Eyeshield 21

Disclaimer Yusuke Murata and Riichiro Inagaki.



"Ahh..foto ini.." Mamori menemukan sebuah foto dia bersama Hiruma di mobil Hiruma.

"Ini kan foto waktu dia melamar.." gumam Mamori asik sendiri.


Saat itu hari minggu dan Hiruma menjemput Mamori untuk makan malam.

"Hei, cewek sialan, kau pikir, sudah berapa lama kita seperti ini?"

Hiruma bertanya kasar pada Mamori.

"Kira-kira 5 tahun.." Mamori berpikir sebentar lalu menjawab.

"Kekekeke, menurutmu, itu waktu yang sebentar atau lama?" Tanya Hiruma lagi.

"Tentu saja lama." Mamori menjawab dengan mantap.

"Kekeke, bagus, menurutmu, apa artinya hubungan yang sudah lama?" Hiruma bertanya lagi.

"Eh? Aku tak mengerti maksudmu." Mamori mulai bingung.

"Kekeke, kita lihat saja nanti." Hiruma menjawab licik sambil membelokkan mobilnya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah restaurant dan memasukinya.

Saat melihat bagian dalamnya,

Sebuah restaurant yang romantis menurut Mamori.

"Tumben sekali Hiruma mengajak aku ke restaurant yang romantis dan kelihatan mahal." Batin Mamori.

Tapi Hiruma tak berhenti berjalan. Dia menuju ke sebuah pintu. Pintu yang bertuliskan. 'reserved DEVIL room'.

Mamori berpikir Hiruma hanya ingin berdua saja dengannya.

Saat pintu dibukakan oleh sang pelayan yang ketakutan,

-

-

Mereka berdua berjalan di karpet merah yang berkualitas tinggi.

Di ruangan itu terdapat satu meja dengan bangku yang berhadapan.

Meja itu sengaja ditempatkan dekat jendela agar bintang-bintang dan lampu-lampu jalanan terlihat dengan jelas.

Tapi,

Lambang Devil Bats di mana-mana,

Samar-samar terdengar suara,

YA-HA! YA-HA! TOUCHDOOOWWNNN!!

Di sekeliling ruangan itu terdapat bola football yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlihat norak.

Dan warna tempat itu didominasi oleh merah dan hitam.

"Sudah kuduga, Hiruma tak mungkin berpikir tentang hal yang romantis. Kalau dia sampai memikirkan hal yang lebih romantis dari ini malah bikin merinding.."

Mamori berpikir sambil tersenyum.

"Duduklah, cewek sialan." Hiruma berkata dengan kesopanan yang sudah paling sopan baginya.

Mamori menurut pada Hiruma dan duduk berhadap-hadapan dengan Hiruma.

"Pesan apa saja yang kau mau. Di sini ada kue sus special buatan chef dari Perancis. Mungkin kau mau memesannya cewek sialan?"

Mamori memerah tapi tetap memesannya.

-

-

-

Akhirnya, saat mereka selesai makan,

"Cewek sialan!" panggil Hiruma dengan kasarnya.

"Apa?" Mamori sudah biasa jadi menanggapinya santai.

"Nih!" Hiruma melemparkan sebuak kotak kecil berwarna merah pada Mamori.

"Apa ini?" Tanya Mamori

"Buka saja!"

Saat membuka kotak yang diberikan Hiruma itu,

Mamori kaget pada isinya.

Cincin emas putih yang sangat cantik berhiaskan berlian kecil di depannya.

"Kau mau menikah denganku? Anezaki?" Tanya Hiruma santai.

"Yahh, kau tahu sendiri kita sudah seperti ini (dia tak pernah mau menyebutkan kata 'pacaran') 5 tahun 7 bulan 3 minggu 6 hari 21 jam 8 menit dan 42 detik. Itu bukan waktu yang sebentar kan?"

Mamori bertatapan mata dengan Hiruma lama sekali

"Kau mau tidak, cewek sialan? Kalau tak mau ya sudah!" Hiruma membuang muka.

"Ya, aku mau." Mamori memerah sambil memakai cincin yang diberikan Hiruma dan mencium Hiruma.

-

-

-


Mamori tersenyum sendiri mengingat kejadian itu.

"Hei, istri sialan! Anak sialan itu sudah menunggu! Cepat keluarkan makanannya!" Hiruma berkata kasar pada Mamori.

"Baik, You-kun" jawab Mamori dengan girangnya. Sepertinya moodnya jadi bagus sejak melihat buku itu.

Hiruma memandang aneh pada istrinya yang berjalan seperti melayang kearah dapur.

Hiruma melirik pada buku yang terbuka lebar pada halaman yang terdapat fotonya dan Mamori yang sedang memamerkan cincin.

Dia tersenyum sambil membuat balon dari permen karet sugar free-nya dan berbalik menuju ruang makan.


TO BE CONTINUED

To Chap 3

REVIEW?