Author's Note: *bakar label 'Semi Hiatus'* Zuki tobat! Gax ada lagi Hiatus-Hiatuasan! Zuki tobat! XD Ternyata tangan udah gatel duluan buat ngetik Fic. ==' Terlebih lagi Zuki juga ngrasa gimana gitu, melihat (maaf) banyak Author baru dan Flamer2 yx menyalahgunakan situs FFn Fandom Naruto ini. T.T Berbeda sekali saat waktu pertama kali Zuki masuk menjadi Author baru di sini. T.T Dan kemungkinan ini akan menjadi Fic untuk mengganti Seme vs Uke yang sementara waktu tidak bisa Apdet. T^T

Reply Review: ^^

Aoi no Tsuki: Iya Nee, yx ngYaoi itu Namikaze Naruto. =) Kalau ngLemon udah jadi rated M dunx? ==''a Arigatou atas … ^^

NakamaLuna: Yx masuk ke BMP Uzumaki Naruto, dan yx ke rumah Sasu Namikaze Naruto. =) Arigatou atas … ^^

Chiaki Megumi: TTT^TTT. Peach Nee, salam damai. ^^'v Yx pasti Zuki usahakan gax jadi cinta segitiga, tapi gax nutup kemungkinan kalau jadi cinta bujur sangkar. Xp *disamplang Megu-nee* Arigatou atas … ^^

Nazuki Kyouru: Kalau dipikir-pikir Sasu lebih pantas ngYaoi ma Naru dari pada ngStraight. ==''a *chidoried* Arigatou atas … ^^

Yuuzu-Chan: Mungkin. XD (Naru: O///O *blushing tingkat tinggi*) Arigatou atas … ^^

Uchiha no Vi-chan: Itachi terlalu kebanyakkan baca Doujin tuh. Wkwkwkwkwkwk~ XD XD *digampar* Arigatou atas … ^^

Luina Ren Michaelis: Zuki juga gax tega Gaara jadi orang ketiga, Mih~ TT^TT *nangis gelundungan* Arigatou atas … ^^

Genseki no Ryo(Teme! XP)ta: Iyah~ T^T Tanggung jawab kau, Teme! XP *nyamplang Teme* Arigatou atas … ^^

Aicchan: Haha~ XD Iya, Nee… =) Arigatou atas … ^^

Kurukanda-B-Nolawlie: Iya! XD Arigatou atas … ^^

Arana YazuChi: Benarkah? T^T Huhu~ TTT^TTT Maap! m(_._)m Arigatou atas … ^^

Mendy.d'LovelyLucifer: Yep! =) Arigatou atas … ^^

Warning: AU, Alur bikin pala pusing! Sangat OOC dan penuh dengan keGajean yang meraja lela! XD. YAOI!! Jiwa Zuki yang satu ini memang tidak bisa di tinggalkan. Gak suka? Tinggalkan halaman ini.

Penjelasan: Setting/latar berada di desa^^

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Fandom:

oOo Naruto oOo

Disclaimer:

oOo Masashi Kishimoto oOo

Title:

oOo Kristal Hati oOo

Author:

oOo Kiroikiru no Mikazuki Chizuka oOo

Genre:

oOo Romance/Supernatural oOo

Rating:

oOo T oOo

Pairing:

oOo Uchiha Sasuke dan and Namikaze Naruto oOo

oOo Sabaku no Gaara and Uzumaki Naruto oOo

Summary:

::: "Dia 'kan pacarnya Naru-nee-chan!!" seru Naruto nyengir.

Semburan jus tomat yang hampir ditelan Sasuke pun sukses berpindah ke lantai secara paksa.:::

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

"GYAA~!! SETAN MESUM SIALAN!!!" seru Naruto mendorong tubuh Sasuke keras.

Sasuke yang setengah sadar hanya memandang hampa ke arah Naruto dengan tatapan kosong. Jemarinya menyusuri lekuk bibir dirinya sendiri. Masih terlalu syok mungkin bagi Uchiha cilik seperti dirinya, sudah hampir saja melakukan adegan dewasa. Untung saja 'kecelakaan lalu lintas' tidak terjadi di atas ranjang. Kalau sampai terjadi, matilah mereka berdua. Nafas Naruto tidak teratur saat mengingat kejadian yang barusan telah menimpanya. Kalau dipikir-pikir. Bukannya ciuman ini adalah ciuman yang pertama kali untuk Naruto?

Tanpa memperdulikan kejadian yang baru saja menimpanya, Sasuke berjalan mendekati Naruto yang segera merangkak menjauhinya. Tetapi entah memang sial atau apa, pergelangan kaki kanan Naruto tertangkap dengan mudah oleh tangan kanan Sasuke. Sukses membuat Naruto membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Sasuke, yang kini juga diperparah dengan dirinya yang ditindih oleh tubuh Sasuke.

"Ayo Dobe kita lanjutkan 'kecelakaan lalu lintas' yang lebih intim lagi," bisik Sasuke menggoda, membuat Naruto merinding oleh karenanya.

Melihat sebentar lagi Sasuke akan melancarkan aksinya, refleks Naruto mengambil bantal yang ada di sampingnya dan segera memukulkan batal tersebut tepat mengenai wajah Sasuke. Sasuke langsung mengaduh kesakitan menerima tabokkan mantap dari Naruto.

"Mengapa pakai menabokku segala, hah?!" bentak Sasuke menyingkirkan bantal yang sempat bersarang di wajahnya.

"Lain kali pasti akan lebih dari itu!" seru Naruto menjulurkan lidah.

Sasuke menyeringai licik, "Yang 'lebih dari itu' apanya, Dobe-chan? Apakah 'kecelakaan lalu lintas' kita akan membuahkan hasil?" goda Sasuke sukses membuat Naruto gondok seketika.

Dengan kesal, Naruto mengambil bantal yang satunya dan melemparnya lagi-lagi tepat mengenai wajah Sasuke.

"Makan 'tu bantal!" bentak Naruto mengerucutkan bibirnya seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Huh!" dengus Sasuke lagi-lagi menyingkirkan bantal laknat tersebut dari wajahnya.

Dengan kesal, ia pun merangkak ke atas ranjang dan menidurkan diri di atasnya. Tanpa memperdulikan Naruto yang terbaring di samping kanannya. Malam memang sudah sangat larut, namun Sasuke tidak bisa menutup kedua mata barang sedetik pun. Entah karena apa, yang pasti sesuatu yang sekarang mengisi otaknya sangat amat mengganggu pikirannya. Sasuke menahan nafas saat dirasakannya tangan Naruto melingkar tanpa halangan di dadanya.

"Naru-nee-chan…" ujar Naruto mengigau memanggil-manggil nama kakak perempuannya.

Baiklah, seorang Uchiha sekalipun jika mendapat godaan dari malaikat manis seperti Naruto akan lebih memiilih nafsu dari pada akal sehat, hal itu dibuktikan dengan dirinya yang sekarang telah memeluk tubuh Naruto erat. Saling membagi kehangatan satu dengan lainnya di balik selimut tebal yang menyelimuti tubuh mereka. Pada akhirnya Sasuke dapat memejamkan mata, menikmati buaian indah yang menawarkan kenikmatan singkat dalam hal kecil yang mewarnai tidur singkat ini.

*.#.#.#.*

oOo KRISTAL HATI oOo

Chap. 3 (Naru atau Naruto?)

Pagi yang cerah, diselimuti embun bening yang segera menghilang ditelan cahaya mentari. Sasuke mengerjapkan kedua mata berulang kali saat mendapati seberkas cahaya menembus rentina matanya, dari situ ia telah terbangun dengan sempurna. Awalnya Sasuke agak terkejut mendapati seseorang berada dipelukannya, tetapi ia segera mengganti rasa keterkejutan itu dengan senyum tipis ketika teringat sesuatu, sesuatu yang mengingatkan bagaimana rentetan kejadian dimana ia tertidur nyenyak dengan malaikat kecil satu ini.

Malam minggu tadi, ia sempat menggelengkan kepalanya cepat, saat lagi-lagi ia teringat telah mengantarkan sesosok gadis cilik yang kehadirannya sempat membuatnya penasaran. Siapa yang bisa menduga takdir kalau melakukan kegiatan 'pengantaran' malah mendapat 'antaran' pulang lebih menarik? Yah, setidaknya keberuntungan terbaik, yang pastinya Sasuke menerima hal tersebut dengan kedua tangan yang terbuka lebar. Memang siapa yang bisa menolak mentah-mentah mau pun matang-matang menerima anugerah Tuhan paling indah itu? Baiklah, pendetailan yang terlalu hiperbolis.

Sasuke berusaha sepelan mungkin dan ekstra hati-hati melepaskan pelukkannya kepada Naruto. Dan untung bagi dirinya, sosok yang bersangkutan tidak terusik sama sekali. Ia segera berjalan ke arah jendela kaca yang tertutup dan membuka jendela tersebut lebar. Menampilkan pemandangan elok nan menawan yang dapat membuat pikiran menjadi tenang. Dihirupnya aroma suasana pagi hari yang begitu memanja. Memejamkan kedua mata, Sasuke mencuri lirik ke arah Naruto yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Sempat membuat bulir keringat menggantung santai di belakang kepalanya ketika mendapati selimut yang menyelimuti Naruto telah beralih menyelimuti lantai keramik.

Menghela nafas panjang, Sasuke berjalan mendekati si selimut malang dan melipatnya dengan rapi. Lalu segera meletakkan selimut tersebut di samping ranjang di atas meja. Ia menatap tajam ke arah Naruto yang masih tertidur dengan pulas. Tiba-tiba saja sebuah ide jahil meluncur mulus di otaknya, Sasuke pun langsung mengambil pensil yang tidak jauh darinya. Setelah itu, ia menyentuh-nyentuhkan ujung pensil tersebut ke kepala Naruto, membuat tekanan kecil saat ujung pensil itu berpapasan dengan kepala Naruto.

Naruto mengerang pendek dan mengubah posisi tidurnya menjadi berhadapan dengan dimana Sasuke berada. Sasuke menahan nafas secara paksa melihat baju Naruto yang menutupi sekitar perut dan pinggangnya tersibak ke atas, mempertontonkan adegan yang menggugah nafsu bihari. Merasakan sesuatu, kedua mata Naruto perlahan mulai terbuka. Pada awalnya pandangan Naruto sedikit memburam mengingat dirinya baru saja terbangun, tetapi lama kelamaan pandangan Naruto semakin jelas.

"GYAAA!!!" seru Naruto lantang mendapati bibir Sasuke mengecup pipinya lembut.

Bukannya tidak menikmati, Naruto hanya belum siap mendapat serangan tiba-tiba dari orang yang baru saja ia kenal tadi malam, terlebih lagi mereka sesama jenis!

BRAKK!!

"Ada apa Otouto pagi-pagi sudah beri-" Kedua mata Itachi alias kakak Sasuke membulat sempurna. Bagaimana tidak? Dengan mata telanjang tanpa alat bantu apa pun, ia melihat adiknya mencium pipi 'boneka' yang dibawa Sasuke tadi malam. Oh, dan sepertinya kali ini Itachi bisa melihat dengan jelas bahwa yang sedang dicium adiknya itu bukan boneka, melainkan sesosok bocah pirang manis yang sepertinya… ia kenal?

"Na-Naru-kun?" kata Itachi terbata-bata.

Panggilan Itachi berhasil membuat perhatian Sasuke dan Naruto teralih seluruhnya pada dirinya. Mereka pun melempar pandang ke arah pintu yang entah sejak kapan sudah dibuka dan dihinggapi seseorang.

"Chi-chan~!!" teriak Naruto senang seraya melarikan diri dari jerat Sasuke dan beralih memeluk Itachi erat.

"Heh??!" ucap Sasuke cengok mendapati Naruto berperilaku manja terhadap Aniki-nya, dan yang lebih penting lagi. Apakah alat pendengarannya sedang ada gangguan? Tadi ia benar-benar mendengar Naruto memanggil nama sang kakak dengan sebutan… Chi-chan?

"Naru-kun, bagaimana bisa kau berada di kamar ini?" tanya Itachi langsung menggendong Naruto yang masih memeluknya erat.

"Gara-gara monster mesum itu!" bentak Naruto menunjuk Sasuke yang membeku di tempat.

'Mo-monster mesum?!' batin Sasuke kesal mendapat julukan baru yang sangat amat menyinggung hati.

"Err… monster mesum? Na-Naru-kun, tapi dia itu adik Chi-chan…" jelas Itachi membuat Naruto menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Hah!? Chi-chan bercanda 'kan?! Kenapa sifat kalian berbeda sekali?? Chi-chan 'kan tidak seperti si monster mesum itu!" bentak Naruto sukses mengharuskan Sasuke bergetar hebat karena marah.

'Grr!! Awas kau, Dobe! Seenaknya saja memanggilku 'monster mesum'!' geram Sasuke dalam hati.

"Y-ya sudah. Monster mesum segera mandi ya… nanti kami tunggu di ruang makan. Ayo Naru-kun ikut ke kamar Chi-chan," ajak Itachi langsung menculik Naruto pergi dan menutup pintu kamar Sasuke keras.

"DASAR ANIKI BRENGSEK!!" teriak Sasuke marah seraya melemparkan bantal-guling ke arah pintu yang sudah tertutup.

***

"Okaa-chan kapan mau main ke rumah Naru lagi?" tanya Naruto kepada sesosok wanita dewasa yang mempunyai cirri-ciri yang sangat mirip dengan Itachi dan Sasuke.

Wanita bernama lengkap Uchiha Mikoto itu hanya tersenyum ramah kepada Naruto, "Kapan ya? Mungkin sebentar lagi. Ah iya, bagaimana kabar Kushina-chan??" tanya Mikoto sekaligus menjawab pertanyaan naruto yang pertama.

"Haha(1) baik-baik saja, begitu pula dengan Chichi(2), Dei-nii dan Naru-nee-chan," balas Naruto senang.

"Ah… sudah lama aku tidak bertemu dengan Dei-chan," desah Itachi membuat Naruto tekikik geli.

"Rindu tidak bisa ditahan terlalu lama lho… Dei-nii sekarang lebih cantik sih…" ujar Naruto jahil sukses membuat Itachi memandang dengan tatapan berbinar-binar ke arah Naruto.

"Benarkah?" tanya Itachi.

"Yap!" jawab Naruto mantap.

'Dasar norak!' batin Sasuke sengit melirik sinis ke arah kakaknya yang sedang tersenyum tidak jelas.

Sasuke hanya bisa mempasrahkan diri menerima dirinya tidak dianggap sama sekali, bahkan keluarganya pun lebih memperdulikan bocah pirang yang menurutnya manis sekaligus berisik tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri, Sasuke sangat menikmati kebersamaan yang telah tersuguhkan di hadapannya seperti saat ini. Ternyata memang sangat beruntung bagi Sasuke, membawa oleh-oleh berupa Naruto yang bisa menghangat suasana minggu di pagi hari. Tetapi ada sesuatu yang mengganggu dirinya. Bagaimana Naruto bisa seakrab ini dengan seluruh anggota keluarganya? Bahkan sang Ayah yang biasanya tidak pernah tersenyum, sekarang setelah kehadiran Naruto malah sering sekali tersenyum. Apakah pengaruh bocah pirang ini terlalu manis ya?

"Okaa-chan! Dia ini beneran adiknya Chi-chan ya?" tanya Naruto menunjuk Sasuke yang sedang meminum jus tomatnya dengan damai.

"Yah… Kenapa bertanya seperti itu Naru-kun?" kata Mikoto.

"Dia 'kan pacarnya Naru-nee-chan!!" seru Naruto nyengir.

Semburan jus tomat yang hampir ditelan Sasuke pun sukses berpindah ke lantai secara paksa. Dengan kesal ia melemparkan death glare a la Uchiha khas miliknya sendiri. Bukannya takut, Naruto malah tertawa terbahak-bahak diikuti Itachi yang syok mendapati adik semata wayangnya telah tumbuh dewasa. Fugaku menyumbangkan senyum maklum sedangkan Mikoto mengambil tindakkan langsung mengambil kain pel dan takdir berkata ia harus mengepel lantai seraya membersihkan hasil muntahan si Uchiha bungsu.

"Sasuke… apa kau sakit?" tanya Mikoto meletakkan telapak tangannya di kening Sasuke setelah membereskan kekacauan yang ada.

"Grr!! DASAR SETAN CILIK MENYEBALKAN!! ENYAH SANA MAKLUK TAK BERGUNA!!" teriak Sasuke geram sekaligus amarah yang meluap-luap.

Itachi yang hendak mencomot kue di meja makan langsung menatap Sasuke sinis sambil mengurungkan niatnya untuk mengambil kue. Begitu pula halnya terjadi pada Fugaku sang ayah yang tidak menyangka perkataan menusuk tersebut keluar begitu mudahnya dari mulut darah dagingnya yang paling akhir. Mikoto hanya menunduk karena ia sudah yakin setelah ini akan terjadi sesuatu. Sasuke langsung panik tak karuan merasakan aura yang belum pernah ia dapati itu. Terlebih lagi saat arah matanya tertuju pada Naruto yang menundukkan kepala.

"Me-mengapa?" tanya Sasuke terbata-bata.

"Kau benar Teme… aku memang makluk tidak berguna. Maaf jika merepotkan kalian, saya permisi," lirih Naruto langsung berjalan mengambil kunci motornya sebelum berlari kencang dan pergi meninggalkan kediaman Uchiha dengan motor yang ia tumpangi.

"Kau keterlaluan Sasuke, perkataanmu tadi benar-benar menyakitkan," kata Fugaku pergi meninggalkan ruang makan.

"A-aku akan menelpon Kushina untuk memastikan keadaan Naruto. Itachi, kau bereskan meja makan ya…" ujar Mikoto juga pergi menuju ke ruang tengah dimana si telpon berada.

"A-Aniki… sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Sasuke memandang penuh harap ke arah Itachi.

Itachi menghela nafas panjang seraya membereskan meja makan, "Sebaiknya kau pergi ke kamarmu dulu, nanti aku akan menyusul," kata Itachi membawa sisa perlengkapan makan menuju dapur.

Sasuke hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya. Masih memikirkan kejadian yang baru saja ia alami.

***

"Seperti yang kau tahu, Naru dan Naruto itu anak kembar. Dulu waktu masih bayi, mereka berdua terpisah karena Minato-san dan Kushina-san bercerai. Naruto terpaksa ikut Minato-san sedangkan Naru ikut Kushina-san. Di samping itu Deidara yang tidak bisa memilih akan mengikuti siapa, dia memutuskan untuk ikut kakek dan neneknya di desa. Di saat Naruto dan Naru berumur sekitar 6 tahun, Minato-san serta Kushina-san merasa ada yang salah dengan anak kembar mereka. Maka dari itu mereka mempertemukan keduanya. Setelah mereka bertemu…" Itachi memotong perkataannya seraya menatap pedih ke arah Sasuke yang penasaran dengan kelanjutan ceritanya, "Naruto mau pun Naru pingsan seketika."

"Ha-hah?! Bagaimana bisa?" ucap Sasuke kaget.

"Keduanya dibawa ke rumah sakit. Menurut keterangan Dokter, mereka berdua terlalu syok hingga kestabilan jiwa mereka goyah, dan akhirnya setelah menjalani beberapa tes…" Itachi menarik nafas, "ternyata dibalik itu semua, Naru dan Naruto masing-masing hanya mempunyai satu ginjal, dan entah keajaiban semata atau tidak, ginjal mereka saling terhubung."

"Memang apa hubungannya dengan kejadian tadi pagi?" tanya Sasuke lebih penasaran.

"Dengarkan sampai selesai dulu baru ajukan pertanyaan!" bentak Itachi menggeplak kepala Sasuke gemas.

"Iya-iya!"

"Setelah kejadian yang mengejutkan itu, Minato-san dan Kushina-san memutuskan untuk kembali membina sebuah keluarga yang baru, dengan Deidara dan kedua anak kembar mereka. Itu juga salah satu penyebab mengapa nama Klan Naru dan Naruto berbeda," jelas Itachi.

"Aniki! Penjelasanmu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!" seru Sasuke kesal mendengar ocehan Itachi yang bercerita entah apa.

"Perkataanmu yang menyebutkan 'Makluk Tidak Berguna' kepada Naruto itu membuat hatinya sakit!!! Sebab satu ginjal yang ada di dalam tubuhnya tidak berfungsi secara normal!!! Itulah alasannya mengapa Naruto merasa dirinya tidak berguna! Karena hidupnya tergantung pada ginjal Naru yang masih berfungsi secara normal! Dia berpikir hanya menyusahkan kembarannya saja!!! Karena Naru menahan beban rasa sakit yang ada pada diri Naruto!!" seru Itachi frustasi lagi-lagi perkataannya dipotong sang adik.

"Ga-gagal ginjal? Tapi kenapa aku melihat Naru mau pun Naruto baik-baik saja?? Dan sejak kapan keluarga kita mengenal keluarga Naruto?? Dimana juga Aniki mendapatkan informasi itu??" Rentetan pertanyaan meluncur mulus melalui bibir Sasuke, membuat Itachi bingung ingin menjawab yang mana terlebih dahulu.

"Itu dari sudut pandangmu sendiri 'kan, Otouto?? Kau belum mengenal secara terperinci antara Naru mau pun Naruto, jika saatnya tiba pasti kau juga akan tahu sendiri."

Sasuke terdiam.

"Sebenarnya sebelum kau keluar dari perut Ibu, keluarga kita sudah mengenal keluarga Naruto. Masih ingat waktu kami mengajakmu ke desa selatan dan kau menolaknya dengan alasan ingin belajar? Saat itu kami ingin mengajakmu ke kediaman Namikaze, kaunya saja yang bodoh," kata Itachi menjitak kepala Sasuke.

"Hei! Mana kutahu kalau kalian akan mengajakku ke sana!" bentak Sasuke menabokkan bantal ke wajah Itachi.

"Yah! Sudah kubilang karena kau terlalu bodoh!" seru Itachi memukul kepala Sasuke dengan bantal tadi.

"Ah… kepalaku pusing," ujar Sasuke memegangi kepalanya yang menjadi sasaran empuk serangan Itachi.

"Uh! Baka Otouto!" bentak Itachi meremas celana yang ia pakai.

BRRAAKK!!

"Naruto belum pulang ke rumah!!! Itachi! Sasuke! Bantu Ibu dan Ayah mencari Naruto!" seru Mikoto yang tiba-tiba menggebrak pintu dan segera berlari meninggalkan Itachi yang panik serta Sasuke yang cengok.

"Ayo Baka Otouto!!!" ajak Itachi menyeret Sasuke.

"Hei!!!" seru Sasuke kesal diseret-seret seenaknya.

***

Siang hari yang sudah tua, sedari tadi Gaara hanya bisa menghela nafas berulang kali karena tak satu ikan pun di sungai yang memakan umpannya. Memang hobinya memancing di sungai Suna, yang ada di desa Nozuki itu sendiri. Gaara menarik pancingnya berusaha agar umpan yang di sungai dapat keluar, hendak mengakhiri acara pancing-memancing hari ini. Tetapi saat umpan milik Gaara sudah hampir keluar, tiba-tiba ada seekor ikan yang besar memakan umpannya, membuat Gaara melebarkan kedua mata serta menarik pancingnya dengan hati-hati namun tegas, berusaha agar ikan tersebut tidak lepas dari umpannnya.

"Ayo, Nii! Jangan sampai ikannya lepas! Tarik lagi, Nii!" teriak seseorang.

Gaara yang merasa mendapat dorongan langsung bersemangat dalam menarik pancingnya. Semakin ia berusaha, akhirnya ikan yang memakan umpannya berhasil ia dapat. Setelah melemparkannya ke tanah, Gaara segera melepas ikan tersebut dari pengail pancing dan mengamati ikan yang ia dapat. Ternyata ikan tersebut adalah ikan Nila, panjangnya sekitar 25 cm dengan lebar setengahnya.

"Yey! Nii memang hebat!" seru seseorang lagi dengan langkah yang mendekat pada Gaara, "Ikannya mau diapakan, Nii?" tanya seseorang itu mendudukan diri di samping kiri Gaara.

"Ikannya mau aku bakar sa-" Kedua mata Gaara melebar sempurna saat dirinya tertoleh ke kiri dan mendapati sesosok bocah pirang mungil yang memertotonkan cengiran lebar kepadanya. Dan seperti satu nama langsung melintas di otak Gaara.

"Na-Naruto?" ucap Gaara agak terrbata-bata.

Orang yang dipanggil Naruto nampak menautkan kedua alis, "Yap! Dari mana Nii tahu namaku?" tanya Naruto

"Hah?! Bukannya… Ah, rambutmu… kau potong?" tanya Gaara balik sama sekali tidak menjawab pertanyaan Naruto.

"He? Dipotong? Rambutku 'kan memang seperti ini, Nii. Aku tidak mau kalau dipangkas sampai botak!" seru Naruto nyengir.

Butuh beberapa lama Gaara memproses kejadian ini. Tentu saja ia bingung. Bukannya sosok yang ada di hadapannya itu adalah gadis baru yang ada di tempat Kursusnya dalam menuntut ilmu? Lalu, mengapa sosok ini datang di hadapannya dengan penampilan yang agak sedikit berbeda namun terlihat sama? Ah, pasti ada yang salah dengan jaringan otaknya.

"Siapa namamu?" tanya Gaara lagi.

"Naruto, Nii! Namikaze Naruto!" seru Naruto mengerucutkan bibirnya.

'Namikaze?' batin Gaara bingung, "Bukannya nama Klan-mu Uzumaki ya?" ujar Gaara mulai mengingat.

Naruto kembali mengerucutkan bibirnya, "Itu nama Klan Naru-nee-chan, Nii! Aku kembarannya yang merangkap sebagai adik!" seru Naruto kesal melipat kedua tangan di depan dada.

Sekarang Gaara sudah tahu jawabannya. Maka dari itu ia hanya tersenyum kecil melihat polah Naruto yang menurutnya sangat lucu, "Oh… jadi kau ini kembarannya ya?" tanya Gaara yang mendapat anggukan cepat dari Naruto, "lalu, bagaimana kau bisa sampai di sini?" lanjut Gaara berkata.

Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal tanda salah tingkah," Err… se-sebenarrnya, a-aku tidak tahu jalan pulang," kata Naruto dengan kepala yang tertunduk.

"Kau tersesat?"

Naruto mengangguk, "Omong-omong, ini Desa apa ya, Nii?" kata Naruto melempar batu kecil ke sungai Suna.

Gaara memungut ikan yang sempat terlupakan, "Desa Nozuki, kau dari Desa Tenshiki 'kan? Bagaimana ceritanya kau bisa sampai tersesat di sini?" tanya Gaara penasaran.

"Ceritanya panjang, Nii. Yang pasti tadinya aku dari Desa Genseki," kata Naruto membuat Gaara mengerutkan kening.

"Genseki? Bertemu siapa?"

"Teme brengsek yang ternyata anak bungsu dari Uchiha," jelas Naruto.

'Anak bungsu Uchiha? Sasuke 'kah?' batin Gaara bertanya, "Sampai sini naik kendaraan apa?" kata Gaara.

"Err… ehehehe," cekikik Naruto nyengir lebar.

Gaara menepuk jidatnya pelan, "Hah… bilang saja jalan kaki apa susahnya sih?" kata Gaara langsung menepuk kepala pirang Naruto.

"O ya, nama Nii siapa?" ucap Naruto.

"Gaara, Sabaku no Gaara. Mulai sekarang cukup memanggilku dengan sebutan Gaara," jawab Gaara menjulurkan tangan kanannya pada Naruto.

"Namikaze Naruto! Salam kenal, Gaara!" seru Naruto riang menyambut uluran tangan Gaara hangat, "mulai sekarang kita adalah teman!" kata Naruto mendeklarasikan pertemanannya dengan Gaara.

"Kalau begitu, ayo kita bakar ikan ini di rumahku!" seru Gaara gembira seraya berdiri dari duduknnya, diikuti Naruto yang berteriak kegirangan tanda bahwa ia setuju dengan hal yang diusulkan Gaara.

Sore hari berlatarkan senja menawan, Gaara dan Naruto berpesta kecil dalam merayakan pertemanan mereka. Mengabaikan Naruto yang tidak sadar betapa paniknya orang-orang yang mencari keberadaan dirinya, serta hati sang bungsu Uchiha yang merasa panik sekaligus bersalah.

_

_

_

_

_

Tu Bi Kontinyuu…

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Penjelasan: ^^

o).(1). Haha: Sebutan untuk Ibu dalam bahasa Jepang. Setahu Zuki, Okaa-chan itu artinya juga Ibu, tetapi artinya sudah meluas. Sedagkan Haha khusus untuk sebutan Ibu kandung. (maaf kalau salah. m(_._)m) XD

o).(2). Chichi: Sebutan untuk Ayahdalam bahasa Jepang. Setahu Zuki, Otou-san itu artinya juga Ayah, tetapi artinya sudah meluas. Sedangkan Chihi khusus untuk sebutan Ayah kandung. (msaaf kalau salah. T^T)

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

Akhirnya SELESE~!!! XD XD XD *tepar*

ngBut neh buatnya cz Leppie mao dipake' Nyokap. ==''a

Maaf kalau banyak kesalahan dan mengecewakan. Zuki gax sempet ngbaca ulang. m(_._)m

...

Fic Zuki memang tidak pernah bisa terlepas dari kesalahan berupa typo dan teman-temannya. Zuki mohon maap jika masih ada kesalahan di fic Zuki.

Akhir kata… Zuki tunggu Review/Flamenya^^

With D'Heart

Kuroikiru no Mikazuki Chizuka.