Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rating: T

Pairing: Tampaknya sudah jelas kalo ini SasuNaru.

Vampire Hunter

CHAPTER I

"Ukh!"

Erangan itu berasal dari mulut vampir yang sekarat. Wajahnya yang memang pucat menahan sakit yang serasa membakar. Ada bekas luka melintang di wajahnya. Dan di dada kanannya tertancap pasak kayu yang bahkan menembus tubuhnya.

Tubuh itu ambruk begitu saja ke atas tanah yang dingin. Sementara pria yang ada di hadapannya tersenyum sinis. Dia berbalik meninggalkan tubuh sang vampir yang sudah tak bernyawa dan kini mulai berubah menjadi abu.

"Semua vampir harus musnah."

Kota Boston menjadi amat kotor dan kehilangan keindahannya. Angin yang terlampau kencang menerbangkan debu beku ke segala arah. Badai salju yang sebentar lagi akan tiba membuat segalanya bertambah beku dan sunyi. Malam begitu pekat. Dengan penerangan jalan yang begitu minim. Banyak orang akan memilih tinggal di dalam rumah lalu duduk di depan perapian sembari meminum teh hangat. Ada juga yang akan duduk di bar menghabiskan bergelas-gelas bir untuk menghangatkan tubuh atau sekedar mencari hiburan.

Ada satu tempat di sudut kota Boston. Berada di kawasan kumuh dimana orang-orang miskin tinggal. Sebuah bar yang biasa saja. Bukan bar mewah sehingga orang-orang berkantong tebal sudi mampir. Hanya bar kecil yang dipenuhi orang-orang yang...tidak benar. Tapi jangan remehkan pemiliknya. Jangan kira karena dia hanya pemilik bar di kawasan kumuh dia tidak tahu apa-apa. Terkadang sesuatu yang kita anggap remeh. Lebih berbahaya daripada yang kita tahu. Dia adalah Orochimaru. Pria berwajah ular dengan tampang licik. Tapi informasi yang dimilikinya tak perlu diragukan lagi. Dia memiliki data seluruh orang yang tinggal di kota Boston. Tanpa terkecuali, baik hitam atau putih, bahkan dia punya informasi yang 'tidak biasa'.

Pintu bar terbuka membawa angin dingin masuk kedalam. Beberapa orang refleks merapatkan mantel-mantel lusuh mereka. Seorang pria masuk. Mantel hitam yang dikenakannya tampak lusuh. Seperti seorang pengembara. Topi hitam menutupi sebagian wajahnya. Terlihat sekali tidak ada yang memperdulikan keberadaannya dan begitu pula sebaliknya. Dia duduk di depan meja bartender.

"Bir," ucapnya datar.

Mata hitamnya menyapu seluruh pengunjung bar. Tidak ada. Apa yang dia cari tidak ada di sini. Semuanya manusia. Sedangkan yang dia cari adalah...

"Pesananmu," Perkataan itu membuat pria itu menoleh. Bartender berwajah ular meletakkan segelas bir di hadapannya. Tampaknya malam ini Orochimaru sendiri yang melayani tamunya. "Kau bukan penduduk kota ini. Aku baru pertamakali melihatmu."

"Hn."

"Jadi apa yang membuatmu berkunjung ke tempat ini?" tanya Orochimaru dengan senyum yang tak bisa dipercaya. Pria dihadapannya menegak birnya hingga tinggal separuh sebelum menjawab.

"Aku butuh informasi."

"Infomasi apa yang kau butuhkan, Tuan..."

"Sasuke."

"Ah, Tuan Sasuke?" Orochimaru tersenyum senang. Satu orang lagi yang bisa dia selidiki.

"Kau tahu keberadaan vampir di kota ini?" tanya Sasuke tanpa basa-basi. Senyum atau lebih pantas disebut seringai tidak menghilang dari bibir sang pemilik bar. Dia hanya menaikkan alisnya tanda heran.

"Vampir? Tidak kusangka kau seorang Hunter." Orochimaru mengamati orang di depannya. Tujuh belas tahun. Sangat muda, pikirnya.

"Belakangan ini memang banyak terjadi kasus pembunuhan misterius, tapi kasus itu tidak pernah sampai ke telinga polisi. Karena yang mati adalah orang-orang yang tidak berharga. Huh, jaman sekarang ini status adalah harta utama. Tanda-tandanya memang seperti di bunuh vampir, bekas gigitan di leher dengan tubuh yang remuk. Tentu saja tidak ada darah yang tertinggal di tubuh para korban. Keberadaan mereka tidak pasti, hanya saja mereka sering terlihat di bagian barat kota ini. Kawasan kumuh, sama seperti tempat ini." Orochimaru menunggu reaksi pemuda di di depannya dan ternyata dia harus kecewa karena pemuda itu tetap berwajah datar tanpa ekspresi.

Sasuke meminum habis birnya sebelum berdiri dan meletakkan beberapa lembar uang. Orochimaru hanya bisa menatap punggung pemuda itu saat dia menghilang di balik pintu.

"Anak yang menarik."

---

---

---

Sasuke menyusuri jalan yang telah sepi. Butir-butir salju berjatuhan, menghiasi jalanan dengan warna putih yang indah. Nafasnya mengembun karena udara dingin. Tapi dia tidak akan lengah. Mata hitamnya mengawasi sekitarnya dengan waspada. Berharap dari gang-gang gelap yang dia lalui akan muncul mahluk yang diinginkannya.

TBC

A/N: Maap yg Re munculin cuma baru Sasu doang. Soalnya ngetiknya cepet2, ada jalan santai sih, trus temen Re udah tereak2 minta Re cepet2. Minta review!