A/N : Tadinya, fic ini rencananya adalah salah satu Chapter dari Omen, tapi karena kepanjangan…Terpaksa dibuat seri-nya tersendiri. Huhuhu.

Fic ini adalah Parodi dari game APOLLO JUSTICE!!!AU deh!! Kyaaaa!!! Buat yg gak tau Apollo Justice tuh Game apa, silakan liat di Wikipedia…Ceritanya tuh tentang pengacara…Beware of OOC-ness, everyone…Kebanyakan yang tulisannya Italic kayak 'Aku mau makan nasi' itu pikirannya Naoto.

Ini dibuat dengan niat 100 persen iseng dan hanya untuk kepuasan Author! Hahaha.

Ingat, ini adalah parody! Semua-nya similar ke game aslinya.

Ngomong-ngomong…Kok --SPOILER!!--pas saia ngeliat Namatame yg lagi nyeritain kebenaran tentang semua yang terjadi…KOK OJIKON SAYA BEREAKSI GINI. Pas ngeliat muka dia, perasaanku jadi…alus…Huhuhu. Tetep aja saya benci Boss-nya, Kuni no Sagiri yang mukanya mengatakan "Love, Peace, and Gaul"--SPOILER ENDS--

Disclaimer : Kalo saya punya P4, saya bener-bener bakal jadiin Naoto jadi cowok!! Huhuhu, virus NaoRise makin meracuniku lately…
Terus, Apollo Justice punya CAPCOM.

Sebelum mulai… KYAA!!! Kyle Hyde yang di Hotel Dusk : Room 215 kok ganteng banget sih?! –-Ojikon mode ON--Saya bayangin dia kakek-nya Naoto, dan LOL…Naoto jadi Grandpa Complex deh!!-dikemplang-

…………

Naoto Justice, seorang pengacara muda yang masih tergolong 'baru' menghela nafas. Hari ini juga tidak ada klien yang ingin dibela/di-defend…

"Nao-kuun!!!"Tiba-tiba seorang gadis berjubah biru dan bertopi ala pesulap nyosor masuk."Hari ini temani aku belanja yuk!"

"Rise-chan…Bukannya kemarin kamu baru saja belanja…?"Tanya Naoto males.

"Hari ini aku mau belanja baju!!"Jawab Rise.

"Kemaren kan belanja baju juga…?"

"Kita itu harus punya baju banyak, biar gak usah dicuci!"Rise nyengir.

'Bilang aja gak bisa nyuci.'Pikir Naoto sarkastik.

"Aku pulang…Hiya, Naoto, Rise."Seorang bapak-bapak berambut putih memakai beanie biru masuk.

"Papaa!! Okaeri!!"Rise ngelompat, melukin bapak tadi.

"Selamat datang, …"Naoto menunduk.

Ya, bapak-bapak tadi adalah Kanji Wright, mantan pengacara. Dulu namanya sangat melegenda di kalangan pengacara, tapi 7 tahun yang lalu entah kenapa dia berhenti…Padahal dulu Naoto sempat mengaguminya…

Sedangkan si gadis jubah biru adalah Rise Wright, anak—ehm, anak adopsinya. Dia ini sangat berisik, dan seorang Magician handal. Trik terhebat-nya adalah mengeluarkan benda apa saja dari celana dalamnya. Ya, memang bukan bakat yang bagus.

"Pokoknya, aku gak mau temenin kamu belanja, Rise-chan."Ujar Naoto tegas.

"Eits Naoto…Jangan begitu…"Kanji berkata."Sebenarnya…ada 3 permintaan yang ingin kuminta…"

"3? Apa…request untuk men-defend seseorang!?"Naoto lgs excited.

"Permintaan ke 1…"Naoto udah berdebar-debar.

"…Temukan maling BH Rise."

WHAT?!

"Eh, eh, tunggu…"Naoto menyela.

"Permintaan ke 2…"Kanji cuek.

"…Belikan aku celana dalam baru."

WTH!?

"Hei, tunggu…"

"Permintaan ke 3…"

"…Bisa kamu lihat kalo kamu ketemu sama kenalanku, Yosuke."Kanji memberikan peta ke Naoto yang masih bengong."Rumahnya disini, di Jalan Hip Hip Hura, nomor bla bla bla…"

Naoto masih nge-blank. Hellooo? Saya ini pengacara, Mr. Wright. Bukan…spesialis pakaian dalam. Setidaknya berikan saya permintaan untuk jadi pengacara seseorang, bukan…

"…Kenapa harus aku yang melakukan ini?!"Teriak Naoto.

"Karena gak ada orang lain lagi."Kanji ngupil."Udah laah, cepet sana."Dia pun mengusir Naoto dan Rise.

"…"Muka Naoto penyet.

"Nao-kun, ayo kita jalan!"Rise, asisten-nya sih selalu happy-go-lucky…


"…Jadi, Rise-chan, memang kapan…ehm, B-B-B-BH-m-mu…erm, dicuri?"Tanya Naoto.

"Jadi kan kemaren aku lagi jemur pakaian di luar jendela…"Jelas Rise.

'Salah sendiri jemur disitu.'Pikir Naoto.

"Terus terus…pas aku selse mandi tiba-tiba ada suara GRATAK GRATAK…Pas aku liat keluar, ada cowok lari dengan semacam kain di tangannya!! Dan…BH-ku ilang!! Uweeennnggg!!!"

"Langsung? Cowok itu lari kemana?"Tanya Naoto lagi.

"Ke arah yg berlainan dari jendela…lurus…"Jawab Rise.

"Lurus? Yakin?"

Rise mengangguk. "Ah, kita sudah tiba di Supermarket kesayangan kita, Junes!"

"Iya. Ngomong-ngomong, ngapain sih kita kesini…?"Naoto memandangi Junes.

"Masa lupa sih? Beliin celana dalem buat Papa!"Balas Rise riang.

"…"Naoto mingkem.


Junes

"Ini saja."Naoto lansung menyodorkan sebuah celana dalam lelaki ke keranjang belanjaan mereka.

"Eeek, Nao-kun!! Itu kan keluaran terbarunya Calvin Klein?!"Rise kaget.

"C-Calvin…? Emang kenapa?"Muka Naoto bingung.

"Papa tuh sukanya pake tipe 332-nya Guess!! Gimana sih kamu, gitu aja gak tau."Rise uring-uringan.

'BUAT APA AKU TAU MEREK DAN JENIS KOLOR BAPAKMU?!'Naoto pengen gulingin si Rise ke lantai.

"Nah, ayo kita bayar."Ujar Rise. Naoto mengurungkan niatnya menggulingin dia.

"Semuanya 132.000."Kata si tukang kasir.

"Nao-kun! Mana duitnya?"Tanya Rise.

"…T-Tunggu! Kenapa aku?!"Naoto kaget.

"Karena aku gak bawa duit."Jawabnya santai."Udahlah, kesiniin dompet-mu! Apa perlu kuambil dari Magic Panties-ku?"

"H-hii!!! B-Baiklah, ini…"Naoto menyerahkan dompetnya.

"Mkasih! Ganteng deh."Rise pun membayar. Sekarang Naoto beneran pengen ngegiles Rise.


"Sekarang…kita ke tempat yang ditujukan oleh Peta Mr. Wright."Ujar Naoto sambil membawa belanjaan yang tadi.

"Iya! Kenapa nama Jalannya Hip Hip Hura yaa?"Ucap Rise.

'Daripada mikir soal itu, lebih baik mikir soal hal yang lain deh. Misalnya…'Naoto ngelirik tangan-nya sendiri yang penuh kantong belanjaan sementara tangan Rise kosong. Karena sekarang Magician itu lagi ngupil, mungkin sekarang tangannya membawa banyak upil.

Tapi tetep aja gak seimbang!! Berat 1 upil kira-kira 0,3 mg sedangkan berat 1 kantong belanjaan…Ah lupakan saja deh.

Setelah muter-muter 13 kali, akhirnya mereka sampai di rumah yang dimaksud.

"Permisii,"Rise mengetok pintu."Pengantar Koran."Katanya sambil nutup idung pake jari.

"…Kenapa pengantar Koran? Bilang saja kita ini Pengacara dan asisten-nya…"Naoto sweat dropped.

"Ssh! Bodoh. Ini supaya kita bisa masuk dengan mudah tanpa dicurigai."Rise menoleh."Kayak di film-film!"

'Setauku satu-satunya film yang memuat adegan itu Cuma Crayon Shinchan.'

"Ya?"Pemilik rumah membuka pintu."…Kalian bener-bener pengantar Koran?"

"I-Iya! Lihat saja, ini Koran-nya…"Balas Rise sambil (tiba-tiba) mengeluarkan Koran terbaru dengan trik Magic Panties-nya. VOILA! Keluar sebuah Koran dari Celana dalam yg sering dibawa-bawa Rise.

"L-Loh…O-O-Orang yang bisa mengeluarkan apapun dari celana dalamnya kan…"Pemilik rumah yang berambut coklat itu terdiam."…J-J-J-Jangan-jangan, ka-kamu anak Mr. Wright yah?!"

"Iya! Aku adalah Rise Wright, Magician paling hebat di dunia! Aku bisa mengeluarkan apa saja dari Magic Panties-ku yang hebat ini!!"Rise mendengus.

'Kalau begitu, tolong keluarkan sesuatu yang bisa digunakan untuk menggetok kepalamu.'Pikir Naoto sarkastik.

"Waaah…J-Jadi kamu pengacara a-anak Mr. Wright itu! Hebat! Hebat!!"Pemilik rumah lgs muji-muji Rise yang masih mendengus.

"…Sebenarnya, pengacara-nya itu saya…"Ujar Naoto pelan.

"Eh? Kamu toh?"Pemilik rumah bengong. "Kata Mr. Wright kamu bisa diandalkan…tapi…kok kamu pendek banget ya?"

'WELL, MAAF KALO SAYA PENDEK, MAKANYA SAYA LAGI GIAT MINUM SUSU!!! HUHU…'Naoto menangis di dalam hati.

"Silakan masuk…R-R-Rise-chan, yah? Dan…si cebol! Alias…Chibiko(Chibiko bisa diartikan juga dengan 'Bocah Cebol' atau 'Anak Pendek')!"Pemilik rumah mempersilahkan mereka masuk.

'Rise-chan, tolong keluarkan obat peninggi tubuh sekarang juga. Oh ya, juga pistol untuk melubangi dahi orang ini.'


"Baiklah, jadi, namaku Hanamura Yosuke, teman lama M-Mr. Wright."Ujar si Pemilik rumah memperkenalkan diri.

"Namaku Naoto Justice, pengacara pemula."Naoto juga ikutan memperkenalkan diri."Dan ini…Asistenku, Rise Wright."

"Yeeey!! Inilah Risechi, sang Magician yang imut, manis, dan lucuu!!"Rise tereak-tereak.

"Sebenarnya…aku ingin kamu menjadi pengacara-ku."Ujar Yosuke dengan muka serius sambil melirik Naoto.

'Akhirnya, permintaan yang benar.'Naoto sedikit lega."Saya bersedia. Jadi…memang anda dituduh apa, Hanamura-san?"

"Aku dituduh mencuri celana dalam."Balas Yosuke.

"Baiklah, pasti saya akan membebaskan anda dari tuduhan mencuri celana dalam…"

…EH.

"…A-Apaaa?? Coba ulangi…?"Tanya Naoto dengan bibir doer.

"Ya, aku dituduh mencuri celana dalam."Yosuke mengulangi.

'AAAAAAAAAARRRRRRRRRRRHHHH!!! KENAPA SEMUA YANG TERJADI HARI INI ADA HUBUNGANNYA DENGAN PAKAIAN DALAM?!'Naoto pusing.

"Celana dalam siapa?"Tanya Rise, nyuekin Naoto yang muter-muter.

"Ehm…T-T-Temanku, Satonaka Chie."Jawab Yosuke.

"Bisa berikan…apa namanya? Nao-kun, yg kayak penjelasan kasusnya itu apa sih namanya?"Rise menoleh ke arah Naoto yang sekarang lagi guling-guling di lantai.

"Oh ya! Misalnya waktu, tempat-nya?"Rise menepuk tangannya.

"B-Baru-baru ini sih, sekitar 2 hari lalu…"Balas Yosuke, completely nyuekin Naoto yang lagi ngejeduk-jedukin kepalanya ke tembok.

"Baiklah! Saatnya interogasi…Loo, Nao-kun?"Rise baru sadar dari tadi Naoto lagi ngegelinding dari tangga lantai 2. Anehnya tu anak gak mati-mati.

"Oh…Iya. Sekarang kami akan menanyakan detil 'kasus' ini lebih jauh ke anda, Hanamura-san."Naoto yang udah selesai ber-OOC-ria pun lgs duduk di depan Yosuke.

"Pertama, kapan waktu kejadian?"Tanya Naoto mula-mula.

"2 hari yang lalu, sekitar jam 7 malem."Jawab Yosuke."Aku lagi jalan-jalan di depan rumah Chie, terus…tiba-tiba semuanya jadi gelap."

"Hah? Maksudnya?"

"I-Iya, aku gak inget apa yang terjadi. Kayaknya gue pingsan…terus pas bangun tiba-tiba gue lagi terbaring, habis pingsan, di depan rumah Chie…menggenggam celana dalam nya."Jawab Yosuke.

'Aneh. Terlalu aneh. Bagaimana bisa ingatannya kabur begitu?'

"Terus? Anda langsung dituntut?"Tanya Rise.

Yosu mengangguk."Aku bahkan gak mengerti apa yang terjadi…tau-tau dituntut aja ama si Chie."

"Hmm."Naoto berdiri."Bisa kami lihat Rumah Satonaka-san itu?"

"Silakan, ini petanya."Yosuke menunjukkan sebuah peta."Ya, gak jauh dari sini kok. Palingan cuma 30 menit. Di jalan Hip Hip Hore, nomor bla bla…"

"Baiklah. Ayo kita berangkat, Rise-chan."

"Oooouuu!!!"Sahut Rise.

"S-Selamat J-Jalan…"Ujar Yosuke sambil ngelirik ke arah Rise gugup.

'Kenapa dia bertingkah gugup di depan Rise-chan begitu,ya?'


Akhirnya mereka sampai di Jalan Hip Hip Hore.

"Ini dia…kediaman Satonaka."Ujar Naoto. "Pertama, ayo lihat TKP dulu."

Mereka pun memutar ke bagian samping rumah, dimana bisa terlihat jendela kamar Chie, beranda, sebuah lapangan luas, dan disampingnya ada Apartemen yang cukup tinggi.

"Celana dalam-nya dijemur disitu,"Kata Rise sambil melihat memo-nya, menunjuk ke arah beranda."Lalu dicuri deh…"

Naoto mendongak ke beranda tersebut. Tinggi…gak mungkin orang bisa mencapai tempat seperti itu. Dia melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah tiang listrik tepat disamping beranda tersebut.'Pasti pelaku naik lewat situ.'Mereka pun memeriksa tiang tersebut.

"Rise-chan, berikan itu."Naoto mengulurkan tangannya. Rise memberinya bekas upil-nya tadi.

"Ya, jadi dengan upil ini, kita bisa mengetahui…TTE. TUNGGU DULU BUKAN INI MAKSUDKU!!!"Naoto ngamuk terus ngelempar upil Rise dengan jijay-nya.

"Kyaaah! Nao-kun jahat! Padahal aku mengambil upil itu dengan susah payah karena letak-nya sangat dalam di rongga hidung…"Rise nangis.

"SEBODO TEUING!!!Mana itu-nya!?"Naoto sewot.

"Ooh ini? Bilang dong dari tadi."Rise pun memberinya kolor buat Kanji yg tadi baru dibeli.

"Ya, jadi dengan kolor ini, kita bisa…LOH. RISEEEEE!!!!!!"Naoto tereak."Maksudku itu…Fingerprint Powder!! Itu loh yang buat tau ada sidik jari ato nggak…"

"Oh, itu. Bilang dari tadi dong."Rise pun memberikan benda yang sebenarnya. Naoto ngelempar Rise ke sungai. Tapi gak jadi, karena dilarang SD(Author).

Naoto pun membubuhkan Fingerprint Powder itu ke tiang listrik-nya. Ada 1 sidik jari…"Hmm. Ayo kita tes."

Cang! Cing! Cung! Tes selesai.

"Sidik jari ini…match dengan sidik jari…Hanamura-san."Muka Naoto lgs serem.'APA? Jangan-jangan bener-bener Hanamura-san yang maling kolor? Tenang Justice, selalu percayai klien-mu meski mereka tak bisa dipercaya.'

"Ngapain kalian disini?"Tiba-tiba terdengar suara seseorang. MUNCH. MUNCH. Dan…suara kunyahan.

Orang yang mengunyah itu tak lain adalah…Detective Yukiko Skye. Detektip paling males en slebor.

"Eh, Detective Skye."Sapa Naoto."Ngapain kamu disini?"

"Menyelidiki kasus ini, tentu."Balas Yukiko. "Gak juga sih, males gue disuruh-suruh Gavin."

BRRMMM!!! Tiba-tiba terdengar suara motor. "Ah! Suara motor yang indah itu tak lain pasti adalah…"

Dari motor tersebut, muncul seorang cowok keren yang berbinar-binar. Rise kesilauan. Naoto bengong. Yukiko masih makan.

"Well well, bukankah ini Herr Shortie, Fraulein, dan Fraulein Detective?"Ujar cowok itu.

"KYAAA!!! NAO-KUN, NAO-KUN, ITU PROSECUTOR GAVIN!!! SI KOU GAVIN ITU, LHOO!!!"Rise langsung histeris. Ya, karena sekaligus seorang Jaksa, Kou Gavin ini juga vokalis dari Band terkenal, Gavinners. Wajar dia disenangi cewek-cewek(Minus Yukiko yang sebel sama dia).

"…Mr. Gavin, apakah kau Jaksa dalam kasus ini?"Tanya Naoto, to the point.

"Ya, sepertinya kita akan bertanding lagi, Herr Shortie."Sejujurnya, Naoto benci cara Kou memanggilnya. Ya, kalo diartikan, artinya…Tuan Pendek.

"Yah, terserah kamu sih mo ngapain. Toh akhir kasus ini sudah pasti."Kou tertawa kecil."Ja, see ya later!"Setelah memberikan kedipan, Kou pergi lagi naek motor. Meninggalkan Rise dengan muka Dreamy, Yukiko yang meletin dia, dan Naoto yang begunk.

"AKU BENCI DIA!!!"Teriak Yukiko."Dia selalu berbinar, sok-sok ganteng, fans-nya mengganggu penyelidikan, rambutnya biru, matanya biru, pantatnya bolong…"

'Sekedar informasi, pantat semua orang bolong. Lalu, mata dan rambutku juga biru kok…'

"…Jadi?? Kalian berdua ini pengacara untuk si Hanamura Yosuke itu?"Tanya Yukiko.

"Yaa, begitulah."Jawab Naoto.

"Gak mungkin deh kalian bakal menang di sidang nanti. Semua keadaan menunjukkan bahwa Hanamura Yosuke bersalah."Ujar Yukiko cuek.

"Belum tentu."Naoto tersenyum licik."Bolehkah kami bertanya tentang 'keadaan' yang tadi kau maksudkan?"

"…Terserah kalian, deh."Yukiko menghela nafas."Jadi, Yosuke sedang berjalan-jalan di depan rumah Satonaka Chie. Lalu, dia mencuri celana dalamnya. Voila!"

"Ukh…lebih spesifik??"Rise manyun.

"Yosuke pergi ke rumah Chie hanya untuk mencuri celana dalamnya. Dia menaiki tiang listrik terdekat, lalu mengambilnya. Setelah turun, dia pun pulang. Bahkan ada sidik jari di tiang listrik tersebut."Jelas Yukiko.

"Bagaimana kamu bisa yakin? Apa ada saksi?"Tanya Naoto.

"Ada."Jawab Yukiko."Namanya Oskab Daisuke."

"Kenapa gak bilang dari tadi?! Dimana alamat-nya?"Sahut Naoto.

"Dia sering ada di jalan Hip Hip Hora…ciri-cirinya…"Yukiko pun menyebutkan ciri-ciri orang tersebut.

"Terimakasih!"Naoto pun segera bergegas."Nanti kami datang lagi!"

"Hnn."Jawab Yukiko males."Oh iya hati-hati dia orangnya agak…"

…………

A/N : AH APAKAH INI?! Uuuuuugh. Kalo stress apapun bisa terjadi di tangan saya.

Naoto terlalu OOC!!! Tapi Apollo yg asli, tokoh utama Apollo Justice yang asli kepribadiannya emang begitu, mau digimana lagi…Yukiko juga…aargh…Yah namanya juga Parody.

Tadinya yang pengen dijadiin Gavin si Souji…tapi asal saran kakak a.k.a Tsukiokuhime, akhirnya Joko aja deh. Tenang, Souji akan muncul di Chp berikutnya…sebagai Judge atau Hakim. Wakh!

Kalo stress, saya bikin fic juga PANJANG…Waaarrghh…

Gajel abis ni fanfic! Gak ada maknanya!! CHUIH!!!

Lanjut ato nggak yaa…