Ini dia lanjutan chapter Please Don't Go Far, seneng akhirnya ke-publish juga, sorry, gara-gara sebenarnya inti ceritanya simple, tapi kubuat 2 chapter, semoga para readers sekalian tidak bosan..….

Don't like, don't read, don't blame

Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei

Please Don't Go Far Chapter 2

Sakura memejamkan matanya. Sesuatu yang hangat menyentuh kakinya. Sesuatu yang hangat…dan berbulu!

Sakura cepat-cepat bangun. Ia bangkit dan berjingkat melihat seekor serigala kecil tidur di kakinya. Ah, serigala yang kemarin. Sakura menyipitkan matanya dan berbaring lagi di rerumputan.

Sakura mengingat kejadian kemarin sore, saat ia melihat wajah Naruto –yang lagi-lagi- mencemaskannya. Rasanya Sakura kesal sekali karena setiap ia berjalan di jalanan Konoha, ia selalu melihat Naruto. Makanya seharian ini Sakura memutuskan untuk pergi ke bukit dan bersantai sejenak.

Ia memandangi langit cerah. Banyak bintang bertaburan di langit. Rasanya saat kecil dulu, ia juga pernah melihat bintang sebanyak ini. Dan disana juga ada Naruto. 'Ah!' Sakura mengumpat dalam hati. Naruto lagi.

Sakura mengangkat tangan kanannya yang dibalut perban. Ia memandangi jari-jarinya di bawah langit malam. Gara-gara kemarin tangannya terluka, Naruto jadi menghampirinya dan menyentuh tangannya. Rasanya sudah lama sekali.

Sakura memejamkan matanya. Ia memegangi tangan kanannya dan meletakkan kedua tangannya di atas dadanya. Jantungnya masih berdetak…tak karuan.

---

"Sai, apa-apaan sih kau ini?" tanya Naruto kesal. Ia jengkel karena malam-malam begini Sai menyeretnya pergi ke bukit. "kau ini kenapa sih?" Naruto mengibaskan tangannya.

Sai menghentikan langkahnya. "ikut saja," perintah Sai dengan muka angker.

Mau tak mau Naruto menurutinya. Naruto sedikit curiga pada Sai. Entah kenapa, sejak dia ada masalah dengan Sakura, Sai jadi ikut-ikutan bersikap aneh.

Sai menghentikan langkahnya di bawah salah satu pohon yang cukup besar. "lihat itu," perintah Sai sambil menunjuk seseorang di ujung bukit. Naruto menanjamkan pandangannya. Tak terlalu terlihat jelas. "Sa..Sakura…" gumam Naruto pelan.

Naruto tertunduk. Banyak hal yang berkecamuk dipikirannya. Naruto mengambil napas panjang lalu mundur selangkah. Ia memutuskan untuk berbalik meninggalkan bukit. Sai langsung mencegatnya. "mau apa kau, Sai?" tanya Naruto dingin.

"apa-apaan kau ini?" tanya Sai balik.

"aku tidak punya waktu untuk ini, Sai," balas Naruto datar.

"apa matamu buta sampai kau tak melihat Sakura disana bersedih karena memikir.." Sai terjerembab karena Naruto mendorongnya.

"berhentilah bersikap sok tahu, Bodoh," Naruto mulai geram. "disini aku yang terluka, jadi berhentilah menjadi pahlawan yang mau menyelamatkan Sakura. Kau tak tahu betapa susahnya aku terus melindunginya, terus mencintainya sekalipun dia terus menunggu orang lain, kau tak tahu itu!" kata Naruto. "cih," Naruto terlihat marah besar.

Sai tertawa kecil. Ia melirik Naruto dengan pandangan miris. "melindunginya?" tanya Sai heran. Sai tersenyum, "melindunginya katamu?" teriaknya sekali lagi.

"kau bilang bahwa dia adalah orang yang sangat ingin kau lindungi. Tapi nyatanya justru kaulah yang terlihat seperti satu-satunya orang yang ingin membunuhnya pelan-pelan!" teriak Sai tak mau kalah.

Naruto terpaku. Ia membatu. Dan terdiam.

Sai mengatur napasnya. Baru sekali ini emosinya meluap. Ia memasang wajah 'tanpa ekspresi'-nya lagi. Sai melangkah maju, mendekati Naruto yang masih terdiam, dan mencengkram kerah jaket Naruto dengan kencang, "kalau kau melindunginya dengan cara konyol seperti ini, jangan pernah menyesal kalau aku atau Sasuke merebut Sakura darimu, Bodoh," ancam Sai.

Sai mendorong Naruto hingga shinobi berambut kuning itu terjerembab dan jatuh terduduk. "jangan terlalu membanggakan perasaan cintamu itu kalau kau sendiri tak bisa membaca perasaan Sakura yang sekarang." Sai pergi menuruni bukit dan meninggalkan Naruto yang masih terbengong.

Sunyi.

Naruto akhirnya memutuskan untuk menghampiri Sakura. Ia memandangi gadis yang dicintainya itu sedang tertidur. Naruto berjongkok memandangi wajah Sakura, 'bodoh, mana ada perempuan sebodoh dirimu, tidur di bukit malam-malam begini,' gumamnya dalam hati.

Naruto menoleh ke kanan. Seekor serigala kecil menatapnya dengan tatapan membunuh. Naruto hanya tersenyum miris. 'pantas saja, yang menjagamu serigala sih,' gumamnya lagi.

Naruto menyentuh poni-poni Sakura yang menutupi keningnya dengan lembut agar gadis itu tak terbangun. Naruto memutuskan berbaring di samping Sakura. Memandang bintang-bintang yang bertebaran di langit.

Naruto bangkit dan duduk. Ia melepas jaketnya dan memasangkannya di tubuh Sakura agar gadis itu tidak kedinginan. Naruto memandangi lagi wajah Sakura. Naruto menggigit bibir bawahnya. Sungguh. Ia masih sangat mencintai gadis ini.

Naruto membungkukkan badannya. Membelai rambutnya pelan dan…menciumnya perlahan. Perlahan segumpal air menetes dari balik bulu-bulu mata Naruto dan jatuh mengenai pipi Sakura.

Gadis itu perlahan membuka matanya. Ia terbangun. Ia masih membiarkan seseorang dihadapannya menghangatkan bibirnya yang sedikit kedinginan. Sakura dapat merasakan hangatnya air mata Naruto yang mengalir. Bahkan poni pirang Naruto dapat menyentuh keningnya dengan lembut.

Naruto perlahan membuka matanya. ia kaget setengah mati ketika mendapati gadis yang diciumnya terbangun dan menatap matanya.

Sunyi. Sepi. Dan dingin. Angin berhembus melewati keduanya yang masih terpaku.

"ma..maaf Sakura, aku tak bermaksud…" Naruto mulai kebingungan.

Sakura tersenyum miris. Ia menarik jaket Naruto yang menyelimuti tubuhnya dan mengembalikannya pada Naruto tanpa sepatah katapun. Sakura beranjak dan melangkah pergi. Naruto langsung bangkit dan mengejar Sakura. Ia menghentikan langkah gadis itu.

Sakura menoleh, menarik tangannya dari genggaman tangan Naruto. "kenapa kau kemari, Naruto?" tanyanya dingin. Naruto mengalihkan pandangannya. Sakura jengkel. Ia mendorong Naruto menjauh dan berteriak, "berhenti bersikap peduli padaku!" teriaknya keras. Suaranya menggema di tengah bukit yang sepi.

"berhenti bersikap seolah kau peduli padaku, berhenti bersikap seolah kau mencintaiku, Bodoh!" teriaknya tak karuan. Sakura menangis. Tangisannya bahkan mampu melukai Naruto dengan begitu berat.

"jangan menangis Sakura-chan," pinta Naruto pelan.

"Bodoh, kau Bodoh," teriak Sakura lagi. Sakura jatuh terduduk. Ia terus menangis.

Naruto terluka mendengarnya. Ia menghampiri Sakura dan langsung memeluknya erat. Sakura yang kaget sedikit berontak, tapi Naruto menahannya. "biarkan sebentar, Sakura-chan," bisiknya lembut.

"biarkan aku memilikimu sebentar saja," bisiknya pelan.

"biarkan aku mencintaimu sebentar saja,"

"biarkan aku mengakui perasaan ini sekali saja,"

Tangisan Sakura pecah. Suaranya tangisannya makin membelah malam yang sunyi dan menjatuhkan langit.

Sakura mempererat pelukannya. Membiarkan suara detak jantungnya terdengar sampai di telinga Naruto. Berharap laki-laki bodoh di hadapannya ini menyadari perasaannya.

Tangan sakura jatuh terkulai. Naruto dapat merasakan gadis itu lemas. Ia melepas pelukannya. Mata emerald Sakura terpejam, "Sa..Sakura!" panggil Naruto. Sakura pingsan.

---

Cahaya matahari masuk menyeruak masuk melalui jendela rumah sakit. Cahayanya yang silau membuat Sakura terbangun dan mendapati seseorang menggenggam erat tangannya. Rambutnya berkilauan terkena cahaya matahari. 'matahari ya,' pikir Sakura. Yah, Naruto memang seperti Matahari. Yang menyinarinya setiap saat dalam hidupnya.

"kau sudah bangun, Sakura?" tanya seseorang di dekat pintu kamar.

"oh, Sai?" sapa Sakura pelan.

"kau ini bodoh atau apa? Badan sampai lemah begitu, kau kan kunoichi medis, masa tak tahu kondisi diri sendiri?" sindir Sai. Sakura hanya tersenyum senang karena diomeli Sai.

"si Bodoh itu masih tidur?" tanya seseorang di belakang Sai. Uchiha Sasuke.

Sakura nampak kaget melihat Sasuke datang ke kamarnya. Apalagi masih dengan seragam rumah sakit. "Lho.. Sasuke?"

"hn," sapa Sasuke sambil tersenyum. "teriakan si Bodoh itu membuat seisi rumah sakit terbangun karena teriakannya semalam,"

"dia stress sekali waktu tahu kau pingsan," jelas Sai.

Mata sayu Sakura menatap Naruto yang tertidur pulas. "dia menjagamu semalaman, sekarang giliran dia yang kelelahan," imbuh Sai. "mungkin sebentar lagi dia bangun, kami pergi dulu ya,"

"ya…" jawab Sakura. Sakura memandangi lagi Naruto. "si Bodoh ini," keluhnya. Sakura bangkit dan menyentuh rambut Naruto pelan. Ia mendekatkan wajahnya dan menciumnya perlahan. Kali ini Naruto terbangun.

Naruto memegangi bibirnya lalu memandang Sakura yang tersenyum padanya. "kali ini, jangan pergi lagi," ucap Sakura pelan. "ini permintaan seumur hidupku,"

Kali ini Naruto tersenyum lebar. Wajahnya ikut memerah karena melihat Sakura tersipu malu. Naruto meraih leher gadis yang dicintainya itu dan membalas ciumannya. "aku janji."

FIN

Yah, akhirnya selesai juga. Leganya. Narusaku.

Kalo lihat pasangan ini seneng rasanya. Sifatnya gak jauh-jauh ma karakter Ichiruki-nya Bleach. Jadi maaf untuk Narusaku haters.

Review ya…. Thanks a lot