*Oh iya... tulisan judul dalam kurung itu, maaf kalo salah ya...

Disclaimer : One Piece milik Eiichiro Oda. Lagu I Will be dinyanyiin Avril Lavigne.

Tulisan miring, flashback

Tulisan miring tebal, bayangan/halusinasi/ingatan/?

Tulisan tebal, lirik lagu/judul chapter

EXECUTION (END NO BOUKEN*(?))

Hari itu tidak biasanya Nami merasakan kecemasan yang berlebihan dan tidak biasanya dia mengkhawatirkan Luffy secara berlebihan. Itu tidak seperti dirinya saja, namun hari itu Nami menggunakan waver peninggalan Franky mengarungi lautan menuju restoran Baratie. Usopp dan Zoro baru saja keluar restoran ketika Nami sampai di restoran itu.

"Ah syukurlah aku menemukan kalian. Zoro, Usopp, apa kau bertemu dengan Luffy?"

"Luffy?"

"Ya. sudah lima hari Luffy tidak pulang."

"Pulang? Kau tahu asal Luffy dari desa Fusha bukan, Nami?" sarkas Zoro

"Nah... paling dia tersesat." Timpal Usopp

"Hmm... ya mungkin saja, kalau begitu aku ke desa Luffy saja."

"Nami, Robin bilang dia mau ke tempatmu. Sebaiknya kau kembali saja." Cegah Zoro

"Eh? Benarkah? Baiklah kalau begitu."

Nami pun berbalik dan menjauh seakan kembali ke desa Kokoyashi, Zoro dan Usopp menghela nafas lega. *BRUAKK* "KYAA!" terdengar jeritan pelanggan Baratie ketika Zoro dan Usopp terpental masuk kedalam restoran disusul oleh waver yang terbang bersamaan dengan Zoro dan Usopp yang sukses mengenai Sanji yang sedang mengantar makanan.

"Kalian pikir aku mempercayainya!"

"Cepat katakan sekarang, dimana Luffy sekarang?"

Usopp pun gemetar ketakutan, navigator mereka itu sangat sangat teramat sangat menyeramkan kalau marah. Meskipun harga buronan ketiganya jauh melampaui harga Nami, Usopp tetap tidak bisa mengalahkan kekejaman Nami saat marah.

"K-k-k-k-k...k-ka-ka-ka-kau...t-t-ta-ta-tak...p-p-p-p-pe-pe-per-rr-lu-..."

"Aah! Zoro tolong aku!"

"Tunggu saja dan dia akan kembali."

Usopp semakin gemetaran dibalik punggung Zoro, keduanya sudah berdiri sementara Sanji terkena mimisan akut dengan mata berbentuk hati.

"Nami! Sedang apa kau dis-"

Ucapan Luffy pun terpotong ketika Nami menjitak kepalanya sekuat tenaga. Luffy mengaduh kesakitan, memegangi kepalanya yang benjol.

"Oi Nami, apa yang-"

Lagi – lagi ucapannya terhenti. Dilihatnya Nami sudah terisak tak bisa lagi menahan tangisnya, Luffy terdiam dan memberikan topi jeraminya kepada Nami berharap kalau harta karunnya itu bisa menghentikan tangis Nami tapi tidak, Nami tetap menangis. Luffy pun akhirnya memeluk Nami dengan erat hingga Nami berhenti menangis seraya mengucapkan maaf terus menerus.

"Aku pikir aku tidak akan bisa melihatmu lagi. Aku pikir kau tidak akan kembali lagi, Luffy."

"Luffy, apa yang kau lakukan pada Nami-san?!"

"Oi Ero-cook, apa kau buta? Kau tidak melihat seorang istri yang mengkhawatirkan suaminya?" ujar Zoro memberikan penekanan di setiap kata tahu benar efek yang ditimbulkan setelahnya.

Sementara Sanji dan Zoro saling adu kekuatan, Zeff memerintahkan Usopp untuk bekerja sebagai pelayan restoran sebagai ganti rugi restorannya.

"Nami, apa kau sudah berhenti menangis?"

"Ya."

"Kalau begitu apa aku boleh memesan daging yang banyak, aku sangat lapar."

"Ya."

"Benarkah? Terima kasih Nami."

XXX

"Garp-san, ada yang ingin kutanyakan padamu?"

"Silakan duduk, makanlah... camilan ini buatan cucu menantuku."

"Tidak usah, terima kasih."

"Hm... Smoker, bukan? Apa itu yang ingin kau tanyakan?"

"Tentang Roger..."

XXX

"Tashigi-chan, apa kau melihat Smoker-san?"

"Dia ada di ruangannya, belum keluar sejak dia kembali. Ada apa?"

"Ini tentang Mugiwara."

"Mugiwara?"

XXX

"Ah! Kakek! Kenapa kau ada di rumah Nami!?"

"Hahahaha..." Garp pun menjitak Luffy dengan keras, "Apa seperti itu caramu menyambut kakek tersayangmu ini?"

"Garp-san, apa kau mau tinggal untuk makan malam bersama kami?"

"Eh?"

"Bahahaha... terima kasih, Nami. Bagaimana keadaan calon cucuku?"

"Dokter bilang kandunganku baik-baik saja, Garp-san."

"Nami... katanya mau memberiku makanan yang special."

"Iya iya... tunggu sebentar, aku akan membuatnya dulu."

"Tapi Nami, ini tidak bayar kan?"

"Tentu saja tidak, kita kan sudah menjadi keluarga Luffy. Aku tidak akan meminta bayaran pada keluargaku sendiri."

"Shishishi...begitu."

XXX

"Oi Luffy, apa kau yakin dengan keputusanmu ini?"

"Ya."

"Luffy, kau tahu kan bagaimana reaksi Nami terakhir kali kau menemui Akainu."

"Ya. Tapi aku akan tetap menemuinya."

"Meskipun Nami-san melarangmu, kau tetap akan pergi kan?"

"Shishishi..."

XXX

"Nami, kenapa kau tidak menghentikannya?"

"Dia pasti kembali. Aku mempercayainya, Nojiko. Aku mempercayainya."

"Kau... memang tak pernah bisa menyembunyikan perasaanmu ya Nami."

"Tenang saja Nami-san, Nojiko-san, Luffy-san tidak pernah berbohong."

"Ya, kami tahu."

XXX

"Cepat katakan dimana Ryuusei berada!"

'Apa dia benar-benar mempercayai perkataan itu? bodoh sekali.' Batin prajurit marinir berjamaah.

"Cepat tangkap dia!"

Dari berbagai penjuru seluruh kapal perang bermunculan, mereka mengarahkan seluruh meriam ke arah Luffy. Luffy diam tak bergeming, dia menatap Akainu dan menanyakan hal yang sama untuk kedua kalinya namun kali ini bukan jawaban yang ia inginkan yang didapatnya melainkan tembakan meriam dari seluruh penjuru. Luffy tahu itu adalah jebakan dan sekarang ia harus menghadapi konsekuensi yang ia terima karena datang ke sarang musuh. Luffy terus menerus menghindar meriam – meriam itu dan menanyakan hal yang sama berulang kali pada Akainu setiap kali dia menghindari meriam itu.

"DIMANA ANAKKU BERADA?!" seru Luffy mengeluarkan hakushou haki miliknya.

Seluruh prajurit angkatan laut pun bertumbangan satu per satu, para kapten dan admiral melemah, tapi Akainu tetap tidak menjawabnya. Fleet Admiral itu mengeluarkan jurusnya untuk membunuh Luffy. Menyadari bahwa tak ada pilihan lain selain bertarung, Luffy pun mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan mereka semua.

XXX

"Kau..."

Perlahan kesadaran Luffy mulai memudar. Ditengah hilangnya kesadarannya itu, Smoker datang membantunya. Dia bahkan tidak tahu mengapa dia menolong raja bajak laut itu, dia juga tidak mengerti mengapa dia membantu musuhnya itu dari serangan brutal marinir itu, yang ia tahu tubuhnya bergerak dengan sendirinya saat Luffy hampir hilang kesadaran.

Ketika Luffy sadar, dia berada didalam sel penjara dan diborgol. Diluar penjara, Smoker baru saja datang menemuinya bersama prajurit yang membawakannya makanan.

"Kenapa kau menolongku?"

"Aku tidak menolongmu. Apa kau tidak melihat borgolmu itu? aku menangkapmu."

"Ya. Terserahlah. terima kasih sudah menolongku, Smoke-ossan."

"Aku tidak menolongmu."

"Ossan, aku boleh meminta sesuatu padamu?"

"Apa itu?"

"Aku tidak akan kabur dari sini tapi tolong lindungi nakamaku dan juga calon anakku."

BRAK

Smoker menggebrak sel Luffy, "Hanya karena aku membiarkanmu hidup bukan berarti kau bisa memintaku hal yang mustahil seperti itu! sampai kapan kau mau mencoreng nama marinir!"

Luffy hanya tersenyum. Smoker lalu teringat kata – kata Garp, dia berlalu dari sel itu tanpa sepatah katapun.

XXX

"Kau!"

"Tenang, Mugiwara. Aku yang memanggil Bartholomew kemari." Ujar Smoker.

"Aku dengar kau ingin tahu keberadaan anakmu?"

"Ya. Dimana dia?"

"Kau tak perlu khawatir, dia ada di tempat yang aman. Aku juga tidak tahu tepatnya ada dimana, tapi aku yakin kalau dia masih hidup."

"Benarkah?"

"Ya."

"Syukurlah. Terima kasih."

XXX

"Kau... apa benar kalau kau benar-benar menjadi pacifista, Bartholomew Kuma?"

"Ya. aku akan pergi sekarang."

"Aku tahu kalau kau adalah mata-mata revolusioner, tapi bukan itu yang ingin kukatakan. Apa yang dicari oleh revolusioner?"

"Kau tak perlu tahu."

Kuma pun menghilang. Smoker menjadi ragu dengan apa yang ia lakukan. Ada banyak yang dia tidak mengerti, salah satunya musuh bebuyutannya yang sekarang berada di dalam sel kapalnya. Saat insiden Alabasta, lalu Punk Hazard, kemudian Dressrosa, oh tak lupa ketika dia menantang dunia dengan membakar bendera pemerintah dunia hanya untuk mengambil kembali Nico Robin, buronan sejak umur delapan tahun, juga insiden Tenryuubuto, lagi – lagi karena temannya. Pulau Fishman, Insiden dua Yonkou, Big Mom dan Kaidou, dan masih banyak lagi.

"Kenapa kau tidak memikirkan semua itu dengan hati nuranimu, kau akan mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Jika keputusanmu tetap sama setelah mengetahui semua itu, maka itu jalan keadilan yang kau pilih."

Tak terasa mereka sudah mendekati Markas Besar Angkatan Laut (MABESAU), Tashigi memberitahukan Smoker kalau mereka sudah mendekati markas besar. Smoker mengepalkan tangannya dengan erat dan memejamkan matanya. Dia menghela nafas dan menghembuskannya.

"Tashigi, kita akan menyerahkan Mugiwara ke MABESAU."

"Baik, Smoker-san."

XXX

"Boa Hancock, apa kau juga akan menolak datang seperti waktu itu?"

Hancock mencoba menyembunyikan kecemasan yang ia rasakan. Berusaha untuk terlihat normal, Hancock pun menyanggupi permintaan marinir tersebut dan menaiki kapal marinir tersebut. Dia meminta untuk tidak mengganggunya sampai mereka tiba. Dia masih tidak percaya kalau dia harus menghadiri rapat eksekusi Luffy. Dia tidak bisa berhenti gemetaran. Apa yang harus ia lakukan? Bukan Luffy yang muncul dalam benaknya ketika memikirkan itu, melainkan Ace.

XXX

"Dragon-san, apa kau sudah mendengar beritanya?"

"Ya. Panggil Sabo, Koala, Ivankov, dan Inazuma. Kita akan menyerbu MABESAU sekarang juga. Kalian berjaga saja disini."

"Baik, Dragon-san."

XXX

"Ace!"

"Aku harus menyelamatkannya, Marco."

XXX

"Sanji-kun!"

"Nojiko-chan, ada apa kau mencariku?"

"Tolong hentikan Nami. Tolong hentikan Nami."

"Ada apa dengan Nami-san?!"

"Dia berusaha ke MABESAU untuk menyelamatkan Luffy setelah mendengar kalau Luffy akan dieksekusi besok malam."

"!"

XXX

"Franky-aniki, Franky-aniki!"

"Ada apa?"

"Mugiwara..."

"Luffy?"

"Dia akan dieksekusi besok malam!"

"!"

XXX

"Luffy-san..."

"Crocus-san, maaf tapi tolong jaga Laboon untukku sekali lagi, aku harus menyelamatkan Luffy-san!"

"Aku tidak bisa, Brook. Karena Laboon juga ingin menyelamatkan rivalnya itu."

"Brook!" teriak Usopp dari Reverse Mountain.

"Usopp-san! Zoro-san! Sanji-san! Nami-san! Robin-san! Chopper-san?"

"Bwoook... Luwwy..." tangis Chopper tak bisa lagi ditahan. (Translate : Brook... Luffy...)

"Cepat naik, Brook!"

XXX

"Coby! Helmeppo! Ayo kita ke MABESAU!"

"Baik, Garp-san!"

XXX

"Oi Nami, arah mana lagi?"

"..."

"Nami!"

"..."

"Kalian, masuklah kedalam Laboon!"

"Jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda! Kau ingin menyelamatkannya bukan? Raja bajak laut."

"..."

"Laboon, masukkan mereka kedalam perutmu!"

"Uuu!"

XXX

"Jinbei?"

"Franky, cepat! Kalau tidak Luffy-kun bisa dieksekusi."

"Serahkan saja pada Sunny!"

XXX

Berita tentang eksekusi raja bajak laut menyebar dengan sampai ke penjuru dunia. Grand Fleet Strawhats, mereka bergegas pergi menuju MABESAU untuk menghentikan eksekusi Luffy. Seluruh dunia menjadi kacau, para penduduk yang wilayahnya pernah diselamatkan Luffy menggebrak masuk pangkalan angkatan laut disana dan mendesak para marinir itu untuk menghentikan eksekusi Luffy. Seluruh bajak laut yang pernah dikalahkan Luffy yang masih menaruh dendam pada Luffy, berbondong-bondong menuju MABESAU untuk melihat langsung bagaimana musuh mereka dieksekusi.

XXX

There's nothing I could say to you

Nothing I could ever do to make you see

What you mean to me

All the pain, the tears I cried

Still you never said goodbye and now I know How far you'd go

I know I let you down

But it's not like that now

This time I'll never let you go

I will be, all that you want

And get myself together

Cause you keep me from falling apart

All my life, I'll be with you forever

To get you through the day

And make everything okay

I thought that I had everything

I didn't know what life could bring

But now I see, honestly

You're the one thing I got right

The only one I let inside

Now I can breathe, cause you're here with me

And if I let you down

I'll turn it all around

Cause I would never let you go

I will be, all that you want

And get myself together

Cause you keep me from falling apart

All my life, I'll be with you forever

To get you through the day

And make everything okay

Cause without you I cant sleep

I'm not gonna ever, ever let you leave

You're all I've got, you're all I want

Yeah
And without you I don't know what I'd do

I can never, ever live a day without you

Here with me, do you see,

You're all I need

"Nami, jika nanti anak kita perempuan, aku ingin menamainya Yuzu. Shishishishi... Robin bilang Yuzu itu sejenis bunga citrus, harumnya sama seperti Nami. Lagipula, citrus itu kan asam yang terkandung di dalam jeruk. Chopper yang memberitahuku meski aku tidak mengerti penjelasannya shishishi... oh, kalau anak kita laki-laki, dia akan kuberi nama Zou. Kau tahu, semenjak aku tahu Zou itu sebenarnya gajah legenda yang masih hidup, aku bahkan berpikir mungkin Sanji mau memasakkan dagingnya untukku. Aku pasti kenyang sekali." Ujar Luffy saat dia tahu bahwa Nami sedang hamil anak kedua mereka.

"Kau ini... tapi itu nama yang bagus, jarang-jarang kau memberikan nama yang normal." Jawab Nami tersenyum.

Sudah dua tahun sejak anak pertama mereka diteleportasi oleh Kuma, dan dua tahun itu juga Luffy dan bajak laut Topi Jerami mencarinya tapi hasilnya nihil. Delapan bulan berlalu sejak mereka kembali ke kampung halaman masing – masing kecuali Sanji yang lebih memilih untuk meneruskan Baratie dan Robin yang ikut dengan Zoro. Sekarang Nami sedang hamil anak kedua mereka, kata Chopper usianya baru dua minggu.

"LUFFY!" seru Nami.

"Nami-san!"

"Nami!"

Nami terus berlari menuju Luffy, dia tidak peduli lagi dengan berapa banyak marinir yang menghalanginya, berapa banyak bajak laut lawan yang menghalanginya, berapa banyak shichibukai ataupun aliansi yang membantunya, Zoro, Franky, Brook, Usopp, dan Sanji terus melawan marinir maupun bajak laut yang menghalangi Nami. Ace, Sabo, bahkan Hancock bekerja sama memberikan jalan untuk Nami.

"Aku serahkan Luffy padamu, Nami!" Seru Hancock.

Hari itu Luffy akan dieksekusi di MABESAU. Di pelataran tempat Ace dulu hampir dieksekusi, Garp dan Sengoku berhadapan, Sakazuki dan Dragon. Mereka semua ingin menghentikan eksekusi Luffy. Tanpa peduli calon anak mereka yang dikandungnya, Nami tetap berlari.

"LUFFY!"

Law, Kid, Rayleigh, dan Shanks bahkan Buggy dan Aokiji juga memberi jalan untuk Nami hingga akhirnya Nami sampai dihadapan Luffy.

"Nami." Panggil Luffy, "Maaf aku tidak bisa bersamamu saat anak kita lahir."

"Apa yang kau katakan? Aku akan menyelamatkanmu."

Zoro dan Sanji menahan algojo itu dan memberikan waktu untuk Nami membukakan borgol Luffy, disaat itulah Kuma yang sudah menjadi pacifista yang dimodifikasi ulang menjadi senjata pembunuh itu datang. Kuma tidak lagi sekedar anggota revolusioner yang memakan buah setan paw paw, tetapi dia sudah menjadi senjata pembunuh yang dimodifikasi kemampuannya dalam meneleportasi.

"NAMI!"

DASH

Itu seperti mimpi buruk, dihadapannya Luffy menjadi tameng dari serangan Kuma. Seluruh tubuhnya memerah seperti menggunakan gear, seluruh tubuhnya dipenuhi luka. Kuma menggunakan jurusnya yang sama untuk Zoro di Thriller Bark dulu pada Luffy. Nami menatap Luffy tanpa bisa berkata apa – apa, dia terlalu shock. Bukan sekali, tapi tiga kali. Bellemere, lalu Ryuusei, dan sekarang Luffy.

"JANGAN SENTUH NAKAMAKU DAN ISTRI JUGA ANAKKU LAGI!" marah Luffy sebelum ia jatuh ke pelukan Nami. Nami menangkap Luffy dalam pelukannya. Di tangan Nami, secara perlahan vivre card milik Luffy pun menghitam dan terjatuh, Luffy memberikan Nami topi jeraminya. Dia mengatakan sesuatu pada Nami sebelum kembali berdiri dan dengan kekuatannya yang tersisa, dia mencoba untuk melawan Kuma dan Sentomaru dalam waktu bersamaan.

"Zoro, Sanji, Usopp, bawa Nami dari sini. Serahkan pada Usopp, aku bisa merasakannya. Yuzu dan Zou akan lahir, aku tidak mau mereka berpikir kalau ayahnya itu ayah yang buruk."

"Luffy, aku akan pastikan akan menjaga dan melindungi Yuzu-chan."

"Jika Zou ingin menjadi pendekar pedang sepertiku, aku pasti akan mengajarinya semua jurus yang aku punya."

"Shishishi... baiklah, aku serahkan mereka padamu."

Luffy pun bertarung melawan Kuma dan Sentomaru. Pertarungan sengit kembali berlanjut hingga Luffy terjatuh. Kuma dan Sentomaru berhasil dikalahkannya. Namun eksekusi itu tetap berlanjut, Sakazuki yang berhasil mengalahkan Dragon lalu menyeret Luffy ke pelataran.

Hening.

Waktu seperti terhenti. Sejarah kembali terulang, dulu Gold D Roger dieksekusi dengan senyuman di wajahnya meninggalkan Ace dan nakamanya yang bertahan hidup, kini sejarah itu terulang... dihadapan seluruh teman, aliansi, nakama, dan seluruh dunia Luffy dieksekusi dengan senyuman di wajahnya.

Era baru sekali lagi dimulai dengan kematian bajak laut termuda sepanjang sejarah. Disaat yang bersamaan, tangisan bayi terdengar di sebuah kapal bajak laut berlambang topi jerami.

"Nami, selamat kau memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan. Yang jadi kakaknya adalah yang laki-laki. Mereka lahir dengan sehat. Kau ingin memberikannya nama apa?" kata Chopper antusias meskipun airmatanya bercucuran.

"Zou untuk laki-laki dan Yuzu untuk perempuan. Nama mereka Monkey D. Zou dan Monkey D. Yuzu." Jawab Nami yang juga airmatanya bercucuran.

Itu adalah perang terbesar sepanjang sejarah. Fujitora selaku pimpinan tertinggi di angkatan laut dan pemerintah dunia mengumumkan bahwa perang sudah selesai dan menandakan era bajak laut sudah berhenti sampai disana. Bajak laut yang terlibat dianggap tidak terlibat demi penghormatan terhadap Raja Bajak Laut Monkey D. Luffy.

Berita eksekusi Luffy sudah tersebar sampai ke penjuru dunia. Dunia berduka. Seluruh orang di penjuru dunia mengutuk perbuatan marinir yang mengeksekusi Luffy, seluruh bajak laut musuh semakin meraja rela dan berbuat sewenang-wenang terhadap seluruh wilayah Topi Jerami. Tentu saja hal itu tidak bertahan lama karena aliansi Topi Jerami, yang mengaku sebagai subordinat bajak laut Topi Jerami memegang teguh ucapan mereka. Mereka melindungi wilayah bajak laut Topi Jerami. Mereka melindungi orang – orang yang dulunya diselamatkan dan dilindungi Luffy. Setiap pos marinir terpecah antara menenangkan masyarakat yang mengamuk dan melawan bajak laut musuh. Sebagian dari mereka bahkan diam-diam berterima kasih pada aliansi Topi Jerami.

XXX

"Nami, ini." Franky menyerahkan benda seperti terompet dan tabung.

"Luffy memintaku membuatkan pompa asi dan botol susu ini, dia juga memintaku membuatkan alat pendingin khusus asi untuk Yuzu dan Zou. Dia bilang kalau nanti anaknya kembar dan dia tidak ada bersamamu, kau pasti akan kesulitan jika anak-anakmu mau menyusui."

Nami memperhatikan kedua benda itu, airmatanya mengalir lagi.

"Yuzu, Zou, aku mohon jangan membenci Luffy. Dia sangat menyayangi kalian."

Franky ikut menangis bersama Nami. Mereka benar-benar kehilangan kapten mereka, nakama mereka, dan pahlawan mereka. Tanpa disadari mereka, Luffy adalah orang yang mereka hormati. Bagi Nami, Luffy adalah sosok sahabat, sosok kapten, sosok suami dan ayah paling baik yang pernah ada. Seakan mengerti perkataan Nami, Yuzu dan Zou pun tersenyum dan tertawa seolah mengatakan kami tahu, bu.

Franky pun meninggalkan Nami bertiga dengan anak-anaknya. Yuzu, adalah perpaduan antara Nami dan Luffy. Sedangkan Zou, dia seperti Nami versi laki-laki.

XXX

"GARP!"

Dadan yang emosi lagi-lagi menghajar Garp. Kali ini Garp tidak melawan, dia pantas mendapatkannya. Ace dan Sabo mencoba menenangkan Dadan yang kebakar emosi.

"Kenapa?! Kenapa kau selalu seperti itu?! Apa pekerjaanmu apa marinirmu itu jauh lebih penting daripada keluargamu sendiri?! Aku bisa mengerti saat kau tidak bisa berbuat apa-apa saat Ace di eksekusi, untungnya Ace selamat, saat aku dengar kau menyelamatkan Ace di Amazon Lily aku sangat senang. Dragon saja bisa menyelamatkan Sabo yang sekarat, tapi kau... apa yang kau lakukan, GARP!? Kau membiarkan Luffy dieksekusi di hadapanmu sendiri. Cucu kandungmu sendiri!"

"Kau tidak ada disana!"

Garp akhirnya angkat bicara, dia berlinangan airmata. Dia kehilangan anak dan cucunya sekaligus.

"Kakek benar, kakek sudah berusaha menyelamatkannya. Keadaan tidak terkendali lagi, kakek bahkan hampir mati ditangan Sengoku. Kau tidak disana, kami semua merasa kehilangan."

XXX

"Luffy... Nami..." Vivi hanya bisa menangis melihat berita eksekusi Luffy.

XXX

"Ayah... Lucy, kenapa orang sebaik itu..." Rebecca pun menangis dipelukan Kyros.

XXX

"Mungkin Hodi benar, manusia itu kejam... kalau tidak kejam, kenapa mereka membunuh Luffy-sama.. ayah, Nami-sama... dia pasti sangat kehilangan." Ungkap Shirahoshi setelah mendengar kabar eksekusi Luffy.

"Itu karena dia bajak laut, putri... marinir memang tidak suka bajak laut makanya..." Jinbei menjelaskan namun tidak bisa menyelesaikan ucapannya, dia pun menangis.

XXX

"Nami..." Nojiko hanya bisa menahan tangis.

XXX

Bajak laut Topi Jerami saat ini berada di dalam Laboon, Crocus dan Brook harus menenangkan Laboon saat ikan itu menerima kabar eksekusi Luffy, dia berenang secepat mungkin ke Impel Down berharap bisa menyelamatkan Luffy namun ketika tetap tak bisa menyelamatkan kaptennya itu, dia jadi sedih dan hampir melukai dirinya kalau tidak mendengar suara Luffy yang memintanya melindungi nakamanya juga Nami dan kedua anaknya.

"Nami-san, kau baik-baik saja? Aku sudah memasakkan sesuatu untukmu." tanya Sanji lalu pergi ke dapur, mungkin mengambil makanan untuk Nami.

"Nami..." panggil Robin.

"Luffy memintaku menyerahkan ini untukmu. Fufufu... ini mengingatkanku saat kita melawan Shiki dulu, saat Luffy berpikir kalau kau benar-benar tidak mempercayainya."

Mendengar Robin, Nami pun tersenyum. Dia mengambil tone dial itu dan mendengarkannya di kursi santai samping Robin.

(Luffy POV)

Ehem.. ah... shishishi... haloo... oi Usopp, ini sudah bisa belom?! "Sudah" (terdengar suara Usopp menjawabnya)... Nami, jika kau mendengarkan tone dial ini maka aku pergi menemui Akainu dan Kuma di Impel Down. Shishishi... rasanya aneh berbicara lewat tone dial ini tapi rasanya aku bisa mengerti perasaanmu saat Shiki menculikmu. Oh.. Nami, bagaimana kabarmu? Impianmu... membuat peta seluruh dunia dan menjelajahi dunia dengan peta buatanmu itu... jangan sampai terhenti, Bellemere pasti melihatmu disana. Hei... Nami... aku pasti akan kembali membawa Ryuusei. Dan sekarang pesan ini untuk Zou dan Yuzu, Oi Zoro, Sanji... sekarang giliran Yuzu dan Zou. "Iya iya.. aku tahu." (terdengar suara Zoro dan Sanji berbarengan). Ah... Nami, maaf aku tidak pernah mengatakannya padamu, Nami... kau akan terus dan tetap menjadi navigator dan nakamaku... shishishi... "Luffy, kau mengatakan itu berkali-kali, apa itu caramu mengatakan kalau kau mencintai Nami." (terdengar suara Usopp lagi) shishishi...

(End Luffy POV)

"Dasar bodoh... aku sudah tahu itu..."

XXX

"Zoro, Sanji, Usopp... ada yang ingin kukatakan pada kalian..."

GROOOWLLL

"Sanji, makan..."

GUBRAK

Saat itu Sanji, Zoro, dan Usopp sedang berada di restoran Baratie. Sanji lalu kembali ke dapur membuatkan makanan untuk kaptennya yang kelaparan itu. sejak mereka kembali ke kampung halaman masing – masing, Luffy selalu datang ke Baratie bersama Nami namun sejak Nami memutuskan untuk tinggal di Kokoyashi demi mengurus kebun jeruk Bellemere. Zoro dan Robin menikah seminggu setelah mereka kembali, sedangkan Usopp dan Kaya? Usopp terlalu takut untuk mengutarakan perasaannya pada Kaya sehingga mereka masih berada pada kawasan friend ya, Robin sedang mengandung anak pertamanya dan Zoro. Dragon mengajak Robin untuk bergabung dengan Pasukan Revolusioner, Robin menerimanya dengan syarat dia tidak benar – benar bergabung karena dia masih anggota Bajak Laut Topi Jerami. Zoro sendiri bekerja sebagai pengganti Koujiro, ayah Kuina, untuk mengajar ilmu pedang di dojo tempatnya belajar dan sesekali kembali menjadi pirate hunter. Luffy...? dia... ah tidak usah diberitahu.

"Mahwseh Hangje." (makasih Sanji)

Glup

"Sanji, lagi dong."

"Cepat katakan apa yang mau kau katakan!"

"Iya, Luffy... mengapa kau mengumpulkan kami, kenapa Nami dan Robin tidak diajak."

"Kuma bilang akan mengatakan dimana Ryuusei kalau aku pergi ke Impel Down sendiri."

"Apa!"

"Luffy, kau tahu kan ini jebakan?"

"Apa kau akan tetap akan kesana meski tahu kemungkinan ini adalah jebakan?"

"Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya... agar Nami tidak lagi menangis dan memaksakan senyumnya. Aku hanya ingin dia tersenyum seperti dulu..."

"Baiklah, aku mengerti."

"Oi Zoro, Sanji."

XXX

"Zoro..."

"Robin. Bagaimana keadaan Nami?"

"Dia terlihat lebih baik tapi aku yakin dia masih butuh waktu untuk benar – benar kembali bangkit."

"Apa... keputusanku itu sudah benar, Robin? Apa kalau aku mencegahnya, dia tidak akan dieksekusi?"

"Kau yang lebih mengerti Luffy, Zoro..."

Robin menyandarkan tubuhnya di dekat kepala Sunny tempat Zoro berdiri. Firstmate dan arkeolog bajak laut Topi Jerami itu terdiam dengan pikiran masing – masing. Robin dan Zoro, langsung menikah saat mereka tiba di pulau kelahiran Kuina, tempat Zoro tumbuh besar. Sebulan kemudian Robin hamil anak mereka, sekarang anak mereka sudah berumur satu setengah tahun.

XXX

Pertarungan melawan Kuma dan Sentomaru kali itu sepertinya memang tidak menguntungkan bagi Luffy tapi tidak ada pilihan lain baginya meskipun dia butuh asupan makan, dia harus melindungi nakamanya, namun luka di sekujur tubuhnya dan rasa lapar teramat sangat membuat Luffy terhuyung kebelakang. Pandangannya mulai kabur.

"Bagaimana kau bisa tidur disaat pertarungan, Luffy."

"Aku dengar raja bajak laut sebelumnya bahkan jauh lebih kuat dari ini, Luffy, dan aku anaknya."

"Ace, Sabo..."

"Ayo, Luffy... kita hajar mereka."

XXX

"Sabo-chan... Dragon tidak akan suka melihatmu murung seperti itu."

"..."

"Masuk atau aku ubah kau menjadi wanita tulen."

Bulu kuduk Sabo pun berdiri dan secepat Flash, dia pun masuk ke ruang utama kapal revolusioner.

XXX

"Yo."

"Kau datang lagi."

"Aku hanya ingin menghiburmu, kau pasti sangat terpukul karena Luffy."

"Hmph! Jangan samakan aku denganmu, kau yang lebih terpukul dibandingkanku."

"Hahaha... ya kau benar... kau benar, Hancock..."

XXX

"Teman – teman... ada yang ingin kukatakan pada kalian."

"Ada apa Nami?"

"Aku..." Nami tertunduk, dia mulai ragu dengan apa yang ingin dikatakannya pada nakamanya itu.

"Ingin berpetualang dengan kalian lagi dengan peta buatanku, aku juga ingin menambahkan tempat – tempat yang belum masuk kedalam petaku nanti... dan... satu lagi, bendera bajak laut kita... aku ingin melepasnya. Bajak laut Topi Jerami tanpa Luffy tidak ada artinya. Karena itu..."

"Tentu saja, Nami-san/Nami."

XXX

"Aku dengar kau sangat hebat."

"Kau masih disini?"

"Aku sedang mencari anggota."

"Apa kau mau bergabung denganku?"

"Urusi saja urusanmu."

XXX

"Roronoa-chan?"

"Rayleigh, apa dia ada?"

"Tunggu saja, dia sedang keluar menemui Shanks."

"..|||"

"Hahaha... tidak, dia masih di sekitar Shanbody."

"Oh Zoro. Ada apa?"

"Ray-san, dia kesini untuk menemuimu. Aku rasa masih ada hubungannya dengan Monkey-chan."

"!"

"Ikut aku."

Zoro dan Rayleigh pun berjalan – jalan di Shanbody.

"Rayleigh, apa kau pernah menyesali keputusanmu untuk tidak datang di hari Roger dieksekusi?"

"Apa itu yang mengganggu pikiranmu?"

"Jawab saja."

"Hahaha... kau tak berubah sama sekali." Rayleigh menatap lurus kedepannya, dia tersenyum nostalgia, "Tidak. Tidak sama sekali karena dia, Roger, menepati janjinya."

Zoro menghentikan langkahnya dan menatap Rayleigh yang berjalan di depannya. Rayleigh tersenyum mengingat kaptennya itu, dia lalu berkata pada Zoro bahwa kaptennya benar – benar kembali seperti janjinya meskipun bukan sebagai Roger, tapi sebagai Luffy. Dia lalu mengatakan pada Zoro, sejak dia bertemu Luffy, dia mempunyai perasaan bahwa anak itu adalah jelmaan kaptennya. Jelmaan Roger. Roger terlahir lagi menjadi Luffy. Rayleigh lalu tertawa, menertawakan teori asalnya sendiri tapi tidak dengan Zoro. Rayleigh lalu mengatakan pada Zoro, dia berbohong saat mengatakan tak ada penyesalan sama sekali, dia memang tidak pernah menyesali keputusannya tapi dia menyesal tidak menuruti hatinya untuk menyelamatkan kaptennya itu. Zoro mengatakan Luffy mengatakan padanya, pada mereka bertiga kalau dia akan kembali bersama Ryuusei, Zoro juga mengatakan kalau dia sedikit menyesali keputusannya, dia berpikir apa kalau dia mencegahnya maka Luffy tidak akan dieksekusi. Rayleigh lalu menepuk punggung Zoro dengan sangat keras dan berkata apa kau tak mempercayainya dengan nada marah. Zoro tersentak dan akhirnya menangis, keduanya menangis.

XXX

"Sekarang dengan pistol itu kau mempertaruhkan nyawamu sendiri."

"Huh?!"

"Aku mengatakan itu bukan untuk mengancam orang."

"Apa yang kau lihat sekarang, apa kau ini benar – benar bajak laut."

XXX

"Shishishi..."

Usopp berbalik dan dia pun terdiam. Bahkan sampai saat inipun dia masih merasakan kehadiran Luffy, dia bahkan bisa merasakan kaptennya itu menertawakannya karena dia terlalu takut untuk menyatakan perasaannya pada gadis terkaya di desanya itu. ingatannya tentang kapten dan nakamanya itu mengalir begitu saja di benaknya, pertemuan pertamanya dengan Luffy, Zoro, dan Nami. Bagaimana Nami menyadari segala kebohongannya, Luffy yang percaya tentang kebohongannya, Zoro yang cuek lalu ingatannya beralih ketika Luffy dan Zoro mengujinya, haha... dia ingat betapa takutnya ia saat itu.

"Kapten!"

"Ninjin! Piiman! Tamanegi!"

"Aku melihat Nami-neesan dan Zoro-oniisan di pantai." Ujar Tamanegi.

"Eeehh!"

"Iya, semua kru bajak lautmu ada disini, kapten. Mereka bilang, mereka tidak mau melewatkan pesta." Timpal Piiman.

Ketika Usopp berbalik, memang benar kalau bajak laut Topi Jerami minus Luffy sedang berjalan ke arahnya. Tapi Usopp bisa melihat bayangan Luffy yang tertawa padanya, berjalan beriringan dengan mereka diantara Nami dan Zoro. Usopp mengusap matanya, namun bayangan Luffy masih berada diantara mereka bersama jelmaan Merry yang dia lihat di Skypea. Seolah mengatakan "Oi Usopp, apalagi yang kau tunggu. Aku ingin makan daging yang banyak di pernikahanmu.", Usopp lalu berbalik sambil meneriakkan apa yang kalian lakukan disini, dia lalu berlari menuju rumah teman masa kecilnya itu.

"Kaya!"

"Usopp-san, ada apa? Sebentar, aku akan turun."

"Ti-ti-dak... k-kau t-teap di-disa-na..."

Usopp pun memanjat pohon yang berada tepat depan jendela kamar Kaya. Tanpa menyadari kalau bajak laut Topi Jerami dan tiga nakama kecilnya itu mengintainya dari balik semak-semak.Usopp lalu duduk di cabang pohon tempat ia biasa menceritakan kebohongannya pada Kaya. Tangannya berkeringat dan tubuhnya gemetar.

"Usopp-san, apa kau kedinginan?"

"Hah? Aku? Kedinginan? Hahaha... mana mungkin. Lihat telapak tanganku berkeringat."

"Jadi ada apa, Usopp-san? Tidak biasanya kau meneriaki namaku seperti itu."

"Ano... itu... aku... aku mau melanjutkan cerita petualangan yang kulalui selama tiga tahun ini hehehe..."

Tipikal Usopp. Lagi – lagi dia masih bisa mendengar tawa Luffy, Usopp lalu mengepal tangannya. Dia tertunduk dan disitulah Usopp melihat nakamanya yang mengintipnya. Melihat topi jerami yang sama yang dipakai Luffy membuatnya merindukan kapten sekaligus nakamanya itu. sudah tiga bulan sejak eksekusi Luffy, kini dikumpulkannya segenap keberanian yang tersisa padanya. Ditatapnya nona muda itu.

"Kaya, aku..."

"Usopp-san?"

"Kaya..."

KRIEK

"Waaa..."

"Usopp-san!"

BRAKK

Kaya lalu turun untuk menghampiri Usopp yang terjatuh. Sementara itu, Usopp menutup matanya menahan tangis. Dia benar – benar merindukan sahabatnya itu, kapten bodohnya. Orang yang paling ia hormati setelah ayahnya.

"Usopp-san..!"

"Kaya, menikahlah denganku."

XXX

"Kau adalah koki yang baik, jadi bergabunglah denganku dan menjadi bajak laut."

"Apa kau tahu All Blue?"

XXX

"Oi Sanji... lihat!"

"Itu... inikah... All Blue..."

"Shishishishi..."

Sanji menyalakan koreknya dan menghisap rokoknya. Pikirannya jauh melayang ke ingatannya saat dia berhasil menemukan All Blue. Tak pernah sekalipun dia berhenti percaya tentang keberadaan All Blue meskipun terkadang keraguan hadir dalam hatinya tapi sejak bertemu Luffy, kaptennya itu dan frienemy-nya (Zoro), keraguan itu tak pernah hadir lagi.

Sudah dua minggu berlalu sejak Luffy dieksekusi dan mereka sedang dalam perjalanan pulang ke East Blue. Kejadian itu rasanya baru terjadi kemarin.

"Sanji! Makan...!"

DEG

"Jeez, ya sebentar lagi makanannya siap, Luffy!"

"...Sanji..."

"Ah..."

"Maaf yaw... aku hanya ingin menghibur kalian saja dengan kekuatanku."

"Kau..." ujar Sanji dan Nami.

"Mati saja sana!"

XXX

"Dan kau pastinya kau tak pernah memiliki seorang teman pun seumur hidupmu."

"Kau memang monster yang menyedihkan!"

"Untuk apa kau menyelamatkan negara ini?"

"Benar-benar bodoh."

"Urusai!"

"Meskipun aku tidak memiliki teman, aku masih bisa bertarung!"

"Selama bendera dokter masih berkibar. Aku..."

"Temanmu ada disini."

"Aku adalah nakamamu."

XXX

Chopper membenarkan tali ranselnya. Pertemuan pertamanya dengan Luffy mungkin bisa meninggalkan trauma tapi meskipun begitu, itu adalah pertama kalinya dia bertemu manusia yang mengejarnya hanya untuk memakannya. Rusa kutub itu berlari menuruni kastil tempatnya dan Dokterin tinggal. Sejak Luffy mengalahkan Wapol, Kerajaan Drum diambil alih oleh Dalton. Kini tempat asalnya itu menjadi tempat yang tenang dan damai. Para dokter yang awalnya tergabung dengan dokter 20 juga sekarang sudah kembali seperti dulu, mengobati para warga. Dokterin memilih untuk pensiun dan menjadi dokter kerajaan, dia melimpahkan pekerjaannya itu kepada Chopper.

"Chopper!"

"Usopp, Nami, Sanji, Zoro,...!"

"Chopper, ayo kita berangkat."

"Ya."

XXX

"Te-ri-ma ka-sih."

"Kenapa kau bertarung? Kalian penyandang 'D'"

"?"

XXX

"Saulo, kau baik – baik saja?"

"Robin, larilah."

"Larilah secepat yang kau bisa!"

"Jika kau terus berada di pulau ini maka nyawamu akan berada dalam bahaya!"

"Pergilah ke lautan dengan menggunakan rakitku!"

"Bagaimana denganmu?"

"Ini adalah akhir dariku..."

"Aku sudah tertangkap!"

"Pergi!"

"Tidak! Tidak ada siapapun di lautan!"

"Dengarkan baik – baik Robin!"

"Kau mungkin akan sendirian, tapi suatu hari nanti, kau pasti akan menemukan nakama!"

"Nakama?"

"Ya... lautan itu sangatlah luas. Suatu hari nanti, sudah pasti, nakama yang akan melindungimu akan muncul!"

"Tak seorangpun di dunia ini yang ditakdirkan untuk hidup sendiri!"

"Larilah, Robin! Tanpa melihat ke belakang!"

"Lakukanlah hal – hal yang sudah kuajarkan kepadamu!"

"Tertawa seperti ini..."

"Saulo, awas!"

"Dereshishishi..."

"Robin, apa kau yakin tidak ingin bergabung dengan pasukan revolusioner?"

"Ya. biar bagaimanapun aku masih anggota bajak laut Topi Jerami. Terima kasih tawarannya, Sabo."

"Luffy pasti akan tertawa shishishi jika mendengar perkataanmu itu."

"Kau tahu kita semua merindukannya terutama Nami."

"Ya, aku tahu Robin. Aku tahu..."

XXX

"Kembalikanlah celana dalamku, mugiwara."

"Kalau begitu, jadilah nakamaku."

"Jangan bodoh! Jangan kau pikir karena kau punya celana dalamku, kau bisa menjadikanku nakamamu!"

XXX

Pertemuan pertama mereka memang tidak bisa dibilang bagus, tapi meski begitu sesama seorang pemimpin keduanya memiliki persamaan yang jelas, mereka akan marah jika ada yang menyakiti nakama mereka.

Franky tersenyum mengingat pertemuaannya dengan Luffy. Siapa sangka kalau dia akan bergabung menjadi anggota kedelapan bajak laut Topi Jerami sekaligus tukang kapal mereka. Pertemuan kedua mereka juga tidak begitu bagus, namun saat dia melihat bajak laut Topi Jerami yang menerobos masuk Ennies Lobby hanya untuk menyelamatkan nakama mereka, Nico Robin yang disebut-sebut anak iblis dari Ohara, tapi setelah mendengar cerita sebenarnya dari Robin dan melihat kesungguhan Topi Jerami untuk menyelamatkan Robin, dia sungguh teramat sangat tersentuh. Jauh dalam hatinya ada penyesalan kenapa waktu itu dia tidak melakukan hal yang sama untuk Tom-san, akhirnya dia memutuskan untuk meminjamkan kekuatannya untuk Luffy cs menyelamatkan Robin. Dia menyukai mereka. Ada ikatan tersendiri ketika dia bersama mereka. Pertemuan ketiga mereka, Luffy memintanya untuk menjadi tukang kapal untuk mereka.

Hari itu tepat sebulan setelah eksekusi Luffy, hakim yang sama yang menjatuhkan hukuman untuk Tom datang ke Water Seven. Franky menjadi terdakwa atas kasus yang sama, sebagai pembuat kapal untuk raja bajak laut dan sebagai tukang kapalnya. Franky tampak tenang menghadapi sidangnya itu. dihadapan penduduk Water Seven dan teman seperjuangannya sesama Tom Worker, Iceburg dan Kokoro. Hakim menjatuhkan putusan untuk Franky.

"Dengan ini, hakim memutuskan bahwa Franky terbebaskan dari kasus tersebut!"

Suara sorak sorai penduduk pun membahana, begitupun dengan Iceburg dan Kokoro serta Franky Family. Lalu hakim tersebut menghampiri Franky dan mengatakan kalau ia pantas mendapatkan putusan itu terlepas dari apa yang terjadi diantara keduanya di masa lalu. Dia juga mengatakan kalau ada saat dimana bajak laut Topi Jerami telah menyelamatkan cucu perempuannya dan ia sangat berterima kasih untuk itu.

XXX

"Aku sangat terkejut!"

"Sudah bertahun – tahun sejak aku bertemu seseorang..."

"Tetapi ada yang lebih penting... kau..."

"Bergabunglah menjadi nakama kami!"

"Baiklah..."

XXX

Sejak bajak laut Topi Jerami break, Brook melanjutkan karirnya sebagai Soul King.

XXX

"Jiiiinnnnbeeeiiii!"

"Jadilah nakamaku shishishishi..."

XXX

"Hebat."

"Kau sungguh kuat sekali."

"Kau bisa menang melawan mereka semua."

"Kau itu kan... siapa kau?"

"Aku Nami. Pencuri dari para bajak laut."

"Kau mau bergabung denganku?"

XXX

"Arlong! Arlong! Arlong!"

"Luffy..."

"Apa? Kau tak tahu apa-apa!"

"Kau tak tahu apapun tentang apa yang terjadi pada pulau ini selama delapan tahun!"

"Ya. aku tidak tahu."

"Ini tak ada hubungannya denganmu! Aku sudah mengusirmu, kan?!"

"Ya. benar."

"Pergilah! Pergilah!"

"Luffy..."

"Tolong."

"Sudah pasti!"

"Luffy..."

"Ayo pergi."

"Ya."

Nami memegangi lengannya yang bertato. Sudah delapan tahun berlalu sejak dia terbebas dari Arlong namun setiap kali melihat tatonya itu, lengannya selalu berdenyut dan dia masih saja mengingatnya. Tapi sejak bertemu Luffy, mimpi buruk itu tergantikan dengan mimpi indah tentang petualangan mereka. Seiring perjalanan mereka, sudah berapa banyak orang yang bernasib sama dengannya, bahkan yang tak terduga sama sekali adalah kenyataan bahwa ras manusia ikan dan manusia sangat dibeda-bedakan di belahan laut yang lainnya seperti pada Sabaody Archipelago. Tak pernah ia bayangkan kalau Hachi mengalami perlakuan yang sama sepertinya saat itu, meskipun itu tetap tak bisa dijadikan alasan atas apa yang dialaminya.

"Teman – teman... ayo kita berangkat!"

"Ada apa Nami? Apa kau mau dagingku? Tapi aku tak mau memberimu."

"Aku tak mau dagingmu. Sudahlah... lupakan saja!"

Glek

"Lalu apa?"

"Tidak. Lupakan saja... itu tidak penting."

"Nami?!"

"Kalau tidak penting, kenapa kau masih mengerutkan alismu?"

"Hm... tidak usah. Tidak ada."

Luffy memperhatikan Nami dengan lekat sampai ia keluar dari ruang makan. Lalu ia kembali menghabiskan makanannya dengan santai. Ia lalu keluar bermaksud menyusul Nami di ruangannya.

"Luffy?"

"Kau benar-benar keras kepala, aku sudah bilang lup-"

"Karena aku menginginkanmu!"

"-akan sa..ja... hah? Apa?!"

"Karena aku menginginkanmu, Nami!"

"Aku hanya ingin kau, Nami! Tidak ada yang lain."

"Apa maksudmu?"

"Jawabanku. Kau penasaran kenapa aku menolongmu dari Arlong bukan?"

Deg

"Ya... itu juga... tapi..."

"Shishishi... karena aku sudah memutuskan kau yang jadi navigatorku. Tak ada yang lain!"

Bletak

"Aduh! Kenapa kau memukulku!?"

"Makanya jangan mengatakan kata-kata yang membuat orang lain salah paham!"

XXX

TAMAT

Terima kasih untuk semua yang sudah mengikuti fanfic Love is Nakama ini dari awal hingga akhir. Untuk semua reader baik yang review maupun ngga, saya ucapkan terima kasih banyak. Saya berencana untuk membuat sekuel dari Love is Nakama dengan judul Edogawa Luffy. Meskipun judulnya sama dengan penname saya, tapi itu sebenernya nama OC hehe ah... itu bakal jadi fanfic crossover detective conan x one piece. Kalau sudah dipublish, mudahan ada yang baca ya hehehe