Rukia menghela napas panjang, sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan mata kuliahnya pagi ini. Gadis ini terlihat mengetuk-ngetukkan pulpennya dan sesekali menggigitnya. Tanpa Rukia sadari dosennya telah keluar dari ruangan. Inoue terlihat bingung dengan tingkah Rukia hari ini, bukankah seharusnya dia merasa senang seperti kemaren?

"Kau kenapa lagi Rukia?" tanya Inoue sabar. "Apa terjadi sesuatu?"

Rukia menghentikan kegiatan tidak pentingnya tadi, menoleh kesekeliling sedikit heran mengapa ruangan ini sudah sepi.

"Kau melamun sampai pelajaran berakhir." Kata Inoue seakan mengerti apa yang sedang Rukia pikirkan. "Ayo kita keluar, kau bisa cerita padaku kalau ada masalah. Lagi." Gadis berambut orange panjang itu menarik tangan mungil Rukia yang sedang sibuk merapikan barang-barangnya.


.

Wish You Love Me

Chapter 6

-o-o-o-o-o-

Disclaimer:

Bleach ©Tite Kubo

Warning: Gaje! Deskrip ancur! OOC *maybe Ngerusak Image chara! Don't like? Don't Read!

Just click 'Back' button, easy right?

Rating: T

-o-o-o-o-o-

.

.


Rukia hanya nyengir ringan menyadari tingkah bodohnya tadi, Inoue masih saja menyeretnya pergi. Mereka menuju kafetaria untuk menunggu jam kuliah selanjutnya yang kira-kira akan dimulai 1 jam lagi.

Kafetaria itu terlihat cukup lengang, jadi mereka bisa dengan leluasa memilih tempat duduk. Di sudut Kafetaria, rasanya tempat yang cocok untuk tempat bergosip, begitu pikir Inoue. Kedua perempuan ini membeli soft drink terlebih dahulu untuk menemani percakapan mereka nanti.

Ternyata dua teman mereka yang lain, Ichigo dan Renji juga ada di sana. Mereka menawari Inoue dan Rukia untuk bergabung. Rukia sebenarnya ingin bergabung, tapi Inoue menolak tawaran dua sahabat mereka.

"Hey Boys. Kami sedang perlu privasi, jadi kami tidak bisa gabung." Jawab Inoue santai, tentu saja disambut gerutuan dari pemuda berambut merah.

"Ah.." Rukia merasa tangannya lagi-lagi ditarik Inoue dengan tidak sabar. "Sampai nanti teman-teman." Pamit Rukia pada dua pemuda tadi. Ck, Inoue kalau sudah ada maunya sangat susah untuk dihentikan.

"Baiklah…" Inoue memulai pembicaraan ketika mereka sudah duduk manis di tempat tujuan. "Ada masalah apa lagi Rukia-chan?"

"Bukan masalah besar Inoue." Rukia tersenyum, berusaha meyakinkan. Dia lalu meminum soft drink favoritnya. "Jangan terlalu khawatir." Jawab Rukia berusaha cuek.

Mata Inoue sedikit menyipit curiga. "Kau tidak bisa bohong padaku Rukia-chan. Pasti ada sesuatu sampai kau tidak tertarik dengan mata kuliah yang paling kau senangi."

Rukia sedikit tersedak, matanya menatap awas pada Inoue yang sedang tersenyum penuh arti padanya.

"Aku ini penasihat cinta yang lumayan baik kok. Percayalah."

Alis Rukia berkedut melihat ekspresi Inoue. Dia tau sahabatnya yang satu ini teramat care dan perhatian padanya. Tapi kali ini Rukia merasa Inoue seperti sedang menunggu episode terbaru dari sebuah drama percintaan yang tokoh utamanya adalah dirinya sendiri.

Sebenarnya gadis mungil ini tidak ingin bercerita kepada Inoue, sedikit malu. Sepertinya masalah yang dihadapinya banyak sekali dan Inoue seperti mengetahui semua masalahnya itu. Lagipula masalahnya kali ini terlalu kekanakan rasanya.

"Kau bertengkar dengan Byakuya-san?"

"Enggak."

"Dia cuek padamu?"

"Enggak."

"Um, tidak ada ciuman selamat tidur?"

"Itu tidak akan membuatku gundah Inoue.!"

"Uh, oke. Kau sedang gundah. Jadi apa masalahmu?" Inoue terlihat semakin penasaran. Setiap pernyataan yang dilontakannya membuat Inoue menyondongkan tubuhnya. "Tidak ada sex?" Inoue berbisik pelan yang malah dibalas dorongan dari Rukia.

"Inoue!" tegur Rukia risih.

"Hhehee.." Inoue terkikih geli melihat ekspresi Rukia. "Aku hanya bercanda."

"Tidak lucu." Gerutu Rukia.

"Jadi.. apa masalahmu?"

"Um, menurutmu kekanakan tidak?" Rukia terdiam sejenak. Wajahnya tampak ragu untuk memberitahu Inoue. "Kalau aku tidak ingin Nii-sama pergi saat ulang tahunku?"

Inoue terlihat bingung. Bukankah temannya itu tidak perlu bertanya, tentu saja tidak salah. "Maksudmu? Pasti ada sesuatu yang terjadikan?"

"Aku baru tau kemaren kalau Nii-sama akan ada konser di Jerman tepat pada tanggal 14 Januari. Kau ingat? Itu tanggal ulang tahunku." Rukia terlihat gelisah, dia menggoyang-goyangkan botol kaca di tangannya. "Aku hanya sedih kalau mengira Nii-sama tidak ingat hari ulang tahunku."

Oke. Inoue sudah paham apa yang mengganggu pikiran sahabatnya.

"Rukia-chan.. memang kita akan kecewa bila tidak bisa menghabiskan hari special kita dengan orang yang kita sukai. Tapi, kita juga harus ingat. Kita tidak boleh egois, mungkin saja mereka tidak bisa karena terpaksa."

Rukia teringat perkataan Uruhara kalau konser itu ternyata sengaja ditunda hingga tanggal 14 Januari.

"Itu bukan satu-satunya hari, sama dengan valentine yang disebut-sebut sebagai hari kasih sayang. Tapi, apakah kita tidak bisa mengungkapkan rasa sayang kita pada hari lain? Bisa kan? Kita bisa mengungkapkannya pada hari lain dengan tidak kalah istimewanya bukan?"

Rukia mencerna setiap perkataan Inoue dengan serius. 'benar juga.'

"Kalau kau ingin jadi pasangan yang baik, toleransilah dia. Mungkin semua itu bukan maunya atau malah nanti, dia akan memberikan sesuatu yang lebih baik sebagai gantinya." Inoue menghentikan pidato singkatnya dan tersenyum pada Rukia.

"Hubungan kalian tidak sedangkal itu bukan? Santai saja dulu, kalian baru memulainya."

.

#


Rukia membuka pintu rumahnya dan langsung disambut alunan melodi lembut dari dalam sana.

'Tumben Nii-sama ada di rumah jam segini.' Padahal sekarang masih sekitar jam 3 sore.

Rukia segera menuju ruang keluarga, dimana melodi itu berasal. Dan sosok yang sudah pasti ada di sana menoleh saat menyadari satu-satunya gadis di rumah itu berada di ujung ruangan.

"Tadaima." Kata Rukia sambil tersenyum gugup.

"Okaeri Rukia." Balas Byakuya. "Kemarilah." Byakuya menepuk bangkunya yang masih cukup untuk diduduki satu orang lagi. Rukia pun berjalan menghampiri Byakuya yang memulai kembali permainannya.

Melodi yang dimainkan Pria pujaannya itu sangat lembut, begitu harmonis dan terasa manis untuk didengar. Rukia memang bukan ahli musik klasik, dia bahkan tidak tau apa judul musik yang sedang dimainkan Byakuya. Tapi dia merasa ringan.

Jantungnya berdebar ketika pundaknya bersentuhan dengan Byakuya. Namun, musik yang mengalun ringan membuat perasaannya terasa nyaman. Begitu rileks dan hangat.

Denting terakhir berbunyi dan permainan piano itu pun usai. Benar-benar pemain professional, tak pernah Rukia tidak terkagum akan permainan Byakuya.

Violet Rukia mendongak ingin memandang wajah tampan disebelahnya. Violet itu bertemu dengan keabuan milik Byakuya yang memandang hangat pada gadis itu, walaupun wajah Byakuya datar tapi Rukia tau mata itu tidak lagi dingin kepadanya.

Byakuya lalu merendahkan wajahnya dan mengecup puncak kepala Rukia. "Kau sedikit murung kemaren. Ada apa?"

Rukia kaget mendengar pertanyaan itu. Apa emosinya begitu mudah terbaca?

"Um, tidak apa-apa Nii-sama. Hanya kaget, soalnya aku tidak tau Nii-sama akan konser di Jerman." Rukia tidak sepenuhnya berbohong. Dia teringat kata-kata Inoue. 'Aku tidak boleh bersikap childish.'

"Hm, benarkah?" tanya Byakuya. Tangannya yang besar membelai lembut helaian hitam Rukia. Rukia menikmatinya, sungguh. Terasa nyaman, aman dan hangat. Ah, tentu saja berdebar.

Rukia yang sedang bersandar hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Kau boleh ikut kalau mau."

Rukia menoleh kearah Byakuya yang sedang tidak memandangnya. Rukia tersenyum lega. Paling tidak Byakuya sudah mengajaknya.

"Entahlah. Aku belum kepikiran Nii-sama." Rukia mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman terbaiknya. Berusaha seceria mungkin, karena dia memang sedang bahagia.

"Ya.." Byakuya berdiri dari kursinya. "Pikirkanlah dulu, kalau memang ingin, langsung bilang saja." Suara Byakuya terdengar lembut dan berhasil membuat hati rukia berdesir.

Rukia menyukai semua dari Byakuya, sifatnya, sikapnya, suaranya, sentuhannya, gestur tubuhnya, ekspresi wajahnya. Semuanya! Ah, rasanya Byakuya Kuchiki itu terlalu sempurna untuk menjadi nyata.

Byakuya terlihat hendak meninggalkan ruangan itu. Tiba-tiba Rukia teringat sesuatu dan memanggil Byakuya kembali.

"Anoo.. Nii-sama.." panggil Rukia ragu. Byakuya berhenti dan menoleh pada gadis mungil ini. "Umm.. pertengahan bulan nanti kudengar akan ada festival tsukimi (melihat bulan purnama). Apa Nii-sama mau ikut?"

Byakuya terdiam sebentar. "Bersama teman-temanmu?"

"Ah itu! Kalau Nii-sama sibuk tidak apa kok. Aku bisa pergi bersama mereka." Balas Rukia cepat. Wajahnya terlihat was-was, entah kenapa bertanya seperti ini saja membuatnya gugup. 'Ah, tidak seperti diriku saja!' maki Rukia dalam hati.

"Baiklah. Berdua." Dan Byakuya langsung melenggang pergi setelah memberikan jawaban singkat tadi. Meninggalkan Rukia yang mematung dengan wajah memerah dan tak lama tersenyum puas.

Di belakang tembok pemisah ruangan, Si wanita tua, Akiko tersenyum senang melihat perubahan sikap kedua orang yang sudah dianggap anak olehnya itu.

Terlebih Byakuya, dia yakin Byakuya tadi segera pergi karena tidak sanggup menahan senyum yang merekah di wajah tampannya.

.

#


Rukia merasa wajahnya sedikit sakit. Senyum terus-menerus terkembang di wajah manisnya. Sungguh dia ingin berhenti tersenyum, tapi tetap saja tidak bisa.

Rukia membuka pintu kamarnya dan segera merebahkan diri. Rasanya tidak sabar menunggu seminggu lagi. Apakah Nii-sama akan memakai Yukata? Uh, dia pasti tampan sekali.

Rukia merasa wajahnya memanas. Dia lalu membalikkan badannya hingga pandangannya terarah ke langit-langit kamar. Matanya menerawang.

'Nii-sama pasti akan jadi pusat perhatian di sana.' Rukia menggelengkan wajahnya.'Tidak tidak tidak!' Dia tidak ingin berpikiran negative. Dia percaya pada Byakuya. 'Walau para perempuan berusaha menggodanya, aku yakin Nii-sama tidak akan terpengaruh.' Batin Rukia berusaha meyakinkan hatinya.

Rukia merasa tangannya menyentuh sesuatu, dia lalu berbalik lagi dan menemukan sebuah kotak putih besar berpita.

'Kado? Memangnya aku ulang tahun?'

Penasaran, Rukia membuka kotak itu dengan hati-hati. Berniat akan menyimpan kotak itu.

Dan ketika kotak itu dibuka, Rukia melihat sepasang sepatu yang manis berwarna putih. Rukia lalu mengangkat sepatu itu lalu memperhatikannya dengan seksama. Sepatu itu memang sesuai ukuran kakinya, modelnya simpel dengan hak yang tidak terlalu tinggi.

Dibawah sepatu itu, ada sebuah gaun yang juga berwarna putih gading. Rukia pergi ke depan kaca dan menempelkan gaun itu ke tubuhnya. Gaun itu panjangnya selutut Rukia dengan bawahan yang mengembang. Bahunya sedikit terbuka namun lengan gaun itu panjang dengan sedikit renda yang manis. Pita berwarna ungu tua di pinggang dan di ujung rok gaun itu juga ada bordiran cantik. Bahan gaun ini juga sangat lembut, terlihat berkilau dan elegan.

Rukia dengan cepat kembali ke ranjangnya, membongkar kembali isi kotak putih tadi. Yang tersisa hanya tinggal sepucuk surat yang juga berwarna putih dengan sedikit gambar kelopak sakura di sudutnya.

Lengkungan di bibir Rukia kembali terbentuk.

Rukia membuka amplop yang sudah menempel itu dengan hati-hati. Di dalamnya ada sebuah surat dan sebuah kalung perak.

Rukia memperhatikan kalung itu. Kalung itu memiliki bandul dengan huruf 'K' yang terbentuk dengan manis. Di ujung kaki 'K' yang memanjang terdapat sebuah permata.

Rukia terlihat sedikit bingung. Kenapa huruf 'K'?

Kenapa tidak kalung pasangan misalnya 'B-R' atau 'R-B' atau malah namanya saja. Tapi kalung ini malah berinisial 'K'.

Rukia lalu mengalihkan perhatiannya pada surat yang tadi terabaikan. Sebuah note kecil.


.

Akhir pekan, salah satu rekanku akan mengadakan pesta pertunangan.

Aku ingin kau menemaniku ke pesta itu. Sebenarnya aku tidak ingin ke sana, tapi Uruhara memaksaku, juga gaun dan sepatu itu.

Ku harap kau menyukainya, Rukia.

.


Tidak ada nama yang tertera di sana. Tapi Rukia tau, orang yang memberinya semua ini pastilah Byakuya, Nii-samanya.

Rukia mendekap note kecil dan gaun putihnya.

Kalung dengan inisial 'K'. tentu saja kependekan dari Kuchiki. Rukia tertawa sendiri, tidak bisa membayangkan Byakuya mau membelikannya kalung inisial Rukia dan Byakuya. Terlihat terlalu norak untuk orang seperti Byakuya.

Lagipula hubungan mereka tidaklah dangkal, seperti kata Inoue. 'K' untuk Kuchiki. Marga yang kini disandangnya sebagai Adik angkat dari Byakuya. Hubungan mereka tidaklah dangkal, karena keduanya yakin suatu hari nanti Rukia akan benar-benar menjadi seorang Kuchiki. Istri dari seorang pria tampan pemimpin Klan Kuchiki, Byakuya.

Dan Rukia kembali membaca note tadi. Inoue kali ini juga benar. Mereka baru saja memulai dan masih banyak event-event yang akan mereka lewati bersama. Festival Tsukimi, pesta para sahabat, waktu berharga di rumah, natal, tahun baru, hanabi, matsuri dan masih banyak lagi. Beruntung mereka tinggal di Jepang, bukankah setiap musim akan ada banyak acara dan festival yang bisa mereka lewati bersama?

Kehilangan satu event berharga memang membuat kecewa, tapi masih banyak waktu yang bisa mereka lewati bersama. Asalkan mereka bersabar dan saling percaya. Hingga hubungan mereka yang baru saja dimulai ini bisa melewati musim-musim selanjutnya.

.

.

TBC

.

.


Balesan yang gag log-in:

: Hhehee.. Iya nohh.. Byakkunnya aja yg jahat, ampe gak inget ultah pacar sendiri xp. Ah, sudah Saia update nih.. *mundurin tu golok* makasih reviewnya.

BebiFasolasido: Iyaaaa.. Ini ByakuRuki. Semoga suka ya. eh? Terlalu melankolis ya? Jadi mirip Hisana? Um, Saia usahakan settingnya jadi tidak terlalu suran lagi.. makasih reviewnya.

.

.

A little footnote: … (o.O)a

*Tsukimi: jadi pada pertengahan bulan September, bulan purnama terlihat bersinar penuh. Ini disebut dengan chuusuu no meigetsu (bulan purnama di pertengahan musim gugur). Pada malam bulan purnama inilah orang Jepang menikmati indahnya bulan yang disebut dengan istilah tsukimi (melihat bulan).

.

HaiHaiHaiii.. xD tiba-tiba jari-jari Saia bergerak di atas keyboard selama errr~ 4 jam untuk menyelesaikan chapter ini. *Tiba-tiba kesambet* padahal kemaren-kemaren udah maksa-maksa mau nulis, tapi jari ini tidak mau bergerak. Eh, pas gak ada niat langsung jadiii.. *deskbang*

Uh, Okelah. Saia mulai bosen dengan cerita ini. *slapped* Umm, Saia akan mencoba bikin konflik lain. Seperti kisah-kisah klise lainnya.. akan ada orang ketiga! *tebar konfeti* xDD

Okelah.. semoga tidak bosen ya.. ^^

Makasih banyak atas reviewnya : ayano646cweety, Alinda arch, chariot330, Jee-ya Zettyra, aya-na rifa'i, aRaRaNcHa, , BebiFasolasido dan Eka Kuchiki.

.

Review? Please.. :3