I do not own Naruto. I do not own any quotes. Ideas not 100 percent from me.

OOC. AU. Gombal. Alur gak jelas bla.. bla.. Apalah, yang penting baca ya gan!!


***


"Hey, Sakura, menurutmu cinta itu apa?"

"Apa? Pentingkah aku untuk menjawabnya?"

"Aku hanya butuh jawaban itu saja.."

"Hmm.."

"Jadi?"

"Menurutku, Love never exist. Menurutmu?"

"Pertama, Love do exist," satu helaan nafas, "kedua, cinta yang agung adalah ketika menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya. Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan masih menunggunya dengan setia. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan masih bisa tersenyum sambil berkata; 'Aku turut berbahagia untukmu',"

"Aa—"

"Apabila cinta tidak berhasil.. bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya, dan terbang ke alam bebas. Ingatlah bahwa kita mungkin menemukan
cinta dan kehilanganya. Tapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersamanya.."

Sang gadis menyunggingkan seulas senyuman, "Bagus. Dari mana kau dapatkan kata-kata itu? Google?"

Sedetik kemudian mereka pun tertawa.

.

.

Aku hanya berharap kau bisa terus tertawa seperti ini.. terus tersenyum. Meskipun aku telah tiada, bukan berarti cinta di antara kita hilang, 'kan?


Love is..

By; Min-Sunye


###

Sedikit-sedikit matahari mulai menghilang dari pandangan jutaan pasang mata yang memandang ke arahnya. Langit yang sebelumnya biru dan cerah kini mulai berubah menjadi oranye. Samar-samar beberapa ekor burung melintas di atas kanvas ciptaan Tuhan itu. Sunset memang pemandangan yang indah untuk dinikmati.

Hanya saja tidak untuk gadis bertubuh ramping ini. Mata emeraldnya sibuk menelusuri jalan. Wajahnya tampak lelah dan letih. Rambut sebahu nan unik berwarna merah jambu itu ia biarkan tergerai, meskipun ia merasa begitu gerah dan panas.

Haruno Sakura terus berjalan menelusuri gang kecil yang mengantarkannya ke arah tempat tinggalnya. Sambil bersenandung kecil, ia mengayun-ayunkan tas kecil berwarna merah miliknya. Sampai akhirnya kedamaian sesaatnya itu terganggu oleh nada dering hand phone yang berteriak-teriak minta diangkat.

"Halo?!" jawabnya ketus setelah mengeluarkann hand phone bermerek nokia itu. Tiba-tiba saja suaranya melunak setelah mendengar suara di sebrang sana, "ya... Sekarang?! ... Bisakah lain kali saja? ... Aku terlalu lelah Anko-senpai, lagi pula aku ada— ... Hhh, baiklah. 15 menit lagi,"

Tut..tut..

Dan Sakura mengakhiri telponnya dengan geram dan kesal. Untungnya ia masih sadar sehingga ia tidak langsung melempar nokianya itu. Kini ia memencet-mencet tombol—hendak menghubungi seseorang lagi, "Gaara-kun... Maaf ya sepertinya tidak bisa ke sana... Ya, ya, biasa Anko-senpai meminta pertolonganku, lagi... Setelah kerja? Hmm, gimana ya? ... Tapi Gaara-kun, aku lelah sekali... Penting sekali? Aduuh gimana ya? Pekerjaanku sama pentingnya... Aku janji, besok aku akan ke sana. Ok? ... Jangan begitu dong nadanya, gak enak didenger nih... Ok. I love you,"

Sakura menenak tombol berwarna merah. Cukup untuk acara telpon-telponannya batin Sakura. Rasanya sakit sekali jika mendengar suara hand phone berdering. Kepala Sakura tiba-tiba saja nyut-nyutan ketika hand phonenya berbunyi. Mungkin ini efek dari kelelahan yang ia rasakan.

Sakura menghela nafas panjang. Ia harus rela membatalkan janjinya dengan sang kekasih demi pekerjaannya. Masalahnya, suara bosnya terdengar sangat emosi di sebrang sana. Sakura memang pandai berargumentasi, dan tentu saja selalu menang dalam berdebat, tapi.. untuk bosnya yang satu ini? Hell, no! Yang ada Sakuralah yang kena cacian dan makian bosnya itu.

Sakura pun merubah arah tujuannya. Sampai jumpa apartemenku tercinta, hhh.

###

"dan ini adalah produk terakhir. Aku ingin kamu mencatat semuanya, lalu—" setelah itu Sakura tidak mendengar lagi apa yang diucapkan senpainya, Anko Mitarashi. Pikirannya sudah mulai melayang entah kemana. Sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika ia pikir-pikir, hari ini Sakura belum sama sekali merasakan apa itu istirahat. Sejak pagi saja ia sudah disibukkan dengan mengetik proposal yang kelak akan ia ajukkan ke dosennya, sebagai tanda ia ingin cepat-cepat keluar dari neraka—Universitas Konoha, red—yang sudah mengurungnya hampir 4 tahun. Setelah itu tentu saja ia menjalankan rutinitas seperti biasa, yaitu kuliah. Ia pulang pukul 6 sore, dan sekarang ia ditelpon senpai—sekaligus bosnya itu—untuk membantunya menyisihkan baju-baju yang kelak akan dijual nanti.

"jangan lupa, catat kode-kodenya. Jangan sampai salah," Kurenai mengakhiri. Sakura menghela nafas lega, "Oh iya, maaf ya ngerepotin. Ino pulang lebih awal. Ayahnya sakit. Jadi aku sangat amat teramat butuh bantuanmu. Baju-baju itu akan dijual besok. Tetapi sepertinya Tuhan mengirimkanku malaikat, yaitu kamu Sakura. Ah, senangnya kamu menerima tawaranku ini padahal jika kamu menolak tawaranku ini tidak masalah.."

What?! Apa katanya tadi?! Great, seharusnya aku tolak dari awal! Wanita ini benar-benar menyebalkan, grrr.. Sakura terus mengutuk-ngutuk wanita yang 5 tahun lebih tua darinya itu. Sebenarnya mau menolak atau tidak pun Sakura pasti tetap akan dipaksa. Anko Mitarashi memang tidak terkalahkan.

Sakura mendesah. Enggan sebenarnya kerja sambilan di hari libur kerjanya itu. Seharusnya ia libur.. "Ya.. ya, aku mengerti," Sakura memaksakan seulas senyuman.

Anko membalas dengan seringai, "Bagus, ok, cepat bekerja!" tanpa rasa bersalah Anko langsung mengusir Sakura dari kantornya. Huh? Sudah bagus dibantu, sopan sedikit kenapa.. umpat Sakura kesal. Bosnya yang satu itu memang tidak pernah memberi toleransi kepada pegawai-pegawainya.

Belum sempat masuk ke dalam gudang pakaian, Sakura sudah dikagetkan oleh sosok bertubuh tinggi yang kini sedang menatapnya dari balik kaca butik itu. Sakura langsung melupakan pekerjaannya dan berjalan keluar—menghampiri pemuda yang sedari tadi menatapnya dengan kedua mata hijaunya.

Gaara? Kenapa mendadak sekali.. "Gaa.. Gaara-kun? Aku 'kan sudah bilang—"

"Sakura, aku butuh bicara. Ini penting. Pentiing sekali," Gaara memotong sebelum Sakura menyelesaikan. Sakura mengkerutkan keningnya. Aneh sekali. Kalimat Gaara terdengar sangat serius di telinga Sakura. Perasaannya tiba-tiba saja tidak enak. Ada apa ini?

"Tapi Gaa—"

"Aku mohon. Di sini saja," ucapnya memelas. Sakura tidak bisa berkata apa-apa lagi sampai akhirnya kepalanya mengangguk.

"Kau tahu gadis yang aku kenalkan padamu tempo hari?" tanya Gaara langsung ke poinnya.

Sakura tambah mengkerutkan keningnya. Gadis? Gadis yang mana? Oh, gadis yang dikenalkan saat aku kursus kemarin. Gadis yang tingginya tidak lebih dariku itu. Siapa namanya? Hmm.. Matsu.. Matsuri! Ya, ya Matsuri. Dia 'kan sahabat baik Gaara sejak kecil.. Lalu, untuk apa Gaara-kun bertanya mengenainya?

"Matsuri,"

"Oh. Tentu saja Gaara-kun. Dia teman baikmu. Teman baikku juga. Anaknya baik, pintar lagi. Rasanya aku cocok untuk berteman dengannya. Memangnya kenapa Gaara-kun?" celoteh Sakura langsung. Sakura memang gemar berceloteh jadi jangan heran jika ia tidak pernah kehabisan kata-kata.

Gaara menggeleng, "Ia teman baikku Sakura," lalu menghela nafas, "..juga tunanganku,"

Tunangan?

Entah kenapa, dada Sakura terasa sesak ketika mendengar kalimat terakhir yang Gaara keluarkan dari mulutnya. Rasanya untuk menghirup oksigen pun sangatlah susah. Matanya tiba-tiba memanas. Sakura menggelengkan kepalanya. Tidak Sakura, kamu hanya bermimpi. Meskipun ia sudah mencoba untuk menenangkan dirinya, tetapi.. kenapa di lelaki yang berdiri di hadapannya ini terasa begitu nyata? Real? Bukan.. ini bukan mimpi Sakura. Ini adalah kenyataan. Lelaki yang berdiri di hadapanmu adalah lelaki yang kau cintai selama ini. Lelaki yang selalu mengisi kekosongan hatimu. Lelaki yang selalu mengobatimu dari rasa sakit yang menjalar di tubuhmu. Lelaki yang selalu memberikan rasa manis di kala hatimu terasa pait. Lelaki yang tidak pernah menghilangkan senyuman dari bibirmu.

Ia. Gaara. Kini sedang berdiri di hadapan Haruno Sakura.

Oh.. dia pasti bercanda..

"Gaara-kun, itu sama sekali tidak lucu," Sakura memaksakan seulas senyuman meskipun di kepalanya penuh rasa penasaran dan khawatir. Kenapa? Kenapa dadaku tetap terasa sakit? Oh, Kami-sama..

"Aku memang sedang tidak membuat lelucon," bantah Gaara sedikit kesal, "dan kau tidak sedang bermimpi,"

DEG!

Jantung Sakura berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Dadanya terasa semakin sesak. Matanya kini sudah berkaca-kaca. Seluruh ucapan yang ingin ia lontarkan tiba-tiba terkunci rapat-rapat di dalam mulutnya. Pikirannya kacau, entahlah..

Menyadari Sakura yang sepertinya akan menangis itu, Gaara cepat-cepat melunakkan kata-katanya, "Sakura.. maaf.. maafkan aku. Maaf aku tidak pernah mengatakannya jauh-jauh hari. Maaf aku baru memberi tahumu sekarang. Maaf ka—"

"Omong kosong!" kata Sakura pada akhirnya. Air mata mulai jatuh satu persatu, "Pembohong!"

"Sakura.."

"Diam!" kini tangisnya pecah. Emosinya sudah tidak karuan. Pikirannya sudah benar-benar kacau, "A.. aku butuh.. butuh waktu untuk sendiri.. kumohon, pergi dari sini! Pergi!"

"Sakura.."

"Kau ingin aku teriak, hah?!"

"Iyaa.. iya, maafkan aku Sakura.." ucap Gaara penuh penyesalan sebelum ia beranjak pergi, meninggalkan Sakura yang kini tidak kuasa menahan tangisnya.

###

Dear my Lovely Sakura,

Hey, Sakura. Aku harap kau baik dan sehat selalu.

Kau tau apa hal-hal yang paling terindah di dalam hidupku? Tentu saja, hari di mana ada kau di sisiku. Menemaniku di kala aku sedang susah. Bercanda tawa. Bersenda gurau. Berjalan-jalan ke mall. Sangat menarik bukan? Dan yang paling tidak aku lupakan adalah di mana aku mengajakmu ke taman bermain itu. Kau benar-benar gila di sana. Rasanya seperti menemani anak kecil yang antusias sekali ingin mengunjungi taman bermain. Aku ingat saat kau memaksaku menaiki jet cooster. Sebenarnya aku enggan, tetapi.. kamu terus memaksaku. Dengan menggunakan jurus puppy eyes no jutsu (kau tau 'kan maksudnya?) aku pun dengan sangat terpaksa menemanimu dan.. ujung-ujungnya engkaupun pusing dan hampir pingsan setelah menaikinya, ha ha ha. Sungguh lucu sekali jika mengingat-ingat masa lalu.

Sakura..

Rasanya waktu cepat sekali berlalu. Entah ada badai darimana rasanya angin, hujan, dan petir ingin memisahkan kita.

Aku dijodohkan..

Aku tau pasti, kamu marah. Pasti kamu emosi. Entahlah kamu menangis atau tidak, yang jelas.. kau pasti sangat membenciku, 'kan?

Aku tahu aku salah. Aku tahu perkataanku saat itu benar-benar menusuk hatimu. Menusuk hati yang dulunya kuat dan tegar, kini aku rapuhkan dengan kata-kataku.. Sungguh Sakura, aku tidak memiliki niat untuk melakukannya. Sama sekali tidak. Tetapi Otou-sama terus memaksaku. Memaksaku untuk melupakanmu lalu menikah dengan wanita yang menurutnya cocok denganku. Apakah aku menerima?

Oh tentu tidak..

Aku terus menolak. Memberontak. Tapi dia Otou-sama. Ayahku. Aku tidak dapat mengelak. Aku tidak ingin mengecewakannya. Dan yang paling penting..

Aku tidak mau kamu terlibat. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa.

Demi Tuhan Sakura, semua ini aku lakukan demi kamu. Demi seorang Sakura. Percayalah padaku Sakura, sebagaimana aku mempercayaimu..

Dan yang paling harus kauketahui bahwa..

Aku cinta padamu, Sakura-chan..

I'll miss you. Please, keep in touch with me..

-

Liebe,

Gaara

###

Dear Gaara,

Satu pertanyaan; Jika kau mencintaiku, apakah kau akan mengejarku? Jikalau aku menghilang tiba-tiba dari kehidupanmu?

Jika tidak, lupakan. Lupakan aku.

-

Sakura


To Be Continued..


Author: Konflik saya letakkan di awal-awal chapter. Gak seru banget ya? Yaa, habisnya konflik ini mau aku jadikan perawalan untuk mempertemukan Sakura dengan lawan mainnya nanti, hehee. Chapter depan saya usahakan akan memperdalami siapa itu Sakura? Maksudnya pengenalan tokoh gitu. Oh iya tentang paragraf di awal-awal itu adalah potongan percakapan Sakura dengan lawan mainnya nanti. Jadi sama sekali gak ada hubungannya dengan cerita di bawahnya. Ceritanya belum jelas banget memang. Kenapa Gaara tiba-tiba nyamperin Sakura gitu? Akan dijelaskan di chapter selanjutnya.

Maaf ya alurnya maju-mundur, juga kecepetan.. mungkin? Saya merasa kalau menjelaskan tentang hubungan SakuraGaara terlebih dahulu takutnya ficnya malah panjang bet (=,,=) jadi saya skip dan langsung to the point aja. Chapter depan, semoga kalian suka sama ceritanya.

Sasuke: Ada gue kan Gan?!!

Author: -nabok- Buka kartu aja lo, monskii!!

Sasuke: -ngibrit-

.

.

Sorry for all mistaken,

Review, and critics, please?