Yoo...
Mohon maaf atas terlalu lamanya saya hiatus... :p
Terlalu banyak tugas dan game yang mengganggu konsentrasi untuk menulis fanfic... XD
Anyway... chapter 4 saya mulai... Masih rated T...
Chapter 4: Flashback and Deidara Sensei's Request
Hari Kamis pertama sejak Naruto naik ke kelas 2 SMU.
Bel masuk telah berbunyi, Naruto cs sudah berada di dalam kelas mereka, dan langsung ke tempat duduknya yang terletak persis di depan meja guru bersama Kiba. Di Belakangnya, duduk Shikamaru yang kini sudah setuju untuk bekerja sama dengan mereka untuk 'meluruskan' anak-anak nakal di kelas mereka.
Dan yang duduk di sebelah Shikamaru adalah Suigetsu. Pemuda murah 'senyum' berambut biru ini sebenarnya tidak ada masalah baik dengan pelajaran ataupun dengan guru. Dia juga tidak pernah menyakiti atau melukai murid lain dengan kenakalannya... Kalau saja kebiasaannya untuk membuka situs xxx melalui Handphone-nya atau kebiasaannya mengintip murid-murid wanita di sekolahnya tidak ketahuan oleh salah seorang guru saat kelas satu dulu, tentunya dia tak akan berada di kelas 'istimewa' ini.
Tapi masalah itu kita kesampingkan dulu, dan akan kita bahas chapter depan...
Saat ini semua sedang larut dalam kesibukannya masing-masing. Kiba sedang menghitung peralatan-peralatan iseng miliknya yang dia bawa dalam sebuah tas khusus. Shikamaru sedang sibuk memikirkan strategi baru untuk game-nya dalam alam mimpi. -Dan Suigetsu seperti biasa menengok-nengok ke belakang sambil berharap ada murid wanita yang terlalu santai sehingga tanpa sadar membuka sudut paha mereka terlalu lebar. Dan Naruto, baru saja kembali dari...
"Oi, Nar... Abis ngapain kau?" Tanya Kiba dengan muka khawatir.
"Jebakan penghapus... Biasa lah... hehehe... " Jawab Naruto santai.
Teman 'seperjuangan'-nya itu malah memasang wajah horor. "Lo... nggak inget jadwal pelajaran hari ini ya?" Tanyanya.
"hahaha... mana merhatiin gw..." Jawab Naruto dengan muka nakal. "Memang siapa?"
Belum sempat Kiba menjawab, terdengar suara dentuman kecil, menandakan jebakan yang Dipasang Naruto telah mengenai seseorang yang tidak beruntung. Disusul sebuah jeritan kaget dari sang korban.
"Aduh! Un..."
Mendengar embel-embel 'un' tersebut, Keringat dingin muncul dari seluruh tubuh Naruto. Dan dengan itu ia kembali mengingat kenangan buruknya di awal masa SMU-nya.
Flashback...
Lab Kimia...
Anak-anak kelas 1C Konoha Gakuen memasuki ruangan tempat mata pelajaran kimia berlangsung tersebut.
"Lab Kimia... Surga untuk berbuat jahil nih!" Ujar Naruto riang kepada Kiba.
"Hehehe... Apalagi sepertinya gurunya lembek begitu... Bisa puas deh kita..." Sahut Kiba sambil mengamati sang guru yang berperawakan langsing dan berambut kuning panjang dikuncir tersebut.
...
"Permisi..." Kata kedua anak nakal tersebut sopan sembari melewati sang guru kimia itu.
"Ya... un... cepat duduk ya... un..." Jawab sang guru.
"3... 2... 1..." Bisik Naruto kepada Kiba sambil sedikit cekikikan.
'DOR! DOR! DOR!"
"Gyaaaahhh... Un." Teriak sang guru tersebut ketika tiga buah petasan kecil meledak di dalam saku jas-lab nya...
"Sukses!" Bisik Naruto dan Kiba riang sambil melakukan 'tos' pelan di bawah meja.
...
...
Pelajaran Kimia di lab tersebut berjalan lancar. Nama guru pirang tersebut adalah Deidara. Caranya mengajar juga termasuk baik, perhatian, dan tidak membosankan, sehingga Naruto merasa sedikit bersalah telah mengerjai guru tersebut. Di tengah pelajaran, tiba-tiba guru tersebut memanggil Naruto dan Kiba untuk membantu praktikum-nya.
"Naruto Uzumaki, dan Kiba Inuzuka... Coba kalian berdua membantu saya melakukan eksperimen ini." Panggilnya.
Naruto dan Kiba yang merasa sedikit bersalah telah mengerjai guru yang baik itu, maju kedepan tanpa banyak berkomentar.
"Nah coba kalian berdua mencampurkan kedua cairan ini, un... Naruto, kau pegang wadahnya, dan Kiba, kau tuangkan saja cairan ini ke wadah yang dipegang oleh Naruto... un." Jelasnya.
Naruto dan Kiba menurut saja...
Naruto memegang wadah yang tampaknya berisi cairan bening, sementara Kiba memegang wadah yang berisi cairan berwarna perak dengan hati-hati.
"Jangan tegang, un... Cairan itu harus dimasukkan sekaligus agar dapat bereaksi..." Jelas Deidara sensei kepada Kiba. "Kurasa kalian adalah anak yang pemberani, makanya aku meminta tolong pada kalian berdua.. un."
"Baiklah..." Kiba menarik nafas panjang. "Ok, mari kita tuangkan." Kiba langsung membalik tabung reaksi yang ia pegang.
"DUARRRR!"
Sebuah ledakan yang lumayan besar terjadi saat kedua cairan tersebut disatukan di wadah yang dipegang oleh Naruto.
"Waddduhhh… un.. Salah, itu ramuan yang akan meledak kalau dicampur dengan air garam…. Maafkan saya ya…. Un." Deidara sensei tampak panik menghampiri kedua muridnya yang menjadi korban ledakan tersebut. Muka mereka menghitam dan rambut mereka terbakar sukup parah.
"Sini… Biar saya bersihkan…." Ujar Deidara sambil merangkul kedua 'korban' tersebut dan mengarahkannya ke washtaffel di sisi ruangan lab tersebut. Sambil menggiring Naruto dan Kiba, tiba-tiba aura dari guru tersebut sedikit berubah.
"Sekarang skor-nya seri ya anak-anak.. un... Jangan kira aku tak tahu kalau kalian yang menyelipkan petasan di kantongku ya.. un… Lain kali kalian berbuat 'berani' begitu, aku bisa memuat 'ledakan' yang lebih besar loh… un.." Katanya dengan nada mengancam kepada Narut dan Kiba.
….
….
Dan sejak saat itu, Deidara-sensei tidak pernah lagi mendapat gangguan dari kedua trouble-maker tersebut.
….
End of Flashback
….
Kembali ke cerita.
Di pintu itu, berdirilah sosok Deidara yang penuh dengan kapur yang baru tumpah dari jebakan yang dipasang oleh Naruto.
"Ka…kau melakukannya Naruto…" Kata Kiba dengan gemetar.
"A… ada saran?" Tanya Naruto mengharapkan sebuah jawaban yang dapat menyelamatkan nyawanya.
"Sebaiknya kau minta maaf baik-baik deh…" Jawab Kiba terpaksa.
Naruto, yang tidak memiliki ide lain, menurut saja dan mendekati sang guru, mencoba memohon untuk keselamatan dirinya.
Tetapi sebelum sempat Naruto meminta maaf, Deidara sensei terlebih dulu menyela…
"Baiklah… saya akan memaafkanmu.. un… Tetapi, saya memerlukan bantuanmu." Ujarnya.
"Ba… bantuan?" Tanya Naruto ragu-ragu.
"Kamu yang ditunjuk oleh Anko sensei untuk menjadi asistennya dalam memperbaiki anak-anak bermasalah kan, un?" Tanyanya.
" I… iya… Jadi bagaimana saya bisa membantu sensei?" Tanya Naruto lebih lanjut.
"Sudah menentukan target selanjutnya?" Tanya Deidara sensei.
"Be.. belum…"
"Bagus kalau begitu, bisakah kau mulai dari dia?" Tanya Deidara Sensei sambil menunjuk salah seorang di antara murid-murid kelas itu.
Naruto dan kiba spontan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Deidara sensei tadi. Suigetsu pura-pura menengok ke arah yang sama, tetapi fokus matanya tertuju pada bagian bawah meja murid-murid wanita. Sedangkan Shikamaru yang sempat mengubah posisi tidurnya menjadi bersandar pada tembok hanya melirik saja.
Di arah tersebut terlihat seorang wanita berkacamata dan berambut merah terang menatap Deidara sensei dengan genit. Menyadari bahwa Deidara sensei menatap ke arahnya, wanita tersebut memberikan blowing kiss kepada Deidara sensei.
"Tu… Tunggu dulu… Jadi, sensei…?" Tanya Kiba terkejut.
"Lovestruck Karin… un.. Kudengar gosipnya dia membuat tiga orang murid pindah sekolah tahun lalu gara-gara stress dikejar-kejar olehnya… Kenapa aku harus jadi target wanita itu senajutnya!" Keluh Deidara sensei sambil membenamkan mukanya ke dalam kedua tangannya.
"Baiklah... Kami akan mencoba 'meluruskan' dia selanjutnya.!" Jawab Naruto.
"Baguslah.. Terima kasih… Semoga mentalku bisa bertahan sampai saat itu…." Jawab Deidara sensei.
"Se… Sensei… Sensei tidak memiliki bom yang bisa diledakkan kalau sensei stress kan?" Tanya Naruto takut-takut.
"Sensei tidak menyimpan bahan-bahan untuk membuat bubuk mesiu atau bom hidrogen kan?" Lanjut kiba tak kalah paniknya..
"Tidak…" Jawab Deidara sensei pelan. Tetapi dia kemudian melanjutkan. "… Tetapi kalau Uranium sih, aku punya…."
-Tbc-
Agak gaje ya ending chapternya? :p
Btw, mau minta pendapat para pembaca dong…
Ada rencana fanfic ini masuk rating M mulai chapter depan… (tapi lime doang, bukan lemon)
Sebaiknya rencananya dijalankan ato sebaiknya tetap di rating T?
Mohon sarannya ya… ^_^