DeiDei: baiklah, kali ini kita nggak berdoa.. karena gak ada satu pun orang disini yang bisa berdoa dengan benar. *dikeroyok*
Dei: ini namanya penghinaan!
Saku: nggak sopan deh..
Sasu: padahal elo sendiri yang nggak bisa berdoa..
Dei: iya! Sampe komat-kamit berdoa ama Jashin lagi!
DeiDei: eh? Oh iya ya.. *nyengir*
Dei: nggak usah pake nyengir.. muke lo udah mistik!
DeiDei: Asam kau!
Author : Ceprutth DeiDei
Disclaimer : Sasuke ama Sakura punyaku!!! Udah saya rental dari Kishimoto-sensei buat main di fanfic ini. Bayarnya mahal lho! Jadi, yang baca juga harus pada bayar semua! *dilemparin tomat ama para readers, sampe rumah dijilatin Sasuke gara-gara berlumuran tomat XD*
Genre : Romance/General
Rate : T
Pair : Sakura H./ Sasuke U.
Summary : CHAP 7 UPDATED! "Tak ada hak asasi untuk pembantu sepertimu. Jangan terlambat." "Hei, tapi kan! Eh tunggu dulu!" …tuuut tuuut tuuuut.. Sakura memandang layar handphonenya kesal. 'Ih.. BODO AMAT!' Gaje! RnR???
WARNING : alur ga jelas, ceritanya aneh, entah apa alasannya kenapa bisa begitu. XD
"bla bla bla" : orang lagi cuap-cuap alias ngomong
'bla bla...' : dalem hati!
bla bla bla... : inner Sakura. Sekarang bakalan sering dipake! Ohoho..
(bla bla...) : omongan-omongan gaje dari saya!!
-
All My Life
-
Aku tidak peduli ada hubungan apa antara Sakura dan lelaki itu. Asalkan Sakura tetap milikku, itu bukan masalah bagiku...
^0^
"Kita mau kemana lagi, Sasuke?," tanya sang gadis berambut merah muda sambil menolehkan pandangan matanya kearah lelaki disebelahnya.
"Rumahmu."
"Hah?" Mata emerald gadis itu membelalak begitu mendengar jawaban singkat dari si penjawab.
"Hh.." Helaan napas dari si lelaki berambut hitam mencuat menjadi penutup dari obrolan singkat itu. Keduanya masih saling diam didalam mobil.
"Berhenti," ucap Sakura tegas setelah 10 menit berlalu. Refleks, Sasuke langsung mengerem laju mobilnya hingga akhirnya mobil sedan hitam itu berhenti disisi kiri jalan. "Aku turun disini saja. Biar aku pulang sendiri," lanjut Sakura sambil berusaha membuka kunci pintu mobil.
Tangan kiri Sasuke dengan cepat menahan tangan Sakura yang akan membuka pintu. "Tidak akan kubiarkan."
"Maksa banget sih? Aku maunya pulang sendiri," kata Sakura sambil menatap Sasuke sebal.
"Tetap disini atau aku akan memecatmu," ancam Sasuke. Mata onyxnya menatap tajam kearah Sakura.
"Baiklah. Baiklah." Sakura kembali duduk tenang dijok mobil depan. Namun berkali-kali ia mendengus kesal. "Sekarang, dimana rumahmu?," tanya Sasuke.
KRIIIIIING KRIIIIING
Gadis itu terbangun dari tidurnya. Tangannya dengan asal-asalan meraih jam weker diatas meja yang sejak tadi berdering keras dan mematikannya.
"Hoaaahhmmm…" Sakura meregangkan kedua tangannya alih-alih menghilangkan rasa kantuk. Namun mata jadenya yang masih berkantung menatap selimut tebal yang membungkus tubuhnya dengan tatapan kosong. Nyawanya masih belum kembali sepenuhnya.
Heran deh! Kok gue jadi mimpiin kejadian semalem ya? Ah, biarin deh. Yang penting hari ini gue bebas! OH HARI MINGGU, AKU CINTA PADAMU~!!
Sakura bangkit dari ranjangnya sambil senyum-senyum.
When you look me in the eyes, and tell me that you love me
Everything's alright, when you right here by my side
I catch a glimpse of heaven
I find my paradise
When you look me in the eyes
Tiba-tiba handphone Sakura berbunyi, tanda bahwa ada seseorang yang menghubungi nomor Sakura. Buru-buru Sakura menyambar handphone diatas mejanya dan mengecek siapa yang meneleponnya pagi-pagi.
Kedua mata emeraldnya membelalak kaget begitu melihat nama yang terpampang di layar handphonenya. "Heh? Gaara-kun?"
Ngapain Gaara-kun nelpon pagi-pagi gini? Jangan-jangan dia mau—
Sakura menggelengkan kepalanya cepat. Ia menekan salah satu tombol dihandphonenya dan mendekatkan si handphone ke telinganya. "Halo?"
"Sakura..?" Terdengar suara berat seseorang dari seberang. Dan Sakura tahu pasti siapa pemilik suara itu.
"Ah—ya, Gaara-kun! Ada apa telpon pagi-pagi?," jawab Sakura kemudian balik bertanya.
"Kau sibuk hari ini?"
"Ng-nggak kok."
"Kalau begitu, jam 9 kujemput dirumahmu."
"Eh, Gaara-kun! Sebentar—"
"Tuuuut… tuuuut…" Belum sempat Sakura berbicara, Gaara sudah memutus teleponnya.
"JANGAN MAIN PUTUS SEENAKNYA DONG!!," teriak Sakura geram sambil membantingkan handphonenya ke atas kasur.
"Hah? Siapa yang putus? Sakura putus sama cowok kepala merah itu?" Hanya sebuah respon bodoh dari Jiraiya yang terdengar diruang tamu setelah Sakura berteriak geram.
Tsunade memandangi Jiraiya dengan tatapan aneh. Alis matanya naik sebelah. "Heh? Kau sok tahu!," katanya sambil berjalan mendekat pada Jiraiya dan mengecup pipi suaminya singkat. "Aku pergi dulu, sayang."
"Tunggu—," cegah Jiraiya sebelum Tsunade keluar rumah. Ia meminum habis teh di cangkirnya kemudian berdiri dan berjalan mendekati Tsunade. "Aku juga mau langsung ke café. Kita bareng saja!"
Tsunade menghela napas. "Baiklah."
"SAKURA, KAA-SAN DAN TOU-SAN MAU PERGI DULU YA! JAGA RUMAH!," teriak Tsunade pada Sakura yang masih uring-uringan didalam kamarnya.
"OKE! OKE!," balas Sakura—juga dengan berteriak—dari dalam kamar.
^0^
TING TONG TING TONG
Bel rumah itu sudah berbunyi berkali-kali.
Ah, itu pasti Gaara-kun. Sakura yang baru selesai menyisir rambutnya langsung turun ke bawah dan menuju ke pintu untuk menyambut tamu yang sudah dinantikannya.
Sakura membuka pintu lebar-lebar dan tampaklah seorang pemuda berambut merah dan bertatoo ai di jidat yang lebih tinggi beberapa senti darinya sudah berdiri didepan pintu. "Pagi, Sakura," sapa Gaara dengan menyunggingkan senyuman tipisnya.
"Ah! Pagi, Gaara-kun..," sambut Sakura sambil tersenyum. "Ayo, silakan masuk!"
"Ya." Gaara mengangguk pelan. Kemudian keduanya berjalan masuk ke dalam rumah.
"Mau kubuatkan teh?," tanya Sakura begitu Gaara duduk di sofa tamu. Masih dengan senyuman manis dibibirnya.
"Boleh."
"Tunggu sebentar." Sakura berjalan masuk ke dapur, meninggalkan Gaara yang kini asyik memandangi sekeliling.
Beberapa menit berlalu, Sakura kembali ke ruang tamu dengan membawa dua cangkir teh hangat diatas nampannya. "Ada apa pagi-pagi sudah datang ke sini?," tanya Sakura sambil meletakkan cangkir teh diatas meja.
Tak ada tanggapan dari Gaara. Lelaki itu masih asyik memandangi sekeliling. "Rumahmu sepi. Orang tuamu dimana?," tanyanya kemudian. Rupanya cowok satu ini benar-benar tidak menghiraukan pertanyaan Sakura tadi.
Sigh. Gue dicuekin.
Sakura membuang muka sebentar. Terlihat tonjolan-tonjolan urat yang muncul dikepalanya. Setelah merasa sedikit tenang, dengan senyum terpaksa Sakura menatap Gaara kembali sambil menjawab, "Iya. Kaa-san pergi dengan teman-temannya ke arisan yang rutin diadakan tiap hari Minggu. Tou-san juga sibuk mengurus café."
"Sakura," panggil Gaara lirih. "Ya?," sahut Sakura.
Gaara menatap sepasang mata hijau cemerlang milik Sakura. "Kau mau kan membantuku mencari kado? Kakak sepupuku menikah besok. Aku bingung mau memberi kado apa untuknya."
Sakura terdiam.
"Boleh," jawabnya kemudian penuh senyum. "Tapi aku siap-siap dulu, ya."
^0^
"Gaara-kun, bagaimana kalau yang ini?," Tanya Sakura sambil memperlihatkan sepasang sweater yang lucu dan imut ditangan kanannya pada Gaara.
"Biasa saja. Yang lain," jawab Gaara singkat.
"Hmm…" Dengan perasaan terpaksa dan tampang tak ikhlas, Sakura kembali meletakkan barang itu kembali ke tempatnya.
Baiklah. Ayo cari yang lain, Sakura!!
Sakura pun kembali sibuk berputar-putar di toko itu. Matanya tampak mengamati setiap barang yang dijual disana dengan serius.
Saat sedang serius-seriusnya memilih, tiba-tiba Sakura merasakan sesuatu didalam tasnya bergetar. Sakura membuka tasnya dan merogoh-rogoh sesuatu didalam tasnya. Dan pada akhirnya, ia berhasil mengambil handphone yang dicarinya.
Ada satu panggilan tak terjawab. Dari nomor kontak yang bernama 'Sasuke Uchiha Pantat Ayam Jelek Sok Keren Tapi Jelek Amit-Amit!!' (panjang amat, ya, namanya? Ehehe. Ya sudahlah).
Hah? Si cowok pithik? Ngapain dia nelpon segala? Ganggu acara orang!
Sakura dengan acuh memasukkan handphonenya ke dalam saku bajunya. Ia kembali menyibukkan diri mencari kado—ditemani sang kekasih, Gaara tentunya.
Dan untuk kedua kalinya, Sakura merasa handphonenya bergetar lagi. Ia langsung mengambil handphone di sakunya. Dan benar saja, Sasuke meneleponnya lagi.
"Cih."
Ngapain sih nelpon lagi? Ganggu!
Hampir saja Sakura menekan tombol ignore. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Eh, tunggu. Tapi kalo gue ignore ntar dia mecat gue lagi? Jangan sampe deh. Mendingan angkat aja.
"Euhmm.." Sakura menatap Gaara dengan tampang memohon. Gaara cuma bisa mengernyit alisnya bingung. "Gaara-kun, aku angkat telepon dulu yah?"
Gaara hanya mengangguk. Sakura tersenyum. Gadis itu lalu menyingkir beberapa meter dari Gaara dan mengangkat telepon dari Sasuke.
"Halo? Ada apa, Sasuke?"
"Kenapa sampai jam segini kau masih belum datang? Kau mau kupecat?"
"Ng-nggak mau. Lagian hari ini hari Minggu!"
"Aku tidak peduli."
"Hah? Jadi, hari Minggu juga aku mesti kerja? Tapi aku kan ada acara!"
"Tidak ada hak asasi untuk pembantu sepertimu. Jangan terlambat."
"Hei! Tapi, kan!? Eh—tunggu dulu!!"
"Tuuuut.. tuuuut.. tuuuut.."
Telepon dari Sasuke sudah diputus seenaknya oleh si pemanggil. Sakura menatap layar handphonenya dengan kesal. Ih.. BODO AMAT! Kayak gue peduli ama elo aja! Dasar pantat ayam! Geram inner Sakura. Wajah gadis itu kini tampak berkerut-kerut karena sebal.
"Kenapa? Ada masalah?," tanya Gaara yang ternyata sudah ada dibelakang Sakura.
Sakura kaget. Ia langsung membalikkan badannya menghadap Gaara. "Nggak kok. Tenang aja," jawabnya dengan nada meyakinkan. Tangan Sakura meraih bahu kekar Gaara dan merangkulnya. "Gaara-kun, kita coba cari kesana, ya!"
"Oke." Dan keduanya pun kembali disibukkan oleh kegiatan mencari kado. Sementara Sasuke, dia dengan kesal masih menunggu kedatangan Sakura.
^0^
Lima jam berputar-putar dari toko satu ke toko lain, akhirnya Sakura dan Gaara sudah menemukan kado pernikahan yang cocok. Dan kini keduanya pun berniat untuk pulang.
Sakura duduk terdiam didalam mobil Gaara—tepatnya disisi kiri Gaara. Hatinya sedaritadi merasa galau. Kok perasaanku nggak enak gini, ya? Apa gara-gara nyuekin Sasuke tadi?
Sakura mengeratkan denggamannya pada sebuah kado manis yang terbungkus rapi. Ia menggelengkan kepalanya cepat. Ah, nggak mungkin. Cowok pithik itu nggak penting buat lo pikirin, Sakura.
"Ada apa?," tanya Gaara dengan nada khawatir. Sakura menggeleng lagi. "Nggak apa-apa."
Sakura memincingkan matanya saat menatap layar handphonenya. Cih. Pantat ayam itu lagi?
Tanpa pikir panjang—dan karena dalam hati Sakura memang sudah khawatir pada Sasuke—gadis itu langsung mengangkat telpon dari Sasuke. "Halo?," katanya pelan.
"…bodoh…" Suara berat Uchiha itu terdengar begitu lemas.
"Hah?" Sakura mengernyitkan alisnya. Kekhawatirannya pada Sasuke kini semakin bertambah. "Hei, kenapa? Suaramu aneh!"
Gaara sempat melirik kearah kekasihnya yang tampak sangat khawatir itu. 'Sakura kenapa sih? Emang yang nelpon siapa?' Hatinya bertanya-tanya.
"Cepat.. ke.. sini... hah—tuuut… tuuut.."
Telepon terputus. Sakura langsung memasukkan kembali handphonenya ke dalam tas. Ditanggalkannya kado yang ia bawa dengan sembarangan. "Berhenti."
Mendengar permintaan Sakura yang begitu serius tadi, Gaara langsung menghentikan laju mobilnya.
"Gaara-kun, aku sampai sini saja. Biar selanjutnya aku jalan kaki saja," pamit Sakura seraya keluar dari dalam mobil. Gaara langsung kaget.
"Eh? Tapi, Sakura—"
Sakura membungkuk sopan dihadapan Gaara yang masih menatapnya bingung. "Sankyuu."
Dan gadis itu secepat kilat langsung berlari ke halte bus terdekat.
^0^
Tsunade dengan kerepotan berjalan masuk ke halaman rumahnya, dan langsung menuju ke pintu dengan menenteng kantong belanjaannya. Ia meraih gagang pintu dan mencoba membuka pintu, tapi pintu itu ternyata terkunci. "Kok pintunya dikunci, sih? Anak itu ngapain didalam?"
Ia letakkan kantong belanjaannya kemudian mengambil kunci rumah cadangan yang selalu ia simpan di tasnya.
"Sakura, Kaa-san sudah pulang nih! Kau dimana?," ujarnya mencari-cari Sakura setelah berhasil masuk ke dalam rumah. Tapi tak ada jawaban dari Sakura yang memang sedang tidak berada dirumah itu.
"Loh? Kok anaknya nggak ada?" Tsunade bertanya-tanya. Ia sudah mencari anaknya itu ke seluruh penjuru rumah tapi tak ditemukannya juga. "Kemana Sakura itu?"
^0^
TING TONG TING TONG
Sakura berkali-kali menekan-nekan bel rumah, menunggu seseorang membukakan pintu dan menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Tapi sudah bermenit-menit ia berdiri, tak ada sahutan dari orang yang ia nanti.
"Sasuke? Aku sudah datang nih!," kata Sakura dengan nada sedikit berteriak karena mulai kesal tak mendapat respon dari si pemilik rumah. Namun rumah itu tetap sepi, tak ada jawaban.
TOK TOK TOK
Sakura kini mulai menggedor-gedor pintu rumah besar itu. "Buka pintunya dong!," pintanya dengan nada kesal.
Tiba-tiba pintu itu terbuka perlahan. Sakura terdiam. "Tumben nggak ditutup rapet."
Gadis itu kemudian dengan seenaknya melenggang masuk ke dalam rumah, mencari si pemilik rumah. Ia berkeliling ke dapur, ruang tengah, kamar mandi dilantai bawah, garasi, dan ia juga sempat mencari-cari cowok berambut hitam mencuat itu di halaman belakang rumah. Tapi masih tetap tak ditemukannya juga.
Sakura pun memberanikan diri mencari di lantai atas. Ia menaiki tangga dengan perasaan was-was.
"Sasu?," panggilnya begitu ia sampai di atas.
Hening.
"Sasuke?," panggilnya lagi.
"..hah… hah… hah..."
Sakura bergidik mendengar suara deru nafas seseorang yang sepertinya terengah-engah. Walau ia tahu itu suara Sasuke.
Mata emeraldnya berkeliling mencari sosok itu. Namun karena masih tak ia temukan juga, Sakura langsung saja membuka pintu kamar Sasuke dan mengintip ke dalam.
"Kau dimana, Sasuke?," Tanya Sakura ketakutan.
"Saku.."
"Ada didalam kamar rupanya," gumam Sakura seraya melangkah masuk ke dalam kamar Sasuke. Senyum lega terpatri jelas dibibir mungilnya.
"Loh? Mana?" Sakura kebingungan begitu ia lagi-lagi tidak menemukan sosok Sasuke disana. Tetapi ia kembali merasa lega begitu mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi pribadi Sasuke. "Kau ini lagi mandi, ya!"
"Tadi kenapa nada suaramu aneh begitu?," tanya Sakura yang kini duduk manis ditepi ranjang besar Sasuke.
"..Saku.."
Sakura mengernyitkan alisnya bingung. "Hei, Sasuke, kau mengigau, ya?," tanyanya heran.
"Panas…"
"Sasuke?" Sakura berjalan perlahan mendekati pintu kamar mandi. "Sebenarnya kau sedang apa didalam sana?," tanyanya penasaran.
"Hah... hah... hah..."
Hanya deru nafas yang tak beraturan dari Sasuke-lah yang menjawab pertanyaan Sakura. sukses menambahkan sebuah tanda tanya besar dipikiran gadis berambut merah muda itu. Dengan ragu ia menyentuhkan tangannya pada gagang pintu dan bersiap membuka pintu kamar mandi itu. "Kubuka, ya!"
Sakura membuka pintu itu perlahan sambil melongok ke dalam. Mencoba mengamati apa yang terjadi disana.
"ASTAGA!!! SASUKE!!! KAU INI SUDAH GILA, YA?!!"
Sakura kaget bukan main begitu mendapati Sasuke duduk bersandar ke tembok dengan lemas. Mata onyxnya tampak sayu. Sementara tubuhnya yang bertelanjang dada basah kuyub karena tersiram air shower yang sejak tadi dinyalakannya.
"Panas...," kata Sasuke dengan nada yang begitu lemah.
Sakura buru-buru mematikan shower dan berjongkok disisi Sasuke. Disentuhnya bahu Sasuke yang basah. Seketika itu juga, Sakura semakin kaget. Tubuh Sasuke terasa panas bila disentuh. "Ya ampun, Sasuke! Tubuhmu panas sekali!"
Sasuke membuang muka. "Kan sudah kubilang tadi kalau panas…"
^0^
Dengan sigap Sakura menopang tubuh Sasuke dan membantunya berjalan ke tempat tidur. Dibiarkannya Sasuke duduk disana sementara ia mengambilkan handuk kering dan pakaian ganti yang kering untuk dipakai Sasuke.
Sakura kemudian berjalan mendekati Sasuke. "Kukeringkan rambutmu, ya," ijin Sakura sebelum ia menyentuh kepala Sasuke dan mengusap-usapkan handuk di tangannya pada rambut hitam Sasuke yang basah.
Tiba-tiba tangan Sasuke menggenggam tangan Sakura, melepaskan tangan kecil itu dari kepalanya. "Biar aku sendiri saja."
Sakura menghela napas. Ia akhirnya hanya duduk terdiam disisi Sasuke—di tepi ranjang.
Setelah melihat kalau Sasuke sudah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya, Sakura menyodorkan pakaian yang tadi diambilnya dari lemari sambil berkata lembut, "Pakai bajumu, sakitmu bisa tambah parah kalau kamu nggak pake baju begitu". Sasuke hanya terdiam.
"Sasuke?" Sakura menatap wajah Sasuke lekat-lekat—dari jarak yang dekat pula—dengan heran. Sekelebat Sasuke langsung membung muka. Kelihatan sekali kalau kedua belah pipinya merona merah. "Ayo, pakai bajumu!," ulang Sakura—lagi-lagi—sambil menyodorkan pakaian Sasuke.
Sakura mendengus. "Akan kupaksa kalau kau tak mau," katanya sambil menatap Sasuke sebal. Sasuke mengalihkan pandangannya kembali pada Sakura dan balas menatapnya bingung.
Saat itu juga, Sakura memakaikan kaos hitam lengan panjang itu ke Sasuke. Dan cowok Uchiha itu langsung kaget. Dengan salah tingkah ia menjauh dan memaksa Sakura melepaskan tangannya. "Akan kupakai. Kau keluarlah."
Sakura tersenyum. Ia mengangguk pelan. Kemudian meninggalkan Sasuke sendirian di dalam kamarnya.
^0^
"Suhu tubuhmu masih belum turun juga" adalah komentar Sakura setelah telapak tangan kirinya ia sentuhkan ke dahi Sasuke untuk mengukur suhu tubuh lelaki Uchiha ini.
"Biarkan saja. Nanti juga sembuh," kata Sasuke acuh.
"Kau ini!" Sakura menatap Sasuke dengan raut wajah kesal. "Mana bisa kau kubiarkan begitu saja? Yang ada bisa-bisa sakitmu tambah parah kalau aku membiarkankanmu hujan-hujanan dikamar mandi seperti tadi!"
"Aku kan sudah bilang aku kepanasan," kata Sasuke dingin.
"MANA ADA ORANG DEMAM YANG KEPANASAN YANG NEKAT SEPERTIMU TADI!!! DASAR BODOH!!," omel Sakura dengan volume suara yang begitu keras. Sasuke menutupi sebelah telinganya begitu mendengar teriakan penuh amarah dari Sakura.
"Cerewet. Kau mau kupecat?," ancam Sasuke sambil membetulkan posisi tidurnya.
"Tidak." Sakura menghela napas. Ia bangkit dari duduknya. "Istirahatlah. Akan kubuatkan bubur."
"Hn."
^0^
"Sasuke? Sasuke? Kau tertidur?" Tangan Sakura berlambai-lambai didepan wajah Sasuke yang tampak lelah. Akhirnya ia meletakkan semangkuk bubur yang tadi dibawanya ke atas meja. Tangan kecil Sakura menyentuh dahi Sasuke lembut. "Hmm. Masih belum turun juga."
"Ennngghhh.." Kedua mata onyx Sasuke mengerjap. "Sasuke, bangun. Kau harus makan. Buburnya sudah jadi," kata Sakura sambil menggoyang-goyangkan bahu Sasuke. Tak lama kemudian, mata itu kembali terbuka—walau sayu.
"Ah…" Tiba-tiba tangan kanan Sasuke bergerak meremat kepalanya yang terasa sakit. "Kepalaku… pusing sekali..," rintihnya pelan.
"Tuh kan! Ini pasti gara-gara kau nekat hujan-hujanan," omel Sakura lagi. Mata jadenya menatap Sasuke dengan cemas.
"Hnn.." Sasuke menatap Sakura malas. Mata hitamnya itu kemudian beralih ke sebuah mangkuk yang berisi bubur yang masih hangat. Tanpa menunggu perintah, Sakura langsung mengambil mangkuk itu. "Bisa makan sendiri?," tanya Sakura.
Sasuke menggeleng lemah. Melihat isyarat dari Sasuke, Sakura langsung mengerti apa maksud dari pemuda pantat ayam itu. "Huh.. dasar manja!," goda Sakura sambil tersenyum geli. Sekarang juga, bisa dipastikan kalau Uchiha Sasuke yang sedang sakit itu menyeringai.
Akhirnya, Sakura-lah yang menyuapi Sasuke bubur.
"Sasuke," panggil Sakura lirih.
"Hn," sahut Sasuke. kenapa hanya 'hn'? Karena orang itu masih sibuk mengunyah buburnya.
"Kau sudah bilang pada keluargamu kalau kau sakit, kan?"
"Belum."
"Kenapa tidak dikasihtahu? Kutelpon mereka sekarang, ya," kata Sakura seraya bangkit berdiri.
"Jangan."
"Eh? Kenapa?," tanya Sakura penasaran.
"Kalau mereka tahu.." Sasuke menghentikan kata-katanya. Ia menghela napas. "Bisa merepotkan."
"Ohya?"
"Hn."
"Berarti aku harus menjagaimu sendirian dong?"
"Itu masalahmu. Aku tidak peduli."
"Cih." Sakura menatap Sasuke sebal. "Ohya, kenapa tadi siang suaramu masih baik-baik saja ya? Waktu kau memaksaku datang ke sini?"
"Itu.. sakitku belum parah," jawab Sasuke sekenanya. Kepalanya tertunduk lemas.
"Oh." Sakura mengangguk mengerti. Ia menyendok bubur di mangkuk kemudian menyodorkan sesendok bubur itu ke mulut Sasuke dengan hati-hati. "Buka mulutmu, Tuan. Buburnya mau masuk."
Sasuke mendengus. Tapi akhirnya juga dia menurut pada perintah Sakura. ia membuka mulutnya dan—HAP!! Masuklah bubur itu ke dalam mulutnya. (yang ini geje banget deh! Bisa-bisanya nulis beginian!)
—tbc—
AAAA~~ APA-APAAN CHAPTER GEJE INI?!! SASUKE SAKIT?!! SAKIT????!!! *jejeritan geje*
Dei: hahaha.. gapapa, un. Biar dia libur bales reviewnya, un!
Saku: betewe, kok sasuke-kun bisa sakit ya?
*gubraakk!* haha.. tapi aku sendiri juga gatau..
DeiSaku: *gubraaakk!!!*
Di chapter depan dijelasin deh!! Ohya, buat readers, maaf kalau banyak kesalahan di chap ini ya! Saya belom sempet ngecek ulang gara-gara digangguin nyokap. ;p
BALAS REVEW YUK!!!
SasuSakuDei: AYOOOOOOOOO!!!!
Angga Uchiha Haruno: gileee serem, lu kate nih fic apaan, un!! - Dei -
Dei-kun, jangan galak-galak!
Dei: abis gue cuma tau artinya 'serem' doang!
PAYAH!! SINI BIAR GUE AJA YANG BALES!!
Angga-chan *halah sok akrab*, mboten nopo-nopo telat (?) nge review. Sasuke niku pancen mesakke, haha! *ditempeleng Sasu* Kulo mboten ngertos nek sing 'Gaara mangke cemburu'.. takon karo wong e langsung wae!! *kok bahasanya jadi gini?*
Gaara: itu rahasia pribadi.. Lo, reviewer yang namanya Angga, jangan berharap gue kasih tau!!
-_-"
Aya-na Byakkun: emang kasian.. aku emang makhluk paling melas didunia.. ini udah apdet! Review lagi ya! - Saku -
Furu-pyon: hahahahahahahahaha.. uhuk uhuk uhukk.. Kalo aku sweatdropped.. - Sasu -
Gaara: author, gue gak bakal maafin elo!!! Awas aja! Seenaknya bikin inner gue jadi gitu!
Tapi aslinya juga lo mau gituin Saku kan? *smirk*
Gaara: *membeku*
Naru-mania: itu si Gaara ama Sakura ga putus kan, un? Emang si Gaara sabar banget kok orangnya, un! Hahaha, review lagi ya, un! - Dei -
aku panggil kamu 'Naru' aja ya?? XDD
Risle-coe: kumaafkan dirimu nak.. *ditendang kaasannya Risle-chan* gapapa kok.. 'ap-ap-pp-pe-ped-pedhet!?! PEDHET?? ANAK SAPIII???!!! 8O *disumpel plastik* Review lagi!! ^^ - DeiDei -
Intan SasuSaku: udah apdet ini.. kasih review lagi ya! *begaya ala pengemis* - DeiDei -
Nie Akanaru: makasih ya, udah mau review! Kirain gak akan mau review selamanya (?).. menurut saya juga Uchiha itu emang cool.. kalo kesamber petir? Mungkin reaksinya cuma ngerasa geli aja kali ya? Lagian Sasuke-kun kan udah biasa mainan petir ama Ponari.. huehehe - Saku -
Nona Biru Tua: HUAAA~ NONA MEMANG BAIK!!! DEI AKAN SELALU MENCINTAIMU (?) un!! - Dei -
kau.. berani selingkuh dariku, Dei-kun!!! *deathglare Dei*
Dei: hiiii... sejak kapan aku jadian ama kamu un..?
UDALAH!! *menghela napas* Nona, aku jadiin kamu fave author ku ya!! Boleh kan? Boleh kan? *pupy eyes*
Uchiha Evans: yah, soal gimana gaara ama sakura nanti, ikuti aja ceritanya.. Yang ini masih kurang panjang juga ya? *pundung* - DeiDei -
Mila Rikudo Sakura: beigtulah.. *smirk* - DeiDei -
Saku: apaan sih!!!
Dark Mangetsu-Kasumi: hahaha.. duaduanya OOC ya? Kita sependapat.. *digibeng Gaara, dilempari sendok bubur ama Sasu* Tapi, a-aku udah punya Nona.. gimana nig? hatiku jadi galau, un.. - Dei -
Udah gue bilangin kan elo itu sama gue!!! Gak usah pake galau!!! Emang lagunya Titi???
Dei: NGGAK MAUUUU AKUUUUU UUUUUN!!!
Sora Chand: yakin gak akan mempan? Buktinya dia sakit? - Saku -
Sasu: JADI GUE SAKIT GARA-GARA DIPELET ELO??!!!
Tenang, Sasu.. Bukan salah Sakura kok.. ini semua salahku.. *ngaku* HAHAHA
Hyori Sagi: iya, makasih.. - Gaara -
DeiDeiDeiSasuSaku: ELO NGAPAIN IKUT-IKUT BALES REVIEW???!!!
Gaara: *ngacir*
Hotaru Ayuzawa: AH!! ITU DIA YANG BENER!!! 8O 'Om swastyastu...' '...om santih, santih, santih om' - Dei -
Biasa aja kali Dei-kun lebay deh...
Hotaru-chan, gapapa telat review, asalkan dirimu tetap sempet ngereview.. :D Makasih pujiannya.. *ukuran kepala membesar* Review lagi yak?
Haruchi Nigiyama: hahaha.. dari awal emang udah lucu kali! *ditampol DeiDei* ini dah apdet lho! Review lagi yak? - Saku -
Zhiya: thankies udah review.. Ini dah update.. Review lagi yak? - DeiDei -
Saku: imitasi loe..
Biarin! Dasar sirik!
Nakamura Kumiko-chan: YANG KAU NANTI SUDAH DIUPDATE!!! GOMEN KALO LAMA!!! - Saku -
Saku lebay, pake di caps segala!
Saku: Biarin! Dasar sirik!
EH, ELO IKUT-IKUT!!!
Saku: ELO JUGA IKUT-IKUT DI CAPS SEGALA!!
Dei: sudah un.. sudah.. bertengkar itu tak ada gunanya un..
DeiDeiSaku: DEI SOK BIJAKK!!!
Saku: TUH KAN ELO IKUT-IKUT GUE!!
ENAK AJA! GUE NGOMONGNYA LEBIH CEPET SEDETIK TAU!!
Dei: huff.. biarin aja deh.. lanjut bales review!
beby-chan: hah.. kalo ngupdate mungkin bakal selalu jarang un.. *jiaaaah* si author banyak tugas, un.. hahaha, un.. - DeiDei -
himawari usagi: makasih.. udah ngikutin semua sasusaku fic saya! XDD AKU CINTA KAMU!!! *digampar* ini udah update, maaf lama.. :DD
Baiklah, sekian waktu saya di chapter ini..mau balik twitteran dulu.. haha.. SEE YA!!!