Hi, semuanya!!! Sasunaru's anatomy balik lagi nich dengan chapter terbaru dari Give me your heart…
Maaf ya lama nge-updatenya… coz benar-benar B U N T U nih otak… plus lagi nyiapin buat masa depan… hehe, tapi akhirnya dengan begitu banyaknya pertimbangan dan dapat waktu luang, nich chapter akhirnya selesai juga… Chapter terbaru dan sudah pasti ini merupakan chapter terakhir alias ending…
Thanks banget buat yang sudah mereview fanfic saya yang masih banyak kekurangannya ini… thanks buat saran dan kritiknya… coz itu semua sangat amat membantu… Thanks ya… M4yura, CaLL me rEd-Ew, X-tee, K' Moo-chan, K' gHee, Maa-chan-tik, runaway-dobe, Varanoia-Trinity-, , naruchu-chan, juju-sensei, shi-4-shi-4, the3LittleRedRidingHood, kagurafuuko dan Aria-TheMosquitoRepellent… yang udah mereviews fanfic saya…
Tanpa para reader yang baik… saya gak akan ada niat untuk melanjutkan Give me your heart…
Okay, dari pada merhatiin ocehan saya yang gak jelas… langsung aja baca fanfic saya ini…
Hoho, Mau tau kelanjutannya? Ending seperti apakah yang saya pilih? So, baca aja ya… enjoy this story…
Disclaimer : Sampai kapanpun Naruto bukan punya saya ( T_T)
Mau sembah sujud ke Masashi Kishimoto pun juga kagak bakalan dikasih.
~ Give me your heart, please! ~
Bunyi sirine ambulans mengiringi perjalanan Naruto menuju Rumah Sakit Konoho Medical Center. Darah yang keluar dari tubuhnya sangat banyak, dia mengalami pendarahan hebat. Sasuke yang ada disebelahnya terus saja memegangi kedua tangan Naruto dengan erat. Entah telah berapa kali Sasuke memanggil-manggil nama Naruto. Namun tidak sedikit pun ada respon yang diberikan Naruto. Paramedis yang berada di dekat Naruto terus membantu agar ia tetap bernapas dengan cara memegangi alat bantu pernapasan.
Ambulans tiba di rumah sakit dan dengan sigap dokter beserta beberapa perawat langsung membawa Naruto ke ruang UGD. Sasuke menunggu dengan harap-harap cemas di luar ruang UGD. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu untuk terus menggenggam tangan Naruto. Dia benar-benar menyesal, sedih dan sangat bersalah. Semua kecelakaan ini adalah kesalahan dirinya. Saking cemasnya, Sasuke kehilangan kesadarannya dan perawat pun membawanya ke salah satu kamar rawat inap.
SASUKE POV
Aku terbangun dari tidurku. Mengapa aku tertidur dalam keadaan seperti ini? bagaimana keadaan Naruto? aku merasa berada di tempat yang berbeda… ini bukan rumah sakit tapi ini rumah ku… apa yang terjadi? Aku berjalan menyusuri tangga menuju lantai atas… Aku mulai berpikir apakah tadi itu mimpi?
Untuk memastikan hal itu, aku memutuskan untuk pergi ke kamar Naruto dan sungguh mengherankan, biasanya kamar ini terkunci namun sekarang tidak. Aku masuk ke kamar itu namun tidak ada seorang pun di dalam. Kamar itu sangat rapi dan bersih. Kemudian aku memutuskan untuk pergi ke kamar ku. Apakah yang tadi itu mimpi atau kah yang sekarang ini mimpi? Mengapa rumah ini kelihatan sepi? Biasanya ibu selalu bersenandung ria di dapur hingga terdengar oleh ku. Aneh, sebenarnya aku ada dimana…
Aku masuk ke kamarku dan sungguh terkejutnya aku… ada seseorang ditempat tidurku. Dari ciri-cirinya, ia adalah Naruto. Aku pun langsung memanggilnya, "Naruto, apa kau tidak apa-apa?" tanya ku dan aku sempat melihat airmata yang masih membasahi pipinya.
"Sasuke, kau bisa melihat ku? HuwaAAAaaa… dari tadi aku berkeliling rumah gak ada orang dan saat aku bertemu dengan paman, bibi dan Itachi niisan semuanya mengacuhkan ku, Sasuke…" Jawab Naruto terisak-isak.
"Naruto, kau sama sekali gak terluka kan?"
"Apa? Aku terluka? Sasuke, aku memang terluka."
"Bagian mana yang sakit, hah?" tanya Sasuke panik
"Hatiku yang terluka dan sakit, Sasuke… Aku sadar ini mimpi… dan ini bukan kenyataan… apakah kau mengkhawatirkan aku, Teme?" Jawab Naruto sambil tersenyum dan mengusap airmatanya.
"Tidak mungkin ini mimpi, Dobe… kau kelihatan sehat… aku sangat senang… akhirnya aku bisa melihatmu tersenyum lagi dan mendengarkan suaramu lagi." Sasuke berkata sambil memeluk Naruto tapi Naruto malah menangis lagi.
"Hei, Dobe… mengapa kau menangis lagi? aku suka melihat senyum mu… aku sangat amat merindukan senyuman mu itu…"
"Ehm… hiks…hiks… gomen Sasuke… tapi ini mimpi… aku datang dalam mimpi mu untuk mengucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya dan mungkin untuk selamanya."
"Apa maksudmu, Dobe?" Tanya Sasuke heran sambil meletakkan kedua tangannya di pipi Naruto yang halus.
Naruto pun menggenggam tangan Sasuke dan berkata, "Ini adalah pertemuan kita yang terakhir Sasuke… sebelumnya, aku ingin meminta maaf kepadamu. Aku gak pernah sama sekali memikirkan perasaanmu, Sasuke… selama ini aku selalu mengganggumu dan mendesakmu untuk menyukaiku… aku ini orangnya emang gak peka seperti mu, Sasuke… aku hanya bisa seperti itu untuk mengungkapkan rasa cinta ku kepadamu… aku mencintaimu, Sasuke… Aishiteru… aku tau kau tidak akan pernah mencintai ku tapi aku sudah berusaha. Semua yang telah kau katakan tentang ku itu benar… Aku memang orang yang paling menyedihkan di dunia. Aku orang yang paling menyusahkan dan aku hanya ingin dicintai dirimu, Sasuke… Percayalah Sasuke ini adalah mimpi dan kecelakaan itu benar terjadi. Aku akan pergi ketempat kedua orang tua ku tinggal dan itu untuk selamanya… aku akan mengikuti semua perkataan mu… aku akan benar-benar lenyap dari kehidupan mu Sasuke… dan ku berharap kau akan terus bahagia dan tersenyum untuk keluargamu… aku…" belum sempat Naruto menyelesaikan omongannya aku menutup mulutnya dengan sebuah ciuman yang hangat dan lembut tepat dibibir Naruto. Aku benar-benar ingin mencium bibirnya yang lembut itu dan menghentikan omongannya yang menyakitkan itu.
"Apa kau sudah selesai dengan omongan mu itu? Kau cerewet sekali, Dobe… lupakan semua yang pernah ku katakan… kau tidak boleh meninggalkan ku disaat aku mulai men.." sekarang giliran Naruto yang memotong pembicaraan ku dengan meletakkan telunjuknya didepan mulutku.
"Kumohon dengarkan semua perkataanku ini, karena waktuku benar-benar sudah habis… aku tahu kau pasti suatu saat akan menyadari dan mengatakannya kepada ku… tapi itu terlambat… hidupku sudah diambang kematian Sasuke." Naruto terlihat sekali menahan emosinya dan aku tau sebenarnya ia ingin sekali mendengar kalimat itu keluar dari mulut ku.
Aku mencoba menyingkirkan tangan Naruto dan saat ini aku sudah habis kesabaran … aku benar-benar takut kehilangan Naruto dan mulai berteriak,
" Naruto, aku mencintai mu… Kumohon bertahanlah demi aku, Naruto… mengapa harus kau yang tertimpa balok-balok itu? Mengapa kau selamatkan aku? Seharusnya aku yang ada diposisimu sekarang? Mengapa kau mau meninggalkan aku disaat aku menyadari kalau aku sangat amat menyukaimu, merindukanmu, mencintaimu? Aku tidak bisa hidup tanpamu, Naruto! aku menyesal…" teriak ku dan aku mulai menangis dan kemudian memeluk Naruto sangat erat… aku tak akan pernah membiarkan Naruto pergi dari ku. Aku belum pernah merasakan hal yang paling menakutkan seperti ini sehingga membuatku menangis.
"Sasuke… gomen… seharusnya memang aku yang meninggal… aku yang harus terkena balok-balok itu… karena aku yang menginginkannya… aku sudah tidak kuat menanggung semua ini, Sasuke… aku bahagia hidup dengan keluargamu dan dirimu… bagiku itu sudah cukup membuatku bahagia, Sasuke… ketika semua orang meninggalkan ku, tidak ada yang merawatku, keluargamu yang merawatku… aku harus menyelamatkan mu untuk membalas semua kebaikan keluargamu … Sasuke, jika kau yang diselamatkan tidak akan ada yang sedih berlarut-larut, tidak akan ada yang marah kepada ku seumur hidup karena aku menolong mu, kau lebih berharga dariku Sasuke… semua orang menyukaimu, mencintaimu… sedangkan aku jika aku meninggal sama sekali gak ada orang yang akan sedih berlarut-larut dan peduli dengan kematianku… seharipun mereka bisa melupakan aku… aku itu orang yang sebenarnya tidak berharga sedikitpun dibandingkan kau… kalau kau yang pergi… semua orang akan sedih, keluargamu akan membenciku dan juga semua orang akan membenciku… aku gak bisa menanggung semua derita itu, Sasuke… terimakasih, kau mencintai aku. Aku tau itu… hanya kata maaf dan terimakasih… Aishiteru… Hari ini aku banyak sekali berbicara sudah lama aku tidak berbicara banyak dengan mu… waktu ku habis… saat kau buka mata mu… aku sudah tidak ada lagi." Naruto berkata seperti itu dengan linangan airmata dan saat terakhir ia tersenyum dengan senyuman termanisnya.
Aku ingin terus memeluknya namun lama-lama Naruto pun menghilang dari pelukkan ku. Aku tidak bisa membayangkan semua ini.
"NARUTO…!!!"
Real POV
Diruang operasi seluruh Dokter telah panik terutama Dokter wanita yang bernama Tsunade. Dokter itu terus saja berusaha menyelamatkan nyawa Naruto padahal Naruto sudah tidak bernapas lagi. Asistennya Shizune sampai menarik-narik Tsunade untuk keluar dari ruang operasi karena Naruto sudah tidak bernyawa lagi.
"Dokter Tsunade… dia sudah meninggal… Dokter…Dokter… ayolah… Dokter.."
Teriak Shizune sambil menghentikan penyelamatan Tsunade yang sia-sia itu.
"Shizune… apa kata mu? Dia akan hidup.... Naruto gak akan meninggal… dia gak bisa meninggal…" Teriak Tsunade dan airmatanyapun mengalir hingga membasahi pipinya.
"Naruto, sudah meninggal Dokter Tsunade… kita sudah sering melihat ini terjadi Dokter Tsunade… keluarganya harus diberitahu Dokter!"Shizune akhirnya bisa menyadarkan Tsunade untuk tegar dan pergi dari ruang operasi menuju ruang tunggu yang ada di luar.
Tsunade benar-benar lemas sehingga semua peralatan yang dipakai Tsunade harus dilepaskan oleh Shizune. Dari pakaian operasi, sarung tangan yang berlumuran darah, topi operasi… Shizune mencuci tangan Tsunade… sepertinya Tsunade sangat syok atas kematian Naruto… Naruto adalah anak dari sahabatnya yaitu Kushina… padahal baginya Naruto sangat berarti dan anak yang baik.
Seharusnya, Naruto tinggal dengan Tsunade tapi karena kelihatannya Tsunade sibuk jadi ia meminta Mikoto untuk merawat Naruto. Tsunade sangat menyayangi Naruto seperti anak kandungnya karena ia tidak dikarunai anak. Naruto sering sekali main ke rumahnya ataupun ke rumah sakit ini untuk menjenguk Tsunade yang memang umurnya udah gak muda lagi namun ia terlihat berumur sekitar 30 tahun. Tsunade itu merupakan salah satu dokter ternama dan paling hebat seantero Konoha.
Shizune memapah Tsunade untuk bertemu dengan keluarga Uchiha. Tsunade benar-benar gak bisa berdiri dan akhirnya terjatuh.
"Tsunade…bagaimana keadaan Naruto?" Tanya Mikoto yang panik dan menangis tersedu-sedu.
"Mikoto…" Tsunade memeluk Mikoto dan menangis sampai sesenggukkan.
"…"
Semua orang diam, disitu ada Fugaku, Mikoto, Itachi, Shizune, Jiraiya (suami Tsunade) dan juga Tsunade… semuanya larut dalam kesedihan. Tiba-tiba ada seseorang yang berlari. Itu… Sasuke… Sasuke melihat semua orang menangis, ia sudah menduga pasti terjadi sesuatu kepada Naruto. Sasuke terlihat amat sedih dan ia berjalan menuju keluarganya.
"Ayah…ibu…, Naruto…bagaimana keadaannya?" tanya Sasuke.
Fugaku mendekati Sasuke dan memeluk anaknya itu kemudian ia menepuk-nepuk punggungnya dan berkata, "Kau harus sabar, Sasuke… Naruto sudah meninggal."
Akhirnya tangisan Sasuke meledak, ia menangis sambil berteriak, "NARUTO, AKU MENCINTAI MU…KAMU GAK BOLEH NINGGALIN AKU SEPERTI INI!!! NARUTO…NARUTO…!!!" semua orang yang mendengar jeritan Sasuke ikut larut dalam kesedihan itu.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Malam itu kediaman keluarga Uchiha diliputi suasana sedih dan berkabung. Seluruh tetangga, para sensei yang mengajar Naruto, semua murid SMA Konohagakuen datang terutama Garaa dan Kiba… Saat peti mati Naruto tiba, banyak sekali yang menangis… Garaa dan Kiba sangat terpukul dan sedih ketika mendengar kematian Naruto. Mereka sedih, marah dan rasanya ingin memukul Sasuke sampai babak belur.
Disana juga ada Sakura yang sedang menangis, entah kenapa ia merasa sedih, ia merasa bersalah… Naruto tidak pernah berbuat kasar kepadanya malah sama sekali gak mengganggu hubungannya dengan Sasuke tapi Naruto menolongnya. Sakura mencoba untuk mendekat ke Sasuke yang terlihat sangat terpukul. Ia duduk dipinggir tangga rumahnya. Ia menangis tanpa memperlihatkan raut wajahnya, wajah yang sangat datar dan airmatanya deras mengalir.
"Sasuke…Sasuke…" Kata Sakura namun Itachi menggenggam tangan Sakura dan menjauhkannya dari Sasuke menuju taman belakang rumahnya.
"Sakura, ku mohon jangan ganggu Sasuke dulu… ia masih syok atas meninggalnya Naruto! Ku mohon kau bisa mengerti dan satu hal lagi Sakura… ku peringatkan adik ku sama sekali gak mencintaimu! Aku memang gak seharusnya bicara hal ini dan kumohon jangan pernah ganggu adikku!" Kata Itachi sambil memegang tangan Sakura lalu meninggalkannya disana seorang diri… entah apa yang sekarang di pikirkan oleh Sakura…
*
*
*
Kiba menyeret Sasuke keluar dan mulai memukul Sasuke tepat diwajahnya yang tampan itu lalu memukul perut Sasuke berkali-kali. Sasuke sama sekali gak melawan… Garaa yang melihat kemarahan Kiba, sama sekali tidak mau memisahkan malah ia senang sekali Kiba menghajar lelaki brengsek itu. Tiba-tiba Hinata dan Neji datang, mereka langsung menarik Kiba.
"Kii…ba... a..apa yang sedang kau lakukan, HAH? Ini hari berkabungnya Naruto… kalo Naruto melihat se..mua ini ia akan sedih! Kii…ba… ku mohon hentikan!" Hinata mencoba menarik tangan pacaranya itu dan berusaha menenangkan Kiba yang pada dasarnya tempramental.
"Hinata, jangan ikut campur…! Naruto meninggal karena cowok brengsek ini… dia harus mati untuk membayar semua ini!" Teriak Kiba.
"Kiba… hentikan nanti dia bisa mati… kau mau dipenjara, HAH!!! Garaa… apa yang kau lakukan disitu…? jangan berdiam diri seperti itu Garaa… tolong hentikan Kiba… dia sudah seperti anjing gila!" Teriak Neji yang melihat ke arah Garaa, ia belum pernah melihat pacarnya yang satu ini terlihat berdiam diri, sedih dan marah.
"Biarkan saja Kiba memukul cowok gak tau diri itu!"Jawab Garaa sangat dingin. Garaa berjalan mendekat ke arah Sasuke dan memukulnya sangat keras sehingga dari mulut Sasuke keluar darah.
"Ini pembalasan atas rasa sakit yang selama ini kau torehkan dihati Naruto!!! Namun ini semua tidak seberapa dengan rasa sakit yang dialami Naruto!!! Kau beruntung cowok brengsek!!!" Bisik Garaa ditelinga Sasuke sambil memegang kerah baju Sasuke lalu menarik Kiba pergi… Hinata dan Neji bingung mereka harus bagaimana? Menolong Sasuke atau ikut dengan pacar mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk menolong Sasuke.
"Sasuke, kau gak apa-apa kan? Bertahanlah kami akan memanggil bantuan! Hinata cepat panggil seseorang kesini!" Neji panik dan Sasuke hanya mengangguk dan airmatanya terus mengalir.
"I…iya, Neji-niisan."
Juugo, Sugetsu dan Karin juga Itachi datang atas panggilan Hinata dan mereka membawa Sasuke ke kamarnya. Untung ada Tsunade dan Shizune, Sasuke akhirnya bisa diobati. Setelah itu Sasuke tidak sadarkan diri.
*
*
*
Sudah seminggu sejak kematian Naruto. Sasuke tidak ikut menguburkan Naruto karena sejak kejadian pemukulan itu Sasuke masih belum sadarkan diri. Mikoto dan Fugaku sangat sedih melihat keadaan Sasuke yang sekarang. Akhirnya mereka memutuskan akan membawa Sasuke ke rumah sakit untuk dirawat. Masalah pemukulan ini sama sekali gak di permasalahkan. Mikoto dan Fugaku bukanlah orang yang pendendam.
Pada malam itu, Mikoto, Fugaku, Tsunade dan Jiraiya berada didalam kamar inap Sasuke… mereka sedang mengobrol, sudah lama sekali mereka tidak seakrab itu. Tsunade sebenarnya baru menyadari adanya sebuah keganjilan dalam meninggalnya Naruto. Penyebab utama Naruto meninggal yaitu kehabisan darah. Darah yang keluar dari tubuhnya sangat banyak apalagi bagian rektumnya. Saat para dokter membersihkan Naruto ada segumpal daging yang sangat kecil keluar dari rektum Naruto. Saat Tsunade meneliti lebih lanjut itu adalah sebuah embrio… Ini tidak mungkin menurut akal sehat Tsunade…
"Mikoto, apa selama ini Naruto menyembunyikan sesuatu darimu?" Tanya Tsunade.
"Memang ada apa, Tsunade? Kalo ku ingat-ingat kurang lebih 4 bulan ini Naruto sering mengurung diri di kamar. Sepertinya dia sedang menghindar dari sesuatu. Aku juga gak tau apa itu…" Jawab Mikoto.
"Hmm… apakah Naruto diperkosa ya?"
"Apa maksudmu, TSUNADE?" Tanya Mikoto, Fugaku dan Jiraiya bersamaan.
"Aku mendengar laporan dari dokter yang membersihkan Naruto… ia melihat ada gumpalan daging yang keluar dari tubuh Naruto dan itu seperti embrio… Menurut ku Naruto kehabisan darah akibat keguguran.." jawab Tsunade serius.
"Maksudmu Naruto hamil pada waktu itu?" tanya Mikoto.
"Iya… tapi siapa yang melakukan hal itu?" Jawab Tsunade dan balik lagi bertanya kepada yang lain.
"Tsunade, apakah mungkin itu terjadi?" Jiraiya menanyakan itu dengan ekspresi tidak percaya.
"Kita semua tau, kondisi saat Naruto dilahirkan. Kalian pasti tau'kan kalau Naruto itu memiliki 2 organ reproduksi dan aku hanya memprediksi 5 persen kemungkinan organ reproduksi wanitanya berkembang dan kemungkinan dia untuk bisa hamil itu hampir nihil persentasenya. Aku juga bingung kenapa ini bisa terjadi? Sejak Naruto meninggal sampai saat ini, aku tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkan hal ini."
"Kalau itu benar terjadi… ya, tuhan… aku sungguh berdosa kepada Kushina dan Minato… Kenapa anak itu pendiam sekali…? Mengapa dia tidak menceritakannya kepadaku…?" Mikoto mulai menangis lagi dan Fugaku pun memeluknya.
Tanpa mereka sadari Sasuke mendengar hal itu dan ia pun teringat saat malam dimana dia memperkosa Naruto… semuanya terekam kembali. Ia menangis… ia sudah tidak kuat lagi… ia harus menyusul Naruto… ia gak akan sanggup hidup tanpa Naruto.
'Tenang Naruto sebentar lagi aku akan menyusulmu. Kau pasti kesepiankan disana? Aku akan datang. Sebentar lagi… tolong tunggu aku sebentar lagi… dan pada saat itu berikanlah hatimu untukku…' batin Sasuke menangis.
~Owari~
Saya memang kejam… maafkan saya bila endingnya tidak seperti yang diharapkan para reader… coz bingung buat Narutonya hidup… yang lebih aman Narutonya mati aja dech… huhuhuhu… saya siap menerima semua unek-unek para reader yang gak suka endingnya… silakan luapkan lewat review…
Maafkan saya membuat kalian kecewa… mungkin fanfic saya ceritanya pasaran tapi asli ini original pemikiran saya…
Sekali lagi… thanks buat reader yang baik-baik dan juga sahabat saya Call me rEd-Ew and M4yuraa yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan fanfic ini…
Fanfic ini saya dedikasikan untuk sahabat saya rEd-Ew, Nayol, Mayuraa (N.B/ Apakah persahabatan qta akan berakhir? I miss you and I love you forever, my bestfriends… love U… ^^v
thankzZz… review please…!!!