K/N : Minna-sama maaf banget updatenya lama! Semua gara-gara Kuzu sibuk ujian dan flashdisk Kuzu datanya ngilang semua, jadinya fic-ficnya juga pada ngilang semua! Ngeselin gak tuh? Gomen ya yang udah nungguin chapter 4 ini, maapin saya... T.T –sembah sujud-
Disclaimer : Satu seme dan satu uke milik Kazuki Takahashi dan dua seme lainnya milik Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata
Pair : SetoxJou, LightxJou, dan MattxJou. Dan ada hint LightxKaiba, kekekekeke *dibanting*
Warning : Slash, Poliseme #plak, Gaje, dan OOC. Don't like don't read. If you're a homophobic or something like that, please leave this page before you're shocked and ended up crushing your laptop/PC/cellphone.
Okay, to the story minna...
Ketiga pria brunet itu saling bertatapan dengan tajam. Deathglare saling diluncurkan. Tiga pasang mata saling menatap angkuh. Membuat sang uke yang sedari tadi duduk di kursi taman yang berada tepat di depan mereka menjadi agak sedikit gemetar.
"Well. Bukankah kau anak kepala kepolisian Yagami Soichiro. Detektif pintar yang sudah dikenal sampai mancanegara, Yagami Light?" tiba-tiba suara berat milik Kaiba memecah keheningan diantara mereka berempat.
Light menarik sudut bibirnya sedikit. Menampilkan sebuah senyuman sinis yang mampu membuat wanita-wanita dan para uke meleleh, tapi entah kenapa terlihat sangat menyebalkan bagi Kaiba dan juga Matt.
"Sungguh kehormatan kau bisa mengenalku. CEO perusahaan mainan tersohor Kaiba Corporation, Kaiba Seto."
Matt menatap tajam kearah Light. Pandangan penuh kebencian tampak dari sepasang mata yang tertutup goggle oranye miliknya. "Mau apa kau disini Light?"
Light mengalihkan pandangannya kearah Matt.
"Bukan urusanmu Mail." balasnya sinis.
Matt menggeram pelan. "Berhenti memanggilku seperti itu!" raung si pemuda berambut cokelat kemerahan. Tangannya mengepal dan tubuhnya sedikit terguncang.
Baik Jou maupun Kaiba tampak terkejut mendengar nada dalam suara Matt. Mengapa Matt tampak sangat syok seperti itu? Sementara Light mencoba mengalihkan pandangannya pada Matt. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua?
Jou mencoba untuk tidak ambil pusing dan memberanikan diri untuk melerai mereka bertiga. Tapi entah mengapa lidahnya terasa kelu. Perasaan takut mulai muncul dalam benaknya. Aura kebencian yang tak kasat mata dapat dirasakannya dengan jelas dari ketiga pria di depannya ini. Kaiba masih dengan sinis menatap kearah Light. Light juga menatap tatapan Kaiba tidak kalah sinisnya, sedangkan Matt tampak sedikit menunduk dan gemetaran.
"Hey, teman-teman..." akhirnya Jou memberanikan dirinya untuk berbicara. Aura hitam yang terasa semakin pekat membuatnya tidak nyaman. Tampaknya suara pemuda pirang ini masih terlalu pelan, hingga mereka tidak bisa mendengarnya.
"Teman-teman!" Jou kembali bersuara dan kali ini lebih keras.
"Apa?" tanya ketiga pria brunet itu. Entah sengaja atau tidak, mereka bertiga bersuara dalam waktu yang bersamaan! Wow, hebat sekali!
Jou menatap ketiga pria tampan di depannya dengan bingung. "Kalian bertiga saling kenal?" tanya pria manis berambut pirang itu. Jou meletakkan tangannya di bawah dagu sambil memutar bola mata hazelnya ke atas, membuat pose seolah dia sedang berpikir keras. Jou sih ingin membuat
"Tentu saja aku kenal dia puppy. Aku selalu bertemu dengannya setiap aku mendatangi pesta-pesta formal." kata Kaiba angkat bicara. Pria itu mengusap-usap kepala Jou dengan sayang. "Dan dia selalu ditemani oleh pria bungkuk bermata panda, dan juga perempuan dengan pakaian lolita. Benarkan Yagami Light?"
Light menutup mata dengan penuh perasaan kesal. Muncul 4 siku-siku berwarna merah di dahinya. Dengan perlahan, kelopak matanya kembali terbuka. Mata cokelat tajam miliknya menatap Kaiba penuh tantangan. Senyum menyebalkan kembali merekah di bibirnya.
"Wah, hebat sekali kau bisa tahu sampai mendetail seperti itu. Berarti kau sering memperhatikanku ya? Apa kau suka padaku?" dengan kepedean yang sangat tinggi, makhluk narsis yang memang ganteng yang kita kenal sebagai Yagami Light itu mendekatkan tubuhnya kearah Kaiba dan mengangkat dagu pria berambut cokelat itu.
"Wha-What the...?"
Jou dan Matt menatap duo seme itu dengan horrornya. Entah kenapa kedua pemuda ini menjadi pucat. "Se-Seto... Kamu benar-benar tidak menyukai Light kan?" tanya Jou panik. Suaranya pelan dan ia sedikit tergagap. Menandakan ia agak sedikit syok dengan pemandangan yang ada di depannya.
Kaiba yang juga sedang dalam froze mode itu seketika sadar dan langsung menggeleng dengan keras dan menampik tangan Light. "Enggak puppy! Cintaku hanya untukmuuu!" kata Kaiba yang nampaknya terkena efek samping dari perlakuan khas seme dari Light.
Matt pun sukses untuk kedua kalinya kembali cengo setelah melihat ke-OOC-an Kaiba.
"Ayo kita pulang saja mutt." Kata Kaiba sembari menarik tangan Jou kearah limo yang terparkir di pinggir taman. Takut Jou akan tercemari pikirannya dengan obrolan gaje dari mereka bertiga. Sebenarnya hanya berdua sih, mengingat Matt lebih banyak cengo bersama dengan Jou daripada ikut pertandingan bacot antara Light dan Kaiba yang sedikit menampilkan adegan semexseme itu.
Jou mencoba berdiri tegak, tapi apa daya tenaga yang digunakan Kaiba untuk menarik-ah tepatnya menyeretnya lebih kuat. Langkah Jou sedikit terseret-seret karenanya. Jou memberi Light dan Matt satu lambaian singkat dan senyuman minta maaf sebelum Kaiba menyuruhnya masuk ke dalam limousine miliknya.
"Jou, bisa beri aku penjelasan kenapa kau bisa duduk bersantai dengan Yagami brengsek tadi?" tanya Kaiba dingin. Suaranya masih bergetar ketika nama Light terucap dari bibirnya. Masih syok sepertinya.
Jou menundukkan kepalanya. Ia takut untuk menatap wajah pacarnya. Takut untuk menatap ke dalam mata lazuli milik Kaiba. Takut kebohongannya akan terungkap.
"Dia teman SMPku," jawab Jou. Suaranya tegas dan tidak tergagap. Siasat agar Kaiba tidak akan mengetahui kalau dia sedang berbohong.
"Teman SMP? Bagaimana bisa?" tanya Kaiba lagi. Masih memungkiri jawaban yang diberikan oleh Jou. Sedikit merasa takut pemuda pirang itu bakal berbohong dan mengkhianatinya.
"Ya gitu deh. Mau tau aja." jawab Jou tidak jelas. Kali ini disertai dengan adegan bola mata yang digerakkan ke atas dan bibir yang dimanyunkan. Sepertinya Jou sudah termakan pengaruh dari kelebayan sintron Indonesia yang ditontonnya setiap malam. Apa itu judulnya? Kemilau Cinta Bakura? Agh, apapun itu namanya. Kaiba tak ingin ambil pusing.
"Ya sudahlah. Aku mau mandi dulu."
Jou tersenyum manis kearah Kaiba. "Met mandi,"
"Kau tidak ikut?" tanya Kaiba lagi. Kali ini disertai dengan seringaian nakal tersungging di bibirnya. Menampilkan gigi-gigi putih yang tertata rapi di dalam mulutnya.
Wajah Jou memerah mendengar pertanyaan Kaiba. "Dalam mimpimu, moneybags!" jerit Jou sambil mendorong Kaiba yang terkekeh masuk ke dalam kamar mandi yang memang ada di dalam kamar sang CEO.
PIP! PIP!
Jou mengambil telepon genggam yang berada di dalam saku celana jeans miliknya.
1 unread email
'E-mail? Dari siapa?' tanya Jou dalam hati. Dibukanya surat elektronik itu dengan sigap.
From : Yagami Light
Subject : Yo!
Hei Jou!
Jou membalas email dari Light dengan cepat.
To : Yagami Light
Sub : Re :Yo!
Hei Light. Ada apa?
Belum sampai semenit, balasan dari Light sudah sampai ke telepon genggam milik pemuda pirang itu.
From : Yagami Light
Sub : Re : Yo!
Sebenarnya aku ingin minta maaf padamu karena tadi aku umm.. hampir menciummu. Kau marah padaku? Aku minta maaf ya.
Jou memerah membaca email yang diberikan Light padanya. Pikirannya kembali melayang pada sosok pemuda berambut cokelat itu. Mata cokelatnya, senyumnya, rambutnya yang tersisir rapi, dan juga perlakuan manis yang dilimpahkannya pada Jou seakan membuatnya terlena. Masih dengan wajah memerah Jou membalas email Light, jari-jarinya terasa agak kaku entah kenapa.
To : Yagami Light
Sub : Re : Yo!
Umm, aku tidak marah kok soal itu. Aku justru ingin minta maaf karena kau hampir berkelahi dengan Seto tadi. Maafkan aku ya. Oh, aku harus melakukan sesuatu. Nanti kuhubungi lagi. Dah, Light.
Dengan cepat Jou mencari nama 'Yugi Mutou' di dalam kontak handphonenya. Setelah ketemu, Jou langsung menekan tombol yang ber-ikon telepon berwarna hijau.
TUUUT
Nada sambung mulai terdengar.
TUUUT
Jou masih diam.
TUUUT
'Ayolah Yug! Angkat telepon dariku!' jerit Jou dalam hati.
KLIK
"Moshi-moshi," suara lembut milik pemuda mungil berambut unik itu akhirnya terdengar ke telinga Jou.
"Yug! Kau sedang di rumah? Boleh aku kerumahmu?" tanya Jou dengan bertubi-tubi. Dia sudah tidak sabar untuk menceritakan semuanya pada Yugi. Pemuda pirang itu tidak sanggup menanggung semua ini sendirian.
"Whoa Jou! Sabar dulu! Aku sedang di luar rumah! Aku pulang dua jam lagi. 2 jam lagi kau tiba di rumahku oke?"
Jou menghela napas. Dia benar-benar ingin menceritakan semuanya sekarang. Tapi apa boleh buat.
"Hmm… oke. Kita ketemu dua jam lagi Yug. Jaaa~" kata Jou seraya menakhiri pembicaraannya dengan Yugi via telepon.
Bersamaan dengan Jou yang memutuskan pembicaraan dengan Yugi, Kaiba keluar dari kamar mandi. Pemuda itu terlihat lebih segar dan berpakaian dengan lengkap. Kaus turtleneck warna hitam dan celana berwarna sama membuatnya jauh kelihatan lebih santai. Tapi itu tidak berlangsung lama ketika ia memakai trench-coat miliknya. Menurut Jou, coat norak itu membuatnya terlihat sangat angkuh.
"Kau mau pergi lagi, Seto?" tanya Jou sambil membetulkan kerah trench-coat milik Kaiba. Mata hazel miliknya menatap dalam ke mata lazuli milik pemuda bertubuh tinggi itu.
Kaiba mengangguk. Didekatkannya wajahnya pada wajah Jou dan mengecup lembut bibir pemuda itu.
"Aku pergi dulu Jou. Baik-baik di rumah ya." Kata Seto lagi seraya mengacak-acak rambut pirang milik Jou dan mengecup pemuda itu sekali lagi.
Jou tersenyum lembut dan mengantar Kaiba ke luar mansion. Dimana Isono sudah siap dengan limousine yang akan menjadi partner Kaiba setiap bepergian.
"Dah Seto!" ucap Jou sambil melambaikan tangan. Kaiba tersenyum singkat dan Isono menunduk penuh hormat. Merasa senang dengan aura lovey-dovey yang dikeluarkan oleh pasangan ini.
Seusai Kaiba pergi, Jou segera melangkah keluar mansion. 'Selama dua jam aku menunggu Yugi, aku pergi kemana ya?' tanyanya sendiri dalam hati. "Ke toko buku saja deh'
Jou berjalan dari mansion besar milik Kaiba ke arah toko buku. Ya, jalan kaki. Selain jarak dari sini ke pusat kota tidak terlalu jauh, jalan kaki itu menyehatkan bukan?
Di sepanjang jalan, Jou disapa banyak orang. Bibi penjual takoyaki, kakak pemilik toko bunga, kakek penjual balon, bahkan anak-anak yang berseliweran ikut menyapanya. Memang Jou terkenal dengan keramahannya disini. Berbeda jauh dengan kekasihnya, Seto Kaiba. Orang-orang banyak menganggapnya sebagai CEO sombong juga angkuh. Namun Jou tahu, kalau semua pendapat orang-orang itu salah besar. Buktinya, sang CEO bermata biru itu bisa bersikap sangat manis padanya dan juga Mokie.
Selain itu, Kaiba juga mirip sekali dengan Light. Pemuda berambut chestnut yang baru dikenalnya beberapa hari itu terlihat sangat menawan. Rambut cokelat yang bahkan modelnya hampir mirip dengan rambut sang kekasih, senyum lembutnya, mata cokelatnya, dan perlakuan khas gentleman itu sukses membuat Jou melumer setiap berada di dekatnya. Bahkan dengan menerima email darinya saja sanggup membuat Jou berdebar kencang.
Ia juga teringat akan Matt. Teman Mokie yang merupakan gamer sekaligus hacker itu juga sanggup membuatnya jantung Jou berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan juga pemuda pirang itu tidak akan lupa pada pernyataan cinta nekatnya itu. Lalu juga—
BRUK!
Jou menabrak seseorang karena berjalan sambil melamun dan tidak memperhatikan jalan. Map dan berkas-berkas milik orang yang ditabraknya berserakan di trotoar. Dengan cepat diambilnya berkas-berkas itu dan menyerahkannya pada orang yang jatuh terduduk setelah ditabrak olehnya.
"Su-Sumimasen! Maaf aku tidak sengaja!" ucap Jou meminta maaf sambil membungkuk. Malu sekali rasanya sehabis menabrak orang apalagi di jalan umum seperti ini. Perlahan Jou membuka matanya untuk melihat siapa orang yang kurang beruntung yang ditabraknya barusan.
"Lho? Matt?"
Matt terkejut ketika suara lembut yang familiar menyapa gendang telinganya. "Jou?"
Jou tersenyum sambil membungkuk sekali lagi. "Maaf aku menabrakmu."
Matt balas tersenyum kearah pemuda manis bermata hazel itu. "Tak apa Jou. Kau sedang apa disini?" katanya sambil menepuk-nepuk bajunya yang berdebu.
Jou menyerahkan map dan berkas-berkas yang ada di tangannya pada Matt. "Aku sedang jalan-jalan saja. Bosan, aku menunggu temanku. Tapi kami ketemu dua jam lagi."
"Mau ngobrol sambil ngopi denganku?" tanya Matt sambil menunjuk sebuah coffee shop yang berada di depan mereka. Tanpa menunggu jawaban dari Jou terlebih dahulu, Matt langsung menarik tangan pemuda itu ke dalam.
Matt dan Jou mengambil tempat di dekat sudut. Cukup nyaman untuk ngobrol dan tidak dapat terganggu dengan orang lain pasti. Kedua pemuda itu memesan minuman pada pelayan yang berada di dekat mereka.
"Jadi Matt, itu berkas-berkas apa? Kau kerja ya? Kerja dimana?" tanya Jou dengan ceria. Tidak peduli dengan fakta bahwa pertanyaan yang diberikannya pada Matt terlalu banyak dan terlontar secara bertubi-tubi.
Matt terkikik geli mendengar perkataan Jou. "Oke, biar kujawab satu persatu. Ini berkas-berkas pekerjaanku. Iya aku kerja. Aku kerja di perusahaan gamedi dekat sini sebagai tester." jawabnya dengan jelas. Mata emerald miliknya yang tertutup oleh goggle oranye kebanggan miliknya sibuk memperhatikan gerak-gerik Jou.
"Ooh begitu." kata Jou sambil menganggukkan kepalanya, pertanda ia mengerti.
Untuk sesaat, pembicaraan santai mereka terputus sejenak karena si pelayan datang membawa pesanan mereka. Vanilla milkshake untuk Jou, dan frappuccino untuk Matt.
Mereka terus mengobrol santai. Tentang olahraga, cuaca, Kaiba, Mokie, hobi, makanan kesukaan, bahkan mereka juga membicarakan tentang human trafficking. Haduh, pembicaraan mereka memang sangat berbobot sekali saudara-saudara.
Sesekali terdengar tawa lepas dari pihak Jou maupun Matt. Nampaknya mereka sangat menikmati semua obrolan mereka sampai-sampai mereka tidak sadar sudah menghabiskan waktu selama dua jam di coffee shop ini.
Matt merasakan handphone di dalam saku celananya bergetar. Diraihnya telepon genggam itu. "Maaf Jou, aku angkat telepon dulu."
Jou mengangguk dan menyeruput milkshakenya sambil menatap Matt. Pria ini terlihat sangat misterius. Selera fashionnya yang minus menurut Jou. Rambut kemerahan miliknya yang kelihatannya sangat lembut. Dan Jou juga tidak pernah melihat melihat warna mata Matt. Jou menyipitkan matanya, berharap bisa menembus kaca google oranye itu dan melihat warna mata milik Matt. Hei tunggu dulu.. apa dia melihat sekilas warna emerald tadi?
Lamunan Jou terputus karena Matt sudah menyudahi acara teleponnya. "Maaf Jou, kita berpisah disini ya. Aku kerja dulu." Kata Matt sambil bangkit dari kursinya. Dikecupnya pipi Jou dengan pelan. "Pesanannya aku yang bayar! Sampai jumpa!"
Pemuda pirang bermata hazel itu tampak cengo sesaat. Sepuhan merah jambu tampak terlihat di pipinya. Aduh, pria brunet ini memang sangat misterius.
"Ooh. Jadi begitu ceritanya? Susah juga keadaanmu Jou." Kata Yugi sambil memandang Jou yang sedang asik guling-guling di tempat tidur miliknya.
"Benar kan Yug? Aku sendiri juga bingung sama diriku sendiri. Kenapa aku bisa berdebar pada orang yang berbeda?" tanya Jou sambil merengut. Ia benar-benar bingung pada keadannya sendiri.
Yugi tersenyum sambil menepuk pundak sahabanya itu. "Sudahlah Jou. Lupakan dulu masalahmu dengan mereka. Kau datang menginap disini untuk bersenang-senang kan?
Oh benar-benar contoh sahabat yang sangat baik.
"Apa? Jadi si anjing kampung itu belum pulang?" tanya Kaiba pada Mokuba yang kelihatan cemas.
"Dari tadi aku mencarinya ke seisi mansion kak. Dia tidak ada disini," balas Mokuba. "Kakak telepon saja deh. Sudah ya, aku tidur dulu. Oyasumi kak~"
"Oyasumi." jawab Kaiba singkat. Kaiba mengambil telepon genggam canggih miliknya dari atas meja.
PIP
1 unread mail
Dengan tidak sabaran Kaiba membuka email tersebut.
From : Yami no Marik
Subject :Aku punya berita untukmu
Perhatikan gambar itu.
1 attachment.
Pria berambut chestnut yang hampir menyerupai jamur itu meng-klik attachment yang terpampang di email dari Marik untuknya.
Itu sebuah foto. Foto Jou di taman yang tadi siang dia singgahi. Jou tampak duduk di kursi taman itu dan... berciuman dengan si Yagami brengsek itu
Kaiba menggeram kesal melihat foto yang dikirmkan Marik padanya "Apa-apaan ini?"
TBC
K/N : Hyahahaha akhirnya inih fic slesei juga! Selesainya jam 23:17 WIB loh! Muahahahahaha XD
Ayo, ada yang mau diomongin Coolkid-san? XD
S/N : Hoo… giliranku yang bales review ya, kak? Sip! Sip!
Arsy Yugi
Hohoho… di mana-mana duo M emang jadi pengganggu ya?*ditimpuk duo M* Hu-um..Jou sekarang lagi bingung, bimbang, gundah gulana memilih antara mereka bertiga. Sip! Ini udah diupdate. Makasih ya reviewnya!
Uchiha 'Haruhi Gaje'
Akh, nungguin sampai jamuran? Gomen, gomen, ini udah diupdate kok ;D. Iya, Light emang mirip sama Kaiba. Haih, mau fotonya Jou lagi 4some-an? Gawat parah tuh! Iya deh, ntar saya diskusikan dulu dengan Marik dan Malik, mereka mau gak memfoto lagi. Oia, makasih reviewnya ya!
ReddishDragonoid
Yo, Kuzu! Chap 4 ini keren loch! XDD Berikutnya kak Elita, kan ? Semangat!
Sweet lollipop
Enggak kena kok ciumannya juga. Kecewa kah? Pesona Jou emang sulit ditangkis sih. Orang lain tuh kalo liat Jou pinginnya nyium dia terus…X3. Iya, DN ada lagi. Tapi sekarang gak ada lagi. Jam tayangnya parah banget dah DX. Makasih ya udah review!
Sora Tsubameki
Makasih, kak Sora! Apa? Kak Sora cengar-cengir sendiri? Wah, bahaya tuh. Jangan-jangan…(sfx: jeng jeng) #plak! Haha Jou bercabang? Emang! Kayaknya si Jou ntu terobsesi sama laki-laki brunet deh. Tapi kenapa si Honda gak dilirik? Hehe
Makasih reviewnya ya!
Mendokusei Toushiro
Busyet juga! XD. Hu-um itu selingkuh gak sengaja sebenernya sih. Lagi ada yang ngedeketin aja.
Mau endingnya SetoxJou? Hmm..Gimana ya~ ditunggu aja oce! Makasih udah review!