Hore! Akhirnya jadi juga!! Inilah collaboration fanfic oleh empat authoress terkeren -ditimpuk- yakni .hoshi.na-chan., raichan as rhodes (biasa dikenal dengan raichan), pink-violin, en Sabaku no ghee!

We proudly present... drum rolls

DramaQueenVirus: When the Worlds Collide!

Author chap.1: .hoshi.na-chan.

Warning: Bukan YAOI, hanya PARODY.

Pada suatu pagi yang cerah di Konoha, ninja berambut pirang menggosok-gosok matanya sehabis bangun tidur. Naruto berjalan menuju kulkasnya disudut dapur.

"Ha? Semua makanan udah abis? Aduh..gimana dong... Ah..makan ramen aja."

Naruto pun pergi riang gembira kearah warung ramen favoritnya. Namun lagi-lagi dia harus menahan kekecewaannya.

"Argh...kok tutup sih? Ya udah deh...aku belanja aja."

Lagi, Naruto melangkah riang ke arah toko terdekat. Dia melihat kedalam. Aneh. Tidak ada satupun orang yang berada dalam toko itu. Tapi karena saking laparnya, naruto memutuskan untuk tetap masuk.

Setelah mengambil keranjang, dia menyusuri deretan makanan.

"Humm...sereal.." Dimasukkannya satu box sereal rasa ramen. "Beli sayur juga ah...timun..kol...apa lagi yah, oh! Tomat!"

Naruto mencari-cari sayur berwarna merah itu, dan akhirnya menemukan sebungkus tergeletak diantara sayuran lain.

Segera diambilnya bungkusan tomat itu, tapi sayang, ada satu tangan lagi yang menarik bungkusan itu. Dengan kesal, dilihatnya pemilik tangan putih pucat itu.

"Heh! Teme! Aku yang nemu tomat ini duluan tau!" Kata naruto sambil menarik bungkusan tomat itu kearahnya.

Sasuke menaikkan alisnya. "Enak aja! Aku duluan!" Ditariknya tomat itu.

Naruto menggeram. "Aku!"

Sasuke ngga mau kalah. "Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Temeeee...!"

Sharingan Sasuke aktif. Naruto keder. Maka resmilah tomat itu masuk ke keranjang belanja Sasuke.

Sasuke melangkah duluan, Naruto yang juga udah selesai mengikutinya dari belakang. Diintipnya belanjaan Sasuke. Tomat sebungkus, Potato chips tomato flavored, jus tomat, Sereal rasa tomat, Wafer lapis krim tomat, selai tomat, sampe satu set Body Shop yang tomat. (yang ini engga. XD)

Naruto menggaruk kepalanya bingung. Ada apa dengan tomat?

Mereka sampai di meja kasir. Tapi belum ada orang yang menunggui meja itu.

"Aneh..." gumam Sasuke.

"Bener kan? Masa sampai Ichiraku ikutan tutup. Mana dijalan gak ada orang lagi." Kata Naruto. "Di wilayah rumahmu gimana Sasuke? Ada orang ga?" Lanjutnya lagi.

Jleb. Sasuke menatap naruto dengan tatapan Uchiha trademark.nya. "Nyindir? Di wilayah klan Uchiha emang dah ga ada orang kali. Udah dibunuh semua."

Naruto buru-buru minta maaf, tapi sasuke udah keburu pergi.

"Eh, teme! Belanjaannya gimana?" sahut naru.

"Udah...Tinggalin aja."

DQV

Mereka berdua berjalan di sepanjang jalan Konoha, sambil melihat kiri-kanan. Sama sekali ngga ada orang.

"Hei, Teme. Kok ngga ada orang yah?" Naruto memecah kesunyian.

"Ngga tau deh."

"Hei, Teme. Emang orang pada kemana sih?" Tanyanya lagi.

"Ngga tau."

"Hei, Teme. Kita mau kemana?"

Sasuke menahan kekesalannya yang udah sampai diubun-ubun. "Ngga tau!"

Tapi toh langkah mereka terhenti didepan gedung Hokage.

"Hei, Tem—,"

"APA LAGIII!!"

Naruto merengut. "Ih...bete amat sih jadi orang. Kan aku cuma ngusulin masuk kedalam aja. Ya udah kalo ngga mau." Katanya sambil meninggalkan Sasuke sendirian.

Sasuke, yang mau ngga mau –yang merasa suasana makin lama makin mencekam-, menyusul Naruto.

DQV

Sepanjang lorong dan lantai kosong melompong. Merekapun sampai di depan kantor sang hokage.

"Chichi (panggilan anak kandung ke ayahnya)!" Naruto membuka pintunya. Kosong. Tidak ada siapa-siapa.

"Hei...Teme..." Naruto mulai lagi.

"Appaaaa?" sahut Sasuke yang mulai terlatih kesabarannya.

"Kok...perasaan aku nggak enak yah?" Kata naruto yang mulai keringat dingin. Sasuke pun sebenarnya udah merasa aneh daritadi. Tapi karena jaim, dia diam saja.

"Coba telpon ayahmu.." Sarannya. Naruto mengangguk dan mengeluarkan handphone dari sakunya.

Tuuut...Tuuut...Tuuut...Tuu-pik- 'Halo?'

Naruto mendesah lega dan mengangguk kearah Sasuke. "Chichi!"

'Naruto? Kamu sekarang dimana?'

"Chichi! Chichi yang dimana?! Kok Konoha hari ini aneh banget sih? Ngga ada orang sama sekali! Cuma ada si Sasuke!"

'Chichi tau. Naru, dengar. Konoha beberapa menit lagi akan diserang. Tadi malam chichi nerima pesan tentang ini. Sekarang chichi lagi nyari cara penangkalnya.'

"Diserang apa?! Orochimaru?"

'Chichi belum tau pasti. Tapi ultimatumnya gini. Pada pukul 11.00 Konoha akan diserang oleh DQV —,'

"DQV? Apaan ntuh?"

'Jangan potong chichi! Itu katanya DramaQueenVirus, yang akan menyebar dalam waktu 5 detik setelah ledakan. Jadi kalau terdengar ledakan, tutup hidung kalian, sembunyi dibawah meja, lindungi kepala, hindari dinding—,'

"Kok kayak penanggulangan gempa sih?"

'Chichi bilang jangan potong chichi! Pokoknya ntar chichi telpon lagi.' –tuut..tuut-

Naru memandangi handphonenya. "Yaah..ngambek... sasuke, sekarang jam berapa?"

"Itu pegang hape. Diliat napa?"

Naru melirik hapenya dan seketika matanya membelalak. 10.59!

"SASUKE! SEMBUNYI! TUTUP IDUNG!" Teriak Naruto dan buru-buru ngumpet dibawah meja Hokage.

Sasuke kaget dan celingukan mencari tempat sembunyi, tapi satu-satunya tempat yang ada cuma meja. Buru-buru dia menyusul naru dibawah meja.

"Geser!"

"Eh,sempit tau!"

KA-BOOOOM!!

Terdengar ledakan dahsyat dari luar, tapi getarannya terasa sampai ke kantor. Mereka buru-buru melindungi kepala dan hidung.

Seluruh kota diselimuti kabut ungu dengan kerlipan-kerlipan aneh. Setelah 1 menit, kabut itu hilang begitu saja.

Naruto membuka kaca dan melihat keadaan kota. Masih lengang.

"Ayo keluar." Kata Naruto. Sasuke mengangguk.

DQV

Sasu dan Naru berjalan mengawasi jalan Konoha. Belum ada siapapun.

"Huh...Sebenarnya ada apa sih..." Gerutu Naru bingung.

Tiba-tiba terdengar suara petikan gitar yang merdu sekali. Mereka terdiam, dan mencari asal suara. Dan mulut merekapun menganga.

Shikamaru main gitar. Temari duduk disampingnya sambil mengedip-ngedipkan matanya. Shikamaru main gitar sambil melempar senyum penuh cinta ke Temari.

"S-Shikamaru...Temari... sejak kapan??" Naruto tergagap.

"Temari...cintaku...aishiteru..." Shikamaru meraih tangan Temari dan mengecupnya. Temari tersipu malu.

"I love you too..." Jawab Temari. Benar-benar dunia milik berdua.

"Aaaaaarrrgghh!!" Naruto teriak histeris dan lari dari sana secepat mungkin. Sasuke yang masih bengong melihat scene yang sangat langka itu, kemudian buru-buru mengejar Naruto.

DQV

"Hh..hh..benar-benar menyeramkan...melihat yang tadi..." gumam Naruto sambil berusaha mengatur nafasnya. Sasuke mengiyakan.

"Untuk hal yang satu ini, aku setuju denganmu."

"Hihihihi..."

Mereka membeku sesaat. Kikikan itu... Mereka menoleh kearah sumber suara.

Tenten bersandar dipohon. Neji didepannya dengan satu tangannya dipohon, disisi Tenten. Tenten mengikik. Neji menyeringai.

"Tenten..."

"Neji..."

"Tenten..."

"Neji..."

Wajah mereka makin mendekat...mendekat...mendekat...

"AAAAAAAARGH!!" Sasuke dan Naruto menjerit bersamaan dan kabur dari sana saat itu juga.

DQV

"hh..hh...Chichi! Sepertinya virus itu sudah menyebar!"

'Apa gejalanya?'

"S-semua orang...jadi aneh...Semuanya jadi seperti drama...semuanya tiba-tiba jadi romantis. Naru jadi takut chichi. Masa Shikamaru yang pemalas dan Neji yang dingin berubah jadi penuh cinta begitu??"

'Hh...udah chichi duga. Satu hal yang chichi takutkan... Ultimatum itu juga berkata...orang-orang yang tidak diharapkan atau tidak terduga akan datang begitu saja. Sudah yah, chichi cari dulu penangkalnya.'

Naruto menonaktifkan loudspeaker dan memutuskan sambungan.

"Orang yang tidak diharapkan...orang yang tidak terduga..." Gumam Sasuke.

"Drama...cinta... menyeramkan sekali.." Ujar Naruto sambil merinding.

"Hff...asal bukan Itachi saja orang itu..." Kata Sasuke.

Belum juga selesai gema suaranya...

"Heh..baka otouto..."

Sasuke terlonjak dari tempatnya dan melihat kebelakang.

"I-itachi...bukannya kamu udah...mati?"

Naruto ikut melihat dan menyiapkan senjatanya.

Jubah Itachi menyapu tanah sambil dia melangkah kearah Sasuke. Tidak ada suara selain suara angin bertiup...

Itachi sampai didepan Sasuke. Sasuke menelan ludah ketakutan. Naru juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Tangan Itachi terulur. Sasuke menahan nafas. Naruto terpaku.

-Poke-

Sasuke membuka matanya perlahan setelah tadi ditutupnya karena ketakutan matanya akan diambil. Ekspresi Itachi tidak dapat dibaca. Sebagian wajahnya tertutup jubah.

Itachi diam. Sasuke diam. Naruto diam.

-hug- "Kakak kangen banget sama kamu, Sasukeee.." Kata Itachi girang.

Mata Naruto terbelalak. Sasuke apalagi.

"Gggrrkh...lepasin! Ini pasti bukan Itachi! Lepas!" Sasuke memberontak dan mendorongnya.

Itachi mundur. Sekarang seluruh wajahnya terlihat. Ekspresinya...puppy eyes...

"Ini kakakmu, Sasuke. Percayalah..." Ratap Itachi sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada.

"Ngga mungkin..." Desis Sasuke.

"Kumohooon...Percayalaaah..."

Naruto bengong melihat adegan didepannya. Inikah yang dimaksud dengan DramaQueenVirus? Benar-benar seperti drama telenovela...Menyeramkan sekali...

"Grrkkh...lepass!!" Sasuke menghentakkan tangannya dan berhasil lepas dari Itachi.

"Sasuke!" sahut Itachi.

"Heh dobe! Cepetan! Ngapain bengong disitu!" Bentak Sasuke dan kabur.

Naruto kaget. "Eh..tungguiiiinn!!"

Sementara Itachi...

"Maafkan kakakmu, Sasuke... Sasukeee! Maafkan kakakmu ini!!" Teriak Itachi menyayat hati.

"Ogaaaahh!!" Teriak Sasuke dari ujung sana.

-criiing- tiba-tiba ada kerlipan mengelilingi Itachi.

"Lho...ngapain aku disini? Ah! Aku kan mau bunuh si Sasuke! Dimana dia! Argh!! Tadi aku ngapain sih??" gerutu Itachi.

"Ah...sudahlah...lain kali saja..."

Poof! Itachi menghilang.

-tbc-

Ada apa sebenarnya yang terjadi?? Nantikan chapter 2 yang akan ditulis oleh Raichan! Review pliz!