Author's Note

Minna-san!!! Dengan berat hati, aku datang kemari... -dilempar batu-

Ok... lantaran sedih saya jadi blank... kita ke review reply dulu!

FreiyA_SnowDropS Saya juga mo nangis bombay dulu... hiks-hiks... TT3TT Frei musti tetap semangat ya! Tunggu fic saya berikutnya!!!

Niero-SilvaUchiSa Just read this chap! XD

aicchan Iya, senpai! For the last one, updatenya nggak pake lama! ^^

BrunoNadhGravano Nadh-chan... Uchiha's Ink bukan perusahaan tinta... tapi perusahaan cinta... XP -dilempar batu ama Sasu- Uchiha's Ink itu perusahaan yang bergerak di bidang yang kita semua minati dan sayangi... Penerbitan! Seharusnya namanya Uchiha's Publisher, tapi... saya pikir, di Naruto yang asli mana ada percetakan? Yang ada ya tinta... jadi Uchiha's Ink aja! Nyohohoho... (padahal memang nggak punya sense of naming...)

Nazuki. Rinchan Yeah! Saya pasti bakal bikin SasuNaru lagi! Tapi istirahat dulu... capek juga kejar-kejaran buat update kilat... nyehehehe. Nggak... masalahnya, saya ini orang yang bakal hiatus kalo udah 'dingin'. Jadi mumpung masih 'panas' bakal saya kerjakan habis-habisan! Daripada hiatus, lebih baik Update Kilat kan? Tapi hasilnya... cepat pula tamatnya... :'(

15205060 Nyohohohoho... padahal saya yakin chapter ini gampang banget ditebak, seharusnya nggak begitu membuat Ghee-senpai kegantung di atas pohon... nyehehehe... XP Snow in the Summer jangan lama-lama hiatus, senpai! Saya juga kegantung sama itu! T~T

Lovely Lucifer Iya, rasanya juga saya males update... tapi apa boleh buat... cepat atau lambat yang namanya tamat bakalan datang kan?? Well, this is my first end of multichapter... jadi sedih juga... huks huks...

Charlotte. d'Cauchemar Nyehehe... you'll see... =)

Akasuna no Azura Walah, saya nggak bisa janji... Tapi kalo suatu saat saya bikin fic SasoDei, remember, that's special for you! ^^

Chiba Asuka Yosh! Tunggu aja! Hidup SasuNaru!!! XD


Disclaimer:

I don't have Naruto, and all of the character is belongs to Masashi Kishimoto.

But I am happy to made this fanfic, and I hope you are as happy as me when you read it!


Have a nice read! =)


From Storm 'til Shine

10

Startle and Shine


When I was lost in the dark…

The darkness which made me blind…

He came… to me.

-

Sasuke. Uchiha Sasuke.

Berdiri tegak, dengan celana hitam dan kemeja berwarna senada. Sendirian. Tanpa luka. Berdiri hanya beberapa meter di depan Naruto. Menghadap tepat ke pintu masuk. Menatap ke mata birunya.

"Sa… Sasuke?" Naruto berjalan pelan.

Ragu. Ragu dengan sosok yang dilihatnya. Apa dia benar-benar Sasuke, ataukah ia sedang berhalusinasi?

"…kau datang," balasnya sambil tersenyum.

Ya… ini bukan mimpi! Telinganya sekalipun bisa bersumpah bahwa suara tadi memang milik Sasuke.

"Ka-kau tidak terluka?!" pekik Naruto sambil berjalan mendekat, "Ma-mana mereka?! Mana penculikmu?!" lanjutnya sambil memegang kedua tangan Sasuke.

Sasuke tersenyum simpul. Matanya tak lepas dari mata biru Naruto.

"Tak ada. Tak ada penculik, Naruto."

"…eh?" Naruto menatap tak percaya.

"Semuanya rekayasa. Aku tidak diculik."

Naruto terdiam sejenak. Dengan bibir yang amat kaku dan sulit digerakkan, ia membalas, "…bohong… kau disuruh mereka untuk berbohong 'kan?! Mereka ada di sini 'kan? Mengancammu untuk berbohong!"

Sasuke menggeleng.

"Kubilang tidak, dobe."

Ia lalu melepas kedua tangan Naruto dari pergelangan tangannya. Ia lalu berbalik membelakangi Naruto dan melangkah. Suara langkahnya pelan, namun ketukan antara sepatu Sasuke dan lantai tetap memenuhi ruangan ini.

"Sudah kubilang 'kan…? Aku akan memberimu baby," katanya sambil tetap melangkah.

-

When I was cornered alone…

Nobody knew, and nobody cared…

He's there… for me.

-

Sasuke lalu berhenti di hadapan sebuah benda. Sebuah benda besar yang memenuhi hampir tiga per empat ruangan itu. Herannya, sejak tadi Naruto tak melihatnya. Mata birunya sama sekali tak menyadari keberadaan benda itu karena ia hanya terfokus pada Sasuke. Otaknya tak melaporkan adanya benda itu karena penuh dengan Sasuke.

Mata Naruto melebar. Mulutnya langsung mengucap nama itu…

"Kyu… Kyuubi…" katanya dengan nada takjub, tak percaya dengan penglihatannya.

Ya, Kyuubi. Pesawat kesayangan Naruto itu kini ada di hadapannya.

"Sayangnya bukan," balas Sasuke segera, "Aku menghubungi Letnan Kakashi untuk mencari tahu tipe pesawat seperti apa Kyuubi-mu itu. Akupun mencari pesawat yang modelnya mirip. Tapi baby-mu yang satu ini jauh lebih canggih dari Kyuubi. Bagian dalamnya juga sudah dimodifikasi untuk meningkatkan kecepatan, kenyamanan dan keamanannya. Aku tidak akan membiarkanmu terpaksa lompat ke laut lagi seperti dulu."

Naruto menatap tepat ke mata Sasuke. Masih dengan pandangan yang sama sejak ia masuk ke 'gudang' ini. Pandangan tak percaya…

Ia bertanya lirih, "Kau… kau merencanakan ini semua hanya untuk memberiku ini…?"

Sasuke mengangguk.

"Neji… dan… Shika, juga…?"

"Ditambah Kiba, Shino, dan Chouji. Kuminta mereka bekerja sama."

"…penculik itu juga?"

Sasuke mengangguk.

-

And he shines for me…

He gives me the shine… that's so dazzled, but so warm…

-

Setelah berhasil menguasai rasa shock yang masih bergelung dalam dirinya, Naruto mengepalkan tangannya erat-erat.

"…sial…" lirihnya. Ia lalu menengadah tepat ke arah Sasuke yang baru saja menoleh ke arahnya.

Lelaki pirang ini lalu melangkah cepat dan menerjang Sasuke dengan sebuah tinju yang mengenai Sasuke tepat di pipi kirinya. Kini yang terkejut bukan lagi Naruto, melainkan Sasuke yang sekarang terbaring di lantai licin itu dengan Naruto di atasnya—memegangi dan menarik kerah kemejanya.

"TEME SIALAN! JANGAN MAIN-MAIN DENGANKU UNTUK HAL SEPERTI INI, BODOH!!! BUKAN BEGINI CARANYA!!!" seru Naruto penuh amarah tepat di wajah sang kekasih. Emosi yang tadinya sempat terbentuk di dalam diri Sasuke segera terusir oleh tetes demi tetes cairan murni yang kini mulai keluar dari mata biru indah itu. Raut wajah Sasuke tak berubah.

Ia memegang tangan Naruto yang mengepal di kerahnya dan membalas, "Lalu bagaimana caranya…? Aku bekerja keras selama lima tahun penuh untuk membelikanmu ini Naruto. Pesawat itu dan tempat ini. Agar kau bisa meraih langit lagi. Apa salahnya kalau aku memilih cara ini untuk memberikannya padamu?"

Naruto terdiam. Meski masih basah, matanya terbelalak.

Ya. Dia ingat, Itachi pernah berkata padanya… Itachi sangat heran, kenapa setelah kembali, Sasuke tiba-tiba mau menerima pekerjaan di perusahaan ayahnya, lalu belakangan malah membentuk perusahaannya sendiri. Padahal, sebelumnya Sasuke selalu menolak. Ia bahkan tidak sudi melanjutkan kuliahnya lagi… ada angin apa Sasuke tiba-tiba mau berbuat sejauh ini…?

Tempat ini juga… Gila. Sejak kecil ia selalu berhadapan dengan tempat semacam ini, tapi tak menyadari sedikitpun? Dia memang terlalu panik sampai tak sadar bahwa tempat ini terlalu rapi dan terurus untuk ukuran tanah kosong di bagian ujung kota… tempat ini… gudang ini juga… hangar dan landasan pesawat.

Naruto menunduk. Ia menghapus tangisnya dengan tangan yang bebas, dan melepaskan kerah Sasuke dengan tangannya yang lain, membiarkan tangan itu digenggam oleh lelaki bermata onyx ini.

"…terima kasih," katanya, "aku berterima kasih atas ini."

Ia lalu mengangkat kepalanya. Kepalanya mengadah ke Sasuke yang masih berada di lantai dan kini bertumpu di masing-masing sikunya, masih berada di bawah tubuhnya. Mata biru itu lalu menatap tepat ke mata onyx Sasuke.

Bibirnya berucap perlahan, "Tapi teme… seharusnya kau tahu, hidupmu bukan mainan bagiku."

Sasuke tertegun sejenak.

Tapi ia lalu tersenyum dan duduk di hadapan Naruto yang merubah posisinya menjadi hampir duduk di atas pangkuan pemuda itu.

"Maafkan aku," katanya sambil memegang kedua tangan Naruto.

Naruto balas tersenyum tipis.

Sasuke lalu berkata, "Oh iya… kejutan buatmu bukan itu saja."

Pemuda berambut hitam ini lalu merogoh kantongnya, mengeluarkan sebuah box kecil berlapis beludru hitam. Ia membuka dan memperlihatkan isinya pada Naruto.

Sepasang cincin perak indah menyambut mata birunya.

"S-Sasuke…?" Naruto hampir tak mampu berkata-kata. Ia menatap tak percaya lagi pada Sasuke.

Sasuke membalas, "Aku tak akan bertanya… dan aku juga sudah tahu jawaban darimu."

Tapi Naruto diam.

Selintas tanya terbesit di otaknya, "A…"

Tapi dipotong, "Aku sudah memberitahu ayah tentang kita berdua tadi pagi," sebuah senyum terukir di wajah Sasuke,"ayah memang tidak peka. Tapi ia tak bodoh. Ia sudah mengendus hubungan kita berdua."

"…eh?!" pekik Naruto,"Ja-jadi…"

"Ya, dia merestui," balas Sasuke, "baru kali ini aku merasa ada untungnya jadi anak kedua yang terbuang. Ayah tak mengharapkan penerus dariku. Sedangkan kelahiran anak Deidara-nee-san hanya tinggal menunggu waktu. Jadi aku bebas."

Naruto terdiam lagi.

Sebuah tanya muncul lagi di kepalanya, "Na…"

Lagi-lagi dipotong, "Soal namamu… kau tenang saja. Aku tahu kau ingin menjaga nama itu baik-baik, karena itu satu-satunya peninggalan dari kedua orangtuamu. Jadi, aku yang akan berganti nama. Toh… nama Namikaze Sasuke bukan nama yang jelek, 'kan?"

Naruto mencibirkan bibirnya dengan kesal.

"Kenapa kau selalu tahu apa yang ada di pikiranku, sih?!"

Sasuke tersenyum geli.

"Itu karena…" ia menggerakkan tangan kanannya dan menyentuh dada Naruto, Sasuke menatap tepat ke mata Naruto masih dalam posisi itu, "…di sini, ada aku."

Bibir Naruto manyun lagi, meski pipinya bersemu merah.

"Memangnya sejak kapan kau bisa mengecil dan tinggal di lambungku?"

Sasuke tertawa kecil.

-

Now we're knows…

That we're not alone anymore…

-

"Ucapkanlah, Sasuke," pinta Naruto sambil menatap kedua pasang cincin itu dengan kedua mata birunya yang masih agak basah.

Sasuke lalu membalas, "…kupikir kau tak suka dengan kata-kata, dobe."

Naruto merengut.

"Memang. Aku bisa muntah mendengarmu merayuku. Tapi… ini 'kan hanya terjadi sekali seumur hidupku… apa salahnya kau katakan?"

Sebuah senyum menghiasi wajah Sasuke lagi. Ia pun mengambil napas sejenak sebelum mengucapkan kata-kata itu… ternyata mengucapkan kalimat ini saja cukup membuat jantungnya serasa akan melompat.

"…will you marry me?"

Naruto tersenyum sejenak. Ia lalu menghambur ke pelukan Sasuke tanpa peduli pada kotak cincin yang jatuh karenanya.

Naruto memeluk erat Sasuke dan membalas lirih, "Yes I will."

-

God… I am pleading to you.

Don't take over this shine from me,

…forever.

-

-
THE END
-


Time to go...

Untuk semua yang sudah me-review, untuk semua yang sudah membaca, juga untuk yang udah ngintip dikit-dikit...

Doumo arigato gozaimasu...

m(_ _)m

For the last one, review please? ^^