"Arrrrgh! Aktor pantat ayam sialan!"
"Apa katamu jidat?"
"Ti... tidak. Bukan apa-apa Sasuke-sama."
X
X
"Kita menikah."
"Aku tidak mau menikah denganmu."
"Kita menikah secara kontrak."
"Maksudmu kawin kontrak?"
X
Naruto © Masashi Kishimoto
I dont own Full House K-Drama
Marriage Contract
Inspirated from Full House K-Drama
Warning : AU/OOC
Hatake Management adalah kemanajemenan yang telah mengorbitkan artis-artis terkenal dan juga manajement paling besar di jepang, manajemen ini juga bekerja sama dengan beberapa entertaiment dan media masa. Gedungnya yang mencakar langit dan taman eksotis dengan pemandangan indah tersajikan ketika mata melirik halamannya. Benar-benar suatu Manajement besar dan memang pantas memiliki artis-artis terkenal di dalamnya. Termasuk seorang aktor muda berbakat yang baru-baru ini menjadi incaran media masa. Uchiha Sasuke, mungkin kau akan mudah menemukan nama tersebut saat membuka majalah, siaran televisi, radio atau koran yang dibaca ayahmu dipagi hari.
Puncuk di cinta ulam pun tiba, pepatah inilah yang sangat tepat untuk para wartawan –yang sudah menunggu kedatangan si bungsu Uchiha dari beberapa jam yang lalu di depan kantor Hatake Management. Laki-laki berambut raven itu hanya mendengus kesal saat turun dari mobil Lamborgini miliknya. Pakaian casualnya yaitu celana jeans kebiruan dan t-shirt biru tua yang dipadu dengan rompi berwarna putih tampak setia melekat di badan atletis laki-laki berumur 22 tahun tersebut. Para wartawan yang sedari tadi menunggu kedatangan aktor tersebut segera menyerang Sasuke –yang langsung melengos menuju manajemennya berniat menghindari para media masa.
"Sasuke boleh wawancara sebentar soal hubungan gelapmu dengan seorang wanita dari Amerika, baru-baru ini?" Tanya seorang wanita yang mengikuti aktor paling terkenal di Jepang err... bahkan seAsia itu sembari menyodorkan perekam suara. Tampak teman-teman satu profesi dengannya memotretkan kamera dan bersiap mencatat sesuatu dalam sebuah agenda kecil saat Sasuke membuka suara.
"Sasuke, tolong klarifikasi tentang gossip pernikahanmu."
"Sasuke, apa benar kau telah memiliki seorang anak?
"Sasuke, apa kau memang mempunyai rumah simpanan di Okinawa yang ditempati anak dan istrimu?" pernyataan dan pertanyaan diajukan satu persatu dari para wartawan yang sudah lebih dari dua hari mengikuti Sasuke tanpa henti bahkan sampai menbuntuti kehidupan sehari-hari Aktor muda ini, hanya untuk mendapatkan kebenaran dari sebuah berita yang sedang hangat-hangatnya, yaitu kebenaran seorang Uchiha Sasuke yang telah lama menikah dan memiliki seorang anak.
'Baka,' batin Sasuke kesal dengan penuturan para pencari berita yang mengikutinya. Dengan cepat Sasuke berjalan menuju rumah Managementnya dengan lindungan dari beberapa Security.
"Yo! Sasuke. Pagi," sapa seorang laki-laki berambut silver dengan model rambut melawan gravitasi. Ia tersenyum datar biasa dan langsung menolong (baca:menyuruh) Sasuke –yang masih dikejar wartawan– masuk ke dalam ruangannya. Laki-laki berambut silver ini mendudukan dirinya ke sofa berwarna merah dalam ruangannya yang diikuti oleh Sasuke. Samar-samar terdengar para wartawan meneriakkan nama Sasuke dari luar Hatake Management.
"Sasuke. Aku tidak bermaksud untuk ikut campur dalam urusan pribadimu tapi– kau tahu bukan apa yang akan terjadi bila terus dibiarkan seperti ini?" Kakashi memulai membuka pembicaraan ketika Artis dari Manajementnya tampak tidak begitu peduli bahkan sepertinya benar-benar tidak mau menanggapi para wartawan diluar.
"Hn. Aku tahu," jawab Sasuke singkat. Mata onyxnya menatap jendela kaca sebentar dan sedetik kemudian ia menatap lurus manajernya, "Tapi, siapa yang akan percaya dengan gosiip murahan seperti itu?" tambah Sasuke setelah mengingat para Fans Sasuke yang sangat setia kepadanya.
"Menurutku lebih baik kau segera mencari pacar, Sasuke," Kakashi berdiri dan berjalan menuju lemari buku disudut ruangannya. Mata yang selalu tampak malas itu membaca judul-judul novel kesayangannya seakan mencari-cari mana novel yang belum selesai ia baca.
Sasuke menghela nafas dan menyenderkan kepalanya ke sofa. Mata onyxnya terpejam sebentar –mencoba mententramkan hatinya. sedetik kemudian laki-laki berambut raven tersebut membuka matanya, menampakan sorot hitam sang onyx, "Aku minta cuti tiga minggu," ujar Sasuke tiba-tiba seraya mengurut dahinya. Kakashi membalikan tubuhnya kearah Sasuke lalu kembali berkutat dengan beragam novel-novel dewasa yang terpajang di lemari.
"Untuk apa?" tanya Kakashi tanpa menghadap Sasuke. laki-laki berambut silver tersebut tampak begitu sibuk dengan kelanjutan novel Icha-Icha Violence miliknya.
"Menikmati rumah baru."
X
X
X
X
"Ino!" teriak histeris seorang perempuan berambut merah muda sembari memukul-mukul benda apapun yang terdapat didepannya. Perempuan yang kelihatan masih berumur 22 tahun tersebut mengerjapkan matanya sekali lagi melihat benda apa yang ia pukul. Kenapa berbunyi 'aduh-aduh'?
"Sakura!" ujar wanita berambut panjang kepirangan seraya menahan tangan teman satu apartemen dengannya yang entah kesambet apa memukul-mukul apapun yang terdapat didepan mata emeraldnya.
Sakura yang sadar langsung mengaruk kepalanya yang tidak gatal "Gomen," ucap wanita bernama lengkap Haruno Sakura tersebut seraya nyengir kuda.
Ino mengeryitkan dahinya menatap Sakura yang tampak ganjil. Dilihat dari bajunya wanita bermata emerald itu tampak rapi tidak seperti biasanya. T-shirt polos berwarna merah marun dan celana jeans berwarna hitam tampak begitu menarik dibadan langsing Sakura, belum lagi rambutnya yang berwarna merah muda sebahu yang biasanya tidak rapi itu sekarang tampak rapi dengan bando berwarna merah tua memperbagus penampilan Sakura. Ino memincingkan mata aquariumnya ke teman karibnya ini, "Kau pasti mau kencan ya?" tanya Ino dengan nada interogasi. Ia menatap dengan pandangan ingin tahu yang tinggi.
Sakura memutar bola matanya bosan, "Siapa bilang aku akan kencan?"
Ino mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar kecil apartemennya yang sangat berantakan. Tampak beberapa majalah wanita tergeletak begitu saja di tengah ruangan, bungkusan makanan ringan juga ikut nimbrung di tengah ruangan, belum lagi baju-baju Ino yang keluar dari lemari dan berada di atas kasur kecil miliknya –mungkin itu semua terjadi karena Sakura dan Ino jarang berada di apartemen–. Tapi bukan itu yang ingin dilihat oleh wanita berumur 22 tahun ini. Sebuah kalenderlah yang sedang dicari oleh wanita bernama lengkap Yamanaka Ino tersebut, "Hari ini bukan hari mengenang kematian orang tuamu. Jadi kau akan kemana?" tanyanya setelah menatap kembali mata zambrud milik Sakura.
Sakura tersenyum renyah seraya mengambil sebuah kertas di kantong tas selempang yang tidak jauh dari dirinya, "Tadi pagi aku pergi ke notaris dan kau tahu apa yang aku dapat?" Sakura balik bertanya. Ino menatap tidak sabaran, "Aku dapat warisan sebuah rumah dari kakekku sebelum ia meninggal setahun yang lalu," ucap Sakura sembari memperlihatkan sertifikat rumah yang ia pegang.
Ino mengangakan mulutnya tidak percaya. Wanita ini segera memeluk Sakura –yang sedang bersorak-sorak bahagia, "Aku pasti akan merindukanmu Sakura," ujar Ino yang di pelukan Sakura seraya terisak.
Sakura terdiam lalu ikut terbawa suasana mendengar isak tangis teman sedari SMAnya tersebut, "Aku pasti akan sering-sering main kesini Ino." gumam Sakura sambil mengelus pungung Ino. Ino yang dipelukan Sakura kembali terisak membuat Sakura merasa betapa beruntungnya dia mempunyai teman seperti ini.
'Arigatou kami-sama. Sakura tidak tinggal bersamaku lagi. Bebanku selama ini akhirnya terhapuskan dan arigatou kakeknya Sakura,' batin Ino menangis bahagia, 'Oya. Kakeknya Sakura semoga kau masuk surga.'
Sebuah rumah bertingkat dua dengan halaman depan yang luas dipenuhi bunga-bunga tampak begitu asri dengan satu pohon cemara yang bertengger di depan sebuah ayunan berwarna merah tua. Rumah berpangar setinggi setengah meter tersebut didominasi cat berwarna putih kebiruan, belum lagi sebuah kebun sayur-sayuran tampak mengiurkan di samping halaman yang tertutup pagar –sepertinya rumah ini benar-benar sangat dirawat.
"Apa aku sedang di surga?" ucap Sakura seraya terperangah dengan mata emerald membulat seketika saat dirinya berada di depan panggar rumah tersebut –rumah yang sudah diwariskan oleh kakeknya sebelum meninggal. Wanita yang membawa koper berwarna coklat ini berjalan sembari membuka pagar berwarna biru tua didepannya. Lantunan kata-kata pujian terhadap almarhum kakeknya ia katakan berulang-ulang kali "Kakek. Arigatou."
Sasuke memasuki kamar dalam rumah barunya dengan langkah pelan sembari membuka kancing-kancing rompi putih yang melekat di badannya. Laki-laki yang sering digosipkan terkena cinta lokasi dengan lawan mainnya di beberapa dorama ini menghela nafas seraya menghempaskan tubuhnya ke ranjang besar dengan bed cover biru tua di belakangnya. Setelah rompi yang ia kenakan terlepas, Sasuke pun membuka t-shirt biru tua polos di badannya, sepertinya sudah menjadi kebiasaan seorang Uchiha Sasuke untuk tidak memakai baju atasan saat berada di dalam rumah –toh dirinya di rumah ini hanya sendirian.
TING TONG...
Sasuke melempar T-shirtnya sembarangan ke atas kasur saat terdengar bunyi bell di pintu depan. Tanpa mengunakan pakaian di tubuh bagian atasnya. Sasuke melengos menuju pintu depan rumahnya 'Paling Kakashi yang datang,' Batin Sasuke mengira-ngira
"Kyaaah! Mesum," jerit Sakura saat seorang pemuda setengah telanjang berambut raven membuka pintu rumah –yang katanya warisan dari kakek Sakura. Wanita berambut merah muda tersebut menutup mata emeraldnya dengan kedua tangan berharap tidak melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat.
Sasuke –laki-laki berambut raven yang dikatai mesum oleh Sakura tersebut hanya mendengus kesal seraya menyenderkan badannya ke samping pintu, "Maaf, aku tidak pesan pizza," ujar Sasuke datar membuat mata Sakura terbelalak lebar.
"Apa katamu? Siapa kau? Kenapa kau berada di rumahku?" tanya Sakura tidak sabaran sembari menghentakan sepatu high heelnya ke lantai. Mata emeraldnya yang ia tutup tadi sekarang terbuka lebar menantang mata onyx Sasuke. Padahal bila Ino sekarang berada disini pasti ia akan jatuh pingsan melihat dada Sasuke yang bidang.
Sekali lagi aktor muda tersebut mendengus kesal, "Kau tidak tahu siapa aku? Dan –rumahmu?" tanya Sasuke balik sedangkan Sakura mulai tajam melirik.
"Oh, kau aktor terkenal itu bukan? Lalu ada apa kau dirumahku?" Sakura melipat kedua tangannya di depan dada dengan tidak sabaran ia mulai bertanya dengan membabi buta.
Laki-laki bermata onyx itu memutar bola matanya bosa "Kau bilang ini rumahmu?" Sakura menganguk pasti, "Kalau begitu tolong datang lima tahun lagi," tambah Sasuke seraya menutup pintu tapi Sakura segera mencegahnya.
Sakura memincingkan emeraldnya menatap mata onyx Sasuke yang sekarang sudah sangat dekat, "Lima tahun lagi? Apa maksudmu?" tanyanya menatapi Sasuke dengan alis mengkerut.
Sasuke mengerling menatap Sakura dengan tatapan sebal, "Rumah ini sudah aku kontrak selama lima tahun dan kalau kau ingin rumahmu kembali kau harus mengembalikan semua uangku," aku Sasuke sedangkan Sakura seketika membeku. Apa katanya? Kontrak? Bagaimana mungkin bisa? Semua batin Sakura berusaha untuk menolak.
"Tapi, bagaimana aku bisa percaya?" tukas Sakura cepat seraya mengelengkan kepalanya.
"Nama kakekmu Haruno Danzou bukan? Yang aku tahu rumah ini di kontrakan olehnya," timpal Sasuke, "Kalau kau sangat ingin rumah ini kembali padamu. Kau bisa mengembalikan uangku," ujar Sasuke lantang membuat mata emerald Sakura seketika terbelalak kaget namun dengan cepat gadis tersebut langsung mengelengkan kepalanya dan mengeryitkan alisnya.
"Berapa?"
"750.000 yen."
"Apa? 750.000 yen?"
To Be Continued…
X
X
Ho...Ho…Ho… *tertawa ala Brook* Fic ini terinspirasi dari Full House, K-Drama pertama yang aku tonton XD. Coz walaupun ni drama udah lama banget tapi tetap aja setiap ditonton ulang pasti gak bosan-bosan ^^ walau sudah 5 tahun yang lalu dan waktu itu masih kelas 5 SD *mengenang masa lalu*. Apalagi saya suka kalau ngeliat Sakura di suruh-suruh si pantat ayam Sasuke –diShannaro– aku suka banget tuh aktingnya Song Hye Kyo (lupa nama perannya =_=)
Suka Full House?
Wajib Review XD
Ada piyu makan kedongdong
Minta Reviewnya donk *halah*
Review Please!