Prolog

Apa yang harus kulakukan untukmu? Aku tidak punya kekuatan. Aku tidak punya kemampuan apapun. Aku tak tau harus berbuat apa…

Apa yang harus kulakukan untukmu? Bisakah kau hidup sebentar saja? Karena kau selalu tertidur. Setidaknya ucapkan selamat tinggal padaku dan biarkan aku mendengar suaramu untuk terakhir kalinya.

Dan aku ingin―kumohon, aku ingin egois hari ini saja―kau tidak mati. Kau tetap hidup. Bukan hanya dalam hatiku, dalam memoriku, dalam pikiranku… Tapi juga dalam kehidupanku!

Bisakah kau tahan? Bisakah kau hidup lagi untuk sementara? Atau untuk selamanya?



Empat belas tahun yang lalu…

"Tenang saja. Aku bisa menghidupkannya."

Gadis bermata violet itu mendekati seorang anak kecil yang terkapar. Anak kecil itu sudah tidak bernafas lagi. Mati. Orangtuanya menangis sambil memegang tangan anak itu.

"Putriku. Ichi, putriku," bisik ibunya di telinga anak itu. Ayahnya menatap gadis shinigami itu. Gadis itu meletakkan tangannya di dada anak kecil itu.

"Anak malang," ucap ayahnya sambil memejamkan mata. Gadis shinigami itu menoleh ke arah ayah anak itu, merasakan kepedihannya. "Aku sangat menyayanginya, sungguh. Aku sangat payah karena gagal melindunginya. Entah kenapa kekuatanku melemah di saat-saat begini. Kenapa dia harus mati?"

"Sudah kubilang, aku bisa menghidupkannya! Tenang saja, aku bisa membagikan kekuatan terselubungku padanya. Dengan begini dia mempunyai kekuatanku. Dan tenang saja, aku tidak akan mati," kata gadis shinigami itu sambil menyalurkan tenaganya. Cahaya putih keluar dari telapak tangan gadis itu dan masuk ke tubuh anak kecil di depannya. Ayahnya menatap cahaya itu dengan tatapan cemas, sementara sang ibu terus menangis.

"Aku tidak mengerti," ujar ayah si anak terus terang. "Bagaimana kau tidak mati meski membagi kekuatanmu padanya?"

Gadis shinigami itu tersenyum. Dia kembali menatap dada anak di depannya.

"Aku menyalurkan kekuatan terselubungku. Aku tidak tau kekuatan apa ini, tapi ini bukan kekuatan shinigami. Lagipula, walaupun aku kehilangan kekuatan itu, tidak akan berpengaruh apa-apa padaku. Bisa dikatakan, kekuatan itu adalah nyawa cadanganku," jelas gadis shinigami itu sambil tersenyum. Kesepian mulai merasuki, bunyi hujan makin terdengar. Angin bertiup ke arah mereka. Rambut hitam gadis itu tertiup mengikuti arah angin.

"Dan aku tidak membutuhkan kekuatan ini."

NNN

A/N : uwaah! fanfic bleach pertamaku. semoga kalian menyukainya (padahal baru prolog)! jangan lupa direview, ya!

oca!