Warning: AU-AR, S.N Fic, Semi OOC, Yaoi, BL.

If you dislike this, please don't read, okay?


Fandom:

oOo Naruto oOo

Disclaimer:

oOo Masashi Kishimoto oOo

Title:

oOo Yuuka no Sagasu oOo

Author:

oOo Kiroikiru no Mikazuki Chizuka oOo

Genre:

oOo Romance/Friendship oOo

Rating:

oOo T oOo

Pairing:

oOo Uchiha Sasuke and Uzumaki Naruto oOo

Summary:

::: "Karena kalian adalah reingkarnasi Hoshiki dan Hoshika penjaga Fukuroo-sama." :::


"Benua Lemuria? Benua yang hilang itu? Apa hubungannya?" tanya Naruto memutar otak.

Tsunade menghela napas.

"Menurut Mitologi suku Maori dan Samoa juga informasi dari para arkeolog serta ilmuan jaman Shinrigaku, Ketujuh Kristal Keabadian adalah bagian terpenting dari Kristal "Old Soul" yang dulu menghuni kuil-kuil spiritual para Lemurian. Sejarah berkata bila Kristal tersebut selalu dijaga dua puluh empat jam nonstop oleh roh-roh yang terkurung di dalamnya. Nah, kalian tahu sendiri kan jika Ketujuh Kristal Keabadian didapat Gakujin* dari balik monumen batu misterius yang ditemukan di bawah perairan Yonaguni, Jepang? Yah, perairan yang berada timur Konoha saat ini."

'Aku tetap tidak mengerti maksud Baa-chan," ceplos Naruto yang mendapat jitakan kasar dari sang Kepala Sekolah.

"Makanya dengarkan sampai selesai!"

"Hai'!"

Yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Naruto.

"Dulu sebelum Desa Shinrigaku berubah menjadi Kota Konoha, pernah beredar isu jika roh-roh yang dianggap Gakujin jahat itu sebenarnya tidak seperti apa yang para Gakujin pikirkan. Roh-roh jahat yang mereka perangi ini hanya menjalankan kodratnya sebagai penjaga Kristal yang telah berpencar ke seluruh Bumi, tapi Gakujin-Gakujin bersikeras kalau roh jahat itu ingin mengambil alih kekuatan dari Ketujuh Kristal Keabadian yang sudah melekat pada Desa Shinrigaku. Setelah aku dan Jiraiya mendiskusikannya secara serius melalui kenyataan yang ada, kami menyimpulkan bila isu itu bukan sekadar isu belaka. Mereka para roh hanya ingin mengumpulkan Kristal-Kristal yang tersebar ini dan mengembalikannya ke kuil spiritual utama Lemuria, yaitu Kuil Pleiades. Tetapi kesimpulan kami berada di ujung tanduk sebab roh-roh tersebut ternyata dikendalikan oleh sesuatu yang belum kami ketahui apa itu."

"Tunggu dulu," kata Sasuke menyela, "aku teringat ringkasan Legenda Shinrigaku yang diberikan Shikamaru padaku. Bukannya Ketujuh Kristal Keabadian tersebar di Negeri Kegelapan? Lalu Ketujuh Kristal Keabadian yang ada di sekolahan kita itu apa?" bentaknya merasa bodoh karena baru menyadari hal sepenting ini.

Pria paruh baya berambut putih di samping Tsunade yang tidak lain tidak bukan ialah Jiraiya menatap Sasuke.

"Duplikat yang palsu."

Mereka semua yang berada di sana membelalakkan mata serempak.

"T-tidak mungkin!" sangkal Deidara, "Terus bagaimana bisa kita tetap dapat menggunakan Kelebihan masing-masing tanpa Ketujuh Kristal Keabadian itu!"

"Karena kalian adalah reingkarnasi Hoshiki dan Hoshika penjaga Fukuroo-sama."


~oOo~ YUUKA NO SAGASU~oOo~

Chap. 7 (Hoshiki dan Hoshika)

Copyright © Mikazuki Chizuka


"Eh? T-tapi! Bukannya Tsunade-sama dan Jiraiya-sama juga mempunyai Kelebihan! Dan yang lain juga kan?" ucap Sakura yang mendapat anggukkan setuju dari yang lain.

Tsunade tersenyum.

'Itu rahasia, seiring berjalannya waktu kalian pasti tahu."

Mereka semua mengangguk paham.

"Oi! Nenek tua! Langsung ke inti saja! Kau membuatku pusing!" bentak Kyuubi lancang.

BLETAK!

Suara Deidara dan Naruto yang menjitak saudara mereka.

Tsunade menghela napas.

"Para Hoshiki dan Hoshika, sudah saatnya kalian kembali bertugas! Kami sebagai penghubung, akan mengirim kalian ke Desa Mu'a*, di benua Lemuria untuk mencari Fukuroo-sama masa kini. Fukuroo-sama-lah yang akan membantu kalian menemukan Ketujuh Kristal Keabadian, dan beliau pula yang akan mengembalikan-nya ke kuil Pleiades untuk membebaskan roh-roh suci yang dianggap jahat itu dari sesuatu yang mengekangnya."

"Apa? Untuk apa dikembalikan? Bukankah jika dikembalikan kita akan kehilangan Kelebihan kita?" bentak Ino tidak setuju.

"Hm. Itu sudah resiko. Kalian Hoshiki dan Hoshika selanjutnya memang ditakdirkan untuk mengembalikannya, demi menembus kesalahan para leluhur Gakujin terdahulu," jawab Jiraiya.

Kyuubi serentak mengepalkan tangannya pada Tsunade, "Jadi kau mengganggu liburanku hanya untuk ini, Tua Bangka! Ap-mphhh!"

Kyuubi meng-hard glare Deidara yang seenak jidat membekap mulutnya, sedangkan Deidara hanya nyengir sarkastik pada Tsunade yang sudah memperlihatkan kedutan di keningnya.

"Dan sekarang," kata Tsunade seusai menahan diri agar tidak memutilasi Kyuubi, "akan kuberitahu pasangan Hoshiki-Hoshika kalian. Memang sih, mungkin ada yang sudah tahu."

Semua menelan ludah melihat sang Kepala Sekolah menyeringai licik.

"Inuzuka Kiba-Nara Shikamaru, Yamanaka Ino-Haruno Sakura, Sabaku no Temari-Ten Ten, Akasuna no Sasori-Namikaze Deidara, Hyuuga Neji-Sabaku no Gaara, Namikaze Naruto-Uchiha Sasuke, Uchiha Itachi-Namikaze-Kyuu…"

"Hah? Kenapa si Dobe jadi Hoshiki-ku?" seru Sasuke syok.

"Untuk apa si Keriput ini jadi Hoshiki-ku juga!" seru Kyuubi menunjuk Itachi 'sopan'.

Sasuke dan Kyuubi saling berpandangan, agaknya mereka sependapat.

"Ya, ya, aku juga setuju dengan Uchiha dan Namikaze-senpai. Bagaimana bisa aku menjadi Hoshika dari bocah Inuzuka yang berisik itu?" ucap Shikamaru masih dengan stlye malasnya.

Sukses mereka bertiga mendapat death glare khusus dari Namikaze bungsu, Uchiha sulung, dan bocah Inuzuka.

'Pertama, Inuzuka utusan asli dari Fukuroo-sama, otomatis sudah pasti dia seorang Hoshiki. Kedua, kau dan Uchiha memang setara kuatnya dengan kemampuan masing-masing, tapi walau sejenius apapun kau, kontrol emosimu masih kurang stabil, berbeda dengan Uchiha. Ketiga, Namikaze mempunyai Kelebihan Reiki milik Dewa Fusui. Seharusnya jika kau Hoshiki berarti Kelebihan Reiki akan jatuh padamu, tapi nyatanya Namikaze-lah yang mendapat Kelebihan itu," jelas Tsunade.

Beberapa orang di sana agaknya terkejut kemudian menatap Naruto, tak menyangka Kelebihan spesial itu jatuh padanya.

"Tapi kata Gaara jika aku dan Dobe punya benda penghubung, aku juga bisa menggunakan Kelebihan itu! Kata Kiba aku juga Hoshiki!" protes Sasuke melirik Gaara dan Kiba sinis.

"Bisa atau tidaknya menggunakan Reiki bukan berarti kau tetap Hoshiki, Uchiha, tetapi orang yang benar-benar asli memiliki Kelebihan itulah seorang Hoshiki."

Sasuke mendecih.

"Alasan," kata Kyuubi membuang muka, "Lagipula bagaimana caranya kita ke Desa Mu'a? Benua Lemuria 'kan sudah hilang dimakan lautan Pasifik."

Tsunade menyeringai licik.

"Karena itulah kau ada di sini, Kyuubi-chan. Pengendali Kelebihan Jigen Jikū* akan sangat berguna."

Kyuubi menepuk jidat sebab baru sadar bahwa dirinya dimanfaatkan oleh sang nenek.

"Maaf Tsunade-sama, menurut penuturan Inuzuka, hanya Fukuroo-sama-lah dan Inuzuka sendiri yang bisa menemukan siapa Hoshiki dan Hoshika. Lalu bagaimana anda bisa tahu?" tanya Itachi sopan.

Tsunade tersenyum.

"Klan Sabaku memang hebat. Menggunakan Kelebihan Kyūterepashi* milik Gaara untuk mengetahui kenyataan di pikiran dan hati Kiba yang tersembunyi. Memang Kiba tidak bisa menggunakan Kelebihan Ninsō-gaku-nya secara sempurna karena keberadaan Fukuroo-sama belum diketahui secara pasti, begitu pula dengan kalian. Walaupun sudah mempunyai Kelebihan, kalian tidak akan bisa sempurna menggunakannya."

Gaara merasa risih sejenak mendapati dirinya menjadi pusat perhatian.

"Biar kutebak, Desa Mu'a itu ada hubungannya dengan Negeri Kegelapan kan?" ucap Neji menatap Tsunade.

Tsunade lagi-lagi mengangguk.

"Bukan hanya ada hubungannya saja, tetapi Desa Mu'a bisa dikatakan Ibukota Negeri Kegelapan, di sana pula Fukuroo-sama terlahir kembali."

"Seperti dongeng untuk anak-anak saja," cibir Kyuubi manyun.

Lagi-lagi Tsunade menghela napas.

"Baiklah, saat libur semester kenaikan kelas sekaligus libur kelulusan sekolah, kalian akan kukirim ke Desa Mu'a. Rapat kali ini cukup sampai di sini," Tsunade memperlihatkan wajah serius, "masa depan Konoha berada di tangan kalian, Hoshiki dan Hoshika."


Naruto mendengus tak suka melihat Kyuubi membuntutinya dan Sasuke sampai di kamar asrama milik mereka berdua. Padahal Tsunade sudah memberitahu pada Aniki-nya tersengit bahwa Kyuubi sekamar dengan Itachi. Tapi bukannya mengekor pada Itachi, adik Deidara yang merupakan kakak dari Naruto ini dengan santainya mengajak ngobrol Sasuke walau hanya ditanggapi dengan "hn" darinya. Bukannya ia cemburu melihat mereka jadi akrab, tetapi karena Kyuubi seenak jidat menceritakan masa-masa Naruto sewaktu kecil.

Kadang Sasuke tidak bisa menahan senyum geli bahkan ledakkan tawanya mendengar hal menarik dari Kyuubi tentang adiknya namun sangat memalukan bagi Naruto sendiri. Ingin sekali Naruto membuang kakaknya itu ke jurang terdekat.

Beberapa lama setelah Naruto merasa seperti berada di Neraka, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Tanpa permisi Naruto langsung membuka pintu dan menutupnya dengan cara dibanting. Sayang sekali ia melewatkan sikap ramah-tamah Sasuke ketika berpamitan dengan Kyuubi, yang disambut anggukan dari pemuda oranye yang lebih tua darinya. Dengan rasa puas di hatinya, percaya diri Sasuke menghampiri Naruto yang telungkupan di ranjang. Ia menyeringai mrendapati sang uke terlihat kesal.

"Dobe-koi…" goda Sasuke mengguncang-guncangkan bahu Naruto gemas.

"Apa?" sewot Naruto melirik sinis pada Teme-nya.

"Kok ngambek sih?" ucap Sasuke out of character sembari menindih tubuh Naruto dan memeluk pinggangnya.

"Jangan. macam. macam. denganku. sekarang. Teme," ucap Naruto badmood.

"Ayolah, Dobe," pinta Sasuke manja mengecup pundak Naruto ringan.

Naruto meledak.

"BANYUUINRYOKU!" seru Naruto marah mengangkat tangannya ke atas hingga Sasuke melesat cepat menuju langit-langit kamar mereka, akan tetapi pemuda pirang menghela napas sebab tiba-tiba saja Sasuke menghilang sebelum terbentur atap, sempat pula ia melihat segel Tora terpahat di tangan seme-nya. "Cih, Shunshin."


Sasuke menghela napas setelah berhasil lolos dari kecelakaan kecil gara-gara perbuatan Uke-nya sendiri yang sedang badmood berat. Ia menjadikan hal ini sebagai pelajaran untuk berhati-hati ketika mood Naruto jelek, atau api berkobar-kobar akan menunggunya di Nereka. Setelah puas mengatur detak jantungnya dengan menutup mata juga senderan di pintu, ia perlahan mulai membuka matanya dan menatap lurus ke depan. Ia refleks membulatkan mata lebar-lebar melihat adegan live di depan matanya.

"Mhh… N-Neji!" desah orang yang Sasuke yakini Gaara tersebut sembari menengadahkan kepalanya saat Neji semakin menciumi lehernya lebih dalam.

Melihat dua tubuh polos yang sedang menikmati dunia mereka bersama, wajah pucat Sasuke sedikit merona merah, bahkan ia juga tak menyangka bisa men-Shunshin dirinya sendiri hingga nyasar ke tempat pasangan senpai dan kohai tersebut. Mungkin hal ini suatu kesialan dalam keberuntungan baginya. Untung karena mendapat tontonan gratis secara live, sial sebab gara-gara melihatnya, benda yang berada di selangkangan Sasuke menegang dengan sempurna, apalagi dalam keadaan tidak dapat dilampiaskan. Alasannya? Siapa lagi kalau bukan Naruto yang sedang badmood.

Sasuke hanya bisa mematung tanpa melakukan pergerakkan apapun. Sampai tak sengaja atau memang sengaja, Gaara melempar pandang ke arah pintu, sukseslah kedua mata berlingkar hitam miliknya terbelalak kaget mendapati Sasuke dengan tampang cengo nun bodohnya nangkring di sana. Refleks Gaara pun mendorong Neji sekuat yang ia bisa hingga pemuda berambut coklat panjang tersebut terjungkal ke belakang, sangat heran tiba-tiba Gaara langsung menutup tubuhnya dengan selembar selimut.

"Apa yang kau lakukan di situ, Uchiha?" tanya Gaara geram sembari mengirimkan death glare-nya pada pemuda ayam di ujung sana.

Neji yang awalnya bingung tingkat menengah ke atas, sekarang langsung mengerti maksud perlakuan uke-nya tersebut. Lantas, ia menoleh ke belakang dengan cepat, lebih terkejut dari Gaara saat mendapati juniornya berdiri di ambang pintu berbekalkan raut wajah yang tidak bisa dilukiskan.

"Ternyata bungsu Uchiha itu suka mengintip ya?" sindir Neji kesal.

Sasuke yang masih berada di fantasinya, langsung tersadar mendengar sindiran menusuk dari sang senior. Rasanya ia ingin membakar dua orang di hadapannya ini. Hey ayolah! Masih ingat kejadian ketika Sasuke memberi nafkah batin pada Naruto? Bukannya mereka berdua juga menganggunya? Sekarang, ia nyasar ke sini gara-gara Shunshin-nya, dikira tukang intip? Kalau boleh, ia tidak mau melihat adegan nista mereka lagi, pengecualian untuk video yang ia beli dari Kiba.

Dengan tidak terpaksa, Sasuke membalikan tubuh.

"Sorry. Salah Shunshin," kata Sasuke santai sambil berjalan keluar. Namun sebelum menutup pintu, ia sempat berkata lagi, "Jujur saja ya, lebih baik aku melihat Naruto telanjang seminggu daripada melihat kalian berbuat mesum."

Sekali lagi, Sasuke terpaksa menggunakan Shunshin saat sebuah bipet kecil melayang ke arahnya.


Dengan santainya Kyuubi ngeloyor masuk ke dalam kamar yang kini sudah resmi menjadi kamar asramanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sukses membuat Itachi yang sedang berganti baju menghela napas sedikit kesal melihatnya.

"Apa kau tidak pernah diajari tata karma ketuk pintu oleh orang tuamu?" dengus Itachi.

Kyuubi sendiri tak niat menjawab pertanyaan Itachi, malah sekarang dirinya bebaringan di sebuah ranjang, dan perlu diketahui bahwa ranjang tersebut milik Itachi, sedangkan milik Kyuubi ada di ujung sana. Tentu saja hal ini membuat Itachi tidak terima, maka dari itu ia berjalan menghampiri Kyuubi dan ranjangnya.

"Apa yang kau lakukan di situ dengan ranjangku?" tanya Itachi sinis.

Kyuubi menoleh, "Apa matamu buta untuk sekadar melihat keadaanku?"

"Itu ranjangku, ranjangmu yang ada di sebelah sana," kata Itachi datar.

"Ranjangmu?" tanya Kyuubi bernada sindir, "kau tak lihat jika ranjangmu ini sudah dipakai orang? Dan orang itu adalah aku. Berarti sekarang ranjang ini milikku, terserah kau setuju atau tidak," klaimnya egois sembari menyamankan posisi tidurannya.

Kyuubi yang masuk ke kamar mereka tanpa izin, Itachi bisa terima, tapi tidak jika menyangkut sesuatu yang sudah menjadi miliknya. Masih ingat jika Uchiha itu posesif?

"Aku nekat atau kau minggir?" ancam Itachi yang sudah duduk di ranjangnya yang diklaim pemuda oranye.

'Kita lihat senekat apa kau, Uchiha Itachi,' batin Kyuubi sambil sengaja tak menggubris omongan Itachi, akan tetapi malah memejamkan mata sebagai ritual kecil sebelum tidur, tentu saja membuat pemuda hitam menggeram marah.

"Baiklah jika itu maumu, Namikaze Kyuubi-san. Aku tidak tanggung jawab bila terjadi apa-apa."

Dan detik berikutnya, Kyuubi menggeliat panik tingkat tinggi ketika Itachi melakukan hal yang benar-benar nekat.

Apakah itu?

Apa Itachi yang berbaring di samping kiri Kyuubi dan memeluk pinggangnya dari belakang layaknya guling belum bisa dikatakan hal yang nekat?

"A-apa yang kau lakukan, keriput? Pergi kau dari sini!" bentak Kyuubi tergagap mendapati Itachi semakin memeluknya erat tanpa dosa.

Itachi menyeringai licik sembari berkata, "Hn? Mungkin kalimatmu yang terakhir lebih pantas kuralat menjadi 'pergi kau dari ranjangku' kan? Lagipula, bukannya kau sendiri yang mencalonkan diri menjadi gulingku? Aku tadi sudah menolaknya secara halus, tetapi kau memaksaku. Jadi yah, mau bagaimana lagi?"

Sekejam, seberingas, selicik apapun seorang Kyuubi, kelemahan terbesarnya adalah disentuh. Entah mengapa memang dari kecil ia tidak suka disentuh-sentuh oleh benda-benda dikenal maupun tak dikenalnya, kecuali sang mama alias Namikaze Kushina mungkin. Yang sekarang menjadi perdebatan seru di otak Kyuubi, Itachi memang tahu kelemahannya atau tidak sengaja mengetahui kelemahannya? Lagipula, pemuda Namikaze ini belum tahu Kelebihan yang dimiliki Itachi, Hoshiki-nya tersengit.

"Kenapa diam saja, hn? Senang ya bias dipeluk orang sepertiku?" goda Itachi mengejek.

"Lepaskan aku, keriput! Atau kau lebih memilih kulempar ke Buranku Sunpoo*, hah?" ancam Kyuubi berusaha melepaskan diri dari Itachi yang semakin berani dengan menindih tubuhnya juga kembali .

Itahi tersenyum licik, "Buranku Sunpoo, eh?" tanyanya meremehkan sambil mendekatkan wajanya pada Kyuubi, "kita lihat seberapa bisa dirimu menggunakan Kelebihanmu."

Deg!

"J-jauhkan wajahmu dari w-wajahku!"

"Ternyata bisa gugup juga ya?"

"Pergi kau, bangsat!" seru Kyuubi.

#

Sasuke yang tidak punya tujuan lain, akhirnya memutuskan untuk pergi menemui Kyuubi saja walau hanya sekadar ngobrol tentang asal-usul uke-nya tersayang. Siapa lagi kalau bukan Namikaze Naruto yang berhasil merenggut hatinya itu? Setelah ia yakin bahwa Shunshin-nya tidak salah alamat lagi, ia sudah bersiap melayangkan tangan untuk mengetuk pintu. Namun ternyata niat baiknya diganggu oleh sebuah seruan keras.

"Pergi kau, bangsat!"

Tentu saja membuat Sasuke mengernyitkan dahi mendengar suara Kyuubi seperti sedang dalam keadaan bahaya. Lantas dengan pemikiran siaga satu, ia mendobrak pintu tanpa sedikitpun berperikepintuan.

"Apa yang terjad-oh…"

Di waktu yang sama, Sasuke hanya bisa menyesali kelakuannya sekaligus syok mendapati pemandangan yang belum pernah ia lihat sepanjang hidupnya. Bagaimana tidak? Apakah Itachi yang menindih Kyuubi yang terkesan menantang itu, tidak membuatnya terkejut? Padahal ia sangat tahu bahwa kakaknya tersengit itu menyuk-ralat, mencintai Deidara yang merangkap sebagai kakak uke-nya. Dan perlu ditekankan di sini bila seorang Uchiha tidak akan semudah itu berpaling dari orang yang dicintainya, mungkin.

Tak mau ambil pusing, Sasuke mendengus kemudian menyilangkan tangan di depan dada.

"Cepat sekali tanganmu, Onii-kun."

Kyuubi hendak mengeluarkan makian pada Sasuke untuk segera menolongnya. Namun apa yang terjadi? Tak satu pun ucapan terlontar dari bibirnya, bahkan suaranya pun tak mau keluar, dan lebih parah lagi, tangannya malah mengalungkan diri di leher Itachi. Sumpah! Ini bukan kemauannya! Tangannya sendiri yang bergerak! Ingin rasanya Kyuubi berteriak mengapa hal tersebut harus menimpanya.

Menghiraukan keadaan Kyuubi, Itachi tersenyum sinis, "Mau mencoba, Sasuke?"

"Tidak. Terima kasih. Sepertinya belakangan ini Shunshin-ku sedikit eror, dan sekarang, silahkan lanjutkan kegiatan kalian," kata Sasuke melangkahkan kaki keluar dari kamar tersebut lalu menutup pintunya.

Perhatian Itachi teralih kembali pada Kyuubi. Ia menyeringai kecil saat kedua tangan Kyuubi yang terkalung di lehernya memeluknya lebih erat, sukses memperdekat jarak di antara mereka.

"Bukannya tadi kau menyuruhku minggir dari atas tubuhmu, ya? Lalu kenapa kau memelukku semesra ini? Apa Namikaze Kyuubi secepat itu berubah pikiran?" ujar Itachi menyeringai licik.

"T-temani aku tidur," kata Kyuubi yang entah mengapa seperti dipaksa menarik segaris senyum.

Semuanya gila. Rasanya Kyuubi ingin menampar mulutnya sendiri ketika tiga kata tersebut sebegitumudahnya keluar dari mulutnya. Tapi, sumpah untuk beberapa kali pun! Ia sama sekali tak berniat mengucapkannya. Seluruh tubuhnya seperti dikendalikan sesuatu yang entah apa ia tak tahu. Bisa dibilang ia kehilangan kendali tubuhnya.

"Apa aku tidak salah dengar?" Itachi pura-pura terkejut.

"Kumohon," ucap pemuda oranye merengek.

'APA-APAAN PERKATAANKU TADI?' teriak Kyuubi histeris dalam hati.

Itachi tersenyum licik.

"Bagaimana ya? Kalau kau sampai memohon seperti itu… baiklah, akan aku temani kau tidur."

'SAMPAI LEBARAN MUSANG PUN AKU TAK 'KAN MEMOHON PADAMU, BRENGSEK!' geram Kyuubi masih dalam hati.

Kalau bisa, Kyuubi ingin menahan napas saat Itachi membaringkan diri di sampingnya, otomatis mereka yang tadi sempat saling tindih pun beralih tempat hingga menjadi posisi Itachi menyamping kanan sedangkan dirinya menyamping kiri, masih saling berhadapan. Lagi-lagi kejanggalan terjadi, tangan Kyuubi bergerak dengan sendirinya melingkari dada Itachi merambat kepunggung, berhasillah seringai kemenangan terukir di wajah sang Uchiha.

"Ternyata kau agresif juga ya?" goda Itachi tersenyum licik melihat wajah Kyuubi memerah matang.

Dan sampai mereka telah tertidur pun, rupanya Kyuubi tidak menyadari bahwa ia terkena Tsukuyomi*, Kelebihan spesial milik Uchiha Itachi yang diturunkan oleh Dewa Kafu*.


Cukup sudah. Sasuke lebih memilih menggunakan Shunshin untuk kembali ke kamar asramanya dan berharap tidak lagi menerima Banyuuinryoku Naruto. Setelah memastikan bahwa pintu di hadapannya ini benar-benar kamar asramanya, tanpa mengindahkan tata karma ketuk pintu, ia langsung masuk ke dalam kamar.

Sejauh mata memandang kala menelusuri seluruh pelosok kamar, ia menghela napas lega mendapati Naruto tidur terlentang di lantai beralaskan karpet hitam, juga sebuah buku yang terbuka nampak bertengger manis di atas dadanya. Mengikuti kata hati, ia melangkahkan kaki menghampiri sang uke, diambilnya buku yang ada di sana dan menutupnya, kemudian menaruh buku di atas meja.

Sejenak dalam keadaan terduduk, ia tersenyum tipis memandangi wajah Naruto yang begitu tenang dan damai. Terbawa suasana, ia ikut membaringkan diri di samping kanan pemuda pirang berbekalkan kedua tangan yang menyilang di belakang kepala sebagai bantal. Lagi ia menolehkan wajah pada Naruto, dilihatnya dada sang uke naik-turun bertanda bahwa napasnya normal.

Sunyi membayang, pada akhirnya ia turut menutup kedua mata, seraya menikmati ketenangan yang indah ini, sekaligus berharap ia bisa tertidur menyusul Naruto yang sudah sedari tadi terbuai dalam dunia mimpi.

"Mhh…"

Sontak Sasuke membatalkan acara semula berganti ke acara selanjutnya, yaitu kembali membuka kedua mata hanya untuk menemukan sebuah tangan tan terjatuh di dadanya juga sebuah kaki tan yang berada di atas kaki kirinya. Ia mendengus geli memandang wajah Naruto yang menghadap dirinya. Jujur sama sekali ia tidak menyangka akan mendapatkan kepolosan dari pemuda pirang ini dalam jangka waktu yang terbilang cepat.

Bukannya bermaksud egois, namun entah mengapa Sasuke sudah yakin pada dirinya sendiri bahwa Naruto-lah yang sangat pantas mengisi seluruh hatinya, maka dari itu ia jadikan Naruto miliknya seutuhnya, agar tidak ada yang bisa menginkari bahwa Namikaze Naruto adalah milik Uchiha Sasuke, cukup membuktikan Sasuke memakai paham "pertama dan terutama".

Tidak tega melihat Naruto tiduran di karpet, perlahan Sasuke menyingkirkan satu tangan dan satu kaki tan itu dari tubuhnya, beralih berjongkok untuk menggendong Naruto secara bridal. Dengan ekstra hati-hati, ia membaringkan tubuh Naruto di ranjang, lalu ikut membaringkan diri di samping kanan pemuda pirang. Sambil merapat pada tubuh Naruto, ia mengangkat kepala Naruto dan meletakkannya di lengannya sendiri.

Memastikan Naruto sudah nyaman dengan posisi barunya, tangan kanan Sasuke merambat perlahan demi perlahan di perut Naruto hingga melingkari pinggang berotot tersebut, sedangkan jari-jari tangan kirinya menyisir halus rambut pirang kekasihnya.

"Yuuka no Sagasu," bisik Sasuke seraya mengecup kening Naruto penuh perasaan kemudian merengkuh tubuh Naruto dalam sebuah pelukan hangat.

Terdengarlah napas teratur tanda terlelap untuk kedua kali, mengiringi kelopak mata Naruto yang tadi sempat terbuka sedikit saat mendengar bisikan dari pemuda raven yang memeluknya, tak khayal senyum tipis kembali terukir sebelum melanjutkan acara yang sempat tertunda.


"Hai, pegang pasangan yang mana kalian?" tanya Ino melepas ikat rambutnya sambil melirik Sakura yang mendengarkan musik di ranjang, Temari yang nampak serius membaca buku tua yang ia dapat di sudut perpustakaan, dan Ten Ten yang sedang menirukan gaya yoga di TV.

Sakura melepas earphone di telinganya kemudian melirik Ino yang berkaca sembari menyisir rambut pirang panjangnya, "Apa? Pasangan?"

"Ayolah," kata Ino mulai menanggalkan baju yang ia kenakan hingga tersisa singlet saja, "kalian pasti tahu kan sebagai Fujoshi, teman laki-laki seperjuangan kita di petualangan Benua Lemuria besok sangat mencurigakan."

"Maksudmu?" tanya Ten Ten mulai tertarik dengan perbincangan itu.

Ino meletakkan sisir di atas meja rias, "Yaoi! Oh Tuhan! Apa kalian tidak curiga terhadap pasangan Hoshiki dan Hoshika kaum lelaki di ruang Kepala Sekolah tadi? Feeling-ku berkata mereka semua pasangan kekasih! Seharusnya kalian yang sebangsa denganku juga tahu hal itu kan? Jadi kalian ingin pegang pasangan yang man..."

"SasuNaru!" seru Sakura melonjak dari bebaringan jadi terduduk di atas ranjang.

"Aku juga ingin pegang SasuNaru, oi!" seru Ino.

"Hai, aku juga mau pegang SasuNaru tahu!" kata Ten Ten langsung menghentikan acara meniru yoga-nya.

Gadis pirang menghela napas, "Tidak seru kalau kita pegang SasuNaru semua kan? Ada pasangan lain yang membuat kalian tertarik lagi?"

Sakura terlihat berpikir sejenak, "ItaKyuu deh."

"Aku! Aku NejiGaa!" ujar Ten Ten mengacungkan tangan ke atas.

"Kalau begitu pegang SasoDei ah~! By the way, bagaimana denganmu Temari-senpai?"

"…"

"Senpai?" ucap Sakura dan Ino bebarengan melempar pandang pada Temari yang masih serius membaca buku.

"…"

"Temari!" bentak Ten Ten menjitak kepalanya yang entah sudah sejak kapan berada di belakang gadis berkuncir empat tersebut.

"Oi! Sakit tahu!" seru Temari keras lalu memberi death glare pada Ten Ten.

"Senpai baca apa sih? Terlihat sangat serius sekali," cecar Sakura hendak mengambil buku yang dipegang Temari.

"Bukan apa-apa!" bentak Temari langsung berlari keluar dari kamar Ino dan Ten Ten itu.

Mereka yang ditinggalkan saling berpandangan, seakan bisa berbicara bahasa isyarat untuk menanyakan apa yang terjadi dengan Temari, tapi gidikkan bahu dari semuanya cukup menjadi jawaban bahwa salah satu di antara mereka tidak ada yang tahu.

#

'Ini gawat,' batin Temari masih berlari-larian di koridor berbekalkan sebuah buku tua di kedua tangannya yang mendekap di dada.

#

#

#

Renzoku…


Penjelasan: ^^

*Gakujin: Sebutanuntuk orang-orang yang hidup di Desa Shinrigaku zaman dulu.

*Desa Mu'a: Desa khayalan Zuki yang seenak jidat Zuki tempatkan di salah satu daratan Benua Lemuria. :p #plaak

*Jigen Jikū: Kelebihan yang memungkinkan pengendalinya untuk memindahkan segala sesuatu entah apa itu ke dimensi ruang lain di waktu yang lain pula.

*Kyūterepashi: Kelebihan yang memungkinkan pengendalinya untuk membaca kata hati sedetail-detailnya. (Saat Gaara tahu status pasangan Hoshiki-Hoshika)

*Buranku Sunpō: Dimensi hampa, ruang hampa.

*Tsukuyomi: Kelebihan yang memungkinkan pengendalinya untuk mengendalikan sistem syaraf pusat kendali otak korban. Spesial karena yx mengendalikannya dua orang yx terhubung. (Saat Itachi mengendalikan Kyuubi)

*Dewa Kafu: Dewa Penjaga yx menjaga Kristal Pingku-iro *Pingku-iro = Merah muda* yx memiliki Kelebihan Tsukuyomi(Ilmu Pengaturan). Dipercaya sebagai Dewa yx paling tegas dalam Legenda Shinrigaku.


Author Note:

Pertama, JANGAN percaya bahwa Desa Mu'a dan segala kegajeannya benar-benar ada di Benua Lemuria. Ingat, This is FanFiction(dot)net for Unleash Your Imagination. :p

Kedua, jika penasaran dengan apapun yang bersangkutan dengan Benua Lemuria, silahkan bertanya pada mbah Google. Xp

Ketiga, cerita ini hanya fiksi belaka, bila ada kesamaan cerita, waktu, tempat dkk sumpah hal itu TIDAK disengaja oleh Zuki, lagipula Fic Zuki yx ini TIDAK terinspirasi dari sesuatu apapun itu, real dari otak Zuki yx eror juga berkhayal terlalu tinggi. XP #dibuang ke sumur

#

Akhirnya bisa ng-update Fic ini juga. T^T

Btw, ada yx bisa bantu Zuki mencari informasi tentang Benua Lemuria secara mendetail? O.o

Jujur Zuki kekurangan bahan tentang itu. =="

#

Mengenai A/N Zuki di Chap sebelumnya, itu bukan karena Fic Zuki kena flame, tapi Zuki benar2 kesal dengan golongan orang2 yx seperti mengambinghitamkan pair S.N/N.S lalu mengagung2kan pair yx mereka suka. Bukankah itu tidakan yx diambil orang2 PENGECUT? DX

~o#O#o~

o- Review or Flame? -o

o- With D'H -o

o- Kiroikiru no Mikazuki Chizuka -o