Author's Note: LAST CHAP!!! XD Maap kelamaan Apdetnya. ==a *ditendang* Ini Nee akhir dari Fic Requestan Nee. XD

Sekaligus special fic for Naru B'day! XD

'Beta-Ed by FBSN'

Spesial thanks for Raika Carnelia a.k.a Agen Raika yx sudah bersedia meluangkan waktunya untuk memBeta Fic Zuki~ XD XD

WARNING!: AU! GAJE! LEBAY! OOC! –dikit- PENUH PEMAKSAAN ALUR CERITA, Shounen Ai! –gax suka? Tinggalkan halaman ini! XP

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Fandom:

oOo Naruto oOo

Disclaimer:

oOo Masashi Kishimoto oOo

Title:

oOo Yuuka no Sagasu oOo

Author:

oOo Kiroikiru no Mikazuki Chizuka oOo

Genre:

oOo Romance/Fantasy oOo

Rating:

oOo T oOo

Pairing:

oOo Uchiha Sasuke dan and Uzumaki Naruto oOo

oOo Hyuuga Neji and Sabaku no Gaara oOo

Summary:

::: "Karena waktu itu kau hanya meminta agar bisa bertemu denganku di dunia nyata, bukan berarti kau dan aku dapat bersatu," ucap Naruto miris. :::

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Normal P.O.V

"Eh?"

Sasuke menatap sosok pirang yang baru saja diselamatkannya. Terpana dan tak mampu mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari orang yang ia panggil namanya dengan sebutan Naruto. Dengan tiba-tiba saja nama yang lama mengendap di relung hati terdalamnya ini muncul begitu saja. Atas dasar kerinduan atau apa, yang pasti membuat keduanya saling menatap tak percaya dan tenggelam di lautan imajinasi.

"Dari mana kau tahu namaku?" kata Naruto membuka pembicaraan.

Alangkah terkejutnya Sasuke ketika Naruto membuat pengakuan tak terduga, membuat sang Uchiha bernafas tak beraturan dan menatap wajah Naruto lekat-lekat. Tangan kanannya tanpa ada izin langsung menyentuh wajah Naruto dan membelainya lembut. Sangat lembut hingga membuat Naruto memejamkan mata menikmati reaksi menenangkan dari dalam diri Sasuke.

"Namamu benar-benar Naruto?" tanya Sasuke.

Naruto mengangguk. Kepala Naruto terdorong sedikit ke belakang. Membelalakkan mata, Naruto segera menepis tangan Sasuke dan berlari meninggalkannya di balkon. Sasuke syok, tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Pertemuan tadi benar-benar membuat seluruh saraf yang ada di tubuhnya lumpuh seketika. Masa lalu yang selalu membayangi tidurnya mengingat sesosok malaikat kecil yang menyapa hari-harinya dengan senyuman. Senyum khayalan yang bermakna.

Berusaha mengusir segala pemikiran yang ada, Sasuke mulai menggerakkan anggota tubuhnya untuk berdiri. Berlari meninggalkan balkon menuju ke kelas yang menjadi tujuannya dari awal. Sasuke membuka pintu kelas agak tergesa-gesa dan mendudukkan dirinya di bangku miliknya, tanpa memperdulikan pandangan aneh dari teman-teman yang ada di sekelilingnya.

"Naruto-Naruto…" Sasuke terus saja menyebut nama Naruto berulang kali bagaikan mantra.

("Benarkah dia Sasuke kecilku?")

*.#.#.#.*

oOo HIMMEL BLAU oOo

Chap 2. (Masa Lalu adalah Kunci Masa Depan)

..*..Last Chap..*..

Sungguh, saat Sasuke mendudukkan diri di bangkunya, ia tak bisa bepikir apa-apa lagi selain memikirkan Naruto. Memang ada yang mengganjal dalam dirinya. Dulu waktu kecil, ia teringat bahwa Naruto yang ia temui adalah gadis kecil nan manis, tetapi mengapa bisa sekarang ia bertemu dengan Naruto dalam wujud Naruto yang bergender laki-laki dan… manis? Sebenarnya apa yang tersembunyi di balik kata manis? Entahlah, yang pasti Sasuke pun tak bisa menggambarkannya sedikit pun.

Arah pandang Sasuke teralihkan sepenuhnya ketika melihat sesosok pemuda yang menjadi pokok permasalahan dalam otaknya. Pandangan mereka bertemu, namun segera terputuskan begitu saja dengan Naruto yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Membuat Sasuke menundukkan kepala pasrah, tak mau lagi perasaannya terancam oleh perputaran pertanyaan yang menjadi benalu di kepalanya. Maka dari itu ia memutuskan untuk menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangan, memejamkan mata berusaha agar dirinya bisa setenang mungkin.

"Terima kasih atas bantuanmu tadi ya, Teme."

Suara sangat familiar, berhasil membuat Sasuke membuka kedua matanya lebar-lebar. Ia alihkan pandangannya ke arah seseorang yang membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Alangkah terkejutnya saat ia mendapati sosok Naruto sudah berdiri kokoh di sampingnya, hampir saja ia terjatuh dari kursi andai saja ia tak bisa mengendalikan refleksnya yang kelewat batas. Memang terlalu mengejutkan bagi Sasuke. Bukannya tadi Naruto meninggalkannya begitu saja tanpa alasan yang jelas? Bahkan terkesan menghindari dirinya. Tapi, mengapa sekarang Naruto muncul seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa? Oh, pasti Sasuke sekarang sedang berpikir bahwa ia sedang diuji oleh Kuasa Yang Di Atas.

"Oi, Teme! Apa yang sedang kau pikirkan?! Kenapa melamun saja, hah?!" bentak Naruto merasa bahwa ia dicampakkan Sasuke.

Sasuke menatap aneh ke arah Naruto, "Kau Naruto? Kenapa kau tadi langsung lari meninggalkanku di balkon sih!?" seru Sasuke.

Naruto mengerutkan kening, "Meninggalkanmu di balkon? Memang sebelumnya kita pernah bertemu?" kata Naruto bingung.

"Apa?!! Kau sedang bercanda 'kan, Dobe?!" kata Sasuke kaget berdiri dari duduknya.

"Siapa yang bercanda, Teme?! Bahkan aku tidak tahu alasan kenapa bisa aku berterima kasih padamu dan memanggilmu dengan sebutan, 'Teme'!" bentak Naruto.

"Hah?! Aku Sasuke! Uchiha Sasuke! Jangan memanggilku dengan sebutan 'Teme', Dobe! Memang sebrengsek apa diriku ini, hah?!" bentak Sasuke emosi.

"Sa… su… Teme?" Refleks, Naruto membekap mulutnya sendiri.

Entah bagaimana bisa, agaknya Naruto sangat kesulitan mengucapkan nama Sasuke. Karena salah pengertian, Sasuke kali ini benar-benar tidak bisa mengendalikan diri.

"SASUKE, DOBE! JANGAN MEMANGGILKU TEME!!" seru Sasuke keras.

"IYA-IYA!!! SASUK-ughh!" Tiba-tiba kesadaran Naruto hilang, keseimbangannya goyah dan sukseslah ia jatuh pingsan, untung Sasuke segera menangkap badan Naruto dengan cepat.

"Oi! Dobe?! Ada apa?!!" seru Sasuke panik.

"Dia pingsan! Ayo segera kita bawa ke UKS!" seru Gaara yang menjadi tamu tak diundang secara tiba-tiba.

"Baik!" kata Sasuke segera menggendong Naruto.

Mereka berdua pun segera membawa Naruto ke UKS, tanpa mempedulikan bisik-bisik gosip tak jelas dari segala arah. Setelah berlari-larian tidak jelas di sepanjang lorong, akhirnya pintu UKS terlihat. Tanpa basa-basi, Sasuke langsung menerjang pintu UKS diikuti Gaara yang menyusul di belakang. Tentu saja membawa kesan rasa kaget pada penghuni UKS, termasuk Neji yang sedang bertugas di sana . Sasuke tidak ambil peduli langsung membaringkan tubuh Naruto di sembarang ranjang yang menurutnya paling nyaman. Ia langsung mendekat pada Neji dan menggoncang-goncangkan pundaknya.

"Neji! Tolong Naruto! Cepat!" seru Sasuke panik masih menggoncang-goncangkan tubuh Neji.

"I-iya! Tapi lepaskan! Bagaimana aku bisa menolongnya kalau kau terus menggoncang-goncangkan tubuhku seperti ini?!" bentak Neji berusaha agar Sasuke cepat tersadar.

Sasuke yang tersadar langsung melepaskan Neji dan kembali mendekat ke arah Naruto yang masih pingsan. Neji pun juga mendekati Naruto, ia pusatkan Cakra ke seluruh titik indera yang ada di telapak tangannya. Setelah itu, Neji meletakkan kedua telapak tangannya di kening Naruto.

Sekitar 15 menit telah berlalu, disertai dengan Sasuke yang panik tak karuan begitu pula Gaara yang sudah harap-harap cemas, akhirnya kedua mata Naruto terbuka perlahan, menampilkan bola mata berwarna sebiru langit cerah di baliknya. Sasuke yang terlalu senang langsung menerjang Naruto yang masih setengah sadar dan memeluknya, membuat Naruto terlonjak kaget setengah mati.

"Oi! Kau ini apa-apaan sih?!" bentak Naruto mendorong tubuh Sasuke.

"Kau baik-baik saja 'kan, Dobe?!" tanya Sasuke khawatir.

"EH! BERANINYA KAU MEMANGGILKU DENGAN SEBUTAN 'DOBE'! MEMANG KAU INI SIAPA, HAH?!! DASAR TEME JELEK!!" teriak Naruto keras.

Sasuke syok berat, "Ka-kau tidak ingat aku ini siapa?" tanya Sasuke nampak tak percaya.

"Bukan ingat. Tetapi tahu! Tahu karena kau adalah orang yang pertama kali memanggilku dengan sebutan 'Dobe'!" seru Naruto geram.

Sasuke melirik tajam ke arah Neji, serasa menyalahkan Neji atas ketidakberesan yang ada di diri Naruto.

"Kenapa kau melirikku seperti itu?! Aku hanya menyadarkan dia saja kok! Tanpa menghilangkan bagian-bagian tubuhnya!" seru Neji kesal menjadi pelampiasan Sasuke.

'Ada yang tidak beres,' batin Gaara menatap Naruto curiga.

"Err… omong-omong, kenapa aku bisa ada di UKS?! Apa yang terjadi padaku?" tanya Naruto bingung.

"Tadi kau pingsan saat lari keliling lapangan sebanyak sepuluh kali," kata Gaara cepat, membuat Sasuke menautkan kedua alis tanda tak mengerti apa maksud kebohongan yang dilontarkan Gaara pada Naruto.

"He? Jadi begitu ya?" kata Naruto menopang dagu, "O ya, kalian bertiga ini siapa? Kalau boleh kutahu," lanjut Naruto bertanya.

"Aku Gaara, Sabaku no Gaara. Sedangkan yang berambut panjang di sampingku bernama Hyuuga Neji. Dan yang terakhir, namanya adalah… err…" Gaara memotong perkataannya dan melirik sekilas ke arah Sasuke, "namanya Teme!" seru Gaara asal.

"Hah?!!" seru Sasuke gondok hendak protes.

Memangnya sejak kapan nama Uchiha Sasuke dengan begitu mudahnya dihilangkan dan digantikan dengan nama 'Teme'? Sepertinya hal itulah yang kini berputar-putar di otak sang Uchiha. Tapi Sasuke mengurungkan niatnya untuk protes saat melihat sekilas arti dari tatapan Gaara pada Naruto. Sebagai bonus hanya bisa pasrah dengan nama barunya.

Naruto menahan tawanya setengah mati mengetahui nama gadungan milik Sasuke, "Jadi, Teme? Hmph~! Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Naruto masih dalam pose menahan tawa.

"Dia tidak pernah bertemu denganmu, Naruto. Hanya kebetulan saja dia ada di sini," jawab Gaara.

'Hei! Sejak kapan pertanyaan untukku menjadi pertanyaan milik Gaara?!' geram Sasuke dalam hati.

Sasuke menahan sekuat tenaga agar tidak menendang kepala merah Gaara yang mencolok itu. Tentu saja ia tahan, di dekatnya ada sang kekasih sih, bisa menuju ajal dahulu kalau melakukan hal tersebut di depan Neji.

Dan percakapan mereka berempat terhenti saat bel tanda pelajaran akan segera di mulai berbunyi nyaring. Mengharuskan Sasuke, Neji, dan Gaara meninggalkan Naruto di UKS serta pergi menuju ke kelas mereka.

"Kenapa kau berbohong kepada Naruto seperti itu?!" bentak Sasuke pada Gaara setelah mereka keluar dari UKS.

"Ada hal yang menarik yang entah cepat atau lambat kau pasti mengetahuinya," kata Gaara penuh tanda tanya.

***

3 bulan telah berlalu. Setelah kejadian hari itu, Sasuke setiap harinya selama 3 bulan terus saja menceritakan keganjilan-keganjilan yang ada di diri Naruto kepada kedua sahabatnya. Neji dan Gaara. Mulai dari Naruto yang sangat kesulitan memanggilnya dengan nama aslinya –dan amat lancar kalau memanggil dengan nama gadungan—, begitu juga lebih parahnya ketika Naruto tidak ingat kejadian apa pun yang ia alami dengan Sasuke. Padahal jika menyangkut orang lain selain dirinya, Naruto bisa mengingat mereka sampai titik-titik terdetail. Mau tak mau membuat Sasuke merasa sakit, apalagi saat dirinya menyadari bahwa ia ternyata mencintai Naruto.

Neji dan Gaara yang prihatin melihat keadaan sahabatnya yang ini, berjanji akan membantu Sasuke dan segera menemukan kunci mati dari permasalahan yang ada. Hari ini mereka mengajak Sasuke ke sebuah kedai makanan khas Konoha. Hendak berdiskusi tentang sebab-akibat yang menjadikan Naruto sampai seperti itu.

"Apakah kalian sudah menemukan penyebabnya?" tanya Sasuke.

Neji dan Gaara saling berpandangan. Menghela nafas, Neji hanya bisa pasrah saat ia paham kalau kali ini, dialah yang harus menjelaskannya pada Sasuke. Sedikit mengulur waktu, Neji menggunakan kemampuan Soozoo miliknya untuk membuat angin yang berputar berbentuk stik yang kira-kita berdiameter 0,2 cm. Lalu ia masukkan hasil Soozoo-nya ke tengah-tengah minuman yang ada di dalam gelas. Seketika itu juga minuman berupa Blackberry Soda miliknya teraduk secara merata dengan sendirinya, tanpa harus repot-repot mengaduk.

"Kau terlalu lama berpikir, Neji!" kata Gaara melirik ke arah kekasihnya itu.

"Kau saja yang menjelaskan. Kau yang lebih tahu detailnya," ujar Neji menatap Gaara.

"Baiklah. Dengar ya Sasuke, entah setelah ini kau menganggap kami gila atau apa, yang pasti hal ini sedikit spesial," kata Gaara.

"Apa?" tanya Sasuke penasaran.

"Menurut mitos. Dulu Kota Konoha ini pernah mempunyai hubungan dengan Roh Suci berwujud Malaikat yang menjaga perdamaian. Manusia ditakdirkan untuk hidup di tanah Bumi, sedangkan para Malaikat memantau perlakuan Manusia di atas Langit. Perlu kau tahu bahwa setiap Malaikat mempunyai sebuah aturan paling penting yang tidak boleh mereka langgar, yaitu menginjakkan kaki mereka di atas tanah bumi," Gaara memotong perkataannya tanda ia bingung memulainya darimana.

"Tetapi ada satu Malaikat yang melanggar peraturan itu dan berpura-pura menjadi Manusia. Sebenarnya Malaikat yang menyamar menjadi Manusia itu hanya ingin melihat-lihat saja bagaimana kehidupan di Bumi secara langsung. Tetapi semua itu berubah ketika ia mencintai salah satu Manusia dan akhirnya menikahinya. Pernikahan mereka membuahkan hasil berupa seorang bayi yang mungil. Dan lahirnya sang bayi adalah malapetaka bagi kehidupaan para Malaikat," ujar Neji.

"Lahirnya sang bayi yang merupakan darah campuran, entah bagaimana bisa menghancurkan keseimbangan Langit dan Bumi. Banyak Malakat yang mati karena pada dasarnya semua Malaikat yang ada itu mempunyai darah yang sama, dalam kata lain artinya sedarah. Otomatis jika salah satu Malaikat menikah dengan makluk lain yang tidak sedarah, itu akan mengakibatkan kematian karena jiwa mereka menolak perbedaan," kata Gaara.

"Petinggi-Petinggi Malaikat memutuskan untuk mengurung Keluarga Campuran itu di dunia yang lain. Karena memutuskan pertalian mereka dengan Malaikat yang sudah ternoda 'perbedaan'. Akhirnya nyawa para Malaikat dapat terselamatkan. Demi menjaga agar hal ini tidak terulang lagi, para Malaikat memutuskan pula untuk meniadakan hubungan dalam segi apa pun dengan Manusia. Karena itulah pada jaman-jaman selanjutnya seperti sekarang banyak kejahatan yang merajalela di Bumi," ucap Neji.

"Lalu bagaimana dengan Keluarga Campuran itu?" tanya Sasuke.

"Seiring berjalannya waktu, Keluarga Campuran tersebut mempunyai sebutan lain, yaitu Sorahito(1). Pernah suatu ketika salah satu Sorahito mencintai Manusia. Karena rasa cintanya yang begitu besar, Sorahito itu meminta kepada Paranormal di jamannya untuk merubahnya menjadi Manusia. Sebab Sorahito tidak dapat dilihat Manusia tetapi dapat dilihat Malaikat. Paranormal tersebut menyanggupi permintaan Sorahito dengan satu syarat utama paling penting diantara syarat yang lainnya" potong Gaara.

"Apa syaratnya?" tanya Sasuke penasaran.

"Syaratnya adalah… Setelah Sorahito menjadi Manusia, ia tidak bisa mengingat apa-apa semua kejadian yang ia alami dengan orang yang dicintainya…" lanjut Neji.

"Hah?! Memangnya ada hubungannya dengan kasus Naruto?! Lagipula itu hanya mitos 'kan?!" kata Sasuke agak emosi.

Neji meminum Blackberry Soda-nya sebentar, lalu mulai berbicara lagi, "Tumben kau sedikit bodoh, Sas? Setelah kau mendengar ini, apakah tidak ada kesan yang menyangkut di otakmu? Kau pikir ada kaitannya dengan Naruto atau tidak?" tanya Neji mencoba bersabar.

Sasuke terdiam. Sepertinya ia sedikit menyesali otaknya yang lemot di saat-saat penting seperti ini. Kedua mata Sasuke terbelalak kaget ketika menemukan arti di balik itu semua.

"Ja-jangan-jangan…" kata Sasuke menatap cemas ada Neji dan Gaara secara bergantian.

"Kemungkinan terbesar, Naruto adalah Sorahito yang mencintai salah satu Manusia. Dan Manusia yang dicintainya itu adalah… kau, seorang Uchiha bernama Sasuke," jawab Gaara menundukkan kepala, tak tega melihat raut kecewa wajah sahabatnya yang sebentar lagi akan terlukis di sana .

"Ti-tidak mungkin!" bentak Sasuke sedikit bergetar, berusaha menyangkal fakta yang menimpanya, "lagipula, darimana juga kau mendapatkan mitos ini?! Mitos hanya halusinasi dan tidak nyata!" lanjut Sasuke berseru.

Gaara menunduk lebih dalam, "Kau tak sadar? Kenapa waktu kita semua merahasiakan idensitas aslimu pada Naruto? Jujur, sebelum waktu Naruto mulai masuk dalam kehidupan kita yang asal usulnya tidak jelas, tanpa sengaja aku membaca mitos itu dari salah satu situs sejarah kuno. Awalnya aku tidak percaya, tetapi setelah aku menemukan kasus Naruto, entah mengapa aku yakin bahwa mitos itu bukan sekedar mitos-mitos pada umumnya. Diam-diam aku mencocokkan segala kenyataan yang menimpa Naruto dengan mitos itu. Hasilnya 100 persen terbukti bahwa ciri-ciri kasus Naruto sama dengan kasus Sorahito pendahulunya," jelas Gaara panjang lebar.

Sasuke terdiam, sedangkan Neji memandang hampa pada Gaara yang masih tertunduk.

"Tunggu dulu! Bu-bukannya Sorahito itu terkurung di dunia lain seperti yang kalian ceritakan itu 'kan?! Tidak mungkin Naruto itu Sorahito!" seru Sasuke masih mengelak dari kenyataan pahit tersebut.

"Sebenarnya ada dua gerbang yang menghubungkan dunia lain milik Sorahito dengan dunia Manusia dan dunia Malaikat. Ini aku dapat fotonya," kata Neji menyodorkan dua lembar foto kepada Sasuke.

Sasuke menerimanya dan mencermati dua lembar foto itu secara cermat, kembalilah kedua matanya terbuka lebar, terkejut setengah mati saat ia sangat mengenal salah satu gerbang tersebut.

"Gerbang ini mirip dengan ukiran yang terpahat di dinding kamarku," ucap Sasuke menyodorkan kembali foto gerbang yang ia maksud kepada Neji dan Gaara, gambar gerbang ukiran kuno dengan sebuah lingkaran berwarna oranye kemerah-merahan di tengahnya.

"Apa?! Kau serius 'kan ?! Ayo, Sas! Kita harus bergegas! Neji! Kali ini kau yang bayar!" seru Gaara menggebu-gebu seraya langsung menyeret Sasuke berlari meninggalkan Neji.

Neji sedikit syok, menghela nafas lagi, ia meminta Bill kepada salah satu Pelayan dan segera membayar berapa pun angka yang tertera di sana . Lalu dengan tergesa-gesa ia menyusul Gaara dan Sasuke yang sudah kabur lebih dulu.

***

Sasuke mendobrak pintu kamar. Diikut Neji dan Gaara di belakang, ia segera berlari ke arah sebuah tirai bewarna biru tua yang menutupi apa pun di belakangnya. Dengan tergesa-gesa ia menarik korden tersebut, menyisakan ukiran kuno yang terpahat di sana, sama seperti ukiran di foto yang kini sedang diamati Gaara dan Neji.

"Ini bukan mirip lagi namanya, tapi ini sama! Sejak kapan gerbang ini ada di kamarmu?! Kenapa kami baru mengetahuinya sekarang?!" tanya Neji.

"Semenjak aku pindah ke sini, ukiran yang ternyata gerbang penghubung ini sudah ada di kamarku. Tapi aku menutupinya karena takut kalau Ayah akan merusaknya, sayang 'kan kalau ukiran bersejarah ini hilang begitu saja. Hanya pemikiranku semata, sampai akhirnya jadi terlupakan. Tapi ada satu hal yang tidak akan pernah kulupakan, yaitu pertemuanku dengan gadis pirang kecil yang memberikan aku ini," kata Sasuke seraya menyodorkan kalung hitam berbandul kristal pada Neji dan Gaara.

Gaara mengamatinya secara baik-baik. Tiba-tiba saja ia langsung mengambil secara paksa kalung yang ada di genggaman Sasuke dan memasukkan ujung bandul tersebut ke sebuah lubang kecil yang berada di titik tengah lingkaran berwarna oranye kemerah-merahan. Sinar merah pun keluar dari lingkaran tersebut, terpaksa membuat Sasuke dan Neji begitu pula Gaara yang langsung menutup kedua mata mereka, mencegah agar sinar amat menyilaukan itu tidak menusuk rentina mata mereka.

Sinar merah tersebut langsung mengerubungi Sasuke, lenyap tak bersisa saat sinar itu entah bagaimana bisa meresap masuk ke dalam tubuhnya. Tubuh Sasuke pun menjadi kaku, bahkan kesadaran Sasuke bisa-bisanya hilang dalam keadaan seperti itu. Membuat Neji dan Gaara kaget tak karuan. Tetapi dalam hitungan detik, Sasuke langsung jatuh berlutut dengan kedua mata yang terbelalak syok, mengharuskan Neji dan Gaara mendekati Sasuke serta bertanya apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Sasuke! Ada apa?!" seru Gaara menggoncang-goncangkan tubuh Sasuke panik.

"Gaara! Tenanglah! Biar Sasuke menjelaskannya secara baik-baik!" ujar Neji mencoba menenangkan diri Gaara.

Sasuke masih seperti keadaan semula. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan tapi pasti ia mengucapkan beberapa kata, "Ga-gadis itu…" kata Sasuke terbata-bata.

"Ada apa dengan gadis itu, Sasuke?!" seru Gaara semakin panik.

"Di-dia adalah Na-Naruto," kata Sasuke masih terlihat syok, "aku sekarang t-tahu semuanya, Naruto me-memang Sorahito! D-dia memang datang menemui Pa-paranormal pada jamannya, meminta pada Paranormal itu agar mengubahnya menjadi m-manusia! La-lalu…" Perkataan Sasuke terpotong, tubuhnya bergetar hebat menahan tangis, "Na-Naruto merelakan gendernya diubah menjadi laki-laki, dan membuang ingatannya d-demi… ingin b-bertemu denganku…" lanjut Sasuke gagap seraya menahan perih yang menusuk di hatinya, tak tega melihat orang yang ia cintai sangat menderita selama ini.

Gaara tercenung sejenak. Neji yang mendengar kenyataan menyakitkan tersebut hanya bisa terdiam.

"Bagaimana caranya agar Naruto bisa mengingatku, Gaara! Kau pasti tahu 'kan?!!" seru Sasuke menggocang-goncangkan tubuh Gaara frustasi.

Gaara memejamkan kedua mata rapat-rapat, berusaha menahan air mata yang ingin menembus kelopak matanya, "Ada satu cara, t-tapi aku tidak yakin kau bisa melakukannya," kata Gaara membuang muka.

"Apa?! Cepat katakan, Gaara!" bentak Sasuke marah.

"…"

***

Malam minggu di kediaman Uchiha tepatnya di kamar Sasuke. Terlihat sesosok pemuda pirang yang berdiri angkuh di balkon, kedua matanya menerawang jauh pada pemandangan Kota di malam hari yang nampak menggoda. Bagaimana Naruto bisa sampai di sini? Jawabannya sangat simple. Yaitu, setelah pulang sekolah, Sasuke langsung menyeret Naruto untuk pergi ke rumahnya. Awalnya Naruto meronta-ronta karena ia merasa bahwa dirinya tidak mengenal siapa Sasuke itu, mau tak mau membuat Sasuke harus bekerja super untuk membawa Naruto ke rumahnya. Usaha yang tak sia-sia.

Meninggalkan pemuda bernama Naruto tersebut, di sisi lain nampak Sasuke sedang meremas-remas kepalanya yang terasa pusing. Perkataan Gaara di hari yang telah lalu membuatnya harus memikirkan sebuah keputusan yang akan segera ia ambil. Sempat terdiam, Sasuke beranjak dari sofa yang ia duduki dan berjalan menuju beranda kamar, menyusul Naruto yang masih memandangi lukisan malam.

"Tidak bosan hanya memandangi pemandangan monoton ini?" kata Sasuke yang kelihatannya agak menganggetkan Naruto.

"Eh?! Maaf, tapi kau ini siapa? Ini rumahmu? Bagaimana aku bisa sampai di sini?" tanya Naruto bingung.

Kepala Sasuke tertunduk.

"Tak penting. Aku hanya ingin bertanya. Menurutmu, jika kau dihadapkan pada dua pilihan yang amat sulit untuk kau pilih, apa yang akan kau lakukan?" tanya Sasuke.

Naruto menautkan kedua alis, "Ya, tergantung pilihannya," jawab Naruto enteng.

"Misalnya saja, kau mencintai seseorang, tetapi karena ada suatu masalah, kau harus melakukan suatu hal yang menyakitkan kepada orang yang kau cintai itu, hingga orang yang kau cintai itu menghilang selamanya dari kehidupanmu. Tetapi di sisi lain kau tidak bisa merelakan orang yang kau cintai tersebut menghilang begitu saja. Ibaratnya kau tidak dapat hidup tanpa nyawa, dan anggap saja sinonim kata nyawa adalah orang yang kau cintai itu," jelas Sasuke dengan pernyataan sedikit mengambang.

"Baiklah, sepertinya masalahmu terlalu rumit ya?" tanya Naruto menatap Sasuke yang masih menundukkan kepala, "Kalau menurut pendapatku sih, aku pasti akan rela kehilangan dia, asalkan dia bahagia tanpa diriku. Tak ada yang indah selain melihat orang yang kita cintai bahagia 'kan?" kata Naruto nyengir.

"Bagaimana… jika semua itu telah terjadi padamu?"

Naruto hendak menjawab. Tetapi begitu cepat kejadian itu datang. Perasaan lembut telah menawan bibir mungil Naruto, diiringi dengan rasa sakit ketika ia menyadari bahwa senjata tajam telah menembus jantungnya. Darah mengalir deras dari asal terbukanya luka, ditemani bertetes-tetes air mata yang jatuh tak tertahankan. Tubuh Naruto jatuh di pelukkan Sasuke, namun Sasuke masih enggan untuk melepaskan bibirnya yang melekat di bibir Naruto. Tiada henti air mata Uchiha membasahi wajah keduanya.

"Kau adalah Sorahito terbodoh yang pernah aku temui, Dobe. Kenapa kau merelakan semua itu demi bertemu denganku?" kata Sasuke setelah melepaskan ciuman mereka seraya membelai rambut pirang Naruto.

Mata Naruto menerawang hampa. Cahaya kuning keemasan telah membungkus raganya. Di samping itu, ia tersenyum pedih, saat ingatannya telah terbuka kembali.

"Dan kau juga orang terbodoh yang pernah meminta untuk bertemu lagi denganku," desah Naruto.

Mereka terdiam.

"…Aku teringat. Dulu, dulu sekali ada bocah laki-laki yang bermain-main dengan gerbang penghubung. Ketika gerbang itu terbuka dan menampilkan sesosok gadis kecil, si bocah laki-laki itu nampak bahagia. Karena itulah sang gadis memberikan salah satu kunci pembuka gerbang kepada anak laki-laki tersebut. Tetapi ruang dan waktu menjemput sang gadis kecil, yang bagaimana bisa disambut dengan raut kecewa dari si bocah laki-laki. Sebelum gerbang itu tertutup. Sang gadis pernah mendengar permintaan si bocah laki-laki…"

"Aku sangat berharap bahwa di lain waktu kita bisa bertemu lagi di dunia nyata, bukan sekedar mimpi seperti waktu itu," kata Sasuke memotong perkataan Naruto sambil memeluk tubuh rapuh Naruto erat, tidak memperdulikan darah merah telah menodai pakaian yang ia kenakan, "Kau tahu? Kalau akhirnya seperti ini, pasti aku tidak akan pernah berharap seperti itu," lanjut Sasuke.

"Kau tidak bisa memutar waktu 'kan, Uchiha… Sasuke?" kata Naruto.

"Adakah cara lain agar kau… kembali padaku?"

"Tidak. Karena waktu itu kau hanya meminta agar bisa bertemu denganku di dunia nyata, bukan berarti kau dan aku dapat bersatu," ucap Naruto miris.

"Berapa lama kau bertahan?"

"1 jam."

Angin berhembus kencang, membawa hawa dingin yang menusuk kulit. Sasuke dan Naruto masih terdiam dalam keheningan. Tiba-tiba Naruto mengalungkan kedua tangannya di leher Sasuke, bibirnya pun segera ia satukan dengan bibir Sasuke. Tidak ada siapa pun yang mengerti jika hanya meihat sekilas, tetapi tidak untuk Sasuke dan Naruto. Sudah lama mereka terpisah, akhirnya perasaan mereka terlampiaskan dengan sempurna, sayang kesempurnaan itu hanya semata.

Detik-detik berikutnya, Sasuke mencabut dengan perlahan pisau kecil yang sempat menembus jantung Naruto, membuangnya ke sembarang lantai setelah tercabut seluruhnya. Naruto meringis kesakitan di sela-sela ciuman mereka.

Naruto melepaskan ciumannya, "Sebentar lagi, aku sudah melihat bayangan Malaikat tersenyum damai ke arahku. Kumohon jangan pernah kau bermain-main dengan maut," kata Naruto penuh kiasan.

Sasuke tersenyum, "Aishiteru Naruto."

"Aishiteru… Sasuke…"

Diakhiri dengan ciuman, ajal begitu cepat mengambil Naruto dari sisi Sasuke. Serasa tersayat hati Sasuke, mendapati raga manusia Naruto telah berubah menjadi serbuk emas yang terbang dibawa angin malam.

"Bolehkah aku berharap untuk yang kedua kalinya? Kalau ya, hanya satu yang kupinta…" lirih Sasuke.

'…Aku sangat berharap bahwa di lain waktu kita dapat bersatu.'

Setelah mengucapkan permohonannya, Sasuke melempar kalung berbandul Kristal tersebut hingga terjatuh di sungai.

Sasuke berdiri, berjalan angkuh menuju ujung beranda. Kedua mata Onyx-nya menatap kosong ke langit, tertuju pada salah satu bintang yang terjatuh.

'Menurut mitos, jika kita melihat bintang jatuh dari langit, maka segala permohonan yang kita inginkan akan terkabul.'

"Aku percaya pada mitos. Tetapi aku lebih percaya bahwa di lain waktu, aku pasti mendapatkanmu, Naruto," ucap Sasuke tersenyum. Ia membalikkan tubuh dan berjalan perlahan memasuki kamarnya, namun sebelum sempurna memasuki kamar, Sasuke sempat menoleh ke belakang. Tersenyum damai melihat cahaya emas berjalan menaiki angin menuju ke langit. Ia sangat tahu cahaya apa itu…

-oOo-

Terlukis indah dalam hati damai, Kristal murni perwakilan rasa rindu, menjadi bukti terbawa arus berlian, daun yang terus mengalir berkelip…

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Omake

"Bagaimana caranya agar Naruto bisa mengingatku, Gaara! Kau pasti tahu 'kan?!!" seru Sasuke menggocang-goncangkan tubuh Gaara frustasi.

Gaara memejamkan kedua mata rapat-rapat, berusaha menahan air mata yang ingin menembus kelopak matanya, "Ada satu cara, t-tapi aku tidak yakin kau bisa melakukannya," kata Gaara membuang muka.

"Apa?! Cepat katakan, Gaara!" bentak Sasuke marah.

"Membunuh Naruto…"


Owari! (?)

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Penjelasan: ^^

o).(1). Sorahito: (sora=langit + hito=orang/manusia) Manusia Langit.

Inti Cerita: kalau ada yang masih bingung. Sebenernya Naruto itu tadinya cewek, tapi karena pengen ngabulin permohonan Sasuke. Naruto rela menuruti persyaratan paranormal itu untuk menukar gendernya menjadi cowok. Setelah itu, semua kejadian yang dialami Naruto dengan Sasuke akan terpendam di dalam ingatannya (bukan berarti hilang). Dan satu-satunya cara agar Naruto ingat Sasuke ya dengan cara membunuhnya. Karena menurut mitos, ingatan seseorang yang terpendam akan kembali setelah orang ingatannya terpendam terebut terancam nyawanya. ^^' *digampar*

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

oOo Happy Birthday for Uzumaki Naruto oOo

...

BUKAN ANGST!!! T.T *nangis* kalau angst gax kerasa tuh. XP

Lagipula 'kan Fantasy. XP *ditendang*

..

Nee~ T.T

Maapkan daku kelamaan Apdet! T.T

Semoga Nee suka dengan Fic Gaje ini. ^^'

..

Maap gax sempet bales Ripiu. =w='

...

Fic Zuki memang tidak pernah bisa terlepas dari kesalahan berupa typo dan teman-temannya. Zuki mohon maap jika masih ada kesalahan di fic Zuki.

Akhir kata… Zuki tunggu Review/Flamenya^^

With D'Heart

Kiroikiru no Mikazuki Chizuka.