Disclaimer: Kishimoto Masashi-sensei
JUBAH
Ini adalah kisah singkat tentang jubah Akatsuki.
Ketika Uchiha Madara membentuk organisasi ini, dia merancang desain jubahnya dengan gambar matahari oranye dan warna dasar hitam. Matahari oranye (yang kayak topeng Tobi) adalah untuk menunjukkan arti Akatsuki, yaitu "Fajar".
Tapi nggak jadi!
Karena anggota-anggota Akatsuki angkatan pertama menganggap motif kayak begitu nggak asyik. Nanti jadinya akan seperti kaos Dagadu di sebuah negara, dong?
Akhirnya, setelah berdebat panjang lebar, desain hitam dengan awan merah pun jadi.
Lalu yang kedua, model.
Tadinya, model jubah Akatsuki tuh mau yang keren. Ada yang mengusulkan agar seperti jubah pengendara moge. Ada juga yang menyarankan agar jubah itu seperti jubah rocker, ada juga yang bilang agar modelnya sporty aja. Dan masih banyak usulan nggak jelas. Ujung-ujungnya, desainnya dibuat seperti sekarang: panjang sampai tulang kering dan berkerah. Biar lebih menunjukkan keninjaannya, gitu...
Kemudian harganya!
Kakuzu berperan besar di sini. Sebagai bendahara Akatsuki, tentu saja pembuatan jaket—eh salah, jubah—ini harus berada di bawah kendali keuangan. Kakuzu menekan harga satu jubah sama dengan 100 ryo, atau kalau dikonversi ke yen menjadi 1000 yen. Akatsuki beli banyak sekaligus ke penjahitnya, sehingga Kakuzu berhasil mendapatkan diskon (tentunya dengan mengancam si penjahit kalau dia nggak mau memberi diskon).
Pesanan itu jumlahnya lima puluh buah. Setiap anggota Akatsuki yang baru masuk akan diberi jubah sebanyak satu helai (dan bayar, tentunya). Jubah sisanya, yang banyak banget jumlahnya, disimpan di lemari besi yang kuncinya dipegang Kakuzu, dan duplikatnya dipegang Pein.
Gimana kalau ada anggota yang jubahnya rusak? Tentu saja dia harus membayar untuk satu jubah baru. Biasanya para anggota Akatsuki selalu berusaha menjaga jubah mereka dengan baik, karena nggak ada yang mau beli jubah lagi. Apalagi kalau mau beli, harus minta ke Kakuzu (dan pastinya akan dipelototi). Karena itulah, kalau sedang menjalani pertarungan dahsyat, para anggota Akatsuki melepas jubahnya. Kecuali Hidan mungkin, yang mentang-mentang nggak takut sama partnernya, maka sengaja merobek bagian atas jubahnya dan membuat mode ala dirinya sendiri.
Sejauh ini, yang paling boros jubah adalah Pein. Sebab dia menanggung jubah untuk semua tubuhnya, yang nggak cuma satu! Jadi, dialah yang keluar uang paling banyak untuk masalah jubah. Untungnya, karena dia nggak pernah sering-sering keluar markas, jubahnya jadi awet.
Dan yang kedua boros adalah Sasori! Sasori juga harus memakaikan jubah ke tubuh Hiruko-nya, mana ukuran Hiruko bukan ukuran manusia! Akhirnya Kakuzu memesan jubah lain khusus Hiruko—dua stel, biar Hiruko bisa ganti—dan Kakuzu mematok harga dua kali lipat daripada jubah biasa. Hm, kasihan Sasori.
Yang terakhir adalah Zetsu. Jubahnya cepat kotor, soalnya dia masuk ke dalam tanah melulu. Karena sering lusuh, maka sering dicuci. Karena sering dicuci, maka cepat melar. Akhirnya dia beli jubah baru deh.
Sedangkan yang paling awet, tentu saja Kakuzu sendiri. Dia kan berprinsip irit!
Yang membuat Kakuzu sebal lagi mengenai soal jubah ini adalah Orochimaru. Si ular itu keluar begitu aja dari Akatsuki tanpa mengembalikan jubah dan cincinnya! Enak saja! Kakuzu tidak peduli sama apa yang namanya 'kenang-kenangan'. Kalau Orochimaru tidak akan memakai jubah itu lagi, untuk apa dibawa pergi? Harusnya dikembalikan saja, biar untuk stok jubah anggota lain. Meski kalau Orochimaru mengembalikan jubahnya pun, tentunya Kakuzu tidak akan mengembalikan uangnya.
Begitulah, cerita singkat tentang jubah Akatsuki. Untuk topi dan cincin, mungkin lain kali. Jangan dikira yang dua itu juga gratis! Bayar, tahu!
Kesimpulan: Masuk Akatsuki itu mahal!
Owari