Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rating: T

Pairing: *Author cuma ngira2 maybe* NaruSasuNaru

Warning: OOC, ada darahnya, agak menyesatkan, tapi itulah yang saya sukai.

DEMON

CHAPTER 1

Summary: Legenda mengatakan jika para ilbis telah berhasil dikurung. Iblis yang merencanakan kehancuran dunia dengan menebar teror dan kematian. Selama ribuan tahun tempat atau lebih sering disebut sebagai kota, yang digunakan untuk menyegel para iblis, disucikan. Semua bentuk dosa, iri, kelicikan, dendam, keegoisan, kesombongan, keserakahan dan nafsu di hindarkan dari tempat itu. Sebuah kekuatan yang mampu membebaskan para iblis yang haus akan darah dan teriakan kematian. Kota yang amat terlarang, tak seorangpun diijinkan untuk masuk. Penjaga selalu mengawasi dan memantau keadaan kota itu, mencegah hal yang sangat tidak diinginkan, sehingga tidak akan pernah terjadi lagi.

Tapi seiring dengan berlalunya waktu, kematian yang tentu akan menjemput, dengan ingatan manusia yang memudar, waktu yang senantiasa berlalu, siang yang berganti dengan malam. Kota itu terlupakan, kota itu terkubur jauh dalam tanah, di dalam kegelapan yang membekukan. Zaman berubah, kepercayaan akan dunia mistis terabaikan, memudar dengan zaman yang lebih mengutamakan logika. Tidak ada lagi yang percaya pada keberadaan iblis, karena iblis adalah manusia itu sendiri. Lalu kota itu, kota yang menyegel para iblis, iblis yang akan bangkit kapan saja jika manusia yang penuh dosa datang.

"Orochimaru-sama!" panggil Kabuto.

"Ada apa?" tanya Orochimaru mendongak dari beberapa dokumen yang sedang dibacanya. Memandang asistennya yang masuk dengan terburu-buru.

"Kami berhasil menemukan pintu masuknya!" lelaki berambut abu-abu dan berkaca mata itu berbinar-binar.

"Benarkah?" tanya Orochimaru langsung berdiri dari duduknya. Dia terlihat senang. Usahanya selama ini ternyata tidak sia-sia. Mereka langsung keluar dari tenda. Menuju tempat penggalian yang tidak jauh dari sekian banyak tenda yang dididirikan di tempat kering dan tampak mati ini.

Mereka pergi ke salah satu celah tebing yang nampak tidak alami bentuknya. Seperti dibuat oleh manusia.

Di sana, menunggu belasan pekerja yang berusaha menyingkirkan batu besar yang menghalangi sebuah pintu yang terbuat dari batu.

"Jadi, perkiraanku tepat?" tanya Orochimaru. Memeriksa secarik kertas yang memuat garis- garis melintang yang menunjukkan koordinat sebuah tempat. Koordinat yang dia dapat setelah mengumpulkan data dari situs-situs kuno yang letaknya sangat berbahaya.

Kabuto mengangguk pada atasannya yang memiliki kulit pucat bagai mayat dan rambut panjang. "Kami menemukannya setelah menggali sedalam enam meter."

"Akhirnya apa yang aku inginkan tercapai."

"Apa kita perlu memberitahu penemuan ini pada pemerintah Konoha?"

"Tidak! Mereka tidak boleh tahu. Harta yang terpendam di dalam sana akan jadi milik kita."

Kabuto terdiam. Dia hanya bisa mengikuti perintah atasannya.

"Ayo! Dorong! Sedikit lagi pintu ini akan terbuka!" salah satu pekerja memberi aba-aba.

Sedikit demi sedikit batu itu tergeser. Lubang yang gelap menyambut mereka. Terasa hawa dingin yang tidak mengenakkan keluar dari lubang -ambang pintu- itu, membuat sebagian besar orang di tempat itu merinding.

"Ayo masuk!" Orochimaru mengambil pelindung kepala dan beberapa senter.

"Tapi..." Kabuto terdengar ragu. " Didalam pasti tidak aman. Tempat ini bisa runtuh kapan saja."

"Jika tempat ini masih berdiri setelah ribuan tahun. Aku jamin kita masih punya waktu." Orochimaru berkata dengan kilat aneh di matanya. Keserakahan?

Untuk kesekian kalinya dia tidak bisa membantah. Dia hanya seorang asisten.

Kabuto mengikuti Orochimaru yang sudah masuk lebih dulu. Tempat ini sangat gelap dan pengap. Hanya sedikit udara segar yang bisa dia hirup, itu pun berasal dari pintu yang baru saja terbuka.

Tampak jika ini adalah sebuah aula luas. Dengan langit - langit yang tinggi. Jelas ini buatan manusia yang memiliki peradaban tinggi.

"Cari sesuatu yang menyerupai pintu!" perintah Orochimaru menyusuri dinding.

Kabuto menoleh pada para pekerja yang juga ikut masuk. Memberikan instruksi seperti yang dikatakan Orochimaru.

"Kami menemukan sesuatu!" seseorang berseru dari seberang aula. Dengan segera Orochimaru mendekati pekerja itu.

"Minggir!"

Didepannya menjulang setinggi dua meter pintu batu yang tertutup rapat. Penuh dengan tulisan kuno dan beberapa gambar. Beberapa diantaranya bisa dikenali sebagai gambar monster yang sedang mengamuk dengan sekelompok manusia yang coba melawan.

"Akhirnya aku menemukannya," ucap Orochimaru mengusap pelan pintu itu.

"Apa kita akan membukanya?" tanya Kabuto. Dia merasakan firasat buruk.

"Tentu saja!" Orochimaru mengarahkan senternya ke tulisan yang terpahat di pintu.

"Kejahatan hitam yang terbelenggu dalam kegelapan. Senjata mematikan yang akan menghancurkan dunia. Harta paling berharga bagi penyamun." Orochimaru membaca baris pertama dari pahatan itu. Kabuto kagum melihat kemampuan Orochimaru. Dia bahkan tidak perlu meneliti tulisan itu untuk menerjemahkannya.

"Jangan bebaskan kegelapan ke dunia. Jika tidak, kehancuranlah yang akan menyambut." Orochimaru berhenti membaca karena tulisan yang terpahat memang hanya sekian. Dibawah tulisan itu ada simbol aneh yang tampak menghitam.

"Orochimaru-sama, apa tidak sebaiknya kita pergi dari sini? Tulisan ini memperingat..."

"Tidak. Aku akan membukanya. Ini hanya omong kosong," ujar Orochimaru tidak sabar. Dia mulai memeriksa setiap inci pintu, sampai dia berdiri tepat di depan simbol.

"Kurasa ini akan berhasil," ujar Orochimaru mengeluarkan belati kecil dari saku bajunya.

"Apa yang ingin anda lakukan?" tanya Kabuto tidak mengerti.

"Ini selalu berhasil." Orochimaru menyayat tangannya sendiri, dan dengan darahnya dia menggores simbol itu hingga simbol itu tertutupi warna merah seutuhnya.

Semua menahan nafas. Tiga puluh detik berlalu. Hampir terlintas dipikiran mereka jika ini sia-sia. Sampai mereka melihatnya, simbol itu bersinar dengan warna merah menyala. Menyilaukan mata, memaksa semua orang menutupi mata mereka. Terdengar sesuatu yang berat bergeser. Lalu sunyi. Cahaya menghilang, membuat semua dapat melihat kembali. Dan tampak di depan mereka, pintu yang tertutup kini telah terbuka, menampakkan kegelapan pekat.

"Ternyata benar!" kata Orochimaru. Dia tampak puas dengan dirinya sendiri. Tapi dia dan semua orang lainnya terdiam ketika terdengar suara...

Suara langkah kaki yang menggema dalam kegelapan, berasal dari dalam pintu yang terbuka.

Yang tampak pertama kali adalah jubah hitam dengan gambar awan merah. Terkena cahaya dari penerangan yang minim. Lalu sang pemakai terlihat, pemuda berambut pirang tapi memiliki mata semerah darah. Membuat manusia yang berada di sana berdiri dalam takut. Tidak hanya akan kenyataan jika ada 'seseorang' di dalam sini, tapi juga kenyataan tentang apa yang sedang mereka hadapi.

"Ah, akhirnya bisa keluar juga. Aku lapar sekali!" dia berkata dengan suara riang. Tidak memperdulikan orang-orang yang memandangnya ngeri. Belum, setidaknya belum. Dengan perasaan ngeri mereka melihat satu persatu muncul "orang-orang" yang keluar dari dalam pintu.

"Hanya makanan saja yang kau pikirkan," terdengar sebuah suara dari dalam.

"Saatnya membuat karya seni. Daftarku perlu di perbaharui."

"Seni yang paling indah itu adalah ledakan, Tuan."

"Hormat pada Dewa Jashin, akan aku persembahkan apapun yang kau minta."

"Dewa Jashin-mu itu tidak bisa memberi kita uang tahu!" gerutu seseorang.

"Rambut merah ini sudah terlalu panjang, sepertinya harus sedikit dirapikan."

"Saatnya melihat dunia luar."

"Cukup. Kalian ini banyak bicara," terdengar suara seorang wanita.

"Kalian tidak memperdulikan penyelamat kita. Kalian sungguh tidak sopan." terdengar suara yang berat dan terdengar berkuasa.

"Ah." mereka semua berkata bersamaan, menoleh pada manusia-manusia yang menatap mereka dengan ngeri.

"Mereka manusia 'kan?" tanya yang berambut pirang.

"Ka...kalian si..siapa?" Kabuto berkata dengan terbata-bata.

Si rambut merah terkekeh pelan. "Mereka sungguh bodoh."

"Ucapkan terima kasih kalian dengan benar," suara Leader mereka memerintah.

"Dengan senang hati."

Semua terjadi begitu cepat. Delapan dari sepuluh "orang" yang ada di hadapan mereka menghilang. Lalu terdengar jeritan mengerikan, darah membanjiri seluruh ruangan. Kematian menghampiri mereka dengan cepat. Tidak bisa lari bahkan Orochimaru sekalipun.

Sepuluh orang, ah, sepuluh iblis berdiri di sepuluh tempat berbeda. Berdiri dengan darah yang membasahi tangan mereka.

"Sudah lama aku tidak merasakan darah manusia." kata iblis yang memegang sabit di tangannya. Menjilat sisa darah yag menempel di tangannya.

"Lapar..."

"Pergilah ke manapun kalian suka, tapi setahun lagi, kembali ke tempat ini. Akan aku katakan apa rencana kita selanjutnya." perintah leader mereka yang memiliki banyak tindikan di wajahnya.

"Wah, itu sungguh asyik! Gaara! Ayo kita cari makan!"

"Kau sungguh berisik, Naruto," kata Gaara datar.

"Hiddan, ayo kita kumpulkan uang."

"Kau itu sungguh mata duitan, Kakuzu," gerutu Hiddan.

"Akan aku tunjukkan jika seniku yang paling indah, tuan Sasori." kata Iblis berambut pirang yang poninya menutupi salah satu matanya.

"Senimu itu tidak ada apa-apanya di bandingkan seniku."

"Re, kau mau ikut denganku?" tanya seorang cowok berambut coklat di highlight merah, memakai anting salib di telinga kanannya, dan memiliki mata hitam pekat.

"Boleh, bisa kau tunjukkan tempat yang bagus, Cash?"

"Tentu!" jawabnya riang. Matanya berkilat menampakkan ketidaksabaran.

Lalu kedelapan iblis itu lenyap, tidak meninggalkan jejak. Meninggalkan dua iblis yang masih berdiri di tempat mereka.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya wanita yang rambutnya dihiasi bunga berwarna biru.

"Mengumpulkan informasi mengenai suku penjaga." jawab sang Leader.

Dan dua iblis terakhir itupun menghilang. Meninggalkan kekacauan yang ada di aula itu. Tubuh-tubuh tanpa nyawa yang tergenang darah mereka sendiri. Menguarkan amis darah yang menjijikkan. Darah para pendosa yang telah diperingatkan untuk tidak membuka segel iblis.

TBC

A/N : entah bisa diterima publik atau tidak. Sebenarnya sih saya ngak mau ngepost ni fanfic tapi....ada sedikit pertimbangan, jadi dengan senang hati saya post. Mohon Review! Semoga anda sekalian suka cerita saya!