Back with me Aka-chan! Maaf lama update ==" Ya sudah, happy reading!
Chapter 5
Cahaya mentari pagi menerobos masuk jendela kamarku kemudian menubruk karpet kuning pucat sewarna pasir di lantai. Berkas-berkas cahaya itu menari riang di atas karpet, sementara tirai putih nyaris transparan yang menutupi jendela bergoyang pelan saat angin masuk melalui celah kecil di bagian atas jendela.
Pelan-pelan aku bangkit ke posisi duduk di kasurku. Aku memandangi sea lavender dalam botol bekas selai di atas bedside table sambil berusaha mengumpulkan nyawa yang masih berserakan. Kemudian aku mengulet dan mengalihkan pandanganku kea rah jam digital kecil berbentuk bunga sakura di atas meja belajarku. Aku melotot tidak percaya pada angka-angka yang tertera di jam yang merupakan kado ulang tahunku tahun lalu dari Naruto. Ya ampun, jam 9:02!?
Cepat-cepat aku melompat berdiri, dan langsung sempoyongan terkena serangan vertigo. Tubuhku ambruk seketika ke tempat tidur. Aku memandangi langit-langit kamarku yang telah ku cat warna biru langitdengan awan-awan kecil putih sambil menunggu rasa pusing itu pergi. Ya ampun, sekarang kan hari Sabtu! Tidak ada yang pergi kerja pada hari Sabtu! Aku menertawai diriku sendiri keras-keras, membuat Pablo, anjing Pomeranian kecilku, terlonjak kaget dari tidurnya di pojok kasur.
"Oh, ya tuhan. Maafkan aku Pablo, aku meminta maaf kepadanya. "Kemarilah."
Dengan gerakan yang terlihat ogah-ogahan dan mata masih mengantuk, anjing kecil itu berjalan ke arahku, melompat, kemudian mendarat di perutku. Di sana ia bergelung menjadi gumpalan bola berbulu dan kembali memejamkan matanya.
Aku mengelus bulu kelabunya sambil lalu, memikirkan apa yang akan kulakukan hari ini. Biasanya pada hari-hari libur aku akan pergi berbelanja, atau sekedar window shopping bersama Ino. Terkadang bila dompet dan kantong sedang tidak bersahabat, aku akan ke rumah Ino membawa empat atau lima DVD rental. Kemudian seharian kami akan menguras air mata menonton The Notebook atau film-film sejenisnya.
Tapi masalahnya, Ino sedang berbulan madu sekarang.
Aku mendengus kesal, membuat Pablo mengangkat kepalanya dan memandangku seolah-olah aku ini orang gila. Pelan-pelan kuangkat tubuh mungil Pablo dan meletakkannya di lantai. Kulangkahkan kakiku ke jendela, dan membukanya. Suara berderit pelan terdengar saat jendela persegi itu mengayun terbuka kea rah luar, dan kusibakkan tirai putihnya ke samping.
Bau asin air laut yang dibawa oleh angin berhembus masuk ke kamarku. Aku menghirup wangi familier itu, merasa tenang. Warna langit saat itu persis dengan warna langit-langit kamarku. Biru, biru cerah tanpa awan. Pantai terlihat dari sini, dengan ombaknya yang bergulung-gulung, dan anak-anak kecil membangun istana dari pasirnya yang putih. Pablo melompat ke kursi kuning favoritku yang berada di samping jendela, kemudian melompat lagi ke tepian jendela.
Anjing kecil itu memandangi pantai, langit tak berawan yang berhiaskan laying-layang, kemuadian mengalihkan pandangannya kepadaku. Ia seolah berkata, 'Kenapa kita tidak ke pantai saja? Ayolah, cuacanya cerah begini, ke pantai! Dan ajak aku juga!' Ugh, siapa yang sanggup berkata tidak pada puppy dog eyes seperti itu?
Karena itulah kini aku sekarang berada di kamar mandi, menikmati guyuran air hangat sementara wangi jasmine, wangi sabun favoritku, memenuhi indera penciumanku. Diluar, Pablo menggaruk-garuk pintu kamar mandi dan menyalak-nyalak, memprotesku yang telat memberinya sarapan.
Seusai mandi aku mengganti piamaku dengan blus lengan panjang berwarna putih yang berhiaskan manik-manik dan short shorts khaki. Kuperiksa penampilanku di cermin dan mencoba memikirkan beberapa gaya untuk rambutku yang panjangnya sudah sedikit melewati bahu. Pada akhirnya, kuputuskan untuk mengikatnya ekor kuda saja.
Aku memandang keluar jendela dapur dengan lalu sembari mengunyah sandwichku. Pablo makan di bawah meja, menimbulkan suara-suara aneh saat gigi-gigi mungilnya meremukkan biscuit anjing. Pandanganku mengarah pada TV yang sedang menayangkan Rachael Ray. Apa yang sedang ia masak? Spicy Chicken Cassarole. Hmm… Boleh juga. Mungkin aku akan memasaknya untuk makan malam. Kucatat bahan-bahan yang kuperlukan di memo, memasang tali di leher Pablo, kemudian keluar dari apartemenku.
Saat aku mengunci pintu, Naruto melongokkan kepalanya keluar dari apartemen sebelah. Pablo meronta-ronta di tali kekangnya, meminta Naruto untuk mengelusnya. Laki-laki itu menghampiri Pablo dan mengelus bulu abu-abunya. Sementara yang dielus menjilati jari-jari Naruto tanda terima kasih.
"Kau mau ke mana Sakura?" ia bertanya.
"Ke pantai," jawabku singkat-singkat saja.
"Kau tidak akan menanyakan apakah aku mau ikut juga?"
"Kau mau ikut?"
"Tidak, terima kasih," tolaknya denga cengiran lebar.
"Dasar orang aneh," aku menggerutu. Cengirannya makin lebar.
Jari-jari kakiku meremas pasir putih yang berada di bawahnya, sementara matahari dengan perlahan tapi pasti memanjat ke singgasananyadi puncak langit. Pablo telah kulepas dari talinya. Ia berlari kesana-kemari, mengejar ombak, dan menggoyangkan ekornya dengan hebat ketika nak-anak kecil menghampiri dan mengelusnya.
Tiba-tiba ia berganti arah, berlari kea rah pohon-pohon kelapa yang tumbuh di sepanjang tepi pantai. Kubiarkan saja dia, nantinya juga akn kembali lagi. Tapi setelah beberapa saat, ia tidak kembali, dan aku mulai khawatir. Kususuri daerah tempat dimana ia tadi menghilang, memanggil-manggil namanya.
"Pablo! Pablo, di mana kau?" mataku jelalatan dengan cemas. "Kemarilah manis!"
"Aku mendengar gonggongan kecil beberapa meter di depanku – gonggongan yang sama persis dengan gonggongan Pablo. Kulangkahkan kakiku kea rah suara itu. Semakin dekat dengan sumber suara, semakin yakin aku bahwa memang Pablo-lah yang bersembunyi di situ.
"Pablo!" panggilku penuh kemenangan sambil menembus semak-semak hijau rimbun, kemudian membeku. Ya, Pablo memang berada di sana. Dan ia sedang bermain dengan seorang laki-laki berambut merah.
Gaara.
Ia mendongak, dan tatapan biru toscanya yang tajam menusuk mataku.
"Sakura?" tanyanya terkejut.
"G-Gaara?" aku bertanya balik. "Kau… Sedang apa kau disini?"
"Menikmati hari liburku. Kau sendiri?" ia mengamatiku meraup Pablo ke pelukanku. "Anjing itu milikmu?"
"Ngg… Ya," jawabku. "Sama sepertimu."
Pablo melompat turun dari gendonganku dan menghampiri Gaara lagi, ia menjilati jari-jari Gaara.
"Dia… menyukaimu," ucapku.
"Hn? Oh, ya. Sepertinya memang begitu. Dia anjing yang manis."
"Dimana kau menemukannya?" aku bertanya.
"Tidak, tidak," sangkalnya. "Aku tidak menemukannya. Tapi dia yang menemukanku," ia menggaruk belakang telinga Pablo. "Kau tidak akan duduk?" Laki-laki itu menepuk pasir di sebelahnya.
Aku duduk di sampingnya dengan sedikit canggung.
Hening.
"Kau tidak bekerja hari ini?" tanyaku, memulai percakapan. "Setahuku seorang dokter harus selalu bersiaga, kalau-kalau ada keadaan darurat."
"Yah, memang seharusnya begitu sih. Tapi aku capek. Aku sudah meminta untuk tidak dipanggil kecuali ada keadaan yang benar-benar darurat."
"Oh," hanya itu yang bisa kuucapkan.
"Kau sendiri bagaimana?" tanyanya ingin tahu. "Tidak ada kasus yang sedang kau tangani?"
"Oh, kau tahu sendirilah, pekerjaan pengacara," jawabku santai. "Kasus masuk dan selesai, terkadang tidak ada yang meminta jasaku sama sekali, terkadang pekerjaan menumpuk. Dan ini adalah saat-saat di mana aku bermetamorfosis menjadi pengangguran."
Ia tertawa mendengar jawabanku, dan aku tersenyum. Aku suka sekali mendengar suaranya yang tertawa. Pablo sudah mulai mendengkur lagi.
Hening lagi.
"Kau –"
Sebelum aku dapat mengucapkan sepatah katapun lagi, seseorang menembus semak-semak. Seorang perempuan muda muncul.
"Matsuri?"
Horeeeee!!! Masih agak pendek yah? Ngggghhhh... Mau promo bentar yaaah. Add FB strange_little_/serach : Prima Nindya/ search : Akane Higabana. Add Ym : strange_little_gurl sama pimpimituprima. Twitter : primanindya. Add semua okeeeh :D
Hadoh review belum di bales numpuk. Langsung aja nih.
Chapter 3
Nakamura Kumiko-chan : Pikir anda hanya anda yang mau melihat Gaara memejamkan matanya? Aka-chan juga mau tahuuu!!! :D Iyah… Gomen kependekan… =="
Aira Mitsuhiko : Haha, ketipu yaah? *ketauan tukang tipu* Oh iya dong, saya kan juga fans berat Muse gituloh \m/ Yaah, sepertinya Sakura memang harus menanggung malu kembali ke pesta denga baju robek :D
Melody-Cinta : Hiaaah, seperti cerita saya sajh, bertepuk sebelah tangan. Ckck… Uwoh! Makasih! Arigatou! Merci! *mengucapkan makasih dalam beberapa bahasa alien lainnya*
Kika-senpai : Wahaha terserah senpai sajalaaah, yang jelas saya memang cantik *?* Yeah! Mari kita menancapkan bendera kazoku di setiap daratan yang telah kita arungi! Uwoooo!!!! *semangat menggebu-gebu ga jelas*
Reeey : Salaaah, kamu bukan akan digeplak Matsuri, tapi akan dibunuh AKU *mulai mengasah golok*
Princess Mikaia : Pendeeek? Haaaaah… Dari tadi komplennya itu mulu. Homogen sekali ==" Yahaha ini sudah :D
Karinuuzumaki : Lama kok saya updatenya, Cuma pas saat itu saja lagi cepet. Hahay :D Yang nelpon itu AKU, oke, sekali lagi saya tegaskan AKU.
AngelFromTheHeaven : Ya iyalah orang ini AU naaaak. Jelas ada sinyal. Hahay :D
Nanad : Iya laaah, winter in Tokyo is rock *?* apa itu apa itu, percakapan khayalan yang aneh :D Jiaaah, anda bilang kumite saya jadi gatal ingin karate… -,-
Chapter 4
Princess Mikaia : Kebanyakan nanya elu ah :D Liat saja nanti di kelanjutan ceritanya :D
Nakamura Kumiko-chan : Pokoke anda tidak akan menyangka siapa someone pov itu… Karena… Dia adalah… Lee !!! Haha ga deng :D
Kika-senpai : Udah ah kebanyakan nanya, baca aja sajalaaaah *digaplok karena menyuruh-nyuruh kakak kelas*
Nanad : Huaaaaah, tetep aja komplennya kependekan T_T" Kita putus! *?*
Nao-cchi : Aduh, Review pendek sangat ==" Haha :D
Melody-Cinta : Ahahaha, sudah ah jangan ada yang nebak lagi! :D Thanks for review!
Fujimoto Izumi : Wah? Jangan-jangan anda membaca Kitchen Princess juga? :D
Kuroneko Hime-un : Gapapa juga baru baca. Aka-chan selalu menerima teman baru! ^^ Wah maaf pendek ==" Kecewa yah? Di bagian apanya? Ntar dikedepannya diperbaikin :D Arigatou gozaimasu!
Yeeee, udah semuaaa. Yaudah review yang banyak yah semuaaaa... Maaf Aka-chan hiatusnya lama bgt. :D See you in Chapter 6!