Mina...gomen updatenya lama...XD
Yah, setelah sekian lama multy chapter ini berjalan, akhirnya LOST sampai chapter terakhir juga. Udah banyak reader yang menanyakan akhir dari pertarungan antara Soul Society dan Hueco Mundo. Apakah yang akan terjadi kepada Toushiro juga Karin?
Inilah chapter terakhir LOST... selamat membaca dan semoga kalian menyukai akhir cerita ini.
Disclaimer: BLEACH punya Tite Kubo...T.T
LOST
Karin berdiri terpaku di tempatnya. Bola mata hitamnya tidak bisa lepas dari pertarungan Ichigo dan Toushiro. Ia merasa sangat sedih melihat Ichigo bertarung melawan Toushiro. Ia tidak ingin melihat Toushiro terluka, tetapi ia juga tidak mau melihat kakaknya mati di tangan Toushiro. Perlahan, suhu dalam ruangan itu turun karena reiatsu Toushirou. Tubuh Karin pun gemetar merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Tiba-tiba Karin merasakan hembusan nafas hangat di belakang lehernya, "Apa kau merasa kedinginan, nona?"
Chapter: 18 (The Last Chapter)
Karin tersentak kaget merasakan hebusan nafas di lehernya. Dengan spontan, Karin membalikan badannya. Seorang pria paruh baya berdiri di belakangnya sambil menyengir mesum. Karena terlalu terkejut, tanpa berfikir panjang Karin berteriak dan menampar orang itu, "Kya~"
PLAK... sebuah tamparan keras mendarat di pipi orang itu.
"Ough..." terdengar suara yang sangat familiar di telinga Karin ketika ia menampar orang itu, "Urahara-san?" tanya Karin. Ia mengejap-ngejapkan matanya bingung, "kenapa anda berada di sini?" tanya Karin dengan nada terkejut.
"Tentu saja aku datang untuk menolong kalian," kata Urahara sambil tertawa seakan-akan tak ada bahaya di sekitarnya. Lalu ia melepaskan haorinya dan meletakkannya di pundak Karin. Merasa dingin yang teramat, Karin memegang haori Urahara dengan erat, "di dalam kantong haoriku ada obat, berikanlah obat itu kepada ayahmu dan Yoruichi," sambung Urahara dengan nada serius. Dari balik bayangan topinya, Urahara menatap tajam Aizen, " selama itu, aku akan menyelesaikan masalahku yang belum selesai dengan orang itu."
Urahara lalu mengacungkan zanpakutonya dan mulai menyerang Aizen. Tanpa buang-buang waktu, Karin berlari mendekati Yoruichi yang terkapar di lantai dan tak sadarkan diri. Sesuai perkataan Urahara, ia mengambil obat yang berbentuk seperti balsam dari dalam kantong haori Urahara dan mengoleskannya ke luka Yoruichi. Kemudian, dengan cepat luka Yoruichi menutup. Setelah selesai mengobati luka Yoruichi, Karin beralih kepada ayahnya yang terkapar tak jauh dari Yoruichi. Ia melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan kepada Yoruichi.
"UAGH..." tiba-tiba Ichigo terlempar ke tembok didekat Karin dan ambruk ke lantai. Lalu dengan panik Karin mendekati Ichigo dan berlutut disampingnya. Karin melihat darah mengalir dari kepala Ichigo ke lantai, "Ichi-nii..." teriak Karin panik. Ia khawatir kakaknya mati.
"Ugh..." rintih Ichigo. Tapi ia tak membuka matanya.
Mengetahui kakaknya masih hidup, Karin menghela nafas lega. Tapi hal itu hanya sesaat, karena tak lama ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang di dibelakang punggungnya. Karin pun menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat Toushiro berjalan mendekatinya. Mata merahnya terlihat begitu hampa dan kosong, ia terlihat bagai boneka hidup yang dikendalikan oleh Aizen. Karin merentangkan tangannya melindungi Ichigo. Sebisa mungkin, ia ingin melidungi kakaknya yang terkapar dilantai.
Karin menatap Toushiro dengan tatapan marah, ia bukan Toushiro. Toushiro tidak mungkin menyakiti kakaknya. Walaupun berusaha terlihat tegar, akhirnnya ia tidak bisa membendung perasaannya yang sebenarnya. Air mata mengalir di pipinya. Ia berharap Toushiro bisa sadar seperti sebelumnya. Tetapi kali ini berbeda. Kali ini Aizen mengendalikannya sepenuhnya.
Toushiro terus berjalan mendekatinya seperti boneka marionet yang dikendalikan oleh benang-benang tak terlihat. Ketika ia berada di hadapan Karin, ia menyabetkan Hyourinmaru kearahnya. Saat itu, Karin hanya terpaku di tempatnya dan menutup matanya erat, 'Toushiro!' jerit Karin dalam hati.
~H~
Ascherit terpaku ditempatnya dengan sayap hitam yang terkepak lebar bersiap menyerang musuhnya. Ia merasakan sepasang tangan langsing memeluk lehernya dari belakang. Dan suara yang ia rindukan bergema di telinganya, "Jangan...Ascherit!"
Lalu, untuk pertama kalinya sang primera espada menunjukan ekspresinya. Dengan mata terbelalak Ascherit menolehkan kepalanya kesamping untuk melihat wajah pemilik suara itu bersandar di pundaknya, "Nelliel..." hanya satu kata itu yang bisa Ascherit ucapkan ketika melihat sang pemilik suara. Ia tak percaya melihat orang yang ia sangka tak akan pernah bertemu lagi, berdiri di belakangnya. Dengan itu Ascherit membalikan tubuhnya dan memeluk Nel.
"Nelliel Tu Odelschwanck..." kata Ascherit pelan. Ia membenamkan wajahnya di rambut hijau sang mantan tercera espada, sambil terus memeluknya dengan erat. Terlihat di wajahnya perasaan rindu, tak percaya dan senang menjadi satu. Perlahan sayap hitamnya menghilang, ia kembali kewujud awalnya.
Nel mengangkat tangannya dan memeluk punggung Ascherit, lalu perlahan ia menggerakkan tangannya naik-turun, ia mencoba membuat Ascherit nyaman, "Kau sudah tumbuh menjadi besar dan menjadi espada rupanya. Pada hal terakhir aku melihatmu kau masih seorang arrancar kecil," kata Nel sambil tersenyum lembut. Ia teringat saat ia tinggal bersama dengan Ascherit kecil di Las Noches sebelum Aizen datang, dan ketika Aizen datang mengacaukan Hueco mundo, Nel terpisah dengan sang arrancar kecil.
"Sudah kukatakan, aku akan tumbuh menjadi kuat dan menjadi espada," kata Ascherit sambil mengusap-usapkan pipinya di rambut Nel. Ia senang akhirnya ia bisa lebih tinggi dari Nel. Dan ketika ia sudah merasa sangat nyaman memeluk Nel, ia merasakan wanita berambut dipelukannya menyusut.
Espresi wajah Ascherit berubah kembali seperti sebelumnya ketika melihat seorang arrancar kecil berambut hijau di tangannya, "Hai!" kata arrancar kecil ditangannya dengan nada gembira. Lalu Ascherit menengokan wajahnya kekiri-kekanan mencari Nel dengan wajah tanpa ekspresi, "kau cari siapa, Achelit?" tanya sang arrancar kecil sambil nyengir.
"Dimana Neliel?" tanya Ascherit dengan nada datar.
Belum sempat arrancar kecil ditangannya menjawab pertanyaan Ascherit, tiba-tiba dua makhluk aneh muncul dan menubruk Ascherit hingga ia jatuh ke pasir dengan wajah terlebih dahulu. Secepat kilat, dua makhluk aneh itu merebut arrancar kecil itu dari tangan Ascherit dan memeluknya erat , "Nel-sama..." tangis dua makhluk aneh tadi, "kenapa anda tiba-tiba meninggalkan kami."
"Nel?" tanya Ascherit sanbil mengangkat wajahnya dari pasir. Lalu dengan wajah bingung ia menatap Nel kecil dan kedua makhluk aneh yang memeluknya. Mata kedua makhluk aneh tadi terbelalak melihat Ascherit, "Ascherit-sama!" teriak mereka terkejut. Lalu secepat kilat mereka mendekati Ascherit dan menarik pipi sanga primera espada.
"Pesche... Dondochakka...? " tanya Ascherit dengan wajah terkejut.
"Ternyata benar... Ascherit-sama..." kata Pesche dan Dondonchakka sambil memeluk Ascherit dengan pelukan peremuk tulang. Lalu Nel yang melihat hal itu melompat dan ikutan memeluk Ascherit.
Sementara itu, Renji dan Rukia yang berada di tempat itu sweat drop melihat keanehan mereka berempat. Tak lebih dari 5 menit yang lalu, hidup mereka terancam oleh sang primera espada. Tetapi detik kemudian sang primera espada memeluk Nel, dan sekarang ia hampir menjadi perkedel karena dipeluk oleh Pesche dan Dondonchakka. Tapi sayangnya sebelum mereka Renji dan Rukia mencerna apa yang terjadi, sebuah ledakan terjadi Las Noches hingga menimbulkan lubang yang amat besar. Lalu, semua mata shinigami dan espada yang sedang bertarung beralih kearah asal ledakan itu. Dari dalam lubang itu muncul seekor naga es hitam yang sangat besar. Mereka bisa melihat seseorang menahan sang naga es dengan zanpakutonya.
~H~
5 menit sebelumnya di Las Noches...
Karin menutup matanya erat bersiap menerima serangan Toushirou. Tetapi, serangan itu tidak mengenainya. Lalu Karin membuka matanya dan melihat sebuah tangan hollow memegang Hyourinmaru tepat di atas kepalanya. Toushiro terlihat berusaha melepaskan zanpakutonya, tetapi tangan yang memegang zanpakutonya memegangnya dengan sangat erat. Detik kemudian sebuah raungan hollow bergema hingga menggetarkan lantai Las Noches.
Karin melihat sesosok yang mirip hollow dan arrancar berdiri di hadapannya, kulitnya terlihat seberti terlapisi cangkang putih. Wajahnya tertutupi oleh topeng dengan dua buah tanduk yang mengarah kedepan dan sebuah lubang tepat ditengah dadanya. Mata Karin terbelalak melihat rambut orange panjang melambai di depan wajahnya, "Ichi-nii?" tanya Karin tak percaya.
Ichigo yang berubah menjadi hollow sepenuhnya menyabetkan zanpakutonya kearah Toushiro. Akibatnya sebuah luka panjang melintang di dada Toushiro, "Toushirou...!" teriak Karin horror melihat Toushiro ambruk kelantai. Air matanya mengalir di pipinya, "Apa yang kau lakukan, Ichi-nii!" teriak Karin marah. Ia memukuli Ichigo dengan tangan kecilnya hingga tangannya sendiri yang berdarah.
Ichigo membalikan tubuhnya dan menatap Karin dengan mata hitam dan emasnya. Melihat mata Ichigo, tubuh Karin tersentak dan bergetar. Ia merasa takut melihat Ichigo yang sekarang ini. Perlahan Karin mundur kebelakang dengan wajah ketakutan.
Lalu seekor naga es hitam membekukan Ichigo. Tetapi dengan mudah ia menghancurkan es yang membekukannya dan menarik tangan Karin dan melemparnya kesamping. Lalu, Karin merasakan sepasang tangan kuat menangkap tubuhnya, "Oya-jii..." kata Karin melihat pemilik tangan itu. Isshin tersenyum lemah kepada putrinya. Kelihatannya tubuhnya sudah mulai pulih.
Lalu Karin mengalihkan pandangannya kembali kepada Ichigo dengan tatapan marah. Tetapi kemudian matanya kembali terbelalak melihat Toushiro bangkit sambil mengacungkan zanpakutonya kearah Ichigo. Luka di dadanya sudah sembuh seketika, "Oya-jii... Karin, segera menyingkir dari tempat ini," kata Ichigo dalam bentuk hollownya. Kelihatannya ia masih memiliki kesadarannya sebagai Ichigo, "Aku tidak bisa mengendalikan diriku sepenuhnya dalam keadaan seperti ini."
Sebenarnya Ichigo tidak menyukai mengeluarkan kekuatan hollownya, karena pada saat itu, ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dirinya dalam bentuk hollow hanyalah makhluk yang penuh nafsu untuk bertarung dan membunuh. Ia jadi tidak bisa membedakan mana yang lawan dan kawan. Semua yang ada di hadapan ia anggap adalah musuhnya. Tetapi, Semenjak winter war berakhir, Ichigo mulai bisa mengendalikan kekuatan hollownya walaupun tak sepenuhnya.
Seekor naga es hitam meluncur ke arah Ichigo. Lalu dengan menggunakan cero, Ichigo menghancurkan naga es itu. Sisa kekuatan cero Ichigo mengenai salah satu sisi ruangan itu hingga terjadi ledakan yang cukup besar dan menyebabkan lubang besar di tembok itu. Toushiro lalu melepaskan reiatsunya lebih banyak dari pada sebelumnya. Dan suhu ruangan pun turun drastis bersamaan dengan meningkatnya reiatsu Toushirou.
Toushiro mengacungkan Hyourinmaru ke angkasa, lalu dari ujung zanpakutonya, mencullah seekor naga es hitam yang sangat besar. Sang naga membuka mulunya dan menyerang Ichigo. Lalu dengan menggunakan Zanpakutonya Ichigo menahan serangan naga es itu, tetapi sayangnya kekuatan Ichigo tidak cukup untuk menahan serangan naga es itu hingga ia terseret ke luar Las Noches.
~H~
Di tempat Ascherit...
Sang primera espada menatap naga es hitam besar dengan mata merah anggurnya yang tenang. Bersamaan dengan munculnya naga es itu, hawa dingin mulai menyebar Hueco Mundo, "Ascherit..." panggil Nel. Lalu Ascherit mengalihkan tatapannya kepada Nel.
"Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kujelas pada mu. Tetapi sayangnya waktunya tidak cukup. Satu hal yang pasti para shinigami ini bukan musuh kita," kata Nel sambil menatap mata Ascherit langsung.
Ascherit menolehkan pandangannya dari Nel, "Shinigami dan penghuni Hueco Mundo adalah musuh alami..." kata Ascherit. Pandangannya menerawang entah kemana, " Sampai kapan pun, kita, para arrancar tidak akan bisa berdampingan dengan shinigami..."
"Ascherit..." kata Nel dengan nada sedih. Ia sudah tahu, semenjak dulu shinigami dan arrancar adalah musuh abadi. Mereka tidak akan pernah bisa hidup berdampingan. Mereka selalu saling membunuh. Karena salah satu tugas shinigami adalah membasmi para hollow dan arrancar yang menggangu keseimbangan dunia. Ascherit kembali menatap Nel, "Tetapi setidaknya tidak untuk saat ini. karena musuh kita yang sebenarnya adalah Aizen, ya kan?" tanya Ascherit. Mata Nel kembali menujukkan cahayanya. Lalu dengan gembira Nel menganggukkan kepalannya.
~H~
Sementara itu, di tempat Kyouraku dan Ukitake...
Kedua shinigami itu menghadapi dua espada muda dihadapannya. Sejauh ini, mereka sanggup mengahadapi ressurecion kedua espada itu tanpa mengalami kesulitan karena mereka berdua lebih berpengalaman dalam bertarung dibandingkan dengan kedua espada muda di hadapan mereka. Walaupun begitu, mereka harus ekstra hati-hati karena kekuatan kedua espada muda itu sangat luar biasa.
Walaupun berada dalam wujud ressurecionnya, Kruger dan Iruzer tak mengalami perubahan drastis pada diri mereka. Perubahan yang paling terlihat adalah dua cakar besar di kedua tangan mereka dan sepasang pelidung yang cukup besar di masing-masing pundak mereka . kecepatan gerak mereka menjadi 2 kali kecepatan mereka sebelumnya dan sekarang mereka dapat menendalikan angin yang dapat mencabik-cabik apa pun yang menghalanginya. Dan korban pertama keganasan angin Kruger dan Iruzer adalah haori pink milik Kyouraku dan haori milik Ukitake, untungnya mereka menyadari kekuatan angin itu dan sempat menghindar. Kalau tidak tubuh mereka sekarang ini pasti sudah tercabik menjadi potongan kecil.
Kyouraku, Ukitake, Kruger dan Iruzer terikat dalam pertarungan battel royal yang sangat panas, mereka saling membantu menyerang dan melindungi masing-masing rekan mereka. Mereka membuat kesempatan dan memanfaatkan kesempatan yang rekan mereka buat. Kerjasama mereka sangat kompak dan tertata rapih seakan-akan mereka sudah merencanakannya jauh hari. Tetapi ketika mendengar ledakan di Las Noches, keempat shinigami dan espada itu mengalihkan pandangan mereka ke asal ledakan tersebut.
Detik kemudian mereka melihat hal yang sama dengan apa yang Ascherit, Nel, Renji dan Rukia lihat. Seekor naga es hitam besar keluar dari dalam lubang tembok itu. Dan mereka bisa merasakan kekuatan naga es itu walaupun mereka berada cukup jauh dari Las Noches, hawa dingin perlahan mulai menepa tubuh mereka. Begitu juga semua shinigami dan espada yang berada di sekitar Las Noches, mereka merasakan hawa dingin menerpa tubuh mereka. Benar-benar kekuatan yang sangat luar biasa.
Tak lama ledakan lain terjadi di Las Noches. Kali ini terlihat Urahara terdesak oleh Aizen. Dengan menggunakan hadou Aizen menghempaskan Urahara ke tanah Hueco mundo. Detik kemudian, Yoruichi yang sudah mulai pulih muncul dan menedang Aizen. Tapi sayangnya serangan Yoruichi bisa di tahan hanya dengan sabelah tangan oleh Aizen. Lalu ia pun menghempaskan Yoruichi tak jauh dari Urahara. Tak selesai sampai disitu, serangan lain datang menghujani Aizen, tetapi serangan itu bukan datang dari Isshin, Ichigo atau pun shinigami lain. Serangan itu datang dari sang primera espada, Ascherit Harvknight.
Dengan bangga, Ascherit mengepakkan kedua sayap hitamnya kearah Aizen. Lalu dari sayap itu ribuan pedang hitam menghujani Aizen. Dan espada yang lain pun terbelalak melihat aksi sang primera espada yang menyerang pemimpin mereka sendiri.
~H~
"Ascherit Harvknight..." tiba-tiba Rath Revtler muncul diantara Ascherit dan Aizen. Sang sexta espada menatap Ascherit dengan tatapan pembunuh. Tak lama kemudian 3 espada yang lainnya muncul di samping Rath. Mereka adalah, quinta, octana dan novena espada, "Kau mengkhianati kami," desis sang sexta espada kepada Ascherit.
"Aku tidak menkhianati kalian," jawab Ascherit datar. Walaupun di hadapannya berdiri 4 espada, Ascherit sama sekali tidak merasa takut sedikitpun.
"Kau...keparat!" desis Rath. Lalu ia menarik zanpakutonya dan menggunakan ressurecionnya, dan debu-debu pun berterbangan di sekitar sang sexta -tiba, Ascherit merasakan kedua sayapnya yang terdiri dari ribuan pedang hitam menjadi berat dan tidak bisa bergerak. Walau pun begitu, ia tidak merasakan panik sedikit pun. Setelah debu-debu mulai menghilang, tampaklah sang sexta espada dengan dua buah pedang yang sangat besar (seukuran bankai Soi Fon) di kedua tangannya. Dia lah sang sexta espada, pengendali kutub magnet. Ia bisa menolak serangan dan membuat senjata musuhnya menjadi berat dan tak bisa di gunakan.
Dengan segenap kekuatannya, Ascherit menepakkan sayap kanannya kearah Rath. Lalu kemudian ratusan pedang hitang menghujani Rath. Tetapi tak satu pun dari pedang Ascherit yang menggores apa lagi melukai Rath. Semua pedang Ascherit ia tolak dengan kekuatan kutub magnetnya. Rath tersenyum licik, "Walau pun kau primera espada, percuma saja jika seranganmu tidak berguna di hadapanku. Semua seranganmu bisa kutepis dengan mudah," Tetapi Ascherit tak menujukkan ekspresi apa pun. Karena kesal, Rath menyerang Ascherit. Tetapi, sebelum pedang Rath menyentuh Ascherit, Iruzer muncul di hadapan Ascherit dan menepis serangan Rath dengan pelindungnya. Lalu tanpa Rath sadari, Kruger muncul di belakangnya dan menyerangnya dari belakang.
"Sial!" umpat Rath sambil memegang pundaknya yang terluka. Ia terpaksa mundur.
"Kruger... Iruzer... kalian juga mengkhianati kami..." desis Razel marah. Dia sudah menarik zanpakutonya dan bersiap bertarung.
Medengar kata-kata Razel, Iruzer dan Kruget tertawa sejadi-jadinya. Lalu mereka berdiri di samping Ascherit, "Dari awal kami memang tidak tertarik bergabung dengan kalian. Alasan kami mau bergabung adalah karena Ascherit. Kalau bukan karena Ascerit, kami tidak akan pernah begabung dengan kalian."
"KUSO...!" Razel dan dua espada yang lain menyerang Kruger dan Iruzer. Tapi dengan mudah mereka bisa menghindari serangan mereka bertiga. Sementara Iruzer dan Kruger menghadapi tiga espada yang lainnya, Rath kembali menghadapi Ascherit, "Kelihatanya kali ini tidak akan ada yang membantumu lagi, Ascherit," kata Rath sambil mengacungkan kedua pedangnya ke arah Ascherit. Lalu, kedua pedang itu menyatu menjadi pedang yang lebih besar, "kali ini kau akan mati...bye primera espada."
Dengan itu, Rath meluncur ke arah Ascherit. Tetapi, Ascherit menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul di belakang Rath. Mata Rath terbelalak, "Tidak...mungkin...seharusnya kau tidak bisa bergerak..." Setelah itu, Ascherit mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Rath. Dan, sebuah cero berwarna hitam melesat dari telapak tangan Ascerit kearah sang sexta espada dan membunuhnya seketika, "Inilah perbedaan kekuatan antara primera dan sexta espada, Rath Revtler."
Ascherit kembali menatap Aizen yang berwajah kesal. Ia tidak menyangka espada terkuatnya akan berbalik menyerangnya. Setelah itu pertarungan mereka pun dimulai kembali.
~H~
"Apa yang sebenarnya yang terjadi?" tanya Karin ketika ia melihat Ascherit menyerang Aizen. Sekarang ini Isshin sudah membawanya keluar dari Las Noches ke padang pasir Hueco Mundo. Tak lama, Urahara yang di bantu oleh Yoruichi muncul di samping mereka. Urahara terlihat memegang perutnya. Nampaknya ia terluka cukup parah di daerah perutnya. Lalu tanpa berbicara apa pun Isshin membantu Yoruichi membaringkan Urahara dan mulai melakukan kidou penyembuh untuk menyembuhkan luka di perut Urahara.
Yoruichi mengalihkan pandangannya ke pertarungan Ascherit dan Aizen. Dalam kepalanya Yoruichi tidak mengerti kenapa sang espada berbalik menyerang pemimpinnya. Tetapi setidaknya dengan itu mereka sedikit tertolong karena sang espada adalah musuh yang sepadan dengan kekuatan Aizen, "Yoruichi-san..." tiba-tiba Renji, Rukia, Nel, Pesche dan Dondocakka muncul di samping Yoruichi. Mereka terlihat tak beda jauh dengan keadan dirinya. Penuh luka dan kelelahan.
"Apa yang sebenarnya yang terjadi?" tanya Yoruichi sambil menatap kearah Aizen dan Ascherit yan sedang bertarung.
"Ascherit... untuk sementara ini dia bukan musuh kita," kata Renji sambil duduk kelelahan. Begitu juga dengan Rukia. Untuk sementara waktu mereka lupa kalau bahaya yang mengancam mereka bukan hanya Aizen, tetapi juga Toushirou.
Sementara itu, Toushiro sendiri sedang bertarung dengan Ichigo. Sekarang ini kekuatan mereka setara. Tetapi, Ichigo yakin kekuatan cincin raja tidak hanya sampai di situ. Begitu Toushirou meningkatkan reiatsunya lagi, Ichigo tidak akan punya kesempatan untuk menang melawan Toushirou. Dan yang Ichigo takutkan pun terjadi. Ichigo terlempar oleh reiatsu Toushiro yang kembali meningkat. Langit malam Hueco Mundo dan badai salju pun terjadi. Padang pasir Hueco Mundo perlahan berubah padang salju, dan suhu pun turun drastis. Melihat hal itu, Aizen tertawa terbahak-bahak. Sedangkan para shinigami yang berada di Hueco Mundo berdiri terpaku di tempat mereka. Mereka tidak menyangka kekuatan taichou muda mereka begitu hebat. Dengan ditambah dengan kekuatan cincin raja, maka ia akan bisa membekukan seluruh Seireitei. Dan jika semuanya berjalan sesuai rencana Aizen, maka Soul Society akan menuju kehancuran. Aizen bershunpo ke samping malaikat kehancuran berasayap hitamnya, "Sedikit lagi... seluruh Soul Society akan tunduk di bawahku, tak akan ada lagi yang bisa menghalangiku..."
"kau pikir kami semua akan membiarkan hal itu terjadi?" Seluruh shinigami yang berada di Hueco Mundo muncul di hadapan Aizen. Mereka semua mengacungkan zanpakuto mereka ke arah satu mantan shinigami yang menyebabkan terjadinya semua kekacauan yang terjadi. Mereka bersatu untuk mengalahkan Aizen. Jika Aizen mati, maka semua kekacauan ini akan berakhir. Tetapi tentu saja untuk membunuh Aizen tidak semudah itu, sebelumnya mereka harus mengalahkan Toushiro terlebih dahulu. Dan itu adalah hal yang hampir mustahil karena dengan kekuatan cincin raja, kekuatan Toushirou jauh diatas kekuatan mereka semua.
"Aku akan menghadapi bocah itu..." semua mata shinigami tertuju pada asal suara itu, primera espada, "Apa maksudmu?" tanya Kyouraku sambil mengangkat sebelah alisnya. Mereka tak bisa semudah itu mempercayai mantan musuh mereka.
"Aku akan menghadapi bocah itu. Selama itu, kalian cobalah untuk membunuh Aizen," jelas Ascherit.
"Apa kau yakin bisa menghadapi, Hitsugaya-taichou sendirian?" tanya Byakuka. Walaupun ia tahu kekuatan primera espada pasti luar biasa, tetapi ia tidak yakin sang espada bisa mengalahkan kekuatan cincin raja.
"Aku akan membantunya," tiba-tiba Ichigo muncul di samping Ascherit. Ia masih berada dalam bentuk hollownya. "Ichigo..." kata Rukia terkejut. Apa ia benar-benar yakin betarung bersama espada untuk melawan Toushiro.
"Kalau kalian tidak yakin dengan kekuatanmereka, maka kami pun akan membantu mereka," kali ini Nel yang kembali kebentuk dewasanya yang berbicara. Di sampingnya Iruzer dan Kruger berdiri. Kedua espada kembar itu sudah berhasil mengalahkan tiga espada yang lainnya.
Para shinigami terdiam. Lalu Ichigo memecah keheningan, "Ini bukan saatnya untuk bingung, yang harus kita lakukan sekarang ini adalah mengalahkan Aizen," mata Ichigo tertuju pada Karin yang berada di samping ayahnya, "dan juga menyelamatkan Toushirou."
Semua shinigami mengaggukan kepala mereka. Sekarang ini tak penting lagi yang mana shinigami dan espada. Yang terpenting saat ini adalah mengalahkan Aizen dan menyelesaikan semua kekacauan yang terjadi ini. Setelah mereka semua setuju, maka mereka pun memulai pertarungan mereka. Dengan segenap kekuatan yang mereka miliki, para shinigami dan espada bertarung untuk mengahadapi Toushiro dan mengalahkan Aizen.
~H~
Dengan menggunakan anginnya, kruger dan Iruzer membelah badai salju hingga tercipa jalan yang menuju Toushiro, lalu Ascherit mengepakkan kedua sayapnya kearah Toushiro dan ribuan pedang melesat ke arah Toushiro yang dengan mudah ia tepis dengan kedua sayap es hitamnya. Dan ketika Toushiro kembali membuka sayapnya kembali, Ichigo yang sudah kembali mengenakan topengnya berada di hadapannya. Lalu Ichigo mengayunkan pedangnya kepada Toushirou dan mengeluarkan getsuga tensho hitam. Tapi lagi-lagi Toushirou menepisnya menggunakan Hyourinmaru.
Karin melihat pertarungan Toushiro di samping ayahnya dengan perasaan yang sangat kacau. Setiap serangan yang mengacu kepada Toushiro, Karin merasa jantungnya seakan-akan terhenti. Ia takut Toushiro terluka, ia takut Toushiro mati dan ia takut pernah bisa beremu dengannya lagi. Ia berdoa agar Aizen cepat kalah dan semua kekacauan ini segera selesai. Dalam Hati ia berharap semua ini hanyalah mimpi buruk dan segera terbangun. Dan ketika ia terbangun,Toushiro hanyalah seekor kucing putih kecil dengan mata emerald yang indah. Ia benci melihat Toushiro bertarung dengan kakaknya. Tetapi ia juga tidak bisa melepaskan pandangannya dari pertarungan itu karena ia takut saat ia tidak melihatnya, ia tidak akan pernah bisa melihatnya lagi.
Sementara itu, dengan tatapan penuh kebencian Aizen menatap kearah Ukitake. Ia baru saja berhasil melukai pundak kanan Aizen, "Sedikit lagi... pada hal hanya sedikit lagi... kuso!" kata Aizen diantara nafasnya yang tersengal-sengal. Ia tidak bisa berbuat banyak karena tangan kanannya telah di bekukan oleh Rukia, dalam keadaan badai salju seperti ini kekuatan Rukia bertambah.
Dan disaat seperti ini lah Byakuya menggunakan kemapuan khusus bankainya, Shuukei: Hakuteiken. Ia memfokuskan seluruh reiatsunya ke zanpakutonya hingga terbentuk aura putih menyelimuti zanpakutonya. Di belakang punggung Byakuya nampak sepasang sayap putih yang terbentuk oleh reiatsunya. Lalu Byakuya melesat dan memberikan serangan terakhir kepada Aizen. hanya dengan satu serangan Byakuya itu, akhirnya Aizen berhasil dikalahkan.
Saat para shinigami mengira semuanya telah berakhir, tiba-tiba Toushiro kehilangan kontrol dan terjadi ledakan reiatsu yang sangat dasyat. Ledakan reiatsu itu membekukan apa pun yang terkena olehnya.
~H~
Karin membuka matanya. Ia merasakan seluruh badannya membeku. Sedetik yang lalu ayahnya mendorongnya kebawah dan terjadi sebuah ledakan reiatsu. Lalu kemudian mata Karin terbelalak. Di antara badai salju ia melihat semuanya membeku, para shinigami, espada, ayahnya dan juga Ichigo, "Apa yang terjadi?" Kata Karin dengan nada horror. Ia adalah satu-satunya orang yang tidak membeku di tempat itu. Karin merasakan dingin yang teramat sangat, tetapi di dalam tubuhnya ia merasakan ada aura panas yang menyebakan tubuhnya tidak membeku menjadi es. Karin mencoba bangkit. Tetapi badai salju perlahan membuat tubuhnya membeku. Disaat ia merasa tidak ada harapan lagi, saat itu lah Yamamoto Shigekuni Genryusai muncul di hadapan Karin. Ia menggunakan shikainya untuk menahan badai salju Toushiro.
"Nona..." Yamamoto memanggil Karin. Suara yang begitu berwibawa dan tegas. Baru kali ini Karin bertemu dengan Yamamoto-soutaichou, "Hai..." jawab Karin pelan, tetapi cukup keras untuk Yamamoto dengar. Ia sudah mulai melemah dan mengantuk karena dingin.
"Kau adalah satu-satunya yang tidak membeku di tempat ini. Aku akan membukakan jalan untukmu. Dan sementara aku menahan reiatsu Hitsugaya-taichou, kau ambillah cincin yang melingkar di jari Hitsugaya-taichou. Maka dengan itu badai salju ini akan berakhir," Jelas Yamamoto-soutaichou sambil terus mengeuarkan reiatsunya yang berelement api untuk menahan badai salju Toushirou.
"Hai..." jawab Karin sambil menganggukan kepalanya. Akhirnya ia bisa melakuakan sesuatu untuk menolong Toushiro.
Yamamoto mengacungkan Ryujin Jakka kedepan. Lalu api mulai menjalar membuat terowongan api. Karin tak merasakan panas atau pun takut api itu akan membakar dirinya. Yang ada di hati juga pikirannya sekarang ini adalah Toushiro yang berada di ujung terowongan api itu.
Toushiro terlihat begitu lemah dan pucat. Ia tidak sadarkan diri. Tetapi, rambutnya sudah kembali kewarna asalnya, putih seputih salju. Kelihatannya pengaruh Hyougoku sudah menghilang bersamaan dengan matinya Aizen.
Karin berjalan menyusuri terowongan api menuju Toushirou, tetapi ketika ia sudah hampir mendekati Toushiro, api di terowongan itu menipis karena pengaruh reiatsu Toushirou. Walau begitu Karin tetap memaksakan dirinya untuk terus berjalan mendekati Toushiro. Dan ketika Karin sudah berada tepat di hadapan Toushiro, terowongan api itu menghilang sama sekali dan badai salju menerpa tubuh kecil Karin. Karin memeluk Toushiro agar tidak terlempar oleh badai salju itu, dan dengan sekuat tenaga meraih cincin raja di jari Toushiro dengan tangannya yang mulai membeku. Akhirnya, Karin berhasil meraihnya dan melepaskan cincin raja dari jari Toushirou. Dan sesuai seperti yang dikatakan Yamamoto-soutaichou, badai salju pun perlahan menghilang.
Tubuh Toushirou terkulai lemas di tangan Karin. Dan Karinpun melemaskan kakinya yang hampir membeku. Ia duduk diatas salju putih sambil terus memeluk Toushiro. Saat ini, salju putih itu tak lagi terasa dingin.
Karin melihat ke sekellingnya. Para Shinigami dan espada tak lagi membeku. Dan awan hitam pun menghilang, berganti langit malam Las Noches yang cerah tak berawan. Tak ada satu pun korban dari pihak shinigami yang jatuh. Walaupun Zaraki Kenpachi sempat dikalahkan oleh Ascherit, tetapi ia tidak mati. Ichigo dan Isshin berlari kearahnya. Melihat semuanya masih hidup, Karin tak bisa membendung kebahagiaannya, air mata bahagia mengalir sangat deras di pipinya. Sepanjang hidupnya, baru kali ini ia merasakan kebahagiaan seperti ini.
Lalu sebuah tangan menggapai wajahnya dan menghapus air mata dari pipinya, "Toushirou..." bisik Karin lemah kepada pemilik tangan itu. Mata hitam karin bertemu dengan mata emerald Toushirou yang terlihat lelah. Lalu Karin mengangkat tangannya, mengapai tangan Toushiro dan menahan tangan Toushiro di pipinya. Tangangnya terasa begitu hangat, "Syukurlah kau baik-baik saja," kata Karin di antara tangisannya, "Aku benar-benar ketakutan Toushiro, aku takut aku tak bisa bertemu denganmu lagi," air matanya tak bisa berhenti.
"Karin..." kata Toushiro lemah. Ia ingin memeluk Karin dan membisikan kata-kata yang menenangkan di telinga Karin. Sayangnya badannya sangat lemah dan tidak dapat bergerak banyak.
"Syukurlah semuanya masih hidup..." kata Karin terisak. Ia memindahakan tangan Toushiro dari pipinya dan menggenggamnya erat di dadanya, "dan syukurlah kau masih ada di sini, di hadapanku..." Karin tersenyum lemah ke pada Toushiro. Tatapan matanya berbah menjadi lembut. Begitu juga dengan Toushiro.
Tak lama kemudian Unohana Retsu dan beberapa anggota divisi 4 datang ke Hueco Mundo dan menolong semua yang terluka. Setelah itu, Karin, Ichigo, Yoruichi, Urahara dan Isshin kembali ke dunia manusia. Sedangkan Toushiro bersama dengan shinigami lainnya kembali ke Soul Society.
~H~
Karin menatap langit dari dalam kamarnya. Sudah 2 minggu berlalu semenjak ia kembali dari Hueco Mundo. Berkat Tessai, semua luka yang didapatnya sembuh dan tidak meninggalkan bekas. Luka memar di tubuhnya pun mulai menghilang. Perlahan, semua kejadian yang ia lihat di Hueco Mundo mulai terlupakan seperti mimpi buruk. Sekarang Karin menjalani kehidupannya seperti biasanya.
Sedangkan, seminggu yang lalu Ichigo kembali ke Soul Society untuk memenuhi tugasnya sebagai taichou divisi 5. Akibat kekacauan yang terjadi, banyak tugas menumpuk yang harus dikerjakannya . Dan tiga hari yang lalu, Ichigo kembali dengan membawa berita tentang keadaan Toushiro yang sudah mulai membaik. Beberapa hari lagi ia bisa keluar dari divisi 4 dan beraktifitas seperti biasanya. Berita baik lainnya adalah Toushiro tidak kehilangan posisinya sebagai taichou. Karin sangat merindukan Toushiro dan ingin sekali bertemu dengan Toushiro. Ia berharap Toushiro segera pulih dan datang menemuinya.
Tiba-tiba tepat di hadapan wajahnya turun segumpal salju putih. Hal itu cukup aneh karena sekarang ini bukan lah musim dingin. Lalu Karin mengadahkan tangannya dan menangkap salju itu. Saat Salju itu menyentuh telapak tangannya, Karin merasakan perasaan familiar. Sesuatu yang sangat dirindukannya, 'Toushiro ada di kota Karakura,' kata Karin dalam hati. Lalu tanpa buang waktu, karin segera berlari ke luar rumahnya menuju tempat dimana ia bisa menemukan Toushiro. Tempat di mana langit bisa terlihat dengan jelas dari kota Karakura.
Ketika Karin mencapai bukit, hari telah senja dan langit berubah menjadi jingga. Di besi pembatas jalan, Karin melihat seseorang sedang duduk sambil menatap langit. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Rambut putihnya terlihat seperti rambut Ichigo akibat cahaya senja dan mata emeraldnya berkilau-kilauan memantulkan cahaya senja. Jantung Karin berdetak sangat kencang melihat wajah Toushiro yang terlihat begitu tenang, "Toushirou!" panggil Karin dari kejauhan. Lalu Toushiro menolehkan kepalanya dan tersenyum lembut kepada Karin. Melihat senyum Toushirou, wajah Karin merona. Karin bersyukur cahaya senja telah menyamarkan wajahnya yang merona.
Karin duduk disamping Toushiro. Sekarang ini ia masih lebih tinggi dari Toushiro. Hal itu hal yang wajar karena pertumbuhan di Soul Society memang berjalan lambat. Walau begitu, Toushiro tetap lebih tua dari Karin, "Bagaimana keadaanmu?" tanya Karin mencoba membuka pembicaraan.
"Yah... seperti yang kau lihat... masih hidup dan bernafas," jawab Toushiro sambil sedikit nyengir.
"Syukurlah kalau begitu," Kata Karin sambil menghela nafas lega.
"Kau sendiri bagaimana?" tanya Toushiro dengan suara datar. Walau begitu, terdengar sedikit nada cemas di suaranya.
"Aku juga baik-baik saja. Berkat Tessai-san, semua lukaku sembuh dengan cepat dan tidak meninggalkan bekas," jawab Karin bersemangat. Ia tidak mau membuat Toushiro mencemaskannya.
Toushiro menganggukkan kepalanya. Lalu untuk beberapa saat, mereka hanya duduk di tempat itu sambil menatap langit. Tak satupun dari mereka mengatakan apa pun. Masing-masing dari mereka menikmati keberadaan orang di sisi mereka sampai Toushiro memutuskan memecah ke heningan itu dan bertanya kepada Karin, "Karin..."
"Ya?" tanya Karin sambil menolehkan kepalanya kepada Toushiro dan bertatapan langsung dengan mata emerald Toushiro.
"Apa kau ingat kau pernah membawaku ketempat ini saat aku masih menjadi kucing," tanya Toushiro. Karin mengingat-ingat kejadian saat Toushiro masih menjadi kucing. Lalu wajahnya berubah merah padam. Ia mengingat kalau ia pernah mengungkapkan perasaannya kepada Toushiro di tempat itu.
Karin bangkit dari duduknya dan berniat segera berlari dari hadapan Toushiro. Ia takut mendenga apa yang akan Toushiro katakan selanjutnya. Ia takut Toushiro akan menjauhinya. Tetapi saat Karin akan kabur, Toushiro menangkap tangan Karin dan menahannya tetap di tempatnya, "Saat itu aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Tetapi aku tidak bisa mengatakannya karena aku berada dalam bentuk kucing," Kali ini Toushiro berdiri di hadapan Karin. Ia menatap langsung mata Karin, "saat ini berbeda dengan waktu itu. Sekarang aku bisa mengungkapkan apa yang ingin ku katakan waktu itu. Aku juga mencintaimu Karin."
Mata Karin terbelalak mendengar pengakuan Toushiro, ia merasa seperti berada di dunia lain sampai ia merasakan bibir Toushiro di bibirnya. Awalnya ia tidak mengerti apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, akhirnya ia membalas ciuman Toushiro.
~LOST END~
~*Next Story*~
Toushirou... kenapa kau seorang shinigami...
Karin... kenapa kau manusia biasa...
2 tahun setelah kisah ini, Karin dan Toushiro berpacaran
Tetapi Soul Society melarang adanya hubungan antara shinigami dan manusia.
Dan sebagai seorang taichou, Toushiro harus patuh kepada hukum Soul Society
Bagaimanakah mereka berdua menjalankan hubungan mereka?
Akankah soul Society mengetahui Toushiro berpacaran dengan Karin?
Dan apakah yang akan Soul Society lakukan ketika mereka mengetahuinya?
Selajutnya...
LOST: Memory
Akankah hubungan mereka berakhir tragis seperti kisan Romeo and juliet?
Yapz... itu lah akhir dari cerita LOST
Semoga reader bisa menikmatinya...
Kusa ngucapin terima kasih buat semua reader yang bersedia membaca fic ini sampa sejauh ini
Thanx buat semua reader yang udah memberikan review dan masukannya.
Special thanx buat semua yang udah menjadikan fic abal-abal ini favorite story and alernt story
Walaupun pada awalnya fic ini sempat diflame abiz, kusa ga nyangka fic ini bisa selesai
Yozh... kusa udah berusaha... selanjutnya, give me the 100th review please ^^
Mind to review?
-kusanagi-