawatirkan nya.

"Gomenna teman-teman, aku tak bermaksud menyembunyikannya. Hanya saja aku bingung ingin menceritakannya dari mana," tuturnya. Mendundukan kepalanya makin dalam.

Rin menepuk tangan Kagome, membuat gadis itu mendongak. "Ceritakan dari awal, kami akan mendengarkan."

Sango dan Kikyou mengangguk setuju. Kagome menatap ketiga sahabatnya, sedikit menghela nafas ia mulai bercerita. Ya menceritakan semua titik masalahnya dari awal.

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

Lain lagi dengan 4 sekawan yang satu ini, jika para wanita tengah membicarakan hal serius, maka para pria ini asik tertawa tak jelas. Ya walau satu diantaranya hanya melengkungkan senyum tipis.

"Rendahan,"

"Ha . . . ha . . ha dia bilang rendahan, padahal ia pun ikut tertawa . . " ucap pemuda berkuncir, menunjuk wajah sahabatnya yang tengah mati-matian mengulum senyum.

Di sebelah pemuda itu, sosok lain menepuk pundaknya. "Hei tak usah ditahan begitu, wajahmu tampak seperti paman Totosai kau tau!"

Tawa pun kembali pecah, "Bisakah kau ralat Kouga." cela pemuda berambut perak sembari terkikik memegang perutnya geli. "Bukan seperti Totosai, tapi seperti nenek-nenek penjaga kantin." mereka kembali tertawa. Sesshomaru tampak memerah, benar-benar gengsian.

Kouga menganggukan kepalanya, "Ha . . ha . . ha kau benar Inuyasha, dia tampak semakin aneh. Mirip nenek-nenek terkena masalah pencernaan!" tuturnya. Inuyasha dan Miroku makin tertawa nyaring.

Kita lihat reaksi Sesshomaru, dia tertawa wah dia tertawa. Oh tampaknya lelucuon aneh para sahabatnya telah menghancurkan image nya. Tapi bukankah tertawa itu sehat?

Miroku, Kouga dan Inuyasha berpandangan tampak tak percaya. Tapi sejurus kemudian mereka tertawa bersama. Ya persahabatan memang selalu tampak indah bukan?

TBC . . . .

_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_AISHITERU_KAGOME_

Ye ye ye ye apa-apaan itu, tapi tak apa untuk selingan *PLAKK-di gamparin rame-rame-* banyak adegan InuKago ya? InuYusha nya kaga ada *di sepak*

Kouga . . . oh demi kami-sama kau benar-benar OOC *di gotong ke kawah terdekat sama Kouga FC* tapi gimana sikapnya? Lebay ya? Gomenna minna, Yusha sudah berusaha *berogiji ampe ke pentok lante*

Dan . . . Hountou ni arigato udah RnR . . . ^_^

R

E

V

I

E

W

Lagi?

Sign_Yusha'chan Higurashi