Disclaimer
Saia sedih bilangnya tapi mo gimana lagi...
Om Masashi... Please kasih Naru ke saia…!!!!
WARNING!!
YAOI!! Yang gak suka g usah baca!! (udah diperingatin lhoo)
-
Uzumaki Naruto, Sasuke Uchiha, Sabaku no Gaara, dkk : 23 tahun
Kakashi Hatake : 40 tahun
Umino Iruka : 36 tahun
Konohamaru, dkk : 18 tahun
A Feeling That Has No Answer
Senja telah menampakkan wajahnya. Namun laki-laki berambut pirang jabrik itu masih berkutat dengan dokumen-dokumen yang memenuhi meja kerjanya. Dokumen-dokumen itu seakan tak pernah habis meski telah dikerjakan seharian lebih. Setiap hari selalu begitu. Benar-benar melelahkan!!
Naruto menghela nafas. Mata birunya memancarkan kelelahan yang amat sangat.
"Aku tak menyangka menjadi hokage itu semelelahkan ini!! Padahal aku hanya duduk, tapi ternyata lebih melelahkan daripada menjalankan misi tingkat S."
TOK..TOK..TOK..
"Masuk!!"
Seorang Jounin muda bersyal biru masuk ke ruang kerja Naruto.
"Tuan Rokudaime, persiapan untuk ujian chuunin besok sudah selesai." Naruto memandang Jounin muda itu kemudian tersenyum
"Sudahlah,jangan bersikap seformal itu padaku, disini kan hanya ada kau dan aku saja, Konohamaru.."
"I..iya juga.. rasanya memang aneh bilang begitu tadi.. he..he.." Konohamaru menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Naruto bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu.
"Naruto nii-san, kau mau kemana?!".
"Ichiraku, sekalian merayakan keberhasilanmu menyiapakan ujian chunin."
Sejenak cucu Sandaime itu tertegun, tapi kemudian ia berjalan mengikuti Rokudaime yang sangat disayanginya itu.
Naruto nii-san.. aku rindu melihat wajah ceriamu lagi.. tapi kenapa yang ada sekarang hanya wajah penuh kepura-puraan saja.. pura-pura tegar dan tetap tersenyum meski hati menangis..
-
Tempat itu terpencil, terlalu sepi dan tak layak untuk ditinggali.
"Sasuke…kau tak tidur lagi malam ini?!" Karin duduk di sebelah Sasuke.
"Hn."
Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Uchiha itu. Selalu begitu sepanjang Karin mengenalnya.
"Kau masih saja memikirkan orang itu, padahal kau sudah meninggalkanya bertahun-tahun!"
"Bukan urusanmu."
"Hei..Hei.. tegang amat!" bocah gigi gergaji itu entah muncul darimana, "Karin, kau menggoda Sasuke lagi?".
"Siapa yang menggodanya!! Jangan bicara seenaknya kau!!"
"Dasar cewek binal!!"
"Apa kau bilang!!".
Sasuke hanya menghela nafas melihat kelakuan dua orang itu. Sasuke bangkit dari kursinya, masuk ke dalam kamar yang hanya terdiri dari satu tempat tidur kecil dan sebuah meja kecil disebelahnya. Sasuke mengambil sesuatu dari dalam laci. Sesuatu yang tak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya. Sasuke menatap benda itu sendu. Sebuah foto lama yang selalu di bawanya kemanapun ia melangkah. Foto yang menafsirkan seberapa besar perasaanya pada salah seorang yang ada di foto itu. Ada perasaan rindu yang membuncah di hatinya. Perasaan yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat.
"Kau.. bagaimana kau sekarang..Dobe".
Kenapa..
Kenapa kau tak megejarku seperti dulu..
Apa kau sudah lelah...
Aku...
-
Pagi yang cerah di Konoha. Semua warga tampak sangat antusias mengingat hari ini babak final ujian Chuunin akan dilaksanakan. Para ninja, Chuunin maupun Jounin sibuk menyiapkan penyambutan untuk tamu Negara.
Sedangkan diruang hokage Naruto membicarakan sesuatu dengan Kakashi.
"Sensei, akhir-akhir ini aku jarang melihatmu kau kemana saja!"
Mantan ketua anbu itu terlihat tersenyum dibalik maskernya. "Memang kenapa Naruto? Orang tua seperti aku ini mana mungkin menjalankan misi tingkat S, lagi pula sudah banyak jounin-jounin muda yang lebih berbakatkan?!"
Naruto menyeringai."Bilang saja kau masih sibuk bulan madu sama Iruka sensei, gak usah sok tua gitu dech!!".
"Em…yah….mau bagaimana lagi, di usiaku sekarang memang itukan yang diperlukan…."
"Sensei……." (Sweetdrop)
"Lalu.." Kakashi berhenti sejenak, "Bagaimana dengan lamaran itu, apa kau serius menerimanya?"
Naruto menunduk, keceriaanya hilang seketika. Bagian paling dalam hatinya selalu terasa sakit apabila ada yang menyinggung soal hal itu. Kadang ia ingin berontak dan melarikan diri dari semua rasa sakit ini namun ego dan pikiranya selalu menang.
"Yah semua itu juga demi desa kan." Naruto mencoba tersenyum. Tapi senyum seperti itu tak akan bisa membohongi seorang Kakashi Hatake. Dialah orang yang paling tahu bagaimana perasaan Naruto sebenarnya. Bahkan perasaan terpendam yang tak pernah bisa di sampaikan mantan muridnya ini dengan mantan muridnya yang lain yang keberadaanya kini entah dimana.
"Aku pikir kau akan mencarinya sekuat tenaga seperti dulu, Naruto"
"Entahlah, rasanya aku sudah benar-benar lelah sekarang..." ada nada keputusasaan dalam kalimat Naruto dan itu sudah cukup membuat Kakashi mengerti penderitaan Rokudaimenya itu.
Lelah...
Aku terlalu lelah mengejarmu...
Kau...
Yang tak pernah melihatku...
TOK! TOK!
"Masuk." Kata Naruto dalam keengganan.
"Tuan Hokage, tuan Kazekage dari Suna ingin menemui anda." Konohamaru memberi hormat.
"Ya, tentu."
Kemudian Gaara masuk diiringi dua saudaranya.
"Apa kabar Naruto?" Gaara tersenyum manis kearah Naruto
"Genki" Naruto mencoba membalas senyuman Gaara tulus.
"Sepertinya kalian butuh privasi ya.." Temari tersenyum jahil pada adik bungsunya itu."Ya sudah kami pergi dulu ya.. lagi pula kami juga masih ada urusan, selamat bersenang-senang!!" Temari menarik Kankuro keluar ruang Hokage.
"Sepertinya aku juga harus pergi". Kakashi pun mengikuti jejek dua orang kakak beradik tadi.
"E...Ehh!! Kenapa mereka semua malah pergi!!" Naruto jadi salah tingkah juga di tinggal berdua dengan Gaara.
"Aku pikir mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan". Gaara berjalan mendekati Naruto,"Apa kau tak rindu pada tunanganmu ini?"
"Kita kan baru bertemu dua minggu yang lalu".
"Tapi aku sudah begitu rindu padamu". Perlahan Gaara mendekatkan wajahnya, bibirnya menyentuh bibir mungil Naru dengan lembut dan penuh cinta.
Naruto tak bisa mengelak. Sebisa mungkin ia menahan perasaanya. Naru memejamkan mata safirnya mencoba menikmati ciuman Gaara tapi tetap tak bisa! Dan tak akan pernah bisa!!
Aku tak bisa...
Tak bisa...
Aku...
Terlalu...
Mencintainya...
"Aku mencintaimu Naruto.." Gaara membelai pipi Naru.
"Aku tahu." Naruto hanya mengangguk.
Hanya...
SASUKE...
Lalu..
Apa aku harus menunggu..
Menunggu...
Sebuah ketidakpastian...
Gaara POV
Aku tahu kau mengangguk karena kau sama sekali tak bisa menjawabnya kan.. Apa ada yang salah dengan diriku.. Kenapa sekalipun kau tak pernah membuka hati mu untukku.. Sejujurnya aku kesal dengan sikapmu itu.. Bukan karena kau tak pernah mengatakan cinta padaku.. aku kesal karena kau masih saja mengingat orang itu.. orang yang hanya bisa melukai hati mu dan membuatmu menangis.. Aku benci dengannya.. Sangat...
Naruto menarik tanganku,"Ayo Gaara...kita sudah hampir terlambat untuk upacara pembukaan ujian finalnya.."
"Ya.." Aku hanya mengikutinya dari belakang.
End POV
Aku memang jahat.. aku memang jahat padamu Gaara.. Kau mencintaiku seutuhnya tapi aku... kenapa aku menjadi sekejam ini.. maaf...
TBC
Ya ampuuuuunnnnn!!!!!! Saia ini memang gak becus buat fic.. Cuma buat kayak gini aja lamanya minta ampun... Untung da Niero yang bantuin (Sangkyu)
Untuk Chapter berikutnya dibuka OC sebagai peserta ujian chuunin dari berbagai desa.. Yang berniat silahkan daftar lewat Review....
MOHON REVIEWNYA...