Hmm, halo semua. Pertama-tama sykucil mau memperkenalkan diri (^^) Sykucil seorang author baru di sini *PLAAAK* eh maaf maaf, tapi Sykucil adalah collab baru di FFN. Kami adalah collab dari Kuroi Kira, Syllie Charm, dan cumanakecil. Salam kenal semuaaa...!! XD
Ini fic serius pertama kami. Tapi kali ini, baru Kuroi Kira dan Syllie Charm yang beraksi hehe, tapi mungkin juga cumanakecil menyusul dan membantu kami membuat fic ini hoho (^^)v
Okay, this fic real by Syllie Charm and Kuroi Kira. Enjoy it..!!
xXx
Disclaimer : Always Masashi Kishimoto
Genre : Romance/Horror
Rate : M (but maybe can change)
STOIC NECROMANCER
xXx
CHAPTER 1
Pagi hari di sekolah SMA Konoha terasa tenang. Anak-anak masuk dengan riangnya, ada yang bercanda-canda, mengulangi pelajaran sambil jalan, dan menyapa teman-temannya. Kegiatan yang sudah sering terlihat di pagi hari SMA Konoha. Selalu sama, membuat seorang gadis berambut pink sesekali menguap bosan.
"Hoaaah, bosan sekali... Tidak ada yang seru ah," gumam Sakura Haruno nama gadis pink itu. Matanya masih kelihatan ngantuk, sepertinya kurang tidur. Tapi tiba-tiba beberapa orang menabrak pundaknya dengan keras hingga dia hampir terjatuh.
"Aduh, hei-"
"SASUKE-KUUUUUN....!!!" teriak para gadis memecah keheningan di pagi hari. Sampai-sampai keluhan Sakura tidak diindahkan mereka. Anak-anak gadis itu mengerubungi seorang laki-laki yang berdiri tegap di belakang Sakura.
"Oh Si Sasuke, pantas saja," gumam Sakura malas lalu kembali berdiri dan berbalik. Dia tidak peduli dengan laki-laki yang paling keren dan terkenal di sekolah ini.
Sasuke Uchiha, nama laki-laki yang bertampang dingin dan tampan ini. Sakura tidak dan tidak akan pernah tertarik dengan laki-laki super dingin itu. Bukan apa-apa, melainkan karena sudah pasti Sasuke tidak akan meliriknya. Bagaimana tidak? Laki-laki ini terkenal dari keluarga Uchiha yang terpandang dan kaya raya, pintar juga bisa diandalkan. Sedangkan Sakura kebalikan dari semua yang membuat Sasuke menjadi terkenal, dia dari keluarga Haruno yang err.. tidak begitu dikenal dan sederhana, dia juga pintar tapi sayangnya tidak begitu bisa diandalkan dan kadang dia di bawah Sasuke.
Sakura sedikit melirik ke belakangnya masih memperhatikan Sasuke yang dikerubungi banyak cewek itu. Gadis ini mendesah pelan dan menggeleng kepalanya, saat itulah seseorang menepuk bahunya.
"Sakura, kau kelihatan murung?" gumam orang itu. Sakura menoleh, rupanya seorang laki-laki dengan rambut hitam kelimis dan lumayan tampan. Dia adalah sahabat Sakura dari kecil, dan selalu berusaha menghibur temannya.
"Oh, Sai," gumam Sakura sambil tersenyum. "Tidak ada apa-apa kok, tidak usah khawatir hehe," jawab Sakura lagi. Sai ber'oh' ria.
"Oooh, baguslah kalau begitu, ayo kita masuk ke-"
DUUUK
Sai hampir saja jatuh kalau dia tidak dipegang Sakura. Mereka berdua menoleh, melihat Sasuke yang berdiri tegap di belakang mereka. Mata onyxnya menatap tajam pada Sakura dan Sai, tapi lebih tepat dibilang seperti tatapan jijik. Sai terlihat kaget, sedangkan Sakura langsung berdiri tegap di depan Sasuke seolah menantangnya.
"Hei..!! Jalannya hati-hati dong, kau sengaja ya..!?" tanya Sakura spontan dan agak teriak, sedangkan Sasuke hanya terdiam tanpa ekspresi. Dan tanpa mengatakan apa-apa, Sasuke langsung melewati Sakura dan Sai dengan tenangnya seolah teriakan Sakura itu bagaikan angin sepoi-sepoi yang bertiup.
"Hei..!! Tunggu dulu, kau harus minta maaf pada Sai..!!" teriak Sakura lagi. Sasuke terdiam lalu menoleh sedikit, mata onyxnya melirik tajam seperti menusuk.
"Aku tidak mau menghabiskan waktuku dengan kecoa seperti kalian," gumam Sasuke dan dia kembali berjalan. Sakura tertegun begitu pula Sai. Laki-laki berkulit putih pucat itu lalu berdiri dan menepuk kembali bahu Sakura.
"Sudahlah, orang seperti kita memang tak pantas berbicara dengan orang yang terpandang seperti dia," gumam Sai sambil tersenyum palsu yang pahit. Sakura menggertakan giginya.
"TAPI AKU TIDAK MAU KITA DIRENDAHKAN SEPERTI INI..!!" teriak Sakura dan berlari.
"Eh, Sa.. Sakura, tunggu dulu..!!" gumam Sai berusaha mencegahnya, tapi terlambat...
DHUAAAAK
Sakura sudah memukul Sasuke duluan dari belakang, bahkan sampai terjatuh. Sasuke mendongak, tatapan matanya semakin terasa membunuh. Tanpa disadari, Sakura gemetar hanya dengan menatapnya...
"Uuuh," gumam Sakura, merasakan tubuhnya bergetar hebat hanya menatap mata onyx itu. Sasuke berdiri, dia berhadapan dengan Sakura. Gadis itu menunduk takut, bahkan hampir menangis tapi Sasuke hanya mendengus lalu kembali berjalan. Sai segera menghampiri Sakura.
"Sa.. Sakura kau kenapa?" tanya Sai panik, dia segera mengambil saputangan miliknya dan mengusapkannya di wajah Sakura yang mengeluarkan banyak keringat. Sakura terengah-engah.
"Sasuke.. Siapa sebenarnya dia..? Saat menatapnya tadi, aku merasa seolah ada banyak paku yang menusuk tubuhku..." gumam Sakura pelan. Sai terdiam terlihat berpikir.
"Mungkin.. Cuma perasaanmu saja, lain kali jangan nekat. Dia itu bisa berbuat apa saja dengan uangnya, bisa saja kita dikeluarkan dari sekolah. Ayo, masuk kelas," jelas Sai dan membantu Sakura berdiri. Sakura terdiam kemudian mengangguk....
-
-
-
Di dalam kelas...
"Sasuke-kun..!! Ini coklat untukmu..!!"
"Sasuke-kun, apa saja akan kulakukan untukmu asal aku bisa jadi pacarmu yaaa..."
"Sasuke-kun kereeen..!!"
"Sasuke-kun, tolong ajari ini dooong..!!"
"Sasuke-kun,"
"Sasuke-kun,"
"Sasuke-kun, Sasuke-kun, berisik banget sih. Najis banget denger nama dia daritadi disebut-sebut," ketus Sakura. Sai tertawa kecil melihat wajah temannya, lalu dia mencubit dengan gemas pipi gadis itu.
"Sudah sudah, kau ini memang tidak bisa ambil pelajaran ya," gumam Sai, Sakura mendengus.
"Huh, ambil pelajaran apa? Emang aku harus tunduk pada dia gitu, cuma gara-gara tadi?" ketus Sakura lagi. Sai hanya menggeleng-geleng saja. Tiba-tiba setelah lama terdiam, Sakura tersenyum lebar.
"Sai..!! Aku tahu caranya, supaya kita bisa mengalahkan si sombong itu..!!" gumam Sakura. Sai mengangkat alisnya bingung.
"Hah? Err, gimana caranya coba?" gumam Sai sambil mendekatkan dirinya pada Sakura.
"Kita cari aja kelemahan dia..!!" gumam Sakura sambil tersenyum menyeringai.
"Ca.. Cara nyari kelemahannya?" tanya Sai. Sakura memukul bahu temannya itu.
"Aduuuh, kamu tuh gimana sih? Ya tinggal kita ikutin aja dia, pasti ketemu," gumam Sakura dengan percaya diri.
"Ha? Ka.. Kau yakin Sakura?" tanya Sai. Sakura mengangguk cepat.
"Tentu saja, dong hahahaha..!!" tawa Sakura dengan sombongnya. Sai memutar bola matanya dan tersenyum kecil.
"Ya sudah, terserah kau saja nyonya Haruno," gumam Sai yang seolah mengejek. Sakura tertawa dan mereka kembali bercanda seperti biasa.
Tanpa mereka sadari seseorang mengawasi mereka dari jauh...
-
-
-
Selesai pelajaran sekolah...
"Hei Sakura, kau yakin? Kalau ketahuan bagaimana?" tanya Sai pada teman sejak kecilnya itu. Sakura mengangguk yakin.
"Ya, kali ini serahkan padaku..!! Kau besok atau kapan-kapan saja hehe," gumam Sakura sambil tertawa jahil.
"Hei, kau nyadar kan kalau kau ini paling nggak bisa diandalkan," cerocos Sai dan Sakura memukulnya telak.
"Huh, sembarangan saja kalau bicara," ketus Sakura. Dan saat Sai mengelus kepalanya yang habis dipukul Sakura, tiba-tiba suara ocehan para gadis yang biasa mengikuti Sasuke mulai terdengar.
"Nah, dia sudah datang Sai. Oke, aku akan beraksi," gumam Sakura mantap.
"Sakura hati-hati lho," perintah Sai. Sakura tersenyum manis dan mulai memperhatikan targetnya dari kejauhan, dan dia pun bergerak.
Sasuke menaiki motor ducati miliknya dan melaju kencang. Sedangkan Sakura yang hanya bisa menaiki sepeda, terpaksa harus mengayuh kencang walau sekali-kali dia harus pelan-pelan setiap dia merasa Sasuke merasakan kehadirannya. Sasuke berhenti di depan sebuah rumah mewah yang sangat besar. Sakura terdiam memperhatikan Sasuke, rupanya laki-laki itu benar-benar tampan dan keren. Perlahan wajah Sakura memerah tapi dia segera menepisnya.
"Mikir apa sih aku? Aku harus menemukan kelemahan dia," gumam Sakura pada dirinya sendiri. Sasuke masuk ke dalam rumahnya yang besar dan terkesan sepi itu. Sakura mengikutinya dan berpikir.
"Oh iya ya, kedua orang tua Sasuke katanya kan sudah meninggal. Pantas saja dia selalu terlihat kesepian," batin Sakura dalam hati. Sempat tersirat rasa kasihan dalam hatinya.
"Tapi... Itu sama saja denganku, orang tuaku kan juga sudah meninggal. Ngapain aku mengasihani dia?" batin Sakura lagi dan dia pun sudah muali memasuki halaman Sasuke. Sakura terkagum-kagum dengan halaman Sasuke yang sangat luas, mengingat dia malah sama sekali tidak punya halaman.
"Waaah, luas sekali. Ah iya, aku kan pernah dikasih tahu ibu yang sempat kerja di sini," gumam Sakura mengenang ibunya. Memang, ibunya dulu adalah tukang kebun keluarga Uchiha. Tapi beliau sudah meninggal karena sakit paru-paru yang dideritanya. Tiba-tiba Sakura mendengar suara Sasuke dari dalam rumah...
"Tak apa-apa bu, aku baik-baik saja," gumam Sasuke entah pada siapa. Sakura terbelalak, perlahan detak jantungnya berdegup kencang.
"Sasuke.. ngomong sama siapa dia?" tanya Sakura entah pada siapa. Dia mendekatkan dirinya pada jendela besar yang tersambung dengan ruang keluarga Sasuke. Di sana Sasuke sedang duduk di sofa membelakangi jendela Sakura dan di depannya, berdiri seorang wanita yang tertunduk.
"Si.. Siapa itu?" tanya Sakura gemetar. Perlahan Sakura melangkah mundur merasakan bulu kuduknya berdiri, perasaan yang tidak biasa.
Tiba-tiba perempuan itu mengangkat wajahnya dengan cepat. Sakura terbelalak melihat wajah orang itu. Wajahnya pucat sekali, matanya putih seolah tidak ada pupilnya, tubuhnya pun terlihat sangat kurus kering, rambutnya acak-acakan. Sakura menelan ludah, melihat sosok perempuan itu. Dia seperti mengenalnya. Ya, tidak salah lagi itu adalah Mikoto Uchiha ibu Sasuke yang sudah mati 3 tahun lalu karena kecelakaan bersama ayahnya.
"KYAAAAAAA....!!!!!!" teriak Sakura histeris. Sasuke menoleh cepat dan mendapati Sakura sedang berlari terbirit-birit menuju pintu keluar rumahnya.
"Dia... melihat... ibu... nak," gumam Mikoto, dia menatap Sasuke dengan tatapan kosong. Sasuke terdiam.
"Kita harus mengejarnya, dan kita pastikan dia tidak mendengar pembicaraan kita," gumam Sasuke. Dan dia langsung berjalan cepat menuju pintu rumahnya.
Di lain pihak, Sakura sedang berlari secepat mungkin. Wajahnya dipenuhi keringat dingin, sedangkan dari tadi bulu kuduknya semakin merinding saja. Berkali-kali dia hampir menangis, tapi disekanya. Takut, dia sangat takut. Bagaimana tidak? Dia melihat Sasuke dengan tenangnya bicara dengan orang mati. Dan yang aneh, itu tidak berbentuk seperti roh melainkan tubuh asli. Seolah-olah ibu Sasuke dibangkitkan dari kubur beserta tubuhnya.
Sakura terengah-engah. Dia menoleh ke belakang, sepertinya Sasuke sudah tertinggal cukup jauh. Sakura menghembuskan nafas lega, walau sebenarnya dia masih agak tegang. Saat gadis itu menoleh, rupanya sekarang dia tepat di depan pemakaman tempat ibunya juga dikuburkan. Sakura terdiam...
"Masih.. jam 4. Hah hah, lebih baik aku ziarah dulu di makam ibu supaya aku bisa sedikit tenang," gumam Sakura lagi. Akhirnya dengan langkah gontai, Sakura memasuki pemakaman itu. Dicarinya batu nisan bernama REIKA HARUNO. Dan benar saja, di ujung pemakaman inilah, batu nisan itu tertancap di atas gundukan tanah. Sakura membelai batu nisan yang sudah kotor itu.
"Ibu, baru saja aku melihat ilusi yang mengerikan, aku.. takut sekali. Seandainya ibu masih di sini, aku ingin memeluk ibu," gumam Sakura sambil membelai batu nisan dan gundukan tanah di bawahnya. Tiba-tiba Sakura merasakan kepalanya sangat pusing seperti sesuatu membebani kepalanya.
"Uh, ke.. kenapa aku..."
BRUK
Sakura pun jatuh tertidur. Kepalanya bersandar di atas gundukan tanah tempat ibunya itu dikuburkan. Tidurnya sangat pulas, sepertinya dia kelelahan setengah mati. Sakura tertidur sampai kira-kira 6 jam. Dengan kata lain, jam 10 malam dia baru bangun. Saat membuka matanya, pemandangan di sekelilingnya sudah sangat gelap.
"A.. A.. Aku ketiduran..!! Sial, aku harus pulang," gerutu Sakura dan segera bangkit. Tapi alangkah kaget dan merindignya dia begitu berbalik, karena Sasuke dan ibunya yang sudah mati itu sedang menatapnya tajam. Bahkan Sasuke tidak menatap dengan mata onyxnya. Melainkan mata berwarna merah dengan sesuatu seperti bercak hitam di dalamnya. Dia menyeringai melihat Sakura yang menatapnya takut.
"Tidak semudah itu kau keluar dari sini, Sakura..." gumam Sasuke dengan nada sinisnya. Sakura menelan ludah.
"A.. APA MAKSUDMU..!? I.. ITU IBUMU KAN? HARUSNYA IBUMU SUDAH MATI 3 TAHUN LALU KAN? KENAPA BISA..!?" teriak Sakura spontan. Sasuke tertegun, dia menggertakan giginya dan mata merahnya menyiratkan kemarahan.
"Berani sekali kau mengatakan itu pada ibuku, dasar cewek bodoh. Kau memang pantas mati seperti mereka...." gumam Sasuke dengan dingin.
"Me.. Mereka? Siapa?" tanya Sakura dengan tubuh gemetar. Sasuke terdiam.
"Itu bukan urusanmu, karena sebentar lagi kau akan mati tapi...." Sasuke memejamkan matanya. Lalu saat dia membuka matanya, warna merah matanya terasa lebih pekat dari sebelumnya. Dan bercak hitam di mata Sasuke seperti berputar.
"Yang akan membunuhmu adalah dia. Kau akan menyesal karena sudah mendapatkan rahasia klan Uchiha," gumam Sasuke datar sambil menunjuk makam ibu Sakura.
"A.. Apa..!? Aku tidak tahu apa-apa, aku belum mendengar apapun tentang rahasia klan Uchiha, aku bersumpah..!! Kau salah paham..!!" gumam Sakura dengan nada gemetar. Sasuke mendengus lalu mengangkat tangannya.
"Sudah terlambat untuk berbohong. Bangkitlah Reika Haruno dan bunuh kecoa ini," gumam Sasuke entah pada siapa, sehingga membuat Sakura bingung tapi tiba-tiba...
ZRAAAAK
Sakura ingin berteriak tapi dia tidak bisa, suaranya seperti menghilang begitu saja. Rupanya sesuatu dari makam ibunya bergerak dan keluarlah sebuah tangan. Tangan pucat itu meraba-raba dan muncul tangan satu lagi sehingga kedua tangan itu menahan tanah, muncullah kepala kemudian tubuh dari kuburan itu. Rambut merah mudanya acak-acakan sehingga menutupi wajahnya. Dan saat dia mengangkat wajahnya, keadaannya lebih parah dari Mikoto. Karena bola matanya sudah tidak ada, bahkan hampir mendekati tengkorak. Tubuh itu mendekat pada Sakura.
"KYAAAAAA...!! TOLONG, TOLOOOONG..!!!" teriak Sakura yang berusaha mundur. Tapi sialnya dia terhalang tembok dan sekarang mayat itu sudah semakin mendekat Sakura.
"Tidak... Ibu... AAAKH," tangan yang sudah akan menjadi tulang itu mencekik Sakura dengan sangat kencang lalu mengangkatnya.
Sakura berusaha melepaskan tangan ibunya itu, tapi sia-sia. Saat Sakura merasa akan kehilangan nafasnya, tiba-tiba tangan ibunya melemah kemudian tubuh ibunya itu terjatuh. Dan begitu Sakura mendongak, Mikoto juga ikut terjatuh seolah menjadi boneka yang kehilangan pengendalinya. Sakura menelan ludah melihat seseorang yang memegang kepala Sasuke.
"Lepaskan aku, sialan..!! Kenapa kau selalu menggangguku..!?" geram Sasuke pada orang di belakangnya. Sakura akhirnya bisa melihat, seseorang yang mirip Sasuke tapi dia berambut panjang dan dikuncir. Mata merahnya terasa lembut berbeda sekali dengan Sasuke.
"Sasuke, sudah kuduga menjadi necromancer tidak cocok denganmu. Kau itu terlalu emosian," gumam laki-laki itu sambil tetap tenang memegang kepala Sasuke.
"DIAM..!! Itu memang takdir kita, sebagai Uchiha. Jangan samakan aku denganmu yang selalu lari dari takdir seperti pengecut, Itachi..!!" gumam Sasuke dengan penekanan di setiap katanya. Hawa membunuh serasa keluar dari tubuhnya. Laki-laki yang disebut Itachi itu terdiam, lalu melepaskan kepala Sasuke dan menghampiri Sakura.
"Kau.. Sakura Haruno ya?" tanya Itachi. Sakura mengangguk ragu. Itachi menatapnya dalam, ke dalam mata emerald hijau Sakura kemudian dia tersenyum.
"Kau memang bodoh, Sasuke. Gadis ini tidak tahu apa-apa tentang rahasia klan Uchiha. Tapi gara-gara kamu yang membangkitkan ibunya, sekarang dia jadi tahu. Kalau begini, dia jadi harus mati kan?" gumam Itachi. Sasuke tertegun lalu menatap Sakura tidak percaya, begitu sebaliknya. Itachi memperhatikan keduanya lalu tersenyum.
"Tapi.. kayaknya untuk gadis cantik ini ada satu pengecualian," gumam Itachi sambil memegang dagunya. Sasuke mengangkat alis.
"Sakura, maukah kau jadi pasangan Sasuke? Dengan begitu, kami tidak akan membunuhmu," gumam Itachi Uchiha dengan tenangnya. Sasuke dan Sakura terbelalak kaget.
"APA..!? Kau gila, Itachi..!!" gumam Sasuke.
"Tak apa kan? Aku yakin, gadis ini bisa mengendalikan emosimu sebagai seorang necromancer sejati. Yah, memang butuh waktu tapi lebih baik daripada tidak ada kan? Kau tahu sendiri aku jarang mengawasimu," jelas Itachi dengan tenang tanpa menghiraukan death glare Sasuke. Sakura sendiri seperti kambing congek, bingung harus berkata apa.
"Lebih baik, kau terima saja Sasuke. Daripada aku harus menyegel kekuatanmu itu?" gumam Itachi sambil tersenyum lembut tapi entah kenapa malah terlihat seperti mengancam. Sasuke menghela nafas lalu berbalik dan pergi begitu saja.
"Maaf Sakura, kau pulanglah duluan ke rumah Uchiha ya," gumam Itachi dengan lembut, sehingga Sakura bisa merasa nyaman di dekatnya.
"Ta.. Tapi aku..." Itachi menutup mulut Sakura. Kemudian dia memejamkan dan kembali membuka matanya, lalu dia mengangkat tangannya persis seperti yang dilakukan Sasuke sebelumnya.
"Bangkitlah Reika Haruno, kembalilah ke kuburanmu. Bangkitlah Mikoto Uchiha, ikutlah denganku," gumam Itachi mengeluarkan dua kali perintah. Dan tak perlu ditunggu, Reika kembali bangkit dan masuk kembali ke lubang kuburannya itu. Sedangkan Mikoto mengikuti Itachi dan Sakura yang menuju jalan pulang.
"A.. Apa yang harus kulakukan, tiba-tiba harus tinggal di rumah mewah itu dan lagi..." Sakura melirik kepada Mikoto yang berjalan gontai di sampingnya. Merasa diperhatikan, Mikoto menoleh dan spontan Sakura langsung membuang muka. Sakura mendekatkan dirinya pada Itachi.
"Tapi... kenapa aku harus jadi pasangan si sombong itu?"
"Dan lagi, sekarang aku sudah mengetahui rahasia Sasuke yang ternyata seorang Necromancer, itu berarti..."
"Aku juga akan tinggal dengan para orang mati yang dipanggilnya...!?"
To Be Continued
xXx
Necromancer : Pembangkit dan pengendali orang mati..
Stoic: kalem, dapat mengendalikan emosi dengan baik (emang belum keliahatan di chapter ini, sabar saja) XP
Yuhuu, pencetus ide fic ini adalah Syllie sedangkan Kira cuma mengetiknya dan membentuknya dalam sebuah fic wehehehe *BUAAAAAGH*
Ngg, terus Kira udah berusaha mati-matian nih membuat kesan horrornya. Kerasa nggak? Kalo nggak, berarti Kira gak punya bakat dalam bidang horror, huweeee (TT_TT) *dilempar sandal karena berisik*
Ehem, syllie juga mohon maklum kalau ada typo, masih pertama kali jadi Beta. kasih tahu saja kalau ada. :D
Okelah, minta revieeeew...!? X3