Dilema Cinta Diantara Sahabat
By Sakura Dini
Disclaimer: Naruto-Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHinaSasuSakuNaru (tentang cinta segi empat)
Summary: Aku jadi teringat tentang kejadian sekitar satu tahun yang lalu. Salah satu siswi Konoha High School dinyatakan hilang dan sampai sekarang dia tidak ditemukan. "DOOORRRRR!!!!"."KYAAAAAAA!!!"
Note: inilaah Fanfict pertamaku…. Berkisah tentang kehidupan Naruto dan teman-temannya semasa SMA di Konoha City. Happy Reading… semoga menghibur. ^_^
Chapter 1
Seorang Gadis bermata Lavender dengan rambut indigo panjang sepinggul sedang berdiri memandangi Hutan Oto dari kejahuan. Tepat dia berdiri di depannya ada sebuah sungai dan diseberang sungai tersebut terletak Hutan Oto. Satu-satumya hutan yang paling dekat dengan Konoha City dan juga hutan terlarang bagi warga Konoha. Malam yang mencekam menambah suasana yang menyeramkan di dalam hutan tersebut. Menurut mitos warga Konoha, di dalam Hutan Oto ada semacam 'Mahkluk Halus' yang tinggal di dalamnya.
"Siapapun yang berani memasuki wilayah'nya' tidak akan pernah keluar dengan selamat". Itulah kata-kata yang sering dikeluarkan beberapa orang Konoha untuk menggambarkan Hutan Oto yang terlarang. Dan apabila ada orang yang menghilang secara mendadak. Lalu kepolisian Konoha tidak menemukan orang tersebut maupun jenazahnya, maka warga Konoha menyimpulkan bahwa orang hilang tersebut sudah berani memasuki Hutan Oto dan dia sudah diambil oleh 'Mahkluk Halus' yang tinggal di dalam Hutan Oto.
Hembusan angin bertiup begitu pelannya. Menggerakkan dedaunan-dedaunan rimbun di beberapa pohon di sekitar Hutan Oto dan juga meniup rambut panjang nan halus milik seorang gadis berambut indigo. Hinata, nama gadis tersebut masih saja memandang Hutan Oto dari tempatnya camping. Lokasi Hinata camping bersama teman-teman sekolah SMU Konoha hanya di pinggiran kota Konoha dan diluar Hutan Oto . Padahal hanya dengan menyebrangi sungai –pembatas antara Konoha City dan Hutan Oto- mereka sudah memasuki wilayah Hutan Oto. Tapi sayangnya mereka tidak berani memasuki hutan terlarang tersebut.
~Hinata's POV~
Malam ini adalah malam terakhir Camping kami –acara sekolah yang diadakan tiap tahun-. Untuk malam penutup acara, akan dibuat api unggun. Beberapa siswa sudah menyiapkan kayu bakarnya. Tapi aku masih saja berdiri memandang Hutan Oto dari seberang sungai.
Kuperhatikan hutan tersebut, tidak ada yang aneh, menurutku hutan itu sama saja dengan hutan biasa yang dipenuhi pepohonan yang lebat.
Mengapa semua orang menganggap Hutan Oto adalah hutan terlarang?
Apa mereka sudah pernah melihat 'Mahkluk Halus' yang sering dibicarakan itu? Tidak, tidak ada yang pernah melihat 'dia'.
Apa karena sering terjadinya orang hilang yang tidak pernah ditemukan, mereka percaya begitu saja tentang Mitos itu? Alasan yang tidak masuk akal.
Aku jadi teringat tentang kejadian sekitar satu tahun yang lalu. Salah satu siswi Konoha School dinyatakan hilang dan sampai sekarang dia tidak ditemukan.
"DOOORRRRR!!!!"
"KYAAAAAAA!!!" teriakku, tubuhku tersentak kaget, kedua tanganku memegang dadaku dan sekarang bisa kurasakan sendiri detak jantungku yang tidak beraturan.
Siapa yang tidak terkejut disaat kita sedang memikirkan hal-hal yang menyeramkan. Tiba-tiba ada orang yang menepuk kedua bahumu dari belakang sambil berteriak 'dor'. Sungguh perbuatan dosa besar(?).
"Hahahahahaha" kudengar suara seseorang tertawa dibelakangku.
Aku berbalik dan melihat pelaku yang tadi dengan sengaja mengagetkan aku.
Pemuda bermata biru yang menggunakan jaket orange hitam dan celana jean hitam. Ia juga menggunakan topi merah yang menutupi sebagian rambut blonde spike miliknya. Ternyata pelakunya adalah sahabatku sendiri….
"Naruto-kun…." Suaraku sedikit meninggi tapi melembut(?). kupasang wajah kesalku karena perbuatannya tadi.
"Bwahahahaha" Naruto-kun masih saja tertawa sambil memegang perutnya.
"Berhentilah menertawakan aku" perintahku, tapi tetap dengan nada lembut.
"Hehehe… gomen Hinata-chan. Habisnya kau lucu sekali" ujarnya dengan cengiran khasnya.
Seketika itu ku rasakan wajahku terasa panas. Entah karena dia tersenyum padaku atau karena dia mengatakan aku 'lucu'.
"Wajahmu tadi seperti orang kehilangan jatah makan mi ramen. Hahahaha…." Naruto-kun kembali tertawa.
Aku sweatdropped melihat tingkah sahabatku ini.
"NARUTOOO!!!" terdengar teriakan keras dari belakang punggung Naruto-kun. Seketika itu naruto-kun menghentikan tawanya.
Kepalaku aku geser sedikit untuk melihat gerangan siapa yang sudah memanggil nama Naruto-kun.
Tampaklah 10meter di belakang Naruto-kun ada seorang yang sedang berkacak pinggang. Ia menggunakan celana panjang hitam, baju kaos lengan panjang berwana merah hitam, dan sepatu kets menghiasi kakinya.
Penampilannya seperti pria tapi dia bukan pria. Terlihat jelas dari rambut panjangnya yang berwarna merah jambu. Sakura-chan, gadis cantik tapi tomboy. Dia juga sahabatku sejak smp sama seperti Naruto-kun.
Tunggu dulu! Kenapa rambut panjangnya terurai? Biasanya dia menggulung rambutnya dan menyembunyikannya dibalik topi merah yang sering ia gunakan. Oh iya, Naruto-kun kan menggunakan topi merah.
"KEMBALIKAN TOPIKUUU!!!" sekali lagi Sakura-chan berteriak. Dia berlari menuju tempatku dan Naruto-kun berada.
"Hinata-chan lindungi aku" mohon Naruto-kun yang bersembunyi dibalik punggungku.
Sejak kapan Naruto-kun sudah ada di belakangku?
"Naruto-kun, sebaiknya kau kembalikan topinya Saku-chan" aku mencoba untuk memberi saran padanya.
"Tapi Saku-chan terlihat lebih cantik jika dia tidak menggunakan topi"
Akh.. sekarang hatiku terasa panas mendengar pernyataan Naruto-kun.
Dan akhirnya terjadilah insiden kejar-kajaran antara Naruto-kun dan Sakura-chan. Tidak jauh-jauh mereka belari, hanya berputar-putar mengelilingiku.
Kejadian tersebut tidak berlangsung lama setelah Sakura-chan berhasil meraih jaket orange Naruto-kun.
"Mau lari kemana lagi kau?" ucap Sakura-chan dengan senyum penuh kemenangan.
"Ampun Sakura-chan" mohon Naruto-kun sambil menepuk kedua telapak tangannya.
"Grr… Apa kau bilang?!!" kata Sakura-chan. Sepertinya dia bertambah marah.
Oh tidak! Naruto-kun memanggilnya dengan sebutan 'Sakura'. Dia kan tidak suka jika dipanggil dengan nama 'Sakura' cukup 'Saku' saja. Karena bagi Dia nama Sakura tidak cocok dengan kepribadiannya.
"Ops! Maaf Saku-chan"
"Tidak akan ku maafkan!!"
Kepalan tangan kanan Sakura-chan sudah siap diayunkan ke atas kepala Naruto-kun. Seperti biasa Dia berniat melampiaskan amarahnya dengan menjitak kepala Naruto-kun.
Tapi sebelum kejadian naas tersebut terjadi…
"Hentikan Saku-chan!!" kali ini aku angkat bicara setelah sekian lama membisu (?).
Namun Sakura-chan tetap mengayungkan tangannya ke atas kepala Naruto-kun.
'Grap' Sakura-chan mengambil topi merah yang digunakan Naruto-kun lalu memakainya.
"Hah?" rupanya aku salah faham.
"Apanya yang dihentikan Hinata?" Tanya Sakura-chan sambil tersenyum padaku.
"I…tu… A…no…" aku menundukkan kepalaku sembari memainkan kedua jariku.
Aku sangat malu karena sudah salah faham.
"Akh… Saku-chan, kenapa topinya dipakai lagi? Kenapa rambutmu kau gulung dan kau sembunyikan di balik topimu?" kudengar suara Naruto-kun mengeluh
"Berapa kali harus kukatakan padamu. Aku tidak suka dengan rambut panjang"
"Kalau begitu dipangkas saja"
" Okaasanku bisa marah padaku"
"Aku fikir kau tidak takut dengan siapa pun"
"Aku memang tidak takut dengan siapa pun"
"tapi tadi kau bilang~"
"aku kan hanya bilang 'Okasan marah padaku'. Aku tidak bilang 'aku takut pada Okasan'"
"Tapi itu sama saja"
"menurutku Beda"
"Sama"
"Beda"
Lagi-lagi mereka berdebat hal-hal yang tidak penting. Dan aku selalu saja diabaikan.
Aku sedikit iri dengan Sakura-chan. Meskipun kami bertiga sahabat, tapi menurutku Naruto-kun lebih akrab dengan Sakura-chan. Ku akui, aku mempunyai rasa melebihi sahabat terhadap Naruto-kun. Tapi aku tidak mau mengungkapkannya. Aku tidak ingin persahabatan ini terganggu. Karena aku tahu, Sakura-chan juga menyukai Naruto-kun.
"HEY! Apa yang kalian lakukan bertiga disana? Sebentar lagi acara api unggun akan dimulai. Cepat kemari!" teriak salah satu teman kami.
Membuyarkan semua lamunanku dan menghentikan perdebatan antara Naruto-kun dan Sakura-chan.
"Iya.. kami akan segera kesana" ujar Sakura-chan lalu berlari kecil menuju api unggun.
"Ayo Hinata-chan" ajak Naruto-kun sambil menarik tangan kananku.
"I…ya…" aku mengangguk kecil. Kami pun berjalan menyusul Sakura-chan sambil bergandengan tangan.
Wajahku terasa panas lagi. Walapun waktu smp dulu kami bertiga –aku, Naruto-kun, Sakura-chan- sering bergandengan tangan bersama. Tapi tetap saja wajahku selalu merona apabila Naruto-kun menggandeng tanganku.
'Hyuuga…' samar-samar terdengar seseorang memanggil namaku.
Ku hentikan langkahku dan aku menoleh kebelakang. Mencoba melihat orang yang sudah memanggil namaku. Tapi aku tidak melihat seorang pun disana.
"Ada apa Hinata-chan? Kenapa kau berhenti?" Tanya Naruto-kun
"I…itu… aku tadi mendengar ada orang yang memanggil namaku dari arah sana" jawabku sambil menunjuk arah yang aku maksud.
"Hutan Oto?" kata Naruto-kun melihat arah telunjukku.
Apa? Hutan Oto? Aku baru sadar kalau suara itu berasal dari hutan terlarang tersebut.
"Akh… Hinata-chan, kau jangan menakutiku. Tidak mungkin ada orang yang memangilmu dari arah sana 'kan?" kata Naruto-kun.
Aku menoleh ke arah Naruto-kun. Kulihat dia memegang tengkuknya seperti orang yang merinding. Aku baru ingat kalau Naruto-kun paling takut dengan namanya hantu, apalagi tentang 'Mahkluk Halus'yang tinggal di Hutan Oto.
"Gomen Naruto-kun, mungkin aku salah dengar" aku tidak ingin menakutinya, meskipun aku sangat yakin dengan pendengaranku yang tidak mungkin salah.
"Semoga saja kau salah. Ayo kita bergabung dengan yang lain" Naruto-kun kembali menarik tanganku da kami berjalan menuju api unggun.
'Hyugaa…' sekali lagi suara itu terdengar dari belakangku.
Lagi-lagi aku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang. Dan sekali lagi aku tidak melihat siapa pun disana.
"Hinata-chan…" Naruto-kun memanggilku. "kau baik-baik saja 'kan?" Tanya Naruto-kun
"I…iya… aku baik-baik saja kok" jawabku. "Ayo Naruto-kun" kali ini aku yang menarik tangannya dan kami berjalan lagi menuju api unggun.
'Hyuuga…'
Akh… kenapa suara itu terdengar lagi. Aku tidak ingin menghentikan langkahku dan melakukan hal yang sama. Dan membuat Naruto-kun khawatir melihat tingkahku yang aneh.
'Hyuuga…'
Masa Bodoh dengan suara misterius itu.
'Hyuuga…'
~End Hinata's POV~
*#~o0o~#*
~Sakura's POV~
Aku terbangun dari tidurku. Ku lihat langit-langit tendaku, gelap. Ternyata masih malam. Tapi aku merasa ada panggilan alam, aku ingin pergi ke kamar mandi.
Oh iya, aku 'kan masih camping. Mana ada kamar mandi. Itu artinya aku akan melakukannya di sungai, dan aku butuh teman untuk menemaniku –menjagaku dari pengintip-.
Baiklah, aku akan membangunkan Hinata.
Aku menoleh ke samping kiriku dimana tempat hinata tertidur.
Apa?
Kosong!!
Aku tidak melihat sosok tubuh sahabatku yang biasa tertidur disamping kiriku.
Lalu Aku menoleh ke samping kanan. Mencari sosok lain yang masih ada.
Syukurlah… Kakakku masih ada.
Tunggu dulu! Tapi Hinata kemana?
Tidak mungkin dia keluar malam-malam begini sendirian kan?
Jangan-jangan dia diculik.
Hinata 'kan anak dari klan Hyuuga yang termasuk klan terkaya di Konoha.
"INOOO!! Bangun!! Ayo Cepat Bangun!!" teriakku sambil menggoyahkan tubuh kakakku yang masih terlelap.
"Akh!! Apa-apaan sih! Jangan menganggu tidurku Jidat!!" katanya tidak kalah keras dengan teriakanku.
"Ini bukan saatnya kau tidurku Pig! Hinata.. Hinata menghilang!!"
"Oh…" guman Ino.
hah?? Kok Cuma 'oh' doank
"Bodoh! Ini adalah tanggung jawabmu sebagai kakak kelas tau!" teriakku di telinga kanannya berharap dia cepat sadar kalau sudah terjadi peristiwa yang gawat darurat.
"UAAPAAA!!!" Ino langsung segera bangun dari tidurnya.
Huh! Dasar! Lama amat nyambungnya. Aku heran kenapa aku punya kakak seperti dia?
Tidak peduli sekarang dia sedang mengomel apa. Aku segera keluar dari tendaku dan menuju ke tenda Naruto.
"NARUTOOO!!" teriakku sekencang-kencangnya di depan tenda Naruto. Berharap orang itu benar-benar bangun dari tidurnya.
"NARUTOOO!!" belum ada jawaban juga.
"NARUTOOO!!" masih belum bangun juga?
"NARU-"
"Woy! Bisa diam tidak!"
Akhirnya dia bangun juga. Eh, bukan! Yang keluar dari tenda bukan Naruto, melainkan..
"Sai senpai… Naruto mana?" tanyaku tanpa basa-basi lagi
"Dia masih ti-"
"Ada apa sih Saku-chan?" Tanya seorang lagi yang tiba-tiba muncul di belakang Sai. Naruto, Akhirnya datang juga (?)
"Naruto! Hi…Hinata… Hinata!!" Akh… kenapa disaat seperti ini omonganku tidak jelas.
"eh? Memangnya kenapa dengan Hinata?" Tanya Naruto lagi.
"Hinata MenghilAAANG!!!" seruku
"oh…" guman Naruto. Kenapa sahabatku juga sama lemotnya dengan kakak.
"Bodoh! Hinata Menghi-"
"UAAPAAA!!" Akhirnya nyambung juga. "Kok Bisa Menghilang??" tanyanya lagi.
"Mana ku tahu! Tiba-tiba saja dia menghilang dari tenda. Yang penting sekarang kita harus mencari Hinata!" perintahku.
"Iya!" Naruto mengangguk dengan Mantap.
-
"KYAAAAAAA!!!!"
Teriakan keras dari seorang gadis itu terdengar dari Hutan Oto.
Suara itu Sangat familiar di telingaku. Suara yang setiap hari aku dengar dari sahabat aku. Tidak salah lagi. Suara itu adalah…
"HINATA!!" seruku bersamaan dengan Naruto.
~End Sakura's POV~
*#~o0o~#*
~2 Hari Setelah Kejadian Tersebut~
Konoha High School. Kelas XI-B.
"Kurang satu menit lagi jam masuk pelajaran pertama. Tapi kenapa Hinata-chan belum juga datang?" Tanya Naruto dengan gelisah sambil terus melihat arloji yang Ia gunakan di tangan kanannya.
"Mungkin hari ini Hinata tidak masuk sekolah" jawab seorang gadis bertopi merah dengan tulisan 'SA' di topinya. Ia sedang duduk di bangkunya sambil menopang dagunya.
"itu mustahil Saku-chan. Hinata-chan 'kan siswa yang rajin. Dia tidak mungkin Bolos Sekolah" Ujar Naruto yang berdiri di samping meja Sakura.
"Ya Ampun Naruto!" Sakura menengadah untuk melihat Naruto yang berdiri di sampingnya. "Aku kan hanya bilang 'Hinata tidak masuk sekolah'. Tapi maksudku bukan Bolos sekolah. Mungkin dia Sakit"
"Sakit?"
"Iya Sakit. Itu wajar saja bukan? Mengingat kejadian kemarin, Hinata hampir saja menjadi korban hilang. Kalau bukan kita yang menemukan dia….." Sakura menundukkan kepalanya. "Aku tidak tau apa yang akan terjadi pada Hinata"
"Tapi Saku-chan…." Ujar Naruto dengan nada suara menurun.
"…" Sakura diam.
"Kalau Hinata-chan sakit…" ujar Naruto lagi. Sakura tetap diam dan menundukkan kepalanya.
"Kenapa dia tidak memberikan kabar kepada kita sebelumnya!!" seru Naruto yang kali ini sontak membuat Sakura menengadah kembali dan melihat Naruto.
"Kau tau sendiri kan Saku-chan. Dari kemarin kita tidak mendapatkan kabar apapun tentang Hinata-chan."
"…"
"Padahal kemarin kita yang menemukan Hinata-chan pingsan di pinggiran Hutan Oto. Kita juga yang membawanya langsung ke rumahnya."
"…"
"Tapi kenapa paman Hisashi melarang kita untuk menunggunya sampai Hinata-chan sadarkan diri."
"…"
"Bahkan Hp Hinata-chan pun tidak pernah aktif dari kemarin"
"…"
"Aku tidak tau, apa sih yang sebenarnya dipikirkan paman Hisashi?"
"…"
"Setidaknya dia memberikan kabar kepada kita tentang keadaan Hinata-chan saat ini!!" Seru Naruto lagi
"TENANGLAH NARUTO!!" teriak Sakura sambil berdiri dari bangkunya dan menghentakkan kedua tangannya di atas meja. Menimbulkan suara yang cukup keras sehingga membuat semua mata di kelas tertuju pada gadis bertopi merah itu.
"Mana bisa aku tenang?! Sampai sekarang DIA BELUM JUGA DATANG!!" teriak Naruto tidak kalah keras.
"Oh Maaf Naruto. Sudah membuatmu menunggu" suara berat itu mucul di depan pintu kelas. Dan kali ini semua pandangan siswa di kelas teralih ke sosok yang baru datang itu. Pria dengan rambut keperakan bermasker.
"Ka~Kakashi Sensei?!" seru Naruto yang sedikit terkejut. 'padahal bukan dia yang aku tunggu' batin Naruto
"Iya, ini aku"
"Tumben datang tepat waktu. Biasanya kan telat satu jam??" sindir Sakura.
"Betul, Betul, Betul" ujar naruto sambil mengangguk 3 kali menirukan gaya tokoh kartun faforitnya (?)
"ya…ya… terserah kalian mau mengatakan apa. Tapi sebaiknya kalian berdua segera duduk karena saya akan memulai pelajaran hari ini" ujar Kakashi sambil berjalan menuju meja guru.
Sakura pun kembali duduk di bangkunya. Begitu pula dengan Naruto yang duduk di bangkunya di baris ke2 yang juga terletak di depan bangku Sakura.
"Sebelum kita mulai pelajaran hari ini. Ada yang ingin saya perkenalkan kepada kalian. Masuklah!" seru Kakashi.
Muncullah sosok pemuda di depan pintu kelas. Berambut hitam dengan rambut mencuat kebelakang. Postur badan yang tinggi dan menggunakan seragam sekolah Konoha High School.
Sayang seribu sayang. Pancaran Mata onyx-nya terhalang oleh sesuatu. Ia menggunakan kacamata.
Pemuda itu berjalan menuju muka kelas.
Naruto memperhatikan sosok yang berdiri di depan kelasnya. Dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Itu kan~~" ujar Naruto sambil menunjuk anak laki-laki yang berdiri di muka kelas.
"TEMEEE!!"
~~TBC~~
Akhirnya selesai juga meng-edit chapter pertama. Di fanfict pertamaku ini, saya sengaja membuat beberapa chara Naruto berbeda dari sebelumnya. Yang pertama. Hinata kubuat tidak terlalu gagap di depan naruto. Yang kedua. Sakura kubuat tomboy tapi hatinya tetap feminim. Aku juga memberikan aksesoris Topi merah yang bertuliskan 'SA' di depan topi Sakura. kata 'SA' berasal dari nama SAkura juga dari nama… siapa coba??
Rambut sakura yang panjang selalu ia gulung dan disembunyikan di dalam Topi merah yang selalu digunakannya. Bisa dibayangin gak? Jadi rambut Sakura terlihat pendek.
Yang ketiga. Sasuke kubuat tidak terlalu terkenal dikalangan wanita karena kacamata yang ia gunakan. Tapi tetap terlihat tampan di depan mataku~~ Kyaaaa….. Sasuke-kun memang TAMPAN… !! (maaf Author memang terlalu tergia-gila dengan Sasuke Uchiha)
Yang keempat. Ada beberapa chara yang umurnya lebih tua dari naruto. Misalnya Ino dan Sai menjadi kakak kelas Naruto. Di fanficku ini, Ino juga menjadi kakaknya Sakura. gimana? Pantaskah mereka menjadi saudara?
Karena berhubung Saya orang baru yang baru saja kemarin lahir di dunia ini *bohong!!*. Dan pertama kali menjadi Author *yang ini baru jujur*. Jadi mohon sangat sungguh sangat mohon (?).
Saya sangat butuh saranya dari para senpai yang baik hati dan tidak sombong. Tolong diberikan kritiknya dengan cara Review fanfict pertamaku ini.
Terima Kasih~~
^_^