Why Love Is Hurt Me ?
***
-Diclaimer-
Bleach : Tite Kubo
***
Kenapa cinta itu itu menyakitiku ??
Padahal aku telah mengorbankan apa pun
Untuknya ..
***
"Selamat pagi, Ishida-kun!" seperti biasa, dia menyapaku dengan wajah yang begitu ceria dan dengan "senyuman" itu. Senyuman yang selalu di perlihatkan pada semua orang.
"Pagi, Inoue-san," balasku sedatar mungkin. Wajah Inoue bertambah ceria saat aku membalas sapaannya barusan. Tapi, perlahan aku melihat dia melirik ke arah lain dan langsung pergi meninggalkanku.
"Selamat pagi, Kurosaki-kun!" sapanya pada seorang lelaki berambut orange. Siapa lagi kalau bukan Kurosaki Ichigo, pujaan hati seorang Orihime Inoue. Dan bukan "senyuman" itu yang di perlihatkan pada Kurosaki, tapi sebuah "senyuman" yang begitu tulus dari hatinya sendiri.
Memang, sejak dulu, Inoue menyukai Kurosaki. Ralat, Inoue MENCINTAI Kurosaki. Dia selalu saja membahas tentang Kurosaki.
"Kurosaki itu orang yang hebat. Kurosaki itu tidak mudah menyerah. Kurosaki selalu menolong teman-teman di saat mereka membutuhkan" Aku muak mendengar semua itu!! Kenapa harus Kurosaki yang selalu di bicarakan oleh Inoue??
Inoue hanya terlalu asik memikirkan Kurosaki dan tidak pernah melihat perasaan orang. Dia tak pernah menyadari sama sekali kalau ada seseorang yang tidak hanya menyukai dirinya tapi, mencintainya dengan sepenuh hati. Yaitu aku.
Kalau ingin jujur, aku tak pernah tahu kenapa aku menyukai Inoue. Aku hanya merasa nyaman bila di dekat perempuan itu. Aku juga menyukai sikapnya yang terkadang bisa kekanak-kanakan. Dan tanpa sadar, aku menyukainya. Tapi, saat dia berkata padaku bahwa dia menyukai Kurosaki, aku urungkan niatku sebelumnya untuk menyatakan perasaanku padanya. Karena aku tahu, harapan itu tak lagi menyertaiku dan juga perasaanku.
***
Hari itu, Inoue terlihat begitu murung. Wajahnya begitu menunjukkan raut kesedihan. Padahal, dia selalu ceria dan berbaur dengan teman-teman lainnya. Tapi kini, dia hanya berdiam diri di kelas sambil menatap keluar jendela dengan tatapan mata yang kosong.
"Apa kau tidak apa, Inoue-san??" tanyaku padanya.
"Aku tidak apa-apa, Ishida-kun," jawabnya lirih dengan sebuah senyuman. Senyuman yang di paksakan. Aku hanya bisa terpaku sambil memperhatikan wajah Inoue yang begitu terlihat sedih. Apa gerangan yang membuat kau sampai sebegitu murungnya, Inoue??
Tapi, akhirnya, aku tahu semuanya saat kabar itu berhembus sampai terdengar olehku. Kabar yang bisa membuat Inoue terlihat sedih.
Kurosaki dan Kuchiki-san telah menjadi sepasang kekasih. Dan itu benar-benar sebuah KENYATAAN.
Betapa sakitnya hati Inoue saat mendengarnya, begitulah pikirku. Saat itu juga, aku baru menyadari bahwa Inoue tidak ada di kelas.
***
Aku sudah mengelilingi semua tempat di sekolah ini. Kelas, kantin, perpustakaan, atap dan tempat lainnya. Tapi, tetap saja aku tidak menemukan sosok perempuan berambut orange kecoklatan panjang tersebut. Kemana Inoue?? tanyaku dalam hati. Tanpa aku sadari, naluriku mengatakan sebuah tempat yang tak pernah sekali pun aku menginjakkan kaki di sana. Halaman belakang sekolah.
***
Di luar dugaan, ternyata aku mempunyai naluri yang bagus. Di sana, terlihat Inoue sedang duduk sendirian di bangku taman yang kelihatannya tak pernah di urus lagi. Dan kelihatannya, dia sedang merenungkan sesuatu. Dengan perasaan keingintahuan, aku segera menghampiri Inoue.
"Inoue-san," panggilku dengan suara yang di buat sedemikian lembut dan pelan agar dia tidak terkejut. Perempuan itu pun menoleh ke arahku tanda dia merespon panggilanku barusan.
"Kenapa kau ada di sini, Ishida-kun??"tanya Inoue sambil menatapku.
"Hanya kebetulan berjalan-jalan," jawabku bohong. Aku sedang mencarimu, jawabku dengan jujur dalam hati.
"Hmm, begitu," dia kembali termenung. Suasana hening sejenak.
"Apa terasa sakit??' tanyaku tiba-tiba di antara keheningan itu.
"Sakit??" wajahnya terlihat bingung saat mendengar pertanyaanku barusan.
"Iya, apa terasa sakit saat sang pujaan hati bersama orang lain??" tanyaku lagi dengan kalimat yang lebih panjang dari barusan. Kali ini, wajahnya kembali terlihat sedih. Tak lama, aku pun duduk di sampingnya. Tepat di sampingnya.
"Iya, Ishida-kun. Terasa sakit, sakit sekali. Aku benar-benar bodoh karena terlalu banyak berharap bahwa suatu saat nanti Kurosaki-kun akan bisa membalas perasaanku padanya. Seharusnya aku tahu kalau itu hanya sebuah mimpi yang takkan pernah bisa terwujud walau pun aku sudah mengorbankan segalanya," terlihat, titik demi titik air mata itu jatuh dan mengalir dengan deras di pipinya. Aku terdiam. Seharusnya itu kata-kataku untukmu, kataku dalam hati lagi.
Perlahan, aku menariknya lalu memeluknya dengan erat. Inoue makin menangis saat aku memeluk dirinya.
"Menangislah sepuasmu, Inoue-san. Aku akan tetap di sini, terus berada di sampingmu, sampai kau tenang," gumamku pelan. Tak adakah aku di hatimu, Inoue?? lagi-lagi pertanyaan itu yang tergiang di pikiranku. Tolong, bukalah sedikit hatimu untukku. Agar aku bisa menjadikanmu milikku. Hanya milikku. Jangan buat aku terus rasakan perihnya cinta yang tak terbalaskan ini.
***
Fic ini q buat dengan suasana hatiku yang sampai sekarang masih aku rasakan .. Sakit banget rasanya saat ngerasain yang namanya cinta tak terbalas .. haha, cinta itu memang tidak harus memiliki ya ??
Pa lagi baru aja putus ma seseorang ..
Hiks, hiks .. –nangis mode ON-
Ya udah, daripada q jadi curhat di sini, mending kalian review aja ..
OK ?????!!!!!!!!!!!!!!!!