PASIR BATU

Disclaimer: Naruto©Masashi Kishimoto. Pasir Batu©bloominpoppies.

Summary: Pasir dan Batu. Sesuatu yang sekilas nampak serupa namun berbeda. Begitu pula dengan Sasori dan Deidara. Dua orang pemuja seni dengan pandangan masing-masing yang sangat berbeda. Dapatkah hati mereka bersatu? SasorixDeidara. Canon.

Cerita ini dibuat khusus untuk menjawab tantangan BnW Infantrum. Spesial thanks untuk Sheila-luv, himura_kyou, konohafled, Niero-SilvaUchisa dan BlackPapillon.

Selamat membaca dan jangan lupa memberi umpan balik untuk masukan karya saya selanjutnya supaya lebih baik lagi.


Preview:

Semua berawal dari kedatangannya. Seorang pemuda berumur belasan tahun dengan rambut pirang panjangnya. Begitu cantik. Begitu menggoda. Mempesona siapa saja untuk menyanjungnya…

"Kalian bilang Akatsuki, un?"

"Seniku adalah LEDAKAN!! un."

.

Tak hanya lawan jenis, sesama jenisnya pun ikut terbius oleh pesonanya…

"Ah, kau Deidara? Tipe gadis seperti apa yang kau suka?"

"Anak baru itu sepertinya menarik. Sayang ia lelaki..."

"Deidara-chan! Kau lebih cocok menjadi seorang gadis ketimbang pemuda! Kenapa kau tak ubah alat kelaminmu saja, hah??!"

.

Bahkan 'Dia' yang telah membuang sebagian besar sisi manusiawinya…

"Cih! Mengapa aku harus berpasangan denganmu bocah!"

"Senimu itu konyol. Sama sekali tak menarik. Kau bahkan lebih cepat terbunuh jika kau mempertahankan pendapat konyolmu itu."

.

Tapi si pemuda pirang itu begitu menghormatinya... Sangat menyanjungnya...

"Sasori-danna. Boleh aku memanggilmu begitu, un?"

"Hn, kau jangan munafik. Pandangan kita tentang seni itu sangat berbeda. Jangan kau samakan ledakan konyolmu dengan keindahan abadiku!"

.

Pemuda itu merasakan 'sesuatu' yang lain pada dirinya.

"Karena aku menghormatimu, Sasori-danna. Bagaimanapun juga kau lebih senior daripadaku, un."

"Walaupun pandangan kita tentang seni sangat berbeda, un..."

.

Sesuatu yang lebih dari sekedar rasa hormat ataupun kagum...

"Entah mengapa hatiku berdebar-debar. Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, un."

"...d-danna... Kau- aaah!"

.

Dan 'Dia' pun merasakan yang sama...

"...Deidara..."

"Sasori-danna, kau... menyebut namaku, un?"

Sayang mereka tak bisa bersatu, semuanya sudah terlambat. Takdir memisahkan mereka...

.

Namun,

Itu belum berarti selesai...

"Sasori-danna! Mengapa kau ada di sini??"

"Bukankah kau telah meninggalkan dunia fana ini? Urusanmu belum selesai, un ?"

.

Hingga ajal menjemput si pemuda pirang....

"Danna, akhirnya kita bersama-sama lagi, un..."

"...maaf Deidara, aku-"

.

.

Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah dengan ini semua telah berakhir? Apakah mereka bahagia di alam kebadian? Temukan jawabannya dalam chapter selanjutnya...

...Bersambung...


Chapter ini merupakan preview dari lima chapter yang nanti akan saya tampilkan. Lima chapter selanjutnya bisa dibilang kumpulan one-shot yang saling berhubungan. Kemungkinan besar, saya akan menampilkan adegan yang bersifat dewasa. Jadi, bacalah jika telah cukup umur atau tanggung resikomu sendiri.