Title :

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru (main), SasuSaku

Genre : Romance/Drama

Rating : T, maybe.

Warning : AU, OOC, weird, typo, Shonen-ai, boys love, MxM, etc.

Author : zerOcentimeter a.k.a ImÖt

Summary : Saat Naruto koma, apakah Sasuke dapat menjaga kesetiaannya

Pada Naruto hingga sang kekasih terbangun dari komanya? Apa jadinya jika banyak orang berusaha menghancurkan hubungan mereka? Sanggupkah Sasuke bertahan demi hubungannya dengan Naruto?

Prolog

"Sasuke."

"Hnn."

"Waktu itu kau sungguh-sungguh mengatakan kau mencintaiku?"

"Hn, Dobe."

"Kalau begitu, apakah kau akan setia padaku? Tak pernah meninggalkanku?"

"Hn."

"Tapi, bagaimana kalau kau akan menyukai orang lain selain aku? Lalu kalau aku yang menemukan orang lain selain kau, Teme?"

"Aku takkan pernah menyukai orang lain selain kau, Dobe. Dan jangan harap kau bisa lepas dariku."

"Sungguh?"

"Hn."

"Maukah kau berjanji untuk itu?"

"Hn."

"Apa bukti kalau kau akan menepati janjimu itu?"

"Ayo, kutraktir ramen."

"Hore! Kau memang benar-benar mengerti aku, Teme!"


"Apa aku tak salah dengar, Uchiha-san?"

"Tidak, Namikaze-san. Saya ingin melamar Namikaze Naruto, putra anda. Kami mohon doa restu."

"Kau yakin dengan apa yang kau ucapkan itu?"

"Saya yakin."

"Uchiha Sasuke, kau tahu apa yang akan kau hadapi jika kau masih bersikeras untuk menikahi putraku?"

"Ya, Namikaze-san."

"Ingat, Uchiha-san, kalian berdua sama-sama laki-laki. Di mata masyarakat, itu adalah sebuah kesalahan."

"Maka akan saya ubah hal itu sebagai kebenaran, Namikaze-san. Saya mohon, izinkan saya untuk menjadikan Naru sebagai pasangan hidup saya, saya berjanji akan melindungi dan mencintainya sampai akhir hidup kami."

"Aku sebenarnya masih ragu, tapi jika itu memang keputusan kalian berdua aku tak bisa melarang lagi. Aku menitipkan putraku padamu, Uchiha-san. Tolong pegang janjimu itu."

"Ya, Namikaze-san. Saya janji."


"Apa yang terjadi?"

"Tuan Uchiha Naruto mengalami kecelakaan, mobilnya tertabrak truk yang remnya blong. Kini keadaannya kritis karena luka-luka yang dideritanya amat sangat parah. Kami tak yakin pasien akan selamat. Kalau pun selamat, pasti akan ada akibat dari kecelakaan yang masih tertinggal."

"Tolong selamatkan putraku, Dok! Minato, bagaimana ini? Aku tak mau Naruto meninggal! Dia anak kita satu-satunya!"

"Tenanglah, Kushina, Naruto pasti bisa melewati masa-masa kritisnya, ingatlah, dia anak yang kuat."

"Seandainya dia tak pergi untuk menemui pasangan abnormalnya itu, ia pasti takkan begini! Dasar Uchiha, tak akan kumaafkan kalian!"

"Itu tak penting sekarang, lagipula Keluarga Uchiha tak ada sangkut pautnya dengan masalah itu. Lebih baik kita tenang dahulu, kita sama-sama berdoa supaya Naruto selamat. Duduklah di sana, aku mau memberi kabar ke kerabat yang lain."

"Minato, tolong jangan pernah biarkan Uchiha Sasuke itu datang. Walau pun kini ia sudah menjadi suami Naruto, tapi dialah penyebab semua ini!"

"Kushina, jangan bicara seperti itu! Jika kita marah dan melarang-larang Sasuke seperti itu, akan malah menambah rumit masalah. Tenanglah, kita harus membicarakannya secara baik-baik."


"Lihat apa yang kau perbuat, Uchiha Sasuke! Apa janjimu waktu kau datang untuk melamar putraku? Kau akan melindunginya, tapi mengapa kau langgar janjimu sendiri?"

"Maafkan aku."

"Maaf takkan membuat Naru sembuh, Sasuke! Naru sekarang dalam keadaan koma! Hanya keajaiban yang akan membuatnya sembuh seperti dulu!"

"Aku memohon maaf sebesar-besarnya, Ayah, Ibu."

"Jangan pernah memanggilku 'Ibu' ! Aku tak mau menjadi ibumu lagi! Dari awal hubungan kalian aku sudah menentang, tapi entah mengapa putraku begitu bodoh hingga tetap menerimamu! Kalian itu laki-laki, tak boleh menjadi pasangan! Kalian pasangan abnormal!!"

"Kushina, jaga emosimu! Sasuke, lebih baik kau kembali ke kantormu. Aku yakin kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu. Biar Naru kami yang akan mengurusnya. Lagipula, Naru bisa dirawat di rumah dengan peralatan medis."

"Maaf, apakah nantinya Naru akan dibawa pulang ke apartemen kami?"

"Masih bisa kau bilang begitu? Kau yang menyebabkan ini semua! Aku sungguh sakit hati, aku ini ibunya!"

"Kushina, tenang! Lebih baik aku yang bicara pada Sasuke. Sasuke, aku tahu kini Naruto bukan seorang Namikaze lagi. Tapi, atas pertimbangan satu dan lain hal, lebih baik Naru untuk sementara akan dirawat di Namikaze Mansion. Jika waktunya tepat, kukira Naru bisa dirawat di apartemen kalian."

"Aku mengerti. Apakah aku bisa melihat keadaan Naru sekarang?"

"Maaf, Sasuke, dengan berat hati aku terpaksa melarangmu. Kami masih trauma dengan kejadian ini, apalagi kecelakaan itu terjadi saat Naru akan pergi menemuimu."

"Kapan aku bisa menjenguknya?"

"Aku harap besok keadaan akan lebih tenang sehingga kau bisa menjenguknya. Kuharap kau bisa bersabar."

"Ya."

"Kau mengerti apa maksudku kan Sasuke?"

"Ya."

"Aku sudah menganggapmu sebagai anakku, Sasuke, bahkan Itachi juga. Bagaimanapun kalian adalah anak-anak sahabatku dan Kushina. Orangtua kalian yang sudah tiada menitipkan kalian pada kami. Maafkan Ibu mertuamu itu, karena Naru adalah putra semata wayang kami, tak heran jika ia sangat syok dengan kejadian ini."

"Ya. Terima kasih, Ayah. Aku mohon pamit, aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku."

"Ya, Sasuke. Berhati-hatilah."

"Hn."

"Ah, Sasuke!"

"Ya?"

"Kudengar perusahaanmu akan terlibat kerja sama dengan Hyuuga Corp. Ayah hanya ingin mengucapkan…err, semoga kau berhasil."

"Hn."


"Hei, Sasuke, tumben kau pulang ke sini. Bukannya 2 tahun yang lalu kau memutuskan untuk tinggal di apartemenmu dan Naru daripada Uchiha Mansion?"

"Aniki, diamlah. Aku bosan jika harus tinggal sendirian."

"Ah, aku lupa kalau Naru sekarang ada di rumah orangtuanya. Yah, aku mengerti perasaanmu. Anggap saja Uchiha Mansion ini sebagai rumahmu sendiri."

"Baka Aniki, Uchiha Mansion juga masih terhitung rumahku! Atau kau ingin memilikinya sendiri?"

"Ups, kukira kau sudah tak menganggap Uchiha Mansion sebagai rumahmu. Kalau begitu, welcome home, Sasuke."


"Kau tampak kusut, Sasuke. Ayo, kita makan siang dulu."

"Sudahlah, Kiba, aku sedang sibuk."

"Oh, aku dengar soal Naruto. Aku juga ikut sedih."

"Hn."

"Hey, Sasuke, kau sudah lihat 2 bersaudara pemilik Hyuuga Corp.? Sang adik, Hyuuga Hinata, cantik sekali!"

"Hn."

"Lebih baik kau berhati-hati, karena ada kabar angin, katanya keluarga Hyuuga adalah kawan lama keluarga Namikaze, dan diantara kedua keluarga sedang dibicarakan tentang perjodohan antara Hyuuga Hinata dan putra tunggal Namikaze. Apa kau sudah menceraikan Naruto?"

"Bukan urusanmu."

"Hah, susah bicara denganmu. Aku jadi tak yakin kau sungguh-sungguh dengan Naru. Apalagi sekretaris barumu, Haruno Sakura, cantik sekali. Bisa-bisa kau digoda olehnya."

"Untuk saat ini, setidaknya aku masih mencintai suamiku, Uchiha Naruto."


RnR please, walau saya tahu prolog ini sangat amatlah gaje…

Untuk chapter 1 akan saya apdet tak lama karena ceritanya sendiri sudah hampir jadi. Apakah ada yang membingungkan karena di prolog semua saya jelaskan dengan dialog percakapan? Mau tanya tentang fic ni? Review makanya… Flame juga boleh…

Kalo boleh jujur, sebenarnya saya manusia novel picisan dan sinetron murahan, jadi kao kata-katanya agak lebay, maafkan..