A/N: Kali ini saya khusus membuat fanfic tentang favorit pairing saya di Eyeshield 21, HiruMamo! Saya harap banyak sekali yang mau membaca fanfic seorang author kecengan seperti saya. Mohon dibaca dan direview…

Disclaimer: I own nothing... Yang saya punya cuma sekumpulan komik, terutama komik Eyeshield 21. Eyeshield 21 belongs to Riichiro Inagaki & Yusuke Murata

Main pairing: HiruMamo
Pairing lain: SenaSuzu
warning: adegan lemon, harap hati-hati

-

To be Parents

Chapter 1

-

Tim Deimon Devil Bats baru saja bertanding American football dengan tim Ojo White Knights untuk yang ketiga kalinya setelah mendapat tantangan dari Seijuro Shin yang merupakan rival Sena. Untuk merayakan kemenangan mereka, Hiruma mengundang mereka untuk pesta di sebuah kapal pesiar. Di sana disediakan banyak sekali makan-makanan mewah dan juga banyak acara terutama acara minum-minum. Bahkan ada beberapa tim yang sengaja Hiruma undang, seperti Teikoku Alexanders, Ojo White Knights, Hakushu Dinosaurs, Seibu Wild Gunmans, Poseidon, Bando Spiders dan Shinryuji Naga.

Mereka semua tampak menikmati pesta tersebut. Seperti Kurita yang asyik lomba panco dengan Gaou; Otawara, Mizumachi dan Taki yang lagi ikutan kuis 'orang idiot' yang khusus disediakan oleh Hiruma; Kuroki, Jumonji dan Togano yang lagi asyik membully Sena yang lagi asyik pacaran dengan Suzuna; manajer Himuro yang lagi mesra-mesraan dengan Marco; Shin yang sibuk menghancurkan seperangkat peralatan listrik di kapal dan menyebabkan kapal mengalami mati lampu untuk beberapa saat; Monta, Sakuraba, dan Ikkyu yang lagi curhat-curhatan; hingga Agon yang asyik menggoda beberapa cewek cantik yang kebetulan ikut-ikutan naik kapal, termasuk Mamori.

"Sudah kubilang, aku tidak mau! Aku tidak mau berkencan denganmu. Jadi maaf, ya," tolak Mamori saat Agon mengajaknya berduaan di kapal.

"Ayolah, manis... Lagipula asyik kalau berduaan denganku. Pasti kau tidak akan merasa bosan," ajak Agon masih belum mau menyerah.

"Maaf, aku tidak mau. Dengan cewek lain saja," Mamori masih belum mau bergeming sambil berlalu pergi.

Agon mulai kehilangan kesabaran, ia menggeretakkan barisan giginya. Kemudian ia menarik paksa tangan Mamori dengan kasarnya. Mamori menoleh ke arah Agon dengan muka panik.

"A-apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Mamori berusaha menarik kembali tangannya yang dipegang oleh Agon.

"Berani kau melawan, ya," Agon tersenyum sinis.

"Lepaskan aku!!! TOOLOOONGGG!!!"

Mamori berteriak minta tolong sambil berusaha melepaskan peganngan tangannya dari Agon. Tetapi, seberapa ia berusaha melepaskannya, karena kekuatan Agon yang lebih besar, Mamori tetap saja tidak bisa melepaskan tangannya dari Agon. Untungnya pada saat itu, kebetulan datang Hiruma.

"Hei, sialan, bisa kau lepaskan tanganmu darinya, tidak?" tanya Hiruma, bermaksud menolong Mamori.

Mamori dan Agon menoleh ke arahnya.

"Hiruma-kun...," bisik Mamori pelan.

"Huh, kau mau apa sampah? Terserah aku mau kuapakan wanita ini," dengus Agon kesal, karena ia diganggu oleh Hiruma.

"Kekekeke, dasar pecundang. Beraninya kau dengan wanita, coba kalau seluruh orang di kota ini tau akan perbuatanmu. Kau bisa masuk penjara, setidaknya bila aku memang ingin melakukannya padamu. Kekekeke...," Hiruma mangancam Agon.

Agon menngepalkan tangannya, dia tidak tahu, apa yang akan dilakukan oleh setan seperti Hiruma pada dirinya. Sambil mendengus kesal, Agon melepaskan pegangan tangannya dari lengan Mamori dan berjalan meninggalkan Mamori. Mamori menoleh ke arah Hiruma dengan perasaan berterima kasih.

"Te-terima kasih, Hiruma-kun," katanya setengah berbisik.

"Kekekeke, aku tidak berniat menolongmu Mamonee-chan. Itu hanya kebetulan saja," Hiruma hanya terkekeh.

Mamori cuma tersenyum kecil melihat Hiruma yang seolah-olah tidak mau mengakui perbuatannya itu.

Pukul 12 lewat, pesta masih berlangsung. Tapi kali ini adalah saatnya pesta minum-minum. Kebanyakan yang para cowok berlomba minum sake atau paling idak minum red wine. Pelatih Doburoku yang kelihatannya paling menikmati acara ini, ia nyaris meminum 5 botol sake tanpa henti. Bahkan ia sampai memaksa para anggota tim Deimon Devil Bats untuk ikut-ikutan meminum minuman tersebut.

"Haa??? Kau pikir aku takut untuk meminum minuman seperti itu? Liat saja, aku bisa meminum 1 botol dalam sekali teguk," ucap Jumonji.

"Haa, dasar sombong... Aku juga bisa melakukannya bila aku mau," sungut Kuroki kesal.

"Haa, kalian berdua sok sekali. Coba buktikan!" Togano ikut-ikutan nimbrung. Mereka bertiga kembali berdebat, sampai-sampai Komusubi ikut-ikutan berantem dengan mereka.

"Eh, teman-teman. Sudahlah," Kurita berusaha memisahkan mereka. Mereka semua berhenti berdebat.

"Hei gendut, kau juga ikut minum tidak?" tawar Jumonji.

"Aku tidak ikut minum," tolak Kurita.

"Lalu, bagaimana dengan kau, pendek? Kau ikut minum tidak?" tanya Kuroki pada Sena yang lagi asyik berduaan dengan Suzuna dari tadi. Sena menoleh ke arahnya dengan muka sungkan.

"Eh, eh... Anu, aku tidak ikut minum... Aku tidak bisa meminum minuman seperti itu...," Sena cuma nyengir-nyengir dengan muka panik.

"Ya~ Sake itu hanya untuk para orang tua seperti kalian!" ejek Suzuna. Mereka kembali berdebat.

Suasana semakin ramai saja, apalagi pesta itu juga diramaikan oleh band milik Akaba yang beraliran rock. Cerberus dan Butaberus ikut-ikutan menari. Mereka nyaris melewatkan malam hingga subuh hampir menjelang. Tetapi, Mamori yang tidak kuat menahan kantuk, berjalan dengan tubuh terhuyung-huyung menuju kamar yang secara khusus disediakan oleh Hiruma apabila salah satu dari mereka ingin beristirahat. Saat Mamori berjalan menyusuri koridor utama, ia berpapasan dengan Hiruma yang ternyata lagi mabuk berat.

"Hiruma-kun?" Mamori menoleh ke arah Hiruma dengan muka kaget. Belum pernah ia melihat Hiruma mabuk seperti ini.

"He... kekekeke, manajer sialan, kau di sini rupanya..." Hiruma masih terkekeh-kekeh seperti biasanya, tetapi kali ini karena pengaruh alkohol.

"Uh, bau sake... Hiruma-kun!" Mamori berusaha menolong Hiruma agar tidak rubuh, meski tubuhnya juga sempoyongan, pusing karena harus begadang semalaman.

"...Mamonee-chan... Kekeke...," Hiruma masih dikuasai oleh pengaruh minuman.

"Hiruma-kun! Berhentilah mengoceh, sekarang aku akan mengantarkanmu ke kamar...," ujar Mamori sambil membantu Hiruma berjalan.

"Tidak perlu... Aku yang akan mengantarkanmu... Aku tidak perlu dibantu oleh orang sepertimu, manajer sialan," kata-kata itu membuat Mamori bertambah kesal.

Ia ingin sekali memukul muka Hiruma, tetapi ditahannya, ia harus membantu Hiruma. Karena dalam pikirannya, Hiruma-lah yang selalu membantu orang-orang di sekitarnya tanpa mempedulikan keadaannya sendiri. Hal itu membuat Mamori jatuh cinta pada Hiruma untuk pertama kalinya. Mamori menghela nafasnya. Sesaat sentuhan Hiruma di bagian pinggulnya membuatnya tersentak. Ia menoleh ke arah Hiruma dengan muka memerah.

"Manajer sialan...," bisik Hiruma pelan sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Mamori. Wajah Mamori bertambah merah.

"Hentikan Hiruma-kun. Aku akan membawamu ke..." Mamori dihentikan oleh jari telunjuk Hiruma yang diletakkan ke bibirnya.

"Aku bilang aku yang akan membawamu 'kan?" ucap Hiruma sambil terkekeh.

Tiba-tiba ia menarik Mamori ke dalam pelukannya dan menggendongnya menuju kamar di dek kapal, Mamori tersentak dan terkejut dengan apa yang dilakukan Hiruma padanya. Ia tidak menyangka bahwa Hiruma akan melakukan hal ini padanya, meski mungkin adalah karena pengaruh minuman. Mamori berusaha menghindar dari Hiruma, tetapi Hiruma telah menggendongnya dan sekarang mereka menuju kamar. Mamori mulai panik, ia meronta-ronta.

"Hiruma-kun! Lepaskan aku!!!" pinta Mamori sambil meronta-ronta.

Ia jadi teringat dengan hal yang dilakukan Agon padanya, tetapi kali ini berbeda. Yang melakukannya adalah Hiruma yang pada saat itu menolongnya dari Agon dan sekarang keadaannya bertambah gawat. Mamori bertambah panik, ia berteriak. Tetapi tak ada satupun orang yang mendengar teriakannya, mungkin karena mereka semua terlalu menikmati pesta tersebut dan sekarang tengah mabuk-mabukkan.

Hiruma benar-benar membawa Mamori ke kamar kosong yang terletak di dalam dek kapal sambil terhuyung-huyung. Ia membuka pintunya sambil mabuk, dengan Mamori dalam gendongannya yang sedang ketakutan. Ia tidak mengidahkan teriakan Mamori, karena ia masih dipengaruhi oleh sake. Ia kemudian meletakkan tubuh Mamori ke atas tempat tidur sebelum akhirnya mengunci pintu. Mamori berteriak histeris.

"HIRUUMAA-KUUUNNN!!! APA YANG AKAN KAU LAKUKAN PADAKU?!!!"

Hiruma tidak menjawab, hanya menoleh ke arah Mamori dengan tatapan dingin. Ia jadi terlihat seperti setan seperti biasanya, tetapi kini auranya lebih kuat lagi, di mata Mamori, ia terlihat seperti penjaga neraka. Mamori menelan ludah. Dan yang paling membuatnya panik, adalah ketika Hiruma mulai membuka bajunya satu persatu, memperlihatkan bagian tubuhnya yang kekar. Mamori berusaha menutup matanya. Ia takut Hiruma akan memperkosanya. Dan yang terjadi, tepat seperti yang dibayangkan Mamori. Hiruma mulai menindih tubuh Mamori. Mamori berusaha melepaskan Hiruma dari tubuhnya, tetapi ia kalah fisik dengan Hiruma.

"Mamonee-channn..." panggil Hiruma sambil mendesah.

Mamori menutup matanya, takut dengan hal buruk yang akan menimpa dirinya. Tiba-tiba Hiruma mulai membuka bajunya satu persatu, membuka gaun yang dipakainya. Mamori tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap kali bagian, Hiruma menjilati kulitnya yang putih, lalu mencium lehernya. Mamori mendesis pelan, ia berusaha menahan sensasi hebat yang dirasakannya.

"AWWW!!! Hi-Hiruma!!" sesaat Mamori merasakan sebuah sensasi yang menyerangnya.

Hiruma telah sampai ke bagian paling bawah perutnya, Mamori meringis kesakitan. Kemudian Hiruma kembali menindih tubuhnya dan mulai menciumi bagian leher Mamori. Mamori mendesah pelan setiapn kali Hiruma mulai menciuminya. Lalu Hiruma kembali memasukkan 'benda'nya ke 'benda' milik Mamori. Mamori meringis kesakitan, ia tidak dapat menahan rasa sakit yang diterimanya. Beberapa lama kemudian, Hiruma mulai lelah, begitu juga dengan Mamori yang tidak dapat menahan lagi rasa sakit yang diterimanya ketika Hiruma memasuki bagian dari dirinya.

"...Keke... Dasar manajer sialan," Hiruma mulai menutup matanya sebelum akhirnya ia terlelap.

Mamori menitikkan airmatanya begitu ia melihat Hiruma terlelap dalam tidurnya.

'Tuha, apa yang kulakukan?' batinnya.

Ia segera meringkasi pakaiannya dan kembali memakai gaunnya. Sesaat ia merasakan rasa sakit di bagian bawah perutnya, tetapi ia tidak mengidahkannya dan terus berjalan. Ia mengambil kunci yang Hiruma letakkan di atas meja dan membuka pintu dengan kunci tersebut. Dengan perasaan galau, Mamori meninggalkan kapal, meninggalkan orang-orang yang ikut berpesta yang kini tengah terlelap di kabin dan Hiruma, pria yang telah menodai dirinya. Ia mulai menangis sesegukan.

A/N: Hah, akhirnya selesai nih cerita... Maaf buat adegan lemon di dalamnya dan ceritanya yang kurang bagus, saya memang seorang author yang GaJe! Hah, tapi gak papa, yang mau ngeflame silahkan! Hehe, saya tunggu review readers sekalian!