Life

Chapter 1: Good Bye Days

Author : Aya Kuchiki

Disclaimer : punya Ay lah, tolong… digebukin fansnya om tite

Iye2.. Ni punya om tite kubo, Ay cuma author imut

Yg minjem tokoh2nya ditimpuk sandal ma om tite

Pairing : IchiRuki, slight IchiHime dan GrimRuki

IchiAy,,whaaa..Ampun2. Ay g jadi rebut Ichi dari Ruki d

Ini fic pertama Ay, jadi maaf ya kalo masih jelek

Maf ya wat para fans ichiruki, di chapter ini sedikit sad..hiksss Oiya, ini adalah RUKIA'S POV'

KaLo ada POV lain, akan ada pemberitahuan. Ok !

Okkkkkk!! R&R ok!

.: Chapter one:.

" Hei ichigo, daritadi kau diam terus, ada apa sih?" aku memandang sahabat ku dari tk itu dengan penuh tanda tanya, sekarang kami sudah kelas 1 dalam perjalanan pulang dari sekolah.

" Ehh,, tidak. Aku tidak apa-apa,," Ichigo masih terlihat diam dam dan murung.

" Eh, jeruk busuk! Kau ini kenapa sih?" aku terus bertanya, aku ingin memencing emosi Ichigo, tapi ternyata Ichigo sama sekali tidak terprovokasi. Ichigo tetap diam.

" Hai, BAKA! Kau ini kenapa sih!?" aku sudah kehilangan kesabaranku.

Tiba-tiba Ichigo menghentikan langkahnya.

" Rukia.."

" Ya? Ada pa?"

" Apa kau akan marah bila aku berterus terang padamu?" Glek, aku terdiam. Sebenernya apa yang hendak dibicarakan Ichigo. Kenapa dia bersikap serius seperti ini.

" Marah?? Memangnya kau punya salah apa sih? Sampai kau menganggap aku akan marah bila kau berterus terang?"

" Sebenarnya…" Ichigo membiarkab kata-katanya menggantung.

" Ada apa sih? Ichigo, aku tidak suka kau diam terus seprti ini. Aku janji aku tidak akan marah. Cepat katakana ada apa?!" aku sudah tidak sabar ingin tahu apa yang akan dikatakan Ichigo.

" Besok aku akan pindah ke Tokyo."

Aku terdiam mendengar kata-kata Ichigo. Tokyo? Bukankah itu jauh dari Karakura? Bukankah itu berarti Ichigo akan meninggalkanku? Kenapa?Kenapa Ichigo?Bukankah kita pernah berjanji akan terus bersama? Bukankah kau berjanji akan selalu melindungiku? Tokyo? Tokyo memang tujuan kita, tapi.. Bukankah itu nanti saat kita melanjutkan kuliah di ToDai? Bukan sekarang Ichigo..bukan sekarang. Kenapa kau pergi sekarang? Kenapa?

Tanpa terasa air mata menetes di pipiku..Aku benci padamu Ichigo..Aku berlari meninggalkan Ichigo..

" Rukia.." aku mendengar Ichigo memanggilku. Tapi aku tidak menghiraukannya, aku terus berlari..Aku benci padamu Ichigo..

Ichigo's POV

" Rukia.." aku memanggilnya, tapi dia tidak menghiraukan panggilannku. Dia tetap berlari, aku sempat melihat air matanya..

" Sudah kuduga, kau pasti akan membenciku Rukia. Maafkan aku.." aku pulang ke rumah paman dan bibiku.

Yah, sudah sebulan aku tinggal di rumah mereka. Sejak ibuku meninggal sebulan yang lalu aku tinggal di rumah paman dan bibiku. Aku senang tinggal mereka, mereka sangat baik dan menganggapku seperti anak sendiri. Aku pun menganggap mereka seperti kedua orang tuaku, terutama Paman Uruhara, karena aku sama sekali tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ayah. Ayahku pergi meninggalkan ibuku dan aku di saat aku berumur 3 tahun.. Aku juga menganggap Jinta,Ururu,Karin, dan Yuzu seperti adiku sendiri. Mereka adalah anak paman Uruhara dan bibi Yoruichi.

Aku sama sekali tidak mengenal ayahku, sebelum minggu lalu. Ya, saat dia datang ke rumah paman Uruhara. Dia ingin aku tinggal bersamanya di Tokyo. Sudah jelas aku menolaknya.. Tapi, aku tidak mungkin terus-terusan tinggal dengan paman Uruhara. Paman Uruhara hanya memiliki toko kecil di samping rumahnya, itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Aku mengetahui hal itu dengan jelas. Dan aku? Aku tidak mungkin terus merepotkannya, walau paman Uruhara tidah pernah mengeluh dalam mengurus semua kebutuhanku, aku sadar. Akhirnya aku pun menerima usulan ayahku untuk ikut tinggal di Tokyo.

" Aku pulang."

" Kau sudah pulang Ichigo," bibi Yoruichi menyambutku di depan pintu.

" Iya.." aku melihat ada sepasang sepatu asing di depan pintu. Dia pasti sudah datang.

" Anakku Ichigo, akhirnya kau pulang juga." Benar dugaanku orang aneh itu sudah datang.

" Minggir kau.." aku berusaha melepaskan pelukan yang hendak diberikannya padaku. Aku langsung masuk ke kamarku.

" Oh.. Misaki, anak kita kasar sekali padaku." Aku mendengar dia mengucapkan hal itu dari kamarku. Huh, berani sekali dia meanggil nama ibu seperti itu. Padahal dia menelantarkan kami..

" Ichigo, aku sudah ke sekolahmu dan mengurus kepindahanmu..Besok kita berangkat sayang." Orang aneh yang adalah ayahku itu berteriak dari ruang tengah.

'Rukia..maafkan aku'

End of Ichigo's POV

Aku termenung di kamarku..

Apa yang harus aku lakukan? AKU BENCI ICHIGO! Aku pun tertidur dalm tangisanku.

" Aku berangkat.."

" Tidak sarapan dulu Rukia?" tanya ibuku.

Aku tak mengacuhkan pertanyaan ibuku. Aku terus berjalan dengan langkai gontai. Aku tiba di perempatan jalan, dimana Ichigo biasanya menungguku di bawah pohon sakura untuk berangkat bersama. Aku melirik pohon itu, kosong.. Bodoh.. Aku setengah, tidak, aku benar2 berharap bahwa ada Ichigo di sana menungguku seperti biasa. Tapi? Tidak ada Ichigo sekarang,besok, lusa, dan seterusnya.. Tanpa terasa air mataku kembali menetes, aku benci.. Kenapa harus seperti ini? Kenapa??!!

Aku sadar, aku tidak ingin kehilangan Ichigo, setidaknya aku tidak ingin kehilangan persahabatanku dengannya yang sudah terjalin dari kami duduk di bangku tk. Aku akan mengejarnya, aku berlari ke arah bandara. Aku terus berlari,berlari,..

" Ichigo……." Aku melihat anak laki2 berambur oranye itu berbalik mendengar panggilanku.

" Rukia..?"

" Ichigo, maafkan aku. Aku ingin kita tetap bersahabat sampai kapan pun! Tunggu aku, suatu saat nanati aku akan menyusulmu di Tokyo. Kita sudah berjanji akan kuliah di ToDai.. Tunggu aku Ichigo.."

" Tentu Rukia, aku akan menunggumu."

Aku melihat Ichigo kembali berbalik dan mulai menaiki pesawat. Ichigo, tunggu aku. Air mataku kembali menetes, aku sedih kehilangan Ichigo, tapi aku tahu aku tidak akan pernah kehilangan sahabatku. Aku akan menyusulmu Ichigo.. Aku berjanji,aku akan menyusulmu..

To be continue