©Naruto belongs to Masashi Kishimoto.
Happy reading!
oOo
"Selanjutnya kelompok kalian," kata Itachi pada Shikamaru, Hidan dan Shino. Waktu itu siang hari dan mereka berkumpul di taman bermain kanak-kanak. Entah mengapa demikian.
"Kalo gak berhasil gak papa, yah?" kata Shino sambil main jungkat-jungkit ama Shikamaru.
"Gak papa. Yang penting kalian berusaha," kata Itachi sambil ngedorong ayunan yang diduduki Hidan. Sungguh mesra…
"Tapi….hadiahnya bagusin dikit, dong…," kata Hidan sambil turun dari ayunan dan langsung pergi ke papan luncur, "UGWAAAAA…," teriak Hidan senang saat dirinya meluncur.
"Poster Akatsuki itu yang terbagus, lho," kata Itachi sambil duduk di ayunan yang ditinggalkan Hidan tadi dan mulai mengayunnya sendiri dengan kakinya.
"Kalo benda macam gitu elo bilang yang terbagus, yang jelek seperti apa?" kata Shikamaru.
"Pokonya berusahalah!" kata Itachi.
"Gue mau keluar boleh gak?" tanya Shino.
"UGWAAAA…," Hidan kembali berteriak girang saat meluncur dari papan luncur lagi.
"Gak boleh! Lo bisa gue tuntut di pengadilan karena mengingkari kontrak kerja," kata Itachi.
"Lo pikir kita lagi syuting sinetron, apa?" kata Shino.
"UGWAAAA…," teriakan Hidan kembali terdengar.
"Kelompok sebelumnya dah berhasil…," kata Itachi.
"UGWAAAA…," teriak Hidan.
"Bikin…," lanjut Itachi.
"UGWAAAA…."
"Deid…."
"UGWAAA….."
"Bisa diem gak sih, lo?!?!?!?!" Itachi melempar kunai ke arah Hidan. "Gak ada pantes-pantesnya om-om kayak elo teriak girang maen papan luncur gitu, tauk!"
"Maaf…," kata Hidan.
"Jadi, kelompok sebelumnya…," kata Itachi.
"MMMMPPPFFFHHH…," Hidan berteriak kembali ketika meluncur dari papan luncur. Tapi kali ini ia berteriak dengan mulut tertutup.
"Telah…."
"MMMMPPPFFFHHH…."
"Berha…."
"MMMMPPPFFFHHH…."
"Ampun, deh, brengsek! Lo diem dan gak usah maen papan luncur lagi!" Itachi menunjuk Hidan dengan jari tengah kirinya dengan marah.
"Diem dong, lo!" kata Shino ikut menengahi, "Lo mau teman lo tambah tua gara-gara marah?"
"Lo juga diem, deh!" kata Itachi pada Shino.
Dan semua mendengarkan Itachi dengan kidmat. Tanpa berani bersuara. Bahkan bernafas pun rasanya tak bebas. Gini nih, kalo harus berhadapan ama Kakek yang mau sakratul maut.
"Jadi kelompok sebelum kalian, yaitu kelompok Gaara, Kakuzu dan Sai udah berhasil bikin Deidara dan Ino deket. Malah mereka udah mau ngobrol dan ketawa satu sama lain. Trus Deidara juga mau nganter Ino pulang dan Ino pun mau dianter Deidara pulang," kata Itachi.
"Udah?" tanya Shino, Hidan dan Shikamaru.
"Iya," jawab Itachi.
"Ayo main lagi!!" teriak Hidan semangat sambil berlari ke arah papan luncur lagi. Shino dan Shikamaru pun kembali main jungkat-jungkit.
"UGWAAAA…," teriakan Hidan kembali terdengar.
"Oh DJ…," Itachi menenggelamkan wajahnya di balik kedua telapak tangannya.
oOo
Malam hari. Deidara mengunci dirinya di kamarnya.
Tak gendong kemana-mana. Daripada kamu naik busway kesasar, mendingan tak gendong tho..enak tho…mantep tho?
HP Deidara berbunyi. Deidara segera mengambilnya. Ternyata sms.
"Ino?" kata Deidara saat tahu siapa pengirimnya. Dibaca nya sms itu.
Ino : Konbanwa, gue Ino. Gue lagi kebanyakan pulsa. Boleh kan, maen sms ama elo?
Deidara membalasnya. Kebetulan tadi ia abis isi pulsa.
Deidara : Gak papa. Asal jangan lama-lama, pulsa gue mefet! Kalo kebanyakan pulsa, kirimin ke gue aja. Gak ngerepotin, kok! Gak usah sungkan-sungkan.
Ino : Ah…sudah kuduga…lagian siapa yang mau ngirimin elo pulsa. Gini Dei, gue tanya, kapan duit gue elo balikin.
Deidara menepuk jidatnya. Akhirnya….pertanyaan yang ditakutinya keluar juga….
Deidara : Um….gimana, yah?? Duit gue baruuuuu….aja gue pake beli Limosine. Abis, deh!!
Tentu saja Deidara bohong! Jaim lah! Masak ama cewek ngaku kere? Jangankan beli Limosine, beli truk mainan anak kecil aja ia harus jual diri dulu XP
Ino : Ow….gitu, yah?? Gampang lagi! Jual aja Limosine lo itu. Dengan gitu elo bisa bayar utang ke gue.
Deidara : Yah….Limosine gue kan lagi dipake temen gue ke luar negeri. Tadi pesawatnya baru aja berangkat dari bandara.
Ino : apa? Maksud lo, temen lo itu naik pesawat sambil pake Limo?
Deidara menjedot-jedotkan kepalanya ke tembok! Begooooo!!!
Dei : Udahlah….lupain.
Ino : oke. Gue boleh curhat, gak?
Deidara mengerutkan kening. Ia adalah tipe orang yang males sekali dengerin atau ngebaca curhatan orang lain. Tapi…kalo gak mau, entar Ino nagih hutangnya dengan lebih keras, lagi. Siapa tahu Deidara bakal dituntut dengan tuduhan penipuan.
Dei : Go ahead.
Ino : Sejak hari itu, gue gak ketemu ama Sai, lho.
Dei : O
Ino : Cuma O ??
Dei : trus gue harus gimana?
Ino : ya apa gitu, kek! Jangan Cuma O aja!
Deidara : AIUEO! Dah lengkap kan?
Ino tersenyum. Deidara emang lucu. Pantas jadi pelipur lara :)
Deidara : Eh, Ino. Lo ngerasa gak, selama ini kita ketemunya kok kebetulan banget, ya?
Ino : Kebetulan gimana?
Deidara : kita selalu ketemu setiap ada dari temen kita yang ngajak kita pergi! Bener kan? Waktu kita ketemu di taman, gue diajak Kisame. Waktu di pasar malem, gue diajak Pein. Waktu di WTC, gue diajak Sasori. Waktu di kon…
Ino : Kon?
Deidara: Maap, tadi karakternya abis. Gak muat. Hehehe…waktu di konser, gue diajak Tobi. Ngerasa aneh gak sih, lo?
Ino : iya, sih….waktu kita ketemu, gue juga selalu ama temen gue. Aneh juga
Deidara : Pasti ada plankton di balik batu!
Ino : udang, bodoh! Gue rasa juga begitu! Kayaknya pertemuan kita itu direncanakan oleh mereka, deh…
Deidara : Tapi rencana apa?
Ino : gue juga gak tahu. Coba deh, elo cari tahu sendiri. Gue juga bakal berusaha mengorek informasi!
Deidara : Oke. Gue juga bakal coba.
Ino : Eh, Dei. Elo kan belum denger curhatan gue.
Dei : ya ampun! Baterai gue lobet! Pulsa gue abis! Gue belum sholat dan belajar! Udah ya, Ino!!
Dan sebelum Ino sempat membalasnya, Deidara segera me-nonaktifkan HPnya. Deidara kembali menerawang ke langit-langit kamarnya.
"Kok gue baru nyadar ya? Pasti temen-temen pada punya suatu rencana ama gue. Pasti mereka behind the scene (berada di balik layar) dalam pertemuan antara gue dan Ino…," pikir Deidara, "Tanya Tobi, ah!"
oOo
Malam itu juga, Deidara menuju kamar Tobi. Kamar Tobi terletak di lantai paling atas, trus paling pojok, dekat ma kamar Pein.
Sesampainya di sana, kamar Tobi tampak gelap. Maklum, markas ini memang megah, tapi belom kesentuh ma PLN. Jadi harus pake lilin, dah. Itupun kalo ada lilin, kalo gak ada, mereka harus terjaga bergantian ma partner mereka. Yang satu tidur, yang satu nyalain korek api batangan terus sampai pagi XD.
"Un!" Deidara menendang tubuh Tobi hingga tuh anak jatuh dari ranjang, "Gile, walau tidur, masih juga pake topeng," kata Deidara.
"Ah…Deidara-senpai. Ada apa, toh?? Gak bisa tidur? Sini ma Tobi," Tobi meraih Deidara dalam pelukannya.
Sekarang Tobi membentur tembok dengan kerasnya akibat tendangan maut Deidara. Gak sia-sia Deidara berguru pada Pein yang berguru ma Lawliet (??).
"Lo tahu, un, apa yang anak-anak Akatsuki lagi rencanain buat gue?" tanya Deidara setelah menduduki tubuh Tobi yang terlentang. Biar tuh bocah gak berulah lagi.
"Rencana?" tanya Tobi sambil meringis kesakitan karena perutnya diduduki pantat Deidara, "Tobi gak tahu, Senpai."
"Elo bohong, un!" Deidara keukeuh, "Jangan kira gue gak tahu ya!"
"Berarti Senpai dah tahu? Kalo gitu ngapain nanya?"
"Uh!" Deidara berdiri dan menghempaskan pantatnya lagi ke perut Tobi dengan keras
"UGWAAAA!!" teriak Tobi. Untung aja Pein lagi tidur di peti matinya yang kedap suara. "Sakit, Senpai!"
"Kalo gitu, elo bilang ke gue! Tobi anak baik kan??"
"Baik sih baik, tapi jangan kentut di atas perutku, dong!" keluh Tobi saat Deidara 'ngebom' dengan nyamannya.
oOo
Ino cerewet : Benarkah???
DeiDei norakz! : Yup. Gitu kata Tobi.
Ino cerewet : Gue merinding, nieh….masak gue ama…elo??
DeiDei norakz! : Lo pikir gue juga gak keberatan apa? Kata tobi, ini semua berawal dari diary gue yang ke baca ma anak-anak Akatsuki
Ino cerewet : Diary?
DeiDei norakz! : Iya, padahal gue nulisnya pake huruf Braille lho!! Tapi kebaca dan diterjemahkan ma Kisame.
Ino cerewet : Emang tentang apa diary elo??
DeiDei norakz! : Padahal…yang gue maksud cewek itu….
Deidara langsung mematikan ponselnya. Ingatannya selalu berubah sedih saat mengingat wajah perempuan itu. Perempuan yang membuatnya lepas dari jerat yaoi. Perempuan yang pernah membuatnya melupakan rasanya pada Danna-nya.
Saat Deidara melihat foto itu dari Kakuzu…beberapa tahun silam, entah dari mana dan untuk apa Kakuzu memiliki foto itu.
oOo
"Ngapain kita kumpul nieh??" tanya Sasori saat Pein mengumumkan agar semua makhluk yang merasa jadi buronan kelas S merangkap gelandangan Negara, agar berkumpul di ruang tengah.
"Katanya Si Deidara mau ngomong," kata Kisame yang datang paling dahulu daripada yang lain.
"Hai teman-teman," kata Deidara saat sampai di ruang tengah, di mana yang lain udah pada kumpul.
"Mau ngomong apa, Dei?" tanya Hidan.
"Gini…sebelumnya gue mau ngucapin makasih banyak atas perhatian kalian ma gue," kata Deidara terharu.
"Gak usah berterima kasih," ujar Itachi, " Gue gak merasa perhatian ma lo, kok."
"Ya, makasih pada kalian, kecuali Itachi," kata Deidara, "Gue tahu, kalian berbuat semua ini demi kebaikan gue, kan??"
"Berbuat apa?" tanya Pein yang punya feeling jelek. Jangan-jangan….Jangan-jangan…Deidara tahu kalo dulu, secara diam-diam…secara diam-diam…Pein pernah ngirim foto Deidara ke redaksi majalah buat pemilihan Cover Girl.
"Kalian dah baca diary gue kan??" tanya Deidara to the point. Karena mendadak ia kebelet banget ke WC. "Kalian niat jodohin gue ma Ino kan?? Karena ciri-ciri fisik cewek di diary gue kayak yang dimiliki Ino kan??"
"Baru nyadar lo??" tanya Sasori cuek dan judes, "Lemot!"
"Lo pikir gue seneng ngelakuinnya??" gerutu Itachi kesal.
"Lo sih, jadi cowok gak laku amat! Mati aja!" kata Hidan sadis.
"Ini semua usul Pein, kok," kata Kakuzu, "Lo tahu kan, gue gak mau ngelakuin hal yang ngabisin uang kayak gini tahu!" kata Kakuzu yang udah ngeluarin duit 500 perak buat beli silet untuk memotong hewan-hewan ekstrim yang ditangkapnya buat dijadiin masakan untuk Deidara waktu itu.
"Tapi kalian salah!" kata Deidara.
"Iya! Kami emang salah karena udah ngebantu elo!" kata Zetsu.
"Elo??" teriak yang lain (minus Deidara) sambil menunjuk ke arah Zetsu.
"Ya…gue kan juga ikut menyetujui usul Pein waktu itu," kata Zetsu.
"Aduh…dengerin dong!!" kata Deidara mencak-mencak. Mana rasa kebeletnya makin menjadi pula. Udah nyampek ujung nieh…XP "Denger yah!! Kalian tahu, siapa cewek yang gue maksud dalam ciri-ciri di diary gue?"
"Ino kan??" tanya Pein jenius. Disusul dengan anggukan yang lain.
"Atau Misa Amane?" tanya Kisame, "Atau Mihael Keehl?"
"Lagian siapa tuh?" tanya Itachi gak ngerti.
"Pokoknya hentikan perjodohan ini! Gue gak mau ikut! Gue hanya anggap Ino sebagai seorang cewek yang gue punya utang 99.500! Cuma sebatas itu! Ino bener-bener bukan tipe gue! Gue gak suka dia!"
Deidara pun ngacir ke WC.
"Gak kebalik, tuh? Justru elo yang bukan tipe Ino," gumam Pein sembari menatap Deidara yang menjauh.
"Udah?? Kelar??" tanya yang lain heran.
"Syukurlah…," kata Hidan legah, "Dengan gini, misi gue gak jadi, dong??"
"Trus, hadiahnya gimana?" tanya Itachi, "Kita kan udah capek-capek bikin poster ukuran billboard Akatsuki!"
"Gak usah repot-repot, ambil aja, dah!" kata Sasori sambil beranjak pergi.
"Buat gue aja!" sela Kakuzu, "Gue rugi 500 perak gara-gara perjodohan ini!"
oOo
"Apa? Dah tamat?" tanya Hinata heran saat ia diberitahu oleh Shino tentang akhir dari perjodohan gak penting ini.
"Iya, tadi Itachi ngirim telegram ke gue," kata Shino sambil ngebetulin kacamatanya yang agak mlorot. Bisa gawat kalo matanya kelihatan orang lain…entah saking bagusnya atau saking julingnya ^^' "Dengan ini, misi gue gak jadi, deh. Gak perlu repot lagi."
"Hari gini pake telegram??" kata Kiba, "Cih! Apa gunanya kerja keras gue ampe pulang subuh pas konser dulu!" gerutunya kesal, "Mana duit gue dipinjam bencong murahan itu 500 perak pula!"
oOo
Mendokusei: Syukurlah….
Sai-modelVaselin : X)
RamenLuph : Jah! Kate siapa lu, Gaara??
SabakuNoTomCruise : Gue dikasih tahu Shino, Shino dikasih tahu sesepuh Akatsuki a.k.a Itachi itu.
Sai-ModelVaselin : X)
Mendokusei: Setidaknya, gue bisa legah karena Ino bisa selamat…kasihan banget tuh cewek.
: Huh…
SabakuNoTomCruise : Oi! Siapa tuh pake nickname yang nantangin guah??
Sai-ModelVaselin : X)
RamenLuph : Trus, ini bener-bener ending? Kenapa kok diakhiri, sieh?? Padahal aku mau tahu siapa kelompok yang terbaik dan mendapatkan poster Akatsuki itu!
: Huh….
Mendokusei: Jah! Naruto, elo masih minat pada benda yang belom tentu tukang rongsokan mau nerima gratis gitu???
Sai-ModelVaselin : X)
SabakuNoTomCruise : Oi, cowok tembok model porselen! Lo komentar dong. dari tadi mesam-mesem mulu. Lo juga, , ganti dah nickname lu!
: Huh…
SabakuNoTomCruise : Siapa sih, lo?? Dari tadi hah huh mulu! Jangan-jangan elo ganteng-ganteng tapi gagu dan buta aksara lagi! Makanya tahunya cuma huruf H dan U ma titik aja! Nickname lo jangan-jangan diketikin ma orang lain yah???
RamenLuph : Oi, Gaara. Elo nape sieh?? Kayak ibu-ibu yang telat dapet duit belanja aje lu!
SabakuNoTomCruise : Gara-gara perjodohan itu, Kankurou jadi telat nonton telenovela kesayangan dia, tauk! Uhuhuhuhuk….
Mendokusei: Trus napa elo yang sewot???
Sai-ModelVaselin : X)
: Gue dah ganti nick…
SabakuNoTomCruise : Bodo! Gue log out ajah!
RamenLuph : Jiah! Nape cepet banget? Baru juga 1 jam
SabakuNoTomCruise : Gue ada meeting
Sai-ModelVaselin : Jane, Gaara
SabakuNoTomCruise : Tumben lo dapet ngomong tanpa mesem, Sai
Sai-ModelVaselin : X)
SabakuNoTomCruise (status: offline)
Tau kan siapa aja yang chat di atas?? Tentu saja Shikamaru, Naruto, Sai, Gaara dan Sasuke. Cuih! Entah karena apa, dua cowok terkul itu (SasuGaara) jadi sangat narsis jika berada di dunia maya gitu.
Gaara log out, bukan karena ada meeting, tapi karena ada telenovela Marimar yang udah tayang beberapa kali dan Gaara udah nonton beberapa kali pula! Gengsi dong, kalo harus ngaku!
oOo
Deidara duduk nyaman di atas kloset. Wajahnya menunjukkan ekspresi legah…tapi..aura murung muncul di wajahnya…bayangan perempuan itu……. Deidara inget pada isi diarynya yang susah payah dia tulis pake huruf orang buta itu, tapi mampu diterjemahin ma Kisame yang lulus dengan nilai terbaik di SLB setahun tahun yang lalu setelah 24 tahun tuh hiu siluman sekolah di sekolah abnormal itu.
Kriteria cewekku : HARUS cewek tulen, un! Menerima gue apa adanya, kulit putih (tidak seputih tembok), dan yang terpenting……HARUS berambut kuning panjang, un! Kayak…… ah, un! Gak deh, un!
Ples Bek:
"Inih???" tanya Kakuzu heran pada Deidara yang menatap foto seorang perempuan di kamar Kakuzu. Foto perempuan itu ditempelin di papan mainan dart milik Kakuzu di dinding.
"Un!" kata Deidara sambil meraba foto itu yang udah bolong-bolong akibat ditancepan paku di atasnya.
"Itu Godaime, dari Konoha!" kata Kakuzu sambil melempar satu pecok ke papan dart itu. Untung aja Deidara sempat menghindar sebelum legenda Hantu Jeruk Purut terjadi pada dirinya. "Gue dendam ma dia! Gue pernah kalah besar ma dia! Goceng! Goceng!" Kakuzu makin bernafsu melempar pecok ke wajah Tsunade.
"Betewe, dari mana elo dapetin paku-paku ini, un??" kata Deidara saat pecok nancep di tembok dengan jarak 0,5 cm di samping kepala Deidara. Mana Kakuzu kalo ngelempar brutal sambil merem pula.
"Apa gunanya Sasori dan boneka-bonekanya itu?!"
En op Ples Bek
"Tsunade….," gumam Deidara sambil meneteskan airmata, "Tau gini gue mending setia ma Sasori."
Dan Deidara pun menangis. Menangis antara sedih dan kesakitan. Sedih mengingat Tsunade yang udah MBA ma kakek-kakek tak di kenal, dan kesakitan karena hampir dah 30 menit ia di WC tapi belom jebol juga! Rasanya mau pake Ngeden-no jutsu nya Kisame dah.
Jika udah cinta, Omas pun kayak Paris Hilton *?*
OWARI!!!!!!!!!!!!!
Hasil dari misi Akatsuki feat Konoha's teens : Deidara TETEP membujang.
Talkshow :
Yuki : FIUH!! Akhirnya tamat juga fic laknat ini
Dei : Lo enak tinggal fiuh fiuh gitu! Harga diriku akan hancur sepanjang masa! Masak gue naksir nenek-nenek gitu?!
Kisame : Itu kan dah planning, Dei. Ikhlas napa lo???
Dei : Kalo elo jadi gue, apa elo terima??
Kisame : Itu kan 'kalo'. Tapi nyatanya enggak kan??
Pein : Gue juga gila banget di sini. Terutama pas di sawah dulu. Hancur lebur sudah harga diriku
Hidan : Gak papa, entar kan bisa dikristal-in lagi
Pein : Lo pikir garam
Itachi : Gue juga! Terutama yang pas simpanse itu!
Yuki : Emang kenapa???
Itachi: UGH! Gak gue restuin elo ma Sasuke!
Yuki : Gak papa. Sasuke juga gak butuh restu lo!
Tobi : Tobi anak baik! Sebagai Uchiha, Tobi yang akan menggantikan Itachi-senpai untuk merestui Yuki dan Sasuke
Yuki : Tobi…anak baik banget!!
Itachi : Lalalalala...gue gak denger…-sambil nutup mata-
Sasori : ………….
Zetsu : Gue gak ambil bagian di misi nyah!
Yuki : Trus kenapa?
Zetsu : Ya gak papa. Gue Cuma pengen ngomong aja. Daripada diem kayak kalajengking itu
Kakuzu : kembalikan 500 perakkuh! –nyekik Yuki-
Yuki : Bukannya elo dah dapet poster Akatsuki? Lo jual kan??
Kakuzu : Iya! Tapi Cuma laku 75 perak! Itupun setelah gue tawar. Sebelumnya malah mau dibeli hanya dengan sebutir nasi!
Yuki : -melemparkan receh ke arah belakang Kakuzu- doggy! Doggy!
Kakuzu : -ngelepasin Yuki dan lari ke arah uang receh tadi- guk! Guk! Auk!
Makasih BANYAK BANGET buat semua yang udah review, baca, ngelirik, kasih komen doang lewat fb, masukin ke fave, ke alert, dan semua yang udah kasih partisipasinya. Maap bila ada bagian yang tidak kalian suka. Yuki gak sengaja, kok. Yuki gak niat menyinggung siapapun disini. Yuki hanya ingin bikin fic selucu mungkin untuk menghibur kalian XD Makasih yang udah menemani perjalanan MCAA hingga akhir ini.
Makasih….makasih banyak!! Love you all –dirajam, dibantai, di bakar-
Review, kritik, saran, pendapat, apapun asal bukan flame,
Akan sangat saya nantikan dan hargai :D
April 2010
Yukeh