Ish : AKU... AKU MERASA BODOH KARENA BARU MENYADARI HAL INI! *lebay mode on*
Kaoru : Emangnya ada apaan?
Ish : ...Kalian tau kan kalo chara di KHR itu mayoritas cowok semua...?
Teru : Taulah master... kan kita baca+nonton animenya...
Ish : ...Kalian tau kan kalo chara di KHR itu naujubila gantengnya? T.O.P! High Quality!!
Kaoru : ...Iya tau, aku ngincer Yamamoto, Byakuran, sama Mukuro.
Teru : Hmm, kalo Teru ngincer Tsuna, Hibari, sama Dino!
Ish : Hush! siapa yang nyuruh kalian sebutin inceran kalian!? Eh, tapi kalo suruh milih sih Ish ngincer Xanxus-sama! Squaly baby! Hibari juga boleh deh... aduh, ga ada matinya deh mereka! aih! aih!
Teru&Kaoru : (Yee, tadi marah2, sekarang heboh sendiri, dasar master yang aneh...)
Ish : Nah, kalo udah tau chara di KHR itu maha ganteng, kenapa coba Ish ga pernah kepikiran bikin cerita KHR versi host club??? secara ya, tampang ganteng itu modal utama host getoh!
Teru&Kaoru : ...Ah, iya juga ya...?
Ish : Hum! cowok2 cakep itu ga boleh disia-siain, so, Ish garap deh nih fanfic, mugyahahaha! *evil laugh* KHR belongs to Amano Akira-sensei, but Namimori Host Club belongs to Ish! aneh, GJ, maksa, but hope you can enjoy!~
Namimori High School.
Tulisan itu tertulis di atas dinding yang lurus dengan sempurna dengan huruf berwarna emas yang menyala. Squalo memandangi sekolah barunya dengan puas.
" Hee, jadi ini sekolah baruku? Lumayan juga." Ujarnya sambil nyengir tipis dan manggut-manggut nggak jelas. Kemudian ia berbalik ke arah seorang laki-laki berambut coklat yang sedang terengah-engah karena membawa dua tas. " Oi, Tsuna, cepat kemari! Lama banget sih." Gerutu Squalo pada sepupunya.
Tsuna buru-buru berlari ke arah Squalo, takut kalau berlama-lama nanti ia akan kena marah. " A-A-Ada apa, Squalo?" Tanya Tsuna takut-takut.
Squalo menatap Tsuna tajam. " Kau itu cuma kusuruh membawa tas doang! Kenapa lama banget sih? Dasar dame Tsuna!"
Tsuna hanya bisa pasrah menerima cemooh sepupunya itu meski dalam hati ternyata ia mengeluh juga. Tuhan, kenapa hari-hariku berubah menjadi neraka seperti ini semenjak kedatangan Squalo?
Benar, hari-hari Tsuna yang sebelumnya damai berubah begitu kedatangan sepupunya dari Italia, Squalo. Sepupunya itu dititipkan di Jepang tanpa alasan yang jelas. Yang Tsuna tahu, Squalo terlalu bermasalah di Italia sehingga Mammon sebagai orang tua angkatnya pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia pun berakhir dititipkan di Jepang, di rumah Tsuna. Dengan demikian dimulailah hari-hari neraka Tsuna.
Semenjak kedatangan Squalo, sepupunya itu tidak pernah berhenti memperbudaknya. Tsuna yang tidak punya keberanian untuk melawan hanya bisa pasrah disuruh ini-itu oleh Squalo. Terkadang kehidupan memang tidak bisa semulus yang diharapkan.
Squalo pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah sementara Tsuna masih termenung dan sibuk dengan angannya sendiri. Begitu menyadari kalau sepupunya itu belum bergerak juga dari tempatnya, Squalo berteriak.
" VOIIII!!!"
Dalam sekejap Tsuna pun tersadar dari lamunannya. Terima kasih untuk suara Squalo yang luar biasa cempreng.
" Kau sedang apa, hah!? Ayo cepat masuk! Jangan membuatku menunggu lebih lama!"
" I-Iya!" Tsuna pun buru-buru mengejar Squalo.
Squalo kembali berbalik dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Kali ini Tsuna mengikutinya. Mereka berdua sama-sama berhenti begitu melihat papan nama pengumuman. Disitu ada nama mereka dan dimana kelas mereka. Kali ini Tsuna beruntung. Mereka berdua tidak sekelas.
" Hmm, kita berdua beda kelas. Aku di kelas 1-3 ya?" Gumam Squalo tanpa melepaskan pandangannya dari papan nama itu. Tsuna yang ada disebelahnya sibuk berbanzai tanpa suara begitu tahu mereka berdua beda kelas.
" Kau di kelas 1-4." Kata Squalo pada Tsuna. Melihat Tsuna yang sedang kegirangan sendiri, Squalo menangkat alis dengan kesal. " Oi, dame Tsuna! Kau dengar aku ngak sih?! aku bilang kau ada di kelas 1-4! Kenapa kau sibuk kegirangan sendiri hah!?"
" Ma-Ma-Maafkan aku!!"
" Huh!"
Squalo pun berbalik sembari memperhatikan sekolah barunya itu. Ternyata sosok Squalo lumayan mencolok juga disana. Bagaimana tidak? Laki-laki dengan rambut perak panjang terurai kan jarang ada di Jepang.
" Oi, dame Tsuna, kenapa mereka semua melihatku?" Tanya Squalo mulai risih.
" Ng, mungkin karena rambutmu." Jawab Tsuna.
" Memangnya ada yang aneh dengan rambutku?! Kau menghinaku ya?!" Squalo langsung emosi mendadak. Jelas aja, dia kan jadi ultra sensitif kalau menyangkut masalah rambut kebanggaannya itu.
" Bu-Bu-Bukan!! Maksudku laki-laki berambut perak sepertimu kan jarang ada di Jepang!"
" Bilang dong dari tadi!"
Squalo kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Tsuna di belakang. Ia memandangi bunga-bunga sakura yang sudah memamerkan kuncupnya itu. Lumayan juga sekolah ini. Lagipula hidup di Jepang tidak seburuk yang kukira. Batin Squalo sambil tersenyum tipis.
Ia pun kembali menoleh ke arah Tsuna. " Voi! Dame Tsuna!!" Panggil Squalo.
Tsuna buru-buru berlari ke arahnya, takut dimarahi kalau membuat Squalo menunggu. " I-Iya?"
" Sebelum masuk ke kelas, temani aku berkeliling dulu."
" Hah?"
" Jangan malah 'Hah?'! Kubilang temani aku ya temani aku!"
" I-Iya!"
Squalo pun melangkahkan kakinya pergi, disusul oleh Tsuna di belakangnya. Pertama mereka berdua mengelilingi lapangan. Setelah selesai, mereka pun mulai menjelajahi isi sekolah. Saat keduanya berjalan di sebuah koridor, mereka melihat sebuah pintu besar yang berbeda dengan pintu-pintu lain disekitarnya.
Squalo memandangi pintu itu dengan mata yang menyimpan antuiasme tinggi. " VOI! Pintu apaan nih!?" Seru Squalo bersemangat.
" S-Squalo, kurasa sebaiknya kita pergi. Sebentar lagi kelas akan dimulai." Ujar Tsuna mengingatkan.
" Ah, berisik! Siapa juga yang peduli!?" Bentak Squalo. Ia pun tetap memandangi pintu dihadapannya dengan mata berbinar-binar. " Di balik pintu ini ada apa ya?"
" Ja-Jangan Squalo! Kita tidak boleh masuk tanpa izin!"
Squalo pun menatap Tsuna dengan tajam. " Berisik, siapa yang minta pendapatmu, hah?! Kalau aku mau masuk ke dalam itu kan terserah aku! Kau jangan pernah berani-berani memerintahku ya, dame Tsuna!"
Tsuna tahu kalau sepupunya itu keras kepala, jadi sekarang Tsuna hanya bisa pasrah deh. Dan benar saja, Squalo betul-betul membuka pintu dan masuk ke dalam.
" Ah, terbuka." Ujar Squalo terdengar girang. " Di dalam sini ada apa ya?"
" S-Squalo, lebih baik kita kembali saja yuk sebelum nanti terjadi masalah." Bujuk Tsuna. Biar begitu ia tetap mengikuti Squalo dari belakang.
" Ah, cerewet! Kalau mau kembali ya kembali saja sendiri!"
" Ta-Tapi Squalo..."
" Berisik! Kau itu bisa diam nggak sih!? Kuberitahu ya, kau itu--" Belum sempat Squalo melanjutkan kata-katanya, mendadak ia merasa datangnya serangan ke arahnya. Beruntung ia berhasil menghindar.
" Brengsek! Apaan tuh!?" Teriak Squalo yang sukses berguling di lantai untuk menghindari serangan dari 'sesuatu' yang masih misterius.
" Squalo! Kau nggak apa-apa?!" Tanya Tsuna sambil mendekat. Ia mengulurkan tangannya untuk menolong sepupunya itu berdiri.
" Iya, aku baik-baik saja. Tapi yang barusan itu apa?"
" Aku nggak tahu."
Mendadak terdengar suara mesin yang semakin jelas. Lalu perlahan sosok robot muncul dan menyerang ke arah Squalo dan Tsuna.
" Ro-Robot!?" Teriak Squalo sembari menghindari serangan robot itu. " Hmph! Hanya robot saja berani-beraninya menyerangku!" Kali ini Squalo pun balas menyerang robot itu.
" Squalo!" Teriak Tsuna begitu melihat robot itu nyaris mengenai sepupunya itu. Cepat-cepat Tsuna menangkis serangan robot itu.
Berkat kerja sama yang di luar dugaan antara Tsuna dan Squalo, robot itu pun berhasil dirobohkan. Tsuna langsung lemas dan terjatuh, sementara Squalo menghela nafas lega. " Huff, boleh juga robot itu untuk ukuran kecoak." Squalo mengerakkan matanya melirik ke arah sepupunya. " Voi, dame Tsuna, kau baik-baik saja?"
" Eh? Ah, iya. Kakiku hanya lemas saja."
" Huh, kau menyedihkan." Squalo berjalan ke arah Tsuna dan mengulurkan tangan. " Ayo berdiri."
Menerima uluran tangan dari Squalo, Tsuna pun kembali berdiri. Kemudian, tak lama setelahnya terdengar suara beberapa orang yang masuk ke dalam ruangan itu.
" Loh? Ada orang?" Tanya laki-laki pertama. Suaranya terdengar ringan. Tsuna dan Squalo buru-buru menoleh dan menemukan empat sosok laki-laki yang berdiri di pintu masuk.
Laki-laki pertama berambut biru dengan potongan rambut mirip nanas. Laki-laki kedua lebih tinggi dan terlihat lebih dewasa daripada laki-laki pertama. Laki-laki ketiga bertubuh hampir sama dengan laki-laki pertama, hanya saja ia mengenakan tiara di kepalanya. Lalu laki-laki terakhir berambut perak, sama seperti Squalo.
" HAH?! I-itu kan Gola Mosca!" Seru laki-laki kedua terlihat panik.
" Oh, iya, itu Gola Mosca." Sahut laki-laki keempat terdengar santai.
" Kenapa bisa hancur begitu!?" Laki-laki kedua itu terlihat tambah panik. Ia buru-buru berlari ke arah 'bangkai' robot yang dengan sukses dihancurkan oleh Squalo dan Tsuna.
" Shishishi, bos pasti marah besar." Ujar laki-laki ketiga enteng.
" Ah, tidak! Kenapa bisa hancur begini sih?!"
" Kufufu, bagaimana kalau kita tanya kedua orang yang ada disitu?" Usul laki-laki pertama. Ia pun berjalan mendekat ke arah Tsuna dan Squalo. " Halo, apa yang kalian lakukan disini?"
" E-Eh? Ka-Kami... Ka-Kami hanya..." Tsuna hanya bisa tergagap tanpa bisa menjawab.
" Apa pun yang kami lakukan itu urusan kami, kenapa kami harus repot-repot memberitahukannya padamu?! Memangnya kau siapa, hah?! Penguasa dunia!?" Seru Squalo sinis.
Laki-laki pertama hanya bisa mengedipkan matanya berkali-kali tanpa bisa berkomentar.
" Shishishi, Mukuro, apa kau syok karena ada orang yang tak takluk oleh pesonamu?" Tanya si laki-laki ketiga sambil nyengir lebar.
" Ya Bel, aku sangat syok." Ungkap Mukuro. Bel pun cekikikan mendengarnya.
" Kalian berdua! Ini bukan saatnya bercanda seperti ini! Kita kan sedang kena masalah serius!" Seru laki-laki kedua. Ia pun melirik laki-laki ke empat yang juga masih terlihat santai dengan wajah sedikit frustasi. " Gokudera! Kau juga jangan santai-santai begitu dong!"
Gokudera mendengus pelan. " Jangan berisik, Dino. Kau mau ribut seperti apa pun juga nggak akan mengubah kenyataan kalau Gola Mosca sudah rusak." Katanya enteng.
Dino masih terlihat panik. " Tapi bagaimana menjelaskannya pada bos nanti?!"
" Itu kan bisa diatur. Kau bisa memanggil teknisi atau apalah untuk membetulkan Gola Mosca sebelum si bos datang."
" Tapi kan..."
" Sudahlah Dino, jangan terlalu dipikirkan." Ujar Mukuro menenangkan. " Masalah yang harus lebih dipikirkan sekarang adalah mereka berdua." Katanya sambil melirik ke arah Tsuna dan Squalo.
" APA?! Ada masalah denganku, hah?!"
" Tentu, kami ingin mendengar kenapa kalian berdua ada disini. Kalian berdua pasti tahu kenapa Gola Mosca bisa hancur begini kan? Sekarang, jelaskan semuanya padaku."
Setelah Tsuna selesai menjelaskan rentetan kejadian yang ada, ke empat laki-laki itu hanya terdiam. Diam. Diam tanpa berkomentar apa-apa.
" Ma-Maafkan kami." Ujar Tsuna menyesal, sementara Squalo terlihat acuh dan malah mengalihkan pandangannya tanpa merasa bersalah. Padahal kan semua ini adalah salahnya!
Dino menghela nafas panjang. " Jadi sekarang bagaimana?"
" Shishishi, bos pasti akan sangat marah dan kesal kalau ia tahu Gola Mosca rusak." Ujar Bel terlihat santai.
" Aku tidak mau ikut-ikutan masalah bodoh ini." Jelas Gokudera yang tidak mau repot.
" Kufufu," Mukuro tersenyum lebar ke arah Tsuna dan juga Squalo. " Mudah saja, kita akan meminta ganti rugi dari mereka berdua. Gampang kan?"
" HAH?! Aku? mengganti rugi?! Cuih, ogah ya! Aku tidak mau mengeluarkan sepeser pun untuk robot bodoh itu!" Tolak Squalo cepat. " Lagian siapa suruh dia menyerang!"
" Gola Mosca memang diprogram untuk menyerang penyusup yang masuk ke dalam ruangan ini." Jelas Mukuro. " Jadi itu salahmu, kenapa juga kau masuk kesini tanpa izin?"
Deg! Kali ini Squalo pun terbungkam.
Mukuro kembali tersenyum lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Squalo. " Tenang saja, kucing kecil yang manis. Kalau kau nggak bisa membayar dengan uang, kau bisa bayar dengan 'tubuhmu' kok."
DUAG!
Sebuah pukulan dengan sukses mendarat di wajah Mukuro.
" Abnormal!! Brengsek! Kau pikir aku minat denganmu?!" Maki Squalo emosi.
" S-Squalo, sa-sabar!" Tahan Tsuna menenangkan.
Alih-alih malah marah karena dipukul, senyum di wajah Mukuro makin lebar." Kufufu, aku makin menyukaimu." Ia pun melirik ke arah Tsuna. " Ah, tidak, aku makin menyukai kalian berdua. Pokoknya kalian harus bergabung dengan kami."
" Bergabung?" Tanya Tsuna bingung.
" Ya, kalian harus bergabung dengan klub ini untuk membayar hutang-hutang kalian."
" Klub? Klub apa?"
" Host club."
" APA?!" Teriak Squalo kaget. " Ho-Host club?! Maksudmu host yang melayani tamu?!"
" Iya." Jawab Mukuro kalem. " Ada masalah? Kurasa dengan wajah kalian menjadi host bukan masalah besar kan?"
" Hmph, maaf-maaf saja ya, tapi aku nggak sudi bergabung dengan kalian!" Tolak Squalo masih bersikeras dengan pendapatnya. Ia tidak sudi menjadi seorang host yang harus bekerja melayani tamu. Hei, dia adalah Superbia Squalo! Mau ditaruh dimana harga dirinya?
" Siapa bilang kalian bisa menolak? Kalau kalian menolak bergabung, aku bisa saja menuntut kalian kepada pihak sekolah atas tuduhan perusakan properti klub dan penyelinapan ke dalam ruang klub tanpa izin."
" Ugh! Licik!"
" Terkadang hidup itu memang kejam, manis." Ujar Mukuro sambil tersenyum. " Jadi bagaimana? Kalian mau bergabung?"
" Kau sendiri yang bilang kalau kami tidak bisa menolak! Untuk apa kau tanya lagi dasar kepala nanas bodoh!?" Umpat Squalo makin emosi.
Mukuro tersenyum puas. " Itu artinya kalian setuju kan?" Ia pun berjalan kembali ke arah kursi dimana ketiga anggota host club lainnya duduk. " Nah, selamat datang di Namimori Host Club, kucing-kucing kecil yang manis."
Ish : SELESAIIII!!!
Teru : Otsukare-sama deshita, master...
Ish : Hai, hai, arigatou Teru! So, so, gimana Kao? cerita ini ok ga?
Kaoru : Huh, berani-beraninya minta pendapatku untuk ngomentarin cerita ancur kayak gini... apaan nih Mukuronya! gombal! mana mungkin Mukuroku yang manis manggil TsunaSqualo 'kucing-kucing kecil yang manis'!
Ish : Ta-Tapi kan ceritanya Mukuronya host... wajar dong kalo gombal-gombal dikit?
Kaoru : *grumble2 di pojokan, nampaknya dia masih ga terima abang Mukuro pujaan hatinya dibuat jadi gombal*
Teru : Master! master!
Ish : Iya?
Teru : Abang Hibari mana?? kok ga ada?
Kaoru : Yamamoto juga ga ada! *Yee, masih bisa protes juga*
Ish : Sabar, sabar, Xanxus juga belom ada kan? santailah... save the best for the last kan? hahahai...
Teru : Oh, gitu... master jenius!
Ish : *idung langsung panjang karna dipuji* Oho, iya dong!
Kaoru : Huh, apaan... bilang aja lupa masukin...
Ish : JLEB!! *Seribu panah menancap di hati * Ka-Kao... kata-katamu tepat menancap di tempat yang sakit...
Kaoru : Huh! *ngeliat pembaca* Oi, jangan lupa reviewnya!
Teru : Senpai, senpai ga boleh gitu sama pembaca... *ngeliat ke arah pembaca* Ehem, pembaca yang terhormat, tolong reviewnya yaah!~ YOROSHIKU ONEGAISHIMASUUU!
Kaoru : ... Huh, Onegaishimasu.
Ish : Onegaishimasuuuu!~