A/N : Aaa.. akhirnya chapter terakhir juga… sial.. aku kena tag.. hahahaha.. mana ceritanya udah kalang kabut dan bikin pusing.. Lain kali jangan gini lagi ya.. Kalo udah ngerasa ga sanggup untuk ikut, langsung review aja atau bilang sebelumnya.. . kasian temen2 lain yang udah nunggu dengan penuh rasa penasaran =p
Sori, ficnya bener2 panjaaaaaaang.. karena aku harus nyatuin semua hint-hint yang kalian bikin di depan.. dan alhasil mabox.. =______=
Supaya konsen bikin fic ini, semua lagu India yang kupunya aku pasang semua.. (sekarang lagi denger lagu Dhoom satu album^^) Entah kenapa bisa fokus dan mengingat Shaka mendengar lagu2 India.. XDDD
Disclaimer : BangKur (Kurumada Masami) yang selalu ge'er karena namanya selalu disebut di setiap fanfic Saint Seiya..
---
Chapter 11
My Treasure..
By : Saint Chimaira Kari
---
"Gue tau!!" kata Milo tersenyum-senyum senang.
"Hah??"
Shaka dan Shura hanya memandang Milo dengan wajah penasaran. Si Milo sibuk memancarkan senyum pepsodent sampai giginya kering (*Aduh.. iklan..*).
"Oi, jangan senyum-senyum aja. Cepetan kasih tau! Kamu mau nyengir sampe besok juga ga bakal dapet hadiah liburan ke Bali" kata Shura sambil nabok pipi Milo pelan.
"Owch...santai meeeen... ga usah buru-buru, waktu masih panjang" kata Milo tenang.
"Santai dari Hongkong!! Tu dua kembar bloon udah mau mati, lo malah santai-santai di sini! Kalo mereka pinter sih kita ga perlu susah-susah nyelamatin mereka, tapi masalahnya mereka berdua kan emang rada bloon dan lagi sulit nyelamatin diri sendiri!" kata Shura lagi sambil marah-marah.
"Oke..oke.." kata Milo menenangkan kedua temannya yang ada di depannya. "Berdasarkan data yang tadi kita denger, penculiknya adalah si Misty. Ngapain coba, Silver Saint menculik Gold Saint dan disekap di Atlantis, jawabannya cuma satu!!" lanjut Milo dengan Pe-de. Shaka dan Shura yang penasaran kini mendekatkan wajah mereka ke arah sang Scorpio agar suaranya terdengar jelas.
"Dia pengen nyoba terapi air supaya kulitnya tambah mulus! Tapi karena ga bisa masuk ke Atlantis sembarangan, dia nyulik Kanon yang emang mantan saint di situ. Si Poseidon iya-iya aja dan memperbolehkan mereka masuk, ga taunya si Poseidon juga didepak sama si Misty supaya dia bisa terapi sepuasnya. Jadi kata kuncinya adalah SALON!" kata Milo dengan suara keras dan yakin.
Shaka dan Shura hanya bisa terdiam pasrah dan memandang Milo dengan muka berkerut.
"Rugi banget gue dengerin penjelasan lo" kata Shaka lemas.
"Ga mungkin itu kali? Masa ga ada yang masuk akal??" tanya Shura lagi.
"Ya itu doang yang kepikiran.. ga ada lagi" jawab Milo.
"Ternyata otak lo ga kalah bloonnya dari Saga ma Kanon" kata Shaka yang mulai ikut-ikutan menyalahkan Milo.
"Tapi apa hubungannya dengan harta berharga?" Shura mulai penasaran dan mencoba berpikir kembali.
Milo hanya garuk-garuk kepala bingung. "Tauk.. mau direbus kali.. buat terapi kecantikan.." jawabnya.
"GILA AJE LO!" teriak Shaka dan Shura bersamaan.
"Hei, kalian!!" sebuah suara menghentikan acara arisan mereka bertiga dan mereka menoleh untuk melihat sesosok lelaki yang datang terengah-engah dari arah pintu utama istana Capricorn.
"Heh!! Murid-murid kurang ajar! Sialan banget sih lo pada pindah ke istana Capricorn sementara gue ditinggalin di Virgo sendirian buat ngurus-ngurus ke Atlantis. Lo pada ga sayang sama orang tua ya!!" sang Libra Dohko marah-marah dan menunjuk-nunjuk ketiga murid yang berada di depannya.
"Oh.. Roushi.. maaf, ga bilang-bilang dulu.." kata Shaka menyesal.
"Soalnya tadi koneksinya putus.. jadi kami panik dan mencari cara untuk kembali bicara dengan Saga dan Kanon" kata Shura ikut menyesal.
"Roushi asik banget sih, nyiapin mantra santet di pojokan.. kita ga berani ganggu" kata Milo melanjutkan.
"Sudahlah.. ayo kembali ke Istana Virgo. Kita harus bergerak cepat." perintahnya pada mereka bertiga. Setelah membereskan laptop milik Kanon, ketiga Gold saint tersebut mengikuti langkah gurunya untuk kembali ke istana Virgo.
"Apakah kalian semua sudah siap?" tanya Dohko kepada ketiga muridnya setelah sampai di ruang tengah istana Virgo.
Mereka bertiga mengangguk yakin tanpa menjawab. Melihat kelakuan para muridnya, Guru para Gold Saint itu hanya bisa tersenyum santai. Ia mengajak mereka bertiga untuk berdiri melingkar di tengah istana Virgo. Sementara Dohko memusatkan kekuatannya untuk membuka pintu menuju Atlantis, tempat dimana diduga Saga dan Kanon disekap, Milo, Shaka dan Shura bersiap sambil mengumpulkan dan menumpuk para korban di sebelah mereka.
"Ah.. Aku lupa.. Aku perlu sebuah tempayan" pinta Dohko tiba-tiba.
"Hah??" tanya Shaka bingung.
"Iya.. tempayan.. atau guci yang ada di situ juga boleh" kata Dohko lagi sambil menunjuk guci besar dengan ukiran konstelasi Virgo yang ada di belakang Shaka.
"Buat apa, Roushi?? Jangan bilang kita mau lewat guci itu untuk pergi ke Atlantis?" tanya Milo ragu. "Aku aja ga bisa masuk situ, apalagi Aldebaran..?"
"Kita butuh perantara untuk menuju Atlantis" jawabnya. "Kalian ga mungkin ngosek-ngosek tanah buat pergi ke sana kan?" katanya sambil menerima guci yang diserahkan Shaka padanya.
"Wah.. berarti si Kembar gemini itu lebih hebat ya.. mereka tinggal pake jurus another dimension udah bisa kaya Doraemon kemana-mana.. sedangkan guru kita yang udah bertapa beratus-ratus tahun masih harus minta tolong sebuah guci untuk transportasi.." Milo melirik Shura dan berbicara dengan pelan agar suaranya tidak dapat terdengar guru kesayangan para Gold Saint itu. Shura yang ada di sampingnya hanya meringis mendengar pernyataan Milo.
"Jangan dipecahin ya, Roushi.. sayang euy.. mahal.." kata Shaka harap-harap cemas.
"Sejak kapan kamu mikirin harga sebuah benda duniawi, Jay?" Shura bingung mendengar pernyataan tangan kanan Dewa yang memang hanya hobi bertapa dan tidak punya uang sepeser pun itu..
"Ya sejak gaul sama kalian-kalian itu!! Dasar perusak iman!" jawab Shaka ketus.
"Oke deeeeh!! Berarti habis semua perkara ini selesai, si Vijay bisa diajak dugem sama kita-kita deh!!" Milo mulai nyengir-nyengir lagi sambil menahan tawa. Shura pun ikut-ikutan ketawa. Shaka hanya diam pasrah dikerjain kedua Saint gila itu.
Dohko kaget sesaat mendengar ucapan Shaka, tapi ia tidak mengatakan apapun. Dengan sikap tenang, ia mulai memejamkan matanya dan memusatkan kedua tangannya di atas guci. Ketiga Gold Saint hanya diam menanti keajaiban yang diperbuat oleh gurunya, namun satu menit terlewati, tidak tampak kejadian apapun pada mereka semua.
"Roushi.." tanya Milo tiba-tiba.
"Hng??" jawab Dohko singkat sambil terus menutup matanya. Fokus sang Libra terpecah karena panggilan dari muridnya tersebut.
"Roushi masih bangun??" tanya Shura melanjutkan.
Dahi Dohko mulai mengkerut. Setitik peluh jatuh membasahi pelipisnya. Kedua tangannya yang terfokus pada guci mulai bergetar hebat. Para Saint yang melihat hal itu menjadi panik, namun tidak berani untuk menghentikan gurunya.
"Si Roushi kenapa sih?" tanya Shaka cemas.
"Tauk.. nahan ke WC kali" jawab Milo bisik-bisik.
"Ga mungkin.. beliau kan ga kaya kamu, Lo. Ke WC mulu kerjaannya, taunya di dalem sono sibuk sendiri nonton bokep lewat Hape", cerocos Shura yang tiba-tiba menyalahkan Milo.
"Ih!! Kok tau?? Habisnya di Ruang TV kalian gangguin mulu sih.. Aku kan juga butuh waktu pribadi!" bantah Milo cepat dan tidak mau kalah. Mereka sekarang beragumen cepat dan berbantah-bantahan dengan suara keras.
"Awas.. muncrat" tegur Shaka mulai ilfeel.
Namun teguran Shaka tidak digubris oleh dua saint pecinta dugem tersebut, sehingga ia harus mengeluarkan jurus terampuhnya untuk menghentikan mereka berdua.
"OOOOMMMMMMM!!!!!" tiba-tiba Shaka mengaum panjang.
"Iya, Tante.. eh.. Om... eh.. Vijay..." kedua saint yang dari tadi sibuk berdua itu refleks menghindar sambil menutup matanya, takut kalau-kalau pria di depannya memmbuka mata dan mengeluarkan laser beam dari matanya.
"Coba tenang dikit doonk!! Bukannya khawatir sama Roushi yang lagi kesusahan, malah nyerocos ga jelas! Tujuan kita tuh buat nyelamatin Saga ma Kanon! Bukan memperdebatkan video bokep!!" sekarang giliran Shaka yang marah-marah.
"Aduh.. iya, maap..hahaha.." kata Milo tanpa perasaan bersalah. "Sori, Roushi.. jadi kapan kita pergi ke Atlantis??" tanyanya lagi sambil berusaha membungkuk untuk melihat wajah Dohko yang masih menunduk dan serius dengan guci di depannya.
Dohko yang dari tadi berusaha menahan amarah, kini membuka matanya dan menyunggingkan senyumnya yang paling manis yang bisa membuat orang-orang yang lewat tidak berpaling dan alhasil jatuh karena ga liat jalan.
"Udah sampai kok!" jawabnya riang gembira. Spontan anak-anak di depannya terpaku horor melihat senyum sang guru yang memang terlihat dibuat-buat.
"NIH GUCI UDAH PENUH ILER, LUDAH DAN JIGONG KALIAN YANG HEBOH NYEROCOS DARI TADI GARA-GARA NGOMONGIN VIDEO BOKEP!! NOH ATLANTIS!! TANGANKU JUGA SAMPE KENA NIH!!!!" teriak Dohko tiba-tiba. Ia mulai meperin tangannya yang "agak" basah ke kulit kedua muridnya, membuat mereka kabur berlindung di balik punggung korban-korbannya yang lugu dan pingsan tidak berdaya.
"Guciku yang mahal jadi penuh air terlarang!!!" bentak Shaka yang juga ikut-ikutan kesal.
"Maap!! Maap!!!" teriak Milo dan Shura pasrah sambil terus berlindung di balik korbannya. Sekarang mereka menggunakan badan Aldebaran yang terkulai sebagai tameng sebelum seluruh isi guci disiramkan pada mereka berdua.
"Udah, deh Roushi!! Kami minta maaf! Sekarang lebih baik cepetan kita pergi soalnya waktunya udah mulai mepet!!" kata Shura cepat sambil menunjukkan waktu di jam tangan rolex imitasinya yang dibeli di pasar loak Athens.
"Dari tadi kan kalian yang bikin lama!! Ayo kita angkat korban-korban kita! Kita pinjem aja helikopter Athena buat pergi ke Atlantis!" kata Roushi sambil melempar guci tersebut karena menghalangi jalan.
"Guciiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!!" Shaka mulai frustasi karena benda-benda di dalam istananya sudah hampir hancur semua karena jadi bahan mainan oleh teman-temannya sesama Gold Saint.
"Ga jadi pake teleport??" tanya Milo bingung.
"Ga jadi! Lupa passwordnya" jawab Dohko singkat yang menghindari pertanyaan murid-muridnya.
Dengan kecepatan penuh, mereka berempat meneleport korban2nya ke arah istana Athena di bukit.
"Gila.. di fanfic ini main teleport aja nih.. udah ngaco semuanya.." gumam Shaka bingung namun tangannya tidak berhenti meneleport korban-korban lain ke istana Athena.
Dohko langsung berlari ke dalam istana mengambil kunci helikopter yang ga tau darimana asalnya dan menuju ke bagian belakang istana, tempat dimana helikopter model keluaran terbaru milik Athena diparkir.
"Emang Roushi bisa ngendarain helikopter???" tanya Shaka ragu-ragu.
"Pake aja safety beltnya. Yang penting kita pergi dulu! Mati urusan belakangan!" Dohko langsung tancap gas dan baling-baling pun berputar semakin kencang membawa mereka berempat beserta 'harta berharga' para Gold Saint ke udara.
"JANGAN BERCANDAAA!!!!!" teriak Milo, Shura dan Shaka yang mulai menghilang tertiup angin di balik awan.
-------------------xoxoxoxoxoxoxoxoxox-------------------
"Oiiiiii!!!! Lepasin doooonk!!! Cape nih.. disini!!" pinta Kanon dengan suara lemah. "Mana ga ada video game atau TV kabel.. gue kan pengen denger gosip terhangat saat ini" lanjutnya lagi. Tangannya sibuk meraih remote TV yang terletak jauh dari balik jeruji tempat mereka dikurung, sementara sang kakak hanya terduduk diam di pojok sel.
"Oi.. Non, diem dikit napa sih?? Bukannya mikirin gimana caranya kita keluar dari sini, malah sibuk ngurusin gosip" tergur Saga heran.
Sebenarnya Saga pun sudah tidak tahan hanya berdiam diri di pojokan, badannya sudah gelisah ingin melakukan sesuatu, tapi ia tidak mau imagenya rusak hanya gara-gara bersikap seperti Kanon yang ga tau malu lari-lari dalam sel saking bosannya.
"Sel ini kayanya udah dikasih mantra biar kita ga bisa keluar" kata Saga menjelaskan. "Buktinya kita sama sekali tidak bisa memakai kekuatan kita disini" Saga bangun dari duduknya dan mencoba untuk melepas jeruji di yang ada di samping Kanon.
"Mana si Banci salon itu pergi lagi! Bukannya ngurus sanderanya!! Pasti dia nyalon!" teriak Kanon kesal sambil mukul-mukul jeruji di depannya.
Saga hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Matanya menerawang ke arah lantai batu tempat mereka berpijak. Kanon yang melihat kakaknya akhirnya memilih ikut diam dan menghentikan acara memukul jerujinya.
"Kak.." tanya Kanon singkat.
"Hm?" jawab Saga tidak kalah singkatnya.
"Shaka.. bakal berhasil menyelamatkan kita kan?? Ia juga bakal berhasil mengumpulkan harta berharga Saint yang lain kan?" tanya Kanon pelan. Ia memandang kakaknya dan mengharapkan sang gemini di sampingnya mengatakan hal yang akan membesarkan hatinya.
"Hmmm.... Sulit sih..." kata Saga ragu-ragu. "Kita lihat saja nanti. Kata kunci yang tadi dibilang si Cicak itu juga kita ga tau, sekarang tinggal urusan si Shaka yang muter otak supaya bisa bebasin kita" kata Saga menjelaskan.
"Dia cukup pinter lah ya.. ga kaya kita" gumam Kanon
"Ga kaya lo tepatnya.. Gua sih masih lebih pinter dari lo" bantah Saga cepat.
"Ko jadi nyalahin gue!!?" bentak Kanon pada kakaknya.
Akhirnya mereka malah berantem di dalam sel, sementara helikopter yang dikendarai Dohko sudah melayang di atas lautan Atlantis.
"Gimana kita turunnya nih..? tanya Shura sambil melihat dalamnya laut dari dalam helikopter. "Kalo jatuh mati nih.."
"Jatuh ya jatuh aja! Gitu aja kok repot! Waktu kita makin mepet nih!" Shaka mulai tidak sabar dan berusaha memencet tombol-tombol di sebelah Dohko secara sembarangan. Salah satu tombol yang dipencet membuat baling-baling berhenti seketika dan mereka langsung terjun bebas menuju dasar laut yang dalam.
"LO JANGAN ASAL MENCET AJA DONK SHAK!! UDAH TAU LO GAPTEEEEEK!!!" teriak Dohko panik dan kembali memencet tombol-tombol yang bersangkutan.
"GIMANA CARA GUA NAPASNYA!! GUA BELON MINTA TOLONG DORAEMON!!!!" teriak Milo ikut panik
"BUDDHA MAHA PENGAMPUUUUUN!!!!!" si Shaka yang juga panik malah berdoa di detik-detik terakhir mereka menyentuh permukaan air.
Dengan mulus mereka pun memasuki permukaan air, melewati pilar-pilar tinggi dan jatuh ke palung yang terdalam. Untungnya air membuat mereka tidak merasakan sakit saat mendarat di dasar laut penuh bebatuan. Shura dan Milo kini berusaha menahan napas sambil menari-nari gaje memberikan bahasa isyarat, sementara Shaka hanya diam pasrah berdoa sambil menangkupkan tangan.
"Oi.. kalian ngapain sih?" kata Dohko tiba-tiba yang otomatis membuat mereka bertiga berhenti menari dan bingung melihat sang guru yang tenang-tenang aja tanpa kesulitan bernapas.
"Ini kan daerah kekuasaan Poseidon. Jelas aja kita bisa napas. Emangnya kalian belum pernah kesini ya??" tanyanya lagi.
Milo, Shura dan Shaka kini mencoba menarik napas dengan hati-hati.
"Wah.. bener uy.. hebat juga teknologinya si Poseidon" gumam Milo masih terheran-heran.
"Ayo cepat kita menuju ke tempat Saga dan Kanon" ajak Shaka pada teman-temannya. "Aku yakin di istana itulah mereka disekap.." lanjutnya seraya menunjuk istana Poseidon di kejauhan.
"Terus, Gold Saint lain mau dikemanain? Masa kita tinggalin di helikopter?" tanya Dohko khawatir.
"Hebat banget ya, mereka ga bangun walau udah jatuh ke air dan mendengar suara kita yang berisik.. Mantra lo berarti ampuh banget, Jay" kata Shura memeriksa keadaan para korban yang masih terbujur kaku bertumpuk-tumpuk di dalam helikopter.
"Oi..kawan-kawan.." Milo yang sudah berjalan duluan kini berhenti dan memanggil teman-temannya.
"Kenapa?" Shura dan Shaka berjalan menyusul Milo yang berdiri terpaku. Milo meraba-raba udara hampa di depannya.
"Seperti ada dinding yang tidak terlihat yang menghalangi kita masuk.. Seperti jurus milik Mu"
"Mungkin kata kunci itu adalah untuk masuk ke dalam istana Poseidon itu?" tanya Shaka sambil ikut meraba-raba udara hampa di depannya. Ia merasa ada sesuatu yang menghalanginya untuk melangkah lebih jauh lagi. "Dan sepertinya dinding transparan ini panjang mengelilingi istana tersebut"
Mereka baru akan berpikir kalau tidak ada seseorang yang menginterupsi kegiatan mereka saat ini.
"HEI, YEY!!" teriak suara kemayu namun tegas bergema dari balik punggung mereka. Mereka pun menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Misty, sang saint Cicak berdiri tegap di atas bebatuan tinggi dengan tampang elegannya yang gagal, lengkap dengan efek gemerlapan yang menyelimutinya.
"Yey-yey pada ngapain disini hah!!! Eik kan udah bilang, bakal ngambil sendiri harta berharganya ke istana Yey!! Kenapa malah nyusul Eik kesini!!! Eik udah cape-cape kesana malah ga ada orang!! Yey-yey pada mau nipu Eik ya?" tanyanya marah-marah dengan suara kencang.
"Sapa juga yang mau ketemu Situ!!! Kita-kita mau nyelamatin Saga sama Kanon kok!!" bantah Shura pedas.
"Alesan aja!! Bawa salonpasnya gak?? Leher Eik udah pegel nih gara-gara ketumpahan kardus yang Yey bawa!!!" teriaknya lagi sambil memijat-mijat lehernya yang sekarang udah sulit untuk menoleh karena salah urat.
"Beli aja sendiri!! Lagian kenapa Ente nyusul kami ke istana Gold Saint! Padahal kan waktunya udah abis! Makanya buru2 ke sini, takut telat!" kata Milo membela diri.
"Yey pada bego ya!!" Kan Eik ngasihnya 4 jam!! Tadi baru 3 kali bunyi, begitu Eik mau panggil buat ke-4 kalinya, Yey pada ga jawab! Eik kan jadi curiga, makanya Eik nyusul Yey-yey ke istana Gold Saint"
"3 kali???" Shaka heran dengan pernyataan Misty. "Bukannya tadi.." kata-kata Shaka terhenti. Ia berpikir sejenak dalam diam. Ada hal yang mengganjal pikirannya.
"Sudahlah.. karena semua pemain sudah disini, Eik akan melenyapkan Yey semuanya, dan harta kalian akan Eik rebus, supaya Eik tambah cantik dan dapet banyak giliran tampil!!" Misty lompat menuruni bukit dan mendarat dengan mulus, bergerak perlahan dengan sikap siaga mendekati para Gold Saint yang tersisa.
"Bener kan kata gue!! Dia pengen ngerebus temen2 kita yang lain!!" teriak Milo dengan suara bergetar.
"Gua juga ga nyangka ternyata otak dia sama begonya sama elo, Milo!!" teriak Shura ikut panik.
Milo perlahan berjalan mundur, begitu pula dengan Shura. Shaka yang bingung dengan kelakuan kedua temannya, karena merasa mereka takut dengan seorang Silver Saint.
"Kenapa kalian mundur?? Dia kan cuma Silver Saint. Bukannya kita sebagai Gold Saint adalah Saint tertinggi Athena? Kenapa kalian harus takut?" tanya Shaka bingung.
"Kalo masalah kekuatan sih, gue yakin bisa menang, Jay.. tapi kalo ngelawan makhluk satu ini nggak deh.. banyak banget rumor ngaco tentang dia.." kata Milo masih berusaha untuk mundur walau tau di belakangnya terdapat barrier yang menghalangi jalan mereka.
"Si Seiya pernah cerita.. Pas ngelawan makhluk ini, dia bukannya ngeluarin senjata, tapi malah buka baju di siang bolong.. Gue masih mau kawin, Shak.. ga rela gue didahuluin sama makhluk gila satu ini.." lanjut Shura yang sekarang ikut-ikutan mundur.
"Eik serang Yeeeeeyyyy!!!!!" teriak Misty memperlihatkan kuda-kuda bertarungnya sambil berputar-putar di udara (laut), siap siaga untuk menyerang mereka berempat.
"Huaaaaaaaaaa!!!! Pergi kamu banci salon!!! Hus hus!!!!" teriak Milo seraya lari menghindari serangan Misty.
Seketika aura sekitar mereka berubah. Kini mereka berempat lari menuju barrier di depannya, mengharapkan keajaiban muncul untuk menyelamatkan mereka dari banci gila satu itu.
Tak diduga, ternyata barrier itu menghilang dan Shaka dkk berhasil masuk dan tetap berlari secepat kilat. Dohko dan Misty yang melihat hal itu menjadi bingung kenapa mereka bisa membuka barrier yang tahan segala godaan dan goncangan itu.
"KOK YEY BISA MASUK SIH!!!" tanya Misty terkaget-kaget. Laju larinya sempat melambat karena kaget mereka bisa memasuki kawasan istana Poseidon dengan mudah, tapi ia kembali berusaha mengejar mereka agar tidak sampai di tempat Saga dan Kanon dikurung.
"Kok kalian tau kata kuncinya sih??" tanya Dohko yang ikut berlari sambil terus menghindari kejaran Misty.
"Emang tadi kita ngomong apa?? Gue aja ga tau!!" kata Milo yang berlari paling depan.
"SALON!!" teriak Shaka dari belakang. "Itu yang lo bilang kan, Milo???"
"Serius deh!!! Otaknya Milo emang sama dengan si banci gila itu!! Pola pikirnya pun sama!!!" teriak Shura yang sama bingungnya dengan yang lain.
"Mau gila kek, mau ga waras kek, pokoknya mah lari dulu daaaah!!!" Milo ikut teriak saking stressnya.
Mereka melaju kencang menuju istana Poseidon sambil terus waspada akan kejaran sang Lizard Misty di belakang mereka yang sudah siap melahap mereka.
"KALO YEY GA PADA BERHENTI, GIMANA EIK BISA KASIH LIAT BODY EIK YANG BOHAI!!??" teriak Misty dari belakang
"JUSTRU ITU YANG KAMI TAKUTKAN!!!" teriak Milo yang hampir mau nangis saking paranoid.
"SHAKAA!!!" teriak sebuah suara dari arah kiri mereka. Shaka menghentikan laju larinya dan mencari asal suara itu
"Kanon!! Saga!! Itu kalian kan??" tanyanya ke arah suara itu.
"Kami di bawah sini!! Kesini dooonk!!!" teriak sebuah suara lain yang sama persis dengan yang pertama.
"Teman-teman!! Ke arah sini!!" tiba-tiba Shaka berbalik arah berbelok ke kiri, yang spontan membuat Gold Saint lain sedikit kalang kabut karena harus mengerem langkah mereka dan mengikuti Shaka yang kini berlari di depan.
Di ujung jalan ternyata terdapat palung lebih dalam lagi. Mereka pun meloncat dan mendarat dengan mulus, mengamati sekitar mereka dan mendapati sebuah jeruji besi di ujung sana dengan dua Saint kembar di dalamnya.
"Saga! Kanon!! Kalian tidak apa-apa!!??" tanya Shaka cemas dan mendekati mereka.
"Kami tak apa-apa! Lebih baik, pikirkan manusia gila di belakangmu!" kata Saga cemas.
Langkah Misty terdengar makin mendekat. Kini ia berada di jarak kira-kira 50 meter dari mereka, siap siaga untuk melancarkan serangannya. Keempat Gold Saint terpojok di depan jeruji Saint Gemini disekap.
"Oi! Lo-Lo ga diapa-apain kan sama banci salon itu?? Dia ga bugil di depan lo kan??" tanya Saga khawatir.
"Tau darimana lo kalo dia mau bugil di depan kita??" tanya Milo heran
"Udah!! Ga usah dibahas! Horor ngingetnya! Pokoknya bebasin kita donk!" kata Saga mengalihkan pembicaraan supaya tidak mengingat masa lalu.
"Udah kejadian ya, Ga? Untung gue ga kaya lo" kata Shura senyum-senyum licik. Saga cuma bisa diem lemes sambil menutup muka. Hampir mau nangis.
"JADI YANG TADI TUH BENERAN, HAH!!? Teriak Kanon yang kaget setengah mati begitu tau kakaknya dinodai oleh seorang banci.
"DIA GA NYAMPE NYENTUH GUA KOK!! DIA CUMA BUGIL AJA DEPAN GUA! GUANYA UDAH SYOK N LANGSUNG PINGSAN!" kata Saga balas teriak. "Ga tau juga deh habis itu gua diapain sebelum ketemu sama lo, Non..." katanya lagi sampai badannya lemes.
"Btw, kok, kalian bisa tau kata kunci buat masuk sini??" tanya Kanon mengalihkan pembicaraan. Ia juga ga tega ngeliat kakaknya jatuh depresi karena hal ini, dan ia juga tidak mau membayangkannya.
"Kata kuncinya Salon!!" jawab Shura juga heran. "Yang nemuin si Milo, gua juga ga tau kenapa dia bisa mikirin kata kunci yang norak kaya gitu, yang penting gua bebasin kalian dulu" lanjutnya sambil menyiapkan jurus Exalibur kesayangannya.
"Ga mungkin, Shur! Jeruji ini udah dijampi-jampi biar ga bisa ditembus jurus apapun!! Kalian ga bakal bisa bebasin kita sekarang kecuali kalian ngalahin banci satu itu!" kata Saga menjelaskan.
"Masa ga bisa dilepas sama sekali?" tanya Milo cepat. Ia dan Shura mencoba memegang dan menarik jeruji itu sekuat tenaga.
Tiba-tiba aliran listrik dengan cepat mengaliri jeruji besi, membuat Saga dan Kanon berteriak kaget dan terlempar ke belakang, Milo dan Shura terlempar ke depan. Tubuh mereka langsung terasa lemas dan tak berdaya akan serangan yang tiba-tiba itu. Shaka yang masih sehat melihat Misty memegang remote kecil di tangan kirinya yang diduga sebagai pelaku aliran listrik tersebut.
"Listrik??" guman Shaka heran. Tidak mungkin kekuatan Silver Saint sebesar ini. Semuanya terasa janggal.
"Yey-Yey yang di dalem sel sana mending diem aja deh! Keperluan Eik cuma dengan Saint Virgo yang kecantikannya sedikit di bawah Eik ini!!" katanya lantang pada mereka berdua.
Misty menatap tajam Saga dan Kanon seraya memberikan isyarat untuk diam akan semua hal yang telah diberitahukan kepada mereka. Saga yang mengerti hanya bisa diam sedangkan Kanon masih bengong dengan tampang bloon plus kesal karena dijadikan bahan mainan oleh para dewa Olympus, tapi Saga pun mengisyaratkan Kanon untuk diam, dan kini mereka harus mengikuti skenario dewa-dewi Olympus untuk bisa menyelamatkan Shaka yang ada di depan mereka.
Sekarang semuanya tergantung Shaka...
"Bagaimana, Virgo Shaka?? Apa kau bawa pesananku?? Tanya Misty tenang.
"Bawa semua!! Kecuali Salonpas! Jadi, sekarang, kembalikan Saga dan Kanon!!" jawabnya yakin.
"Eits.. ga semudah itu donk... Eik belum bikin list korban Eik, ntar kalo Yey bohong kan Eik yang susah.." ujarnya lagi sambil menggoda saint Virgo tersebut.
"Kau tidak berhak untuk mengambil harta berharga dari orang lain! Semua itu adalah kehidupan mereka!" hardik Shaka
"Yey jawab aja deh sebelum Eik tekan tombol ini untuk kedua kalinya" ancamnya.
Shaka tidak punya pilihan. Ia mencoba untuk menjawab semua harta berharga dari Gold Saint.
"Aphrodite dan Deathmask adalah harta satu sama lain, begitu juga dengan Saga dan Kanon, serta Aiolos dan Aiolia. Harta Shura adalah jurus Excaliburnya yang saat ini kubawa juga bersamaku untuk melawanmu, harta Milo adalah Camus, sedangkan harta Camus adalah Hyoga, harta Aldebaran adalah sifat ksatria dan baik hatinya, harta Mu adalah muridnya yaitu Kiki."
"Dan hartaku adalah murid-muridku yang berdiri di sini!" kata Dohko menambahkan. "Aku tak akan membiarkan mereka mati hanya gara-gara permainanmu yang murahan!"
Misty tersenyum sinis dan bertanya pelan. "Dan hartamu, Virgo Shaka??"
Shaka kaget dan terdiam menanggapi pertanyaan Saint Cicak di depannya.
"Itu..." bola mata Shaka melirik kesana kemari mencari jawaban, walau ia tau tidak ada yang tau jawabannya selain ia sendiri.
"Wah..wah.. masa diri Yey sendiri tidak tau apa harta berharga Yey?? Tidak adakah harta yang berharga bagi kehidupan Yey?" katanya lagi. Kini Misty berjalan dengan pelan menuju tempat Shaka berdiri seraya memutar-mutar remote yang sedari tadi dipegangnya.
"Jay!! Jangan tertipu!!" kata Milo yang masih terduduk lemas. Namun ia sudah bisa mengendalikan sebagian kekuatannya. Ia dan Shura kini berusaha berdiri untuk membantu Shaka.
"Selain Camus.. harta berhargaku adalah.. kalian, yang selalu setia untuk menegurku jika aku kelewat batas, para senior yang selalu membantuku agar aku bisa menjadi lebih kuat dari yang sekarang.. terutama Shaka, kamu yang selalu mengajariku untuk bersikap menghargai manusia.." kata Milo dengan suara yang masih tertatih-tatih.
"Selain tanganku, hartaku adalah Athena sebagai pelindungku, juga kalian yang selalu membuat duniaku di dalam istana yang membosankan selalu berwarna. Aku ga akan membiarkan satu pun teman di Sanctuary hilang hanya gara-gara hal ini." kata Shura menambahkan.
Shaka tertegun sesaat. Kata-kata mereka membuka mata Shaka, tentunya bukan dalam arti sebenarnya. Selama ini, hanyalah batasan dewa yang menjadi perhatiannya. Ia kurang memperhatikan teman-teman dan lingkungannya. Selama ini, ia lebih memilih bertapa dalam kamarnya dibandingkan mengobrol dan curhat dengan teman-temannya. Ia merasa semua itu adalah hampa dan tidak ada harganya, tapi sebenarnya itulah yang diperlukan teman-temannya. Saat ingin pulang menuju kampung halamannya pun.. apa yang ia cari, kalau bukan hartanya yang selama ini berada di depan matanya tapi ia sama sekali tidak melihatnya?
"Aku.. hartaku adalah.." kata Shaka pelan. Suaranya membuat semua mata tertuju padanya, menunggu setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Hartaku adalah.. guciku di dalam istana.. kursi terataiku yang besar di kamar.. jubah-jubah putih kesayanganku.. kampung halamanku, biki si burung kenari kecil piaraanku, kitab-kitab usang di rak bukuku..." kata Shaka sambil menghitung.
Misty dan semua orang yang ada di sekitar Shaka langsung memasang wajah illfell.
"Emangnya Yey bawa semua barang itu??" tanya Misty ragu-ragu sambil garuk-garuk kepalanya lalu garuk-garuk pantatnya.
"Tapi sayangnya semua itu hanya hiasan! Hartaku yang sebenarnya adalah kebahagiaan teman-temanku! Dewa memberikan teman-temanku untuk melengkapi kehidupanku, bukan untuk berbakti pada-Nya seorang diri! Aku juga tidak akan mengorbankan seorangpun dari mereka. Aku akan menjaga harta mereka semua, dan aku tidak akan menyerahkan apapun pada Saint bejat yang cuma doyan nampang kaya kamu!" lanjutnya lagi.
"Buset! Yey jangan nyalahin Eik donk! Harta Eik juga cuma badan bohai yang emang Eik jaga baik-baik!!"
"Shaka.. jadi apa harta mereka semua akan kau berikan pada banci itu?" tanya Roushi memotong pembicaraan mereka berdua.
"Roushi.." Shaka membuka matanya perlahan dan menatap mata Roushi dalam-dalam. Walaupun Dohko sudah beratus tahun menjadi Saint, ada kalanya ia agak takut dengan tangan kanan dewa yang satu ini.
"Saya tau Roushi berbohong pada saya.." katanya lagi yang membuat semua orang yang bekumpul di situ kaget. "Roushi sebenarnya ikut dalam rencana ini kan?"
Dohko terdiam termangu mencerna pertanyaan muridnya. Dia memang tau Shaka pintar, tapi kalau sampai menuduh gurunya sendiri untuk berbuat hal seperti ini...
"Saat kami berkumpul di istana Virgo, Roushi bilang bahwa 30 menit yang lalu, benda persegi itu telah menyala, sedangkan setelah itu Misty menghubungi kami lagi di istana Capricorn, sehingga kami merasa sudah 4 kali dihubungi, kami merasa panik untuk segera menuju Atlantis. Saat kita berkumpul di istana Virgo pun, Roushi bilang bahwa kita tidak dapat pergi ke Atlantis karena Roushi lupa passwordnya, sebenarnya itu adalah kata kunci yang Roushi tidak ingin kita semua tau kan? Maka itu Roushi mengulur waktu dengan cara meminjam helikopter mlik Athena"
Dohko masih terdiam bengong mendengar penjelasan Shaka. Begitu pula dengan Milo dan Shura, serta Saint Kembar di dalam sel.
"Sayangnya otak kerdil Milo berhasil membaca semuanya dan kami berhasil masuk kemari. Permainan aliran listrik yang super canggih seperti ini juga tidak mungkin dikuasai oleh Silver Saint seorang diri, kan? Maka saya berasumsi pasti masih banyak orang yang ikut bermain di belakang sana, termasuk Roushi" tuduh Shaka dengan tegas.
"Hah?? Kok jadi gini ceritanya..?" tanya Milo bingung. Ia melirik Saga dan Kanon meminta jawaban, tapi mereka berdua hanya diam dan menggeleng, berusaha menutupi keadaan.
"Apapun yang kalian rencanakan, saya tidak ragu untuk membasmi semua yang mengancam keutuhan Gold Saint, walaupun itu Roushi sekalipun" ujar Shaka masih menatap lekat guru yang ada di depannya. "Walau saya lebih senang jika Roushi ada di pihakku, karena Roushi juga merupakan harta berharga bagiku yang selalu mengajarkanku bagaimana bersikap sebagai seorang manusia" lanjutnya dengan wajah senyum. Ia bersiap dengan kuda-kudanya, siap melancarkan jurus mematikan demi melindungi teman-temannya.
"Menarik.." si Dohko bukannya menjelaskan segala duduk persoalan ke muridnya yang satu ini, tapi malah ngelayanin buat berantem di dalem laut.
"Hey!! Kok Eik dkacangin!!" Lawan Yey tuh Eik looh!!!" teriak Misty walaupun sekarang suaranya juga tidak didengar sama sekali oleh sang Virgo Shaka.
"Stop, Shaka!! Jangan diteruskan! Kami tidak apa-apa dan tidak akan apa-apa!! Jangan tertipu dengan semuanya! Semua cuma skenario doang!!" Kanon yang tidak tahan mulai angkat bicara dari dalam sel.
"Lo pada juga ikut acara reality show kaya ginian???" tanya Shura mulai marah.
"Kita juga baru tau tadi, itupun dikasih tau banci salon itu! Semua ini demi Shaka! Tolong hentikan dia sebelum ia membunuh kita semua di dalam laut dan bikin tsunami di atas sana!!" kata Saga cepat.
"Serius lo??" tanya Milo yang juga mulai panik.
"Cukup!!!" potong suara nyaring seorang wanita yang terdengar di ujung sana membuat semua aktor yang berkumpul di TKP menoleh.
Dewi pelindung mereka, Athena berdiri di atas bukit penuh bebatuan tinggi ditemani dengan para dewa-dewi lain yang memang ikut campur dalam rencana ini.
Misty menatap Athena memohon perintah, dan Athena hanya tersenyum simpul. Shaka yang melihat hal ini kembali bingung atas segala yang terjadi, begitu pula dengan Milo dan Shura.
"Athena-sama.. Apakah ini rencana anda?" Shaka tertegun sejenak, menurunkan kuda-kudanya dan berlutut di depan pujaannya tersebut.
"Kok ada Athena disini?? Helikopternya kan kita yang bawa??" tanya Milo panik.
"Ssshh!! Jangan bilang-bilang kalo kita jatohin helikopternya ke laut.. ntar kita disuruh kerja rodi buat bayar ganti rugi helikopter mahal!!" bisik Shura yang menyuruh Milo untuk mengecilkan suaranya. Milo langsung diam dan ikut berlutut menghadap dewinya, begitu pula dengan Saga dan Kanon yang berada di dalam sel.
"Shaka.. bagaimana dengan harta berhargamu?" tanya Athena dengan suara tenang dan berwibawa.
//Athena tahu tentang hal ini?// pikir Shaka kaget. Namun melihat air muka sang dewi yang cerah, serta para dewa-dewi yang ada di mengelilinginya dalam damai, Shaka langsung mengetahui arti dari semua kejadian yang terjadi saat ini.
"Harta berharga hamba semuanya aman, Athena-sama. Saya akan menjaganya dengan segenap jiwa raga hamba sampai mati" seru Shaka lantang dan tegap. Dohko yang berdiri disampingnya menepuk pundak Shaka dan tersenyum lega, bangga akan muridnya yang satu ini.
Shaka memang Saint Athena yang cerdas. Ia sudah tahu apa makna di balik semua kejadian ini tanpa harus diberitahu. Athena pun sempat cemas kalau-kalau segala rencananya tidak berhasil dengan baik, namun dukungan dari semua dewa-dewi Olympus yang (mungkin) ingin membantunya menepiskan segala rasa cemas itu. Kini ia melihat salah satu Saint kesayangannya itu lebih hidup dan cerah.
"Terimakasih Shaka.. Kau mengabulkan harapanku" ujar Athena lembut.
"Adalah kebahagiaan hamba pula, Athena-sama" kata Shaka sambil membungkuk dalam menghormati dewinya.
Athena kembali tersenyum "Semuanya telah selesai. Kembalilah ke istana kalian masing-masing. Misty, lepaskan Saga dan Kanon dari sel" katanya memerintah pada Misty.
"Udah?? Jadi, giliran kita nampang cuma segitu doang??" tanya Hades ketus.
"Padahal tadinya udah asik liatin mereka dari CCTV sekaligus pasang taruhan antara Misty sama Shaka, taunya malah harus dipotong adegan Athena melerai mereka berdua. Ga seru ah!!" kata Ares menambahkan.
"Lain kali jangan pake istana gue lagi ya!" kata Poseidon mengancam "Gimana coba kalo tadi beneran si Shaka ngeluarin jurusnya. Bakal Tsunami beneran dan istana gue ancur lebur deh!"
Karena perbedaan pendapat, semua dewa-dewi yang ada di situ malah sibuk berantem dan pasang taruhan untuk permainan selanjutnya.
"Athena-samaaa!!! Tolong bayarin pengobatan luka gara2 hamba disengat banci cicak berbisa ini!!" teriak Kanon keras saat jerujinya akan dibuka
"Enak aja Yey ngomong sembarangan!! Eik kan udah wanti-wanti dari pertama, Yey-nya yang ga percaya! Tapi Eik bakat jadi aktor kan?? Ato Eik ikut Yunani mencari bakat aja ya??" katanya ganjen sambil menyisir rambut emasnya dengan jari-jarinya.
"Heh, Kambing! Buka dulu pintunya! Habis itu lo mau nyisir sampe botak juga ga akan gua larang!" lanjut Kanon mencibir.
Shaka merasa lega dengan semua ini. Semua rasa cemas yang melandanya hilang seiring dengan gelak tawa teman-teman dan dewinya, yang membuat dirinya menjadi semakin kuat dengan adanya kejadian ini. Ia menoleh melihat Athena yang masih sibuk tertawa dengan saudara-saudarinya, mengingatkan Shaka akan hal yang seharusnya dilakukannya.
"Ano.. Athena-sama.." panggil Shaka dengan hormat.
"Ya??" Athena menoleh pada Saint Virgo dan balik bertanya.
"Saya ingin memberikan sesuatu pada para Dewa-dewi sekalian.. juga termasuk Misty" katanya dengan penuh senyum. Para dewa yang hadir disitu hanya diam dan memandang sang Virgo dengan penuh tanya.
-------------------xoxoxoxoxoxoxoxoxox-------------------
"Jadi.. segala sesuatu adalah hampa.. berisi adalah kosong.. kosong adalah berisi..." Shaka mondar mandir di depan ruangan sambil membaca kitabnya yang super tebal, sementara para Dewa-dewi, Dohko beserta Misty duduk di depannya dengan tampang stress.
Shaka sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa siapapun penculiknya, pasti akan dibacakan kitab buddha 1 paket khusus dengan suara keras, dan Shaka tidak akan membiarkan satupun dewa yang berada di depannya mengobrol atau tidur. Entah kenapa para dewa tersebut tidak berani melawan Shaka, karena Shaka bersiap untuk membuka mata dan mengeluarkan laser beam jika hal itu sampai terjadi.
"Sebenarnya apa yang terjadi sih??" tanya Mu yang khawatir akan dewa-dewi di dalam ruangan. Milo dan Shura yang ada di sampingnya hanya saling melirik dan tertawa kecil, menimbulkan pertanyaan bagi para Gold Saint lain yang tidak mengikti kejadian tersebut karena pingsan cukup lama.
"Sepertinya wajah inspektur kita tambah cerah.." kata Aiolia menambahkan. "Entah kenapa gue ngerasa dia jadi tambah kuat"
"Dan dewa-dewi kita makin pucat sekarang" kata Aiolos bingung. "Sungguh aneh.." ia menggaruk-garuk kepalanya sambil mencoba mengintip kuliah umum sang Virgo terhadap dewinya.
"Bagaimana kalau kita main dulu? Sepertinya ini bakal lama.." tanya Aldebaran pada seluruh teman Gold Saintnya yang ngerumpi di depan ruangan kuliah.
"Kita tunggu si Vijay deh!" ujar Milo. "Dia bilang, sehabis kuliah ini ia ingin bersama-sama kita jalan-jalan ke kota"
"Hah?? Tumben..?? Tapi gapapa sih.. makin banyak makin rame! Ntar kita sekalian nonton di bioskop, biar si Vijay bisa tau rasanya nonton di bioskop!" kata Aphrodite dengan nada antusias.
"Ok! Boleh juga! Sekalian kita nganter dia buat beli tiket pulang ke India. Dia bilang, mau coba naik pesawat!!" kata Shura lagi.
"Wow!!! Tumbeeeeen!!!!" ujar Deathmask terbengong-bengong. "Inspektur kita yang sekarang gaul neeh!"
"Udah, gosipnya?" tiba-tiba Shaka membuka pintu, memperlihatkan para dewa-dewi yang sudah terbujur kaku di dalamnya karena kebanyakan mendengarkan isi kitab yang dibacakan Shaka.
"Ayo kita jalan-jalan!" ajak Milo. Mereka semua kembali tertawa dan menarik tangan Shaka untuk mengikuti langkah mereka. Shaka hanya tersenyum kecil melihat tingkah teman-temannya yang sangat berharga untuknya.
"Iya"
The End
-------------------xoxoxoxoxoxoxoxoxox-------------------
A/N : GILA!! STANDART BANGET CERITA AKHIRNYA!!
udah ga kepikiran yang lain-lain lagi =_________=... Mo ngehujat apa aja juga boleh dah.. Tengkyu buat yang udah baca =)