3 hari yang lalu.
"OH! TIDAK! Ini mengerikan sekali, Ootori-kun!" jerit Nekozawa dengan dramatis. Berzeneff di tangan kanannya ia gerakan mendekat ke arah Kyoya. "Sebentar lagi kau akan ditimpa nasib yang sangat buruk! Kesialan akan menimpamu! Kau sudah dikutuk!"
Kyoya yang masih asik sendiri mencatat pemasukan anggaran host club hanya bisa memberi respon singkat yang kental dengan formalitas. "Hmm, terima kasih atas ramalan 'gratis'nya, Nekozawa-senpai." dan dengan cueknya ia kembali bekerja.
Benar, semua ini berawal dari Nekozawa-senpai yang lagi-lagi dengan seenaknya datang ke Host Club untuk menawarkan tawaran dengan cuma-cuma. Tamaki yang takut kena kutuk kalau menolak tawaran Nekozawa hanya bisa pasrah dan memberi izin, sedangkan Kyoya sendiri tidak ambil pusing. Asal gratis.
"Huwaaa, mama! Bagaimana ini?! Hasil ramalanmu super buruk! Tidaaak! Apa yang harus kulakukan?!" jerit Tamaki yang langsung panik dan berputar kesana kemari sambil berteriak-teriak dengan heboh.
"Apa Kyo-chan akan mati karena ditimpa nasib buruk?" tanya Honey sambil memeluk Usa-chan kesayangannya dengan mata berkaca-kaca. Mori yang berdiri di samping Honey hanya mengelus-elus kepala pemilik Usa-chan itu untuk menghiburnya.
"AAAAAH, TIDAAAAAK! Kyoya akan mati!" teriak Tamaki sambil guling-gulingan di lantai. Over acting seperti biasa.
Dan seperti biasa, Kyoya hanya menanggapi Tamaki dengan tenang sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. Dengan santai, ia menyahut, " Jangan memutuskan kematianku seenaknya."
Seperti biasa juga, Tamaki yang kelewat heboh tidak lagi mendengarkan kata-kata Kyoya.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan Kyoya mati! Sekalipun aku harus berkorban nyawa, sekali pun untuk mencegahnya aku harus berhadapan dengan kutukan Nekoza—" Dan begitu Tamaki melihat Nekozawa yang melambai dengan Berzeneffnya, ia pun kehilangan keberanian melanjutkan orasinya yang berapi-api. "Huwaaa, aku takut!"
"Raja, masa sama kutukan Nekozawa-senpai saja takut sih?" ledek Kaoru.
Kembarannya yang berdiri tepat sebelahnya sambil mengalungkan tangannya di bahu Kaoru pun ikut menimpali. "Benar, benar. Apa arti Kyoya-senpai untuk raja hanya sebesar itu?"
"Demi Kyoya-senpai, masa raja nggak berani sih?" tanya Hikaru dan Kaoru bersamaan, kompakan memanas-manasi sang king of host club itu demi mendapatkan hiburan baru.
"...Benar." Tamaki pun mendadak bangkit dan kembali berapi-api. "Benar sekali! Demi Kyoya... aku harus berani menghadapi kutukan Nekozawa-senpai!"
Tamaki menggenggamkan tangannya penuh keyakinan lalu berbalik pada Hitachin bersaudara.
"Hikaru! Kaoru!" panggilnya sambil menyelentikkan jari.
"Yes, sir!"
"Segera kumpulkan data semua kuil ternama di Jepang!" Tamaki pun beralih pada Mori. "Kak Mori! Segera siapkan pesawat pribadi untuk bersiap pergi keliling Jepang mengumpulkan jimat penangkal marabahaya untuk Kyoya!"
Baik Hikaru, Kaoru, dan Mori pun langsung bergerak sesuai perintah Tamaki.
"Tama-chan, Tama-chan, kalau aku? kalau aku? Apa yang harus kulakukan?" tanya Honey dengan mata berbinar-binar.
" ... Kak Honey diam makan cake saja."
Di pojokan ruang Host Club Honey pun makan dengan aura suram ditemani Usa-chan kesayangannya.
"Anoo nee, usa-chan, yang lain sedang sibuk tapi aku cuma disuruh makan cake."
Kasihan memang, tapi dalam keadaan seperti ini Honey tidak akan bisa berguna banyak, jadi biarlah ia menunggu sambil menikmati Tamaki dan yang lainnya heboh, Kyoya dengan tenang masih melanjutkan pekerjaannya.
"Kyoya-senpai, apa benar nggak apa-apa dibiarkan begini?" tanya Haruhi yang ternyata sedari tadi berdiri di dekat Kyoya. Sama seperti Kyoya, Haruhi juga tidak mau repot-repot ikut-ikutan Tamaki yang masih dalam kondisi panik berlebihan.
"Ya, nggak apa-apa. Terserah mereka mau ribut seperti apa, toh jam host club memang sudah habis, jadi sama sekali ngak merugikanku." jawab Kyoya santai. Di kepala wakil ketua host club itu memang cuma ada untung-rugi saja.
"Bukan itu, maksudku, apa nggak apa-apa membiarkan ramalannya begitu saja?"
Kyoya terdiam sejenak menghentikkan gerakan jarinya yang sedari tadi sibuk bergerak di atas keyboard laptopnya. "Aku tidak percaya pada ramalan."
" Tapi ramalanku tidak pernah salah lho!" Nekozawa pun kembali mendekat dengan aura mistisnya. "Menurut ramalanku kau akan ditimpa nasib buruk karena bertemu dengan malaikat kesialan." tambahnya lagi.
Kyoya hanya tersenyum sinis dan mengulangi pernyataan yang ia berikan pada Haruhi.
"Aku tidak percaya pada ramalan."
Apalagi malaikat kesialan. pikir Kyoya sembari mendengus geli.
"Fufufu, itu terserah padamu Ootori-kun, aku hanya memperingatkanmu." Nekozawa pun berjalan pergi meninggalkan host club, namun diambang pintu ia kembali menoleh pada Kyoya sembari tersenyum lebar. "Aku akan mendoakanmu supaya kau beruntung."
Sosoknya pun menghilang dan meninggalkan aura mistis.
Tamaki dengan panik menghampiri Kyoya. "Huwaaa, Kyoya! Kyoya! Bagaimana ini? Aku tidak tahu jimat di kuil mana yang mempan untuk melindungi dari ramalan buruk Nekozawa-senpai!"
Kyoya menutup laptopnya. Akhirnya pekerjaannya hari ini selesai juga.
"Terserah kalau kau masih mau meributkan masalah ramalan bodoh itu tapi aku mau pulang."
Kyoya pun bangun dan beranjak pergi.
"Tunggu, Kyoya! Jangan pergi dulu! Ini kan menyangkut hidup dan matimu!"
Hidup dan matiku diputuskan bedasarkan ramalan bodoh seperti itu? hmph, jangan bercanda.
Tidak menggubris Tamaki, Kyoya pun tetap melangkah pergi.
"Tapi, senpai, omongan raja ada benarnya juga loh. Apa nggak apa-apa dibiarkan saja? Siapa tahu ramalan Nekozawa-senpai benar. Siapa tahu Senpai benar-benar kena kutuk?" tanya Kaoru terdengar cemas.
"Itu benar, Kyoya!" Tamaki pun menimpali dengan berapi-api.
Kyoya tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar. Di ambang pintu, ia kembali menoleh ke arah anggota host club yang lain. Sembari tersenyum layaknya seorang raja iblis, Kyoya berkata dengan penuh keyakinan. "Sekalipun ramalan itu benar, kalian nggak benar-benar berfikir kalau kutukan atau semacamnya mempan padaku kan?"
Dan satu ruangan menjadi sunyi dan tidak ada yang berani membantah pernyataan Kyoya. Benar, Kyoya memang tidak akan mempan oleh kutukan. Kenapa? Tentu saja jawabannya adalah karena dia adalah sang raja iblis!
Setelah itu Kyoya pun berbalik pergi meninggalkan anggota host club yang lain.
"Kalau Kyoya-senpai yang berkata seperti itu benar-benar tidak bisa dibantah ya? Rasanya dia benar-benar tidak akan mempan oleh kutukan." ujar Haruhi pelan.
"Benar, benar, orang yang sudah menjual jiwanya pada iblis memang beda." tambah Hikaru dan Kaoru sambil manggut-manggut.
"Bicara apa kalian? Kyoya tidak mungkin menjual jiwanya pada iblis, karena dia sendiri adalah raja iblis!"
Setelah itu pun Tamaki dan si kembar kembali heboh membahas seputar Kyoya, sementara di lain tempat, yang bersangkutan mendadak terkena serangan bersin masal.
"HUATCHIM!" Selang beberapa detik. "HACTHIM!" Dan selang beberapa detik lagi... "HA-HA-HATCHIM!"
Kyoya terdiam sejenak. Insting raja iblisnya pun bangkit. Ia mengambil ponselnya dari saku celana dan mengetikan pesan singkat namun cukup mengancam untuk Tamaki.
Berhenti membicarakanku. Kalau nggak, tanggung sendiri akibatnya.
Dan begitu pesan itu delivered, bersin Kyoya pun berhenti. Ancaman dari sang raja iblis ternyata memang ampuh!