Yah mungkin ini ending dari fan fic gw untuk cerita My future is gone, brokenheart with fear
thanks to: Sora Aburame (Iya bener banget gw flu berat, senjata gw dah dijual semua buat beli obat flu yang ampuh. tapi gak sembuh-sembuh. Naruto... baca aja ceritanya. thanks tak enteni kowe buat ngereview cerita ane...), apple ocha (ini merupakan chapter terakhir dari cerita ini. Emang mereka baru tahu soalnya yang tahu cuman Kakashi, Tsunade ama Jiraia), .hoshi.na-chan. (sebenernya sih..(baca nih ceritanya dah chapter terakhir kok. tadi gw mau ceritain tentang bapaknya Hinata cari muka ke Naruto tapi...), Sabaku no ghee (TBC Tubercolosis.., TAPI MAKSUD GW TO BE CONTINUE,niatan gw nggak mau cepet-cepet. mumpung ide gw masih banyak jadi gw cepetin updatenya. Naruto NGGAK BAKAL NGEGOMBALIN HINATA. Narutonya kan gw.. hehehehe). Satu lagi yang baru masuk tadi untuk aja belum di update nih cerita terakhir. thanks to mayura-mls login (Emang semua orang jadi segen ama Naruto, bapaknya yang dah nyelametin mereka, tapi mereka malah mencemohi anaknya).
Disclaimer: Masashi Kishimoto yang punya Naruto. Ini cerita bikinan gw sendiri
The Last Night
Malam hari sebelum tidur, Naruto bertanya ke Hinata. "Hinata-chan, ma-maaf nih. Kamu jangan berpikiran yang nggak-nggak ya. Maukah kamu tidur bersamaku?" pinta Naruto.
'Apa? Naruto meminta untuk tidur bareng dengan dia? Ahh tidak mungkin. Ini merupakan hal langka terjadi-' khayakan Hinata terganggu oleh tangan Naruto yang melambai di deoan wajahnya. "Hinata-chan, kamu nggak pa-pa kan? Aloo, ada orang disitu" Naruto tersenyum di depan wajah Hinata.
"Umm, hai. Malam ini saja" jawab Hinata scara spontan dengan muka yang merah.
"Hinata-chan muka kamu kenapa selalu merah sih?" goda Naruto.
Akhirnya mereka sekamar. Hinata mengganti bajunya dengan memakai baju tidur. Naruto melepaskan celana panjangnya dan diganti celana boxer untuk tidur dan memakai kaus t-shirt hitam (Ini cerita nggak ada yang porno jadi sekali lagi dimohon jangan pada piktor ya). Hinata mulai berbaring di tempat tidur disusul oleh Naruto. Mereka tidur bersebelahan. Pertama kali bagi mereka untuk tidur seranjang. Situasi dalam kamar dingin dan gelap.
"Hinata-chan, sejak kapan kamu mulai menyukaiku?" tanya Naruto sambil memandang mukanya Hinata.
"Sejak kita masuk ke akademi" jawab Hinata singkat.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya waktu di akademi?" tanya Naruto
"Naruto-kun, aku sebenernya mau ngomong tapi aku takut ditolak sama kamu. Padahal juga waktu pas chunnin aku dah pernah kasih sinyal ke kamu. Tapi kamu nggak pernah ngerasa" Hinata mencoba memandang wajah Naruto di kegelapan.
"Ohh iya, aku juga merasa aneh ketika aku deket ama kamu, wajah kamu selalu merah dan kadang-kadang pingsan. Sekarang aku baru tahu, kenapa kamu selalu begitu. Kamu suka sama aku" Naruto mulai menyentuh wajah Hinata dengan tangan kanannya.
"Hinata-chan kamu manis dan cantik" Naruto mulai menggoda.
"Mmm" Hinata cuma menanggapi dan menikmati belaian Naruto. "Naruto-kun disini dingin".
Naruto mendekatkan tubuhnya ke Hinata dan memeluknya. Kepala Hinata kini bersandar di dada Naruto yang bidang. "I love you Hinata-chan" Naruto membisikkan kata-kata itu di telinga Hinata. Merekapun tertidur dengan gaya seperti itu (maksudnya Hinata memeluk Naruto dengan kepalanya berada di dadanya Naruto dan memakai selimut)
Tepat pukul 03.00
Naruto bangun dari tidurnya. Naruto melihat ke arah Hinata yang sedang tidur sambil memeluknya. 'Tenang dan damai' pikir Naruto. Dia segera melepas pelukan Hinata dan berjalan ke arah ruangan kerja Sasuke di Uciha mansion.
Dia ke meja Sasuke dan mencari berkas-berkas tentang Naruto. Naruto membaca dengan singkat 'Nama: Uzumaki Naruto; Nama Ayah: Namikaze Minato; Nama Ibu: Uzumaki Kushina—dan bla-bla-bla' (Penulis males ngjelasin terlalu banyak keterangannya).
Dia melihat lagi apa yang ada didokumen itu dan "tuk" ada kertas jatuh. 'Apaan nih?' Naruto mengmbil kertasnya dan dibuka segelnya "Kai". Dibacanya surat itu. Ternyata surat itu merupakan surat tugas buat yang meng-algojo. Naruto kemudian berpikir ke arah keluarga korban yang telah dibunuh oleh Naruto.
Pagi itu juga Naruto beranjak pergi ke para keluarga korban. Selain surat keputusan yang diambil dia juga membawa serta dokumen pribadi tentang ANBU yang terbunuh. Dia baca dokumen itu dan tertera alamat dimana keluarga ANBU itu tinggal.
Ke tujuh kelurga korban dikunjungi Naruto dan menawarkan siapa yang berani mengeksekusi Naruto. Dari ke tujuh keluarga korban hanya ada satu yang berani yaitu anak dari korban ANBU yang terbakar. Naruto lalu memberikannya surat beserta pisau kunai yang tajam.
Naruto kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat latihan team 7 untuk melaksanakan hukuman mati. Jadi jumlah orang yang ikut untuk menyaksikan eksekusi ini ada 8 orang. Semuanya berasal dari keluarga korban. 'Aku tidak akan menunggu lama lagi. Aku nggak mau berbuat buruk lagi terhadap desa ini. Sekarang waktunya karena aku telah siap'.
"hei kamu sudah siap?" tanya pemuda yang ingin mengeksekusi Naruto.
"Saya selalu siap setiap saat" Naruto memakai penutup matanya.
Tepat pukul 04.30 (Azan Subuh berkumandang)
Lima menit berlalu dan "Kresh" terdengar sabetan benda tajam. Naruto merasakan sakit yang sangat di lehernya dan tiba-tiba gelap. Terkhir yang muncul dipikirannya adalah 'Hinata-chan maaf aku tidak bisa mendampingimu'. Naruto mati seketika.
8 orang saksi itu kemudian melapor ke kantor Hokage bahwa eksekusi telah dilakuakan. Tsunade yang belum sadar dari tidurnya bingung apa maksudnya.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanyaTsunade serius.
"Naruto telah dieksekusi mati" jawab pemuda yang mengeksekusi Naruto.
"APA?" Tsunade kaget dan tidak percaya atas berita yang didengarnya "CERITAKAN KAPAN EKSEKUSINYA" Tsunade menarik kerah pemuda itu dan memberikan pandangan killer intent ke pemuda itu.
Pemuda itu menjelaskan secara detail dan memberikan surat tugas yang diberikan oleh Naruto atas nama dan tanda-tangan Godaime, Rokudaime dan ketua-ketua klan desa Konoha.
"Cepat bawa aku ke tempat Naruto" Tsunade lemes dan menahan tangis. Mereka menunjukkan tempat di mana Naruto di eksekusi.
Tempat latihan team tujuh telah bersimpah darah dari darahnya Naruto. Tsunade memandang ngeri melihat Naruto mati. Seorang pemuda lainnya mendekati Tsunade "Godaime-sama sebelum eksekusi, Naruto menyerahkan 2 buah surat dan kalung ini untuk diberikan ke Godaime, Rokudaime dan Hinata-san menerima salah satu surat ini".
Tsunade duduk lemas dan menerima kalung beserta dua surat itu. "Cepat satukan kepala Naruto dengan badannya dan kuburkan. Kemudia bersihkan darah dari tiang itu. Jangan sampai ada warga yang melihatnya".
Mereka segera melaksanakan perintah Godaime.
Tsunade segera pergi ke kantornya. Tsunade menangis sejadi-jadinya. Membuat orang-orang yang lagi tidur di dalam kantor itu terbangun semua.
"Ada apa Godaime-sama?" tanya pengawal pintu
Tsunade memberikan tampang marah ke pengawal itu "Tutup kembali pintu itu, saya tidak menyuruh kalian masuk ke dalam" Tsunade melemparkan kursi ke arah pintu dan penjaga segera keluar dari kantor Tsunade.
'Naruto maaf saya tidak bisa memberikan apapun yang kamu inginkan. Saya sendiri merasa kecewa dengan perbuatan yang telah saya lakukan. Kamu pingin menjadi hokage tapi saya tidak bisa meluluskan permintaan kamu. Saya tahu kamu merasa seperti tidak diperlakukan dengan adil. Naruto maafkan saya yang telah mengecewakan kamu. Minato saya tidak bisa menjaga anakmu dengan baik. Maafkan saya' Tsunade terus mengucapkan kalimat itu berulang-ulang sambil menggenggam kalung yang diberikan Tsunade.
Kedelapan orang tadi akhirnya kembali dan melporkan bahwa Naruto telah selesai dikuburkan. Tsunade menyuruh mereka untuk kembali dan jangan menceritakan kejadian ini ke orang lain. Dia juga bilang barang siapa yang menceritakan maka dia akan mati dan bernasib sama seperti Naruto. Tsunade menyuruh beberapa ANBU untuk mengawasi mereka.
Uciha Mansion
"Woahh, gila pagi ini dingin bener" Sasuke segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Tit-tit-tit-tit (sorry bukan maksudnya porno tapi ini suara bekernya Uciha Itachi kayak gitu)
Hinata bangun, dia benar-benar kedinginan. Dia sadar Naruto sudah tidak ada disampingnya. "Naruto kemana ya?" gumam Hinata. Hinata kemudian mengganti pakaiannya dengan menggunakan jaket orangenya Naruto.
'Mmmp, bau keringetnya Naruto. Tapi biarin deh aku juga belum mandi' pikir Hinata.
Hinata berjalan keluar kamar menuju dapur. Dia panasi sayuran semalam yang dibuat oleh Sakura. 'Sakura belum datang. Mungkin dia kecapaian kemaren malam kalee'.
Kemudian Sasuke muncul, "Ohayou, Hinata-san. Gimana tidurnya semalem sama si Naruto?" Goda Sasuke membuat Hinata memerah.
"Uh, mmm, ba-baik-baik sa-saja kok" terbata-bata Hinata menjawab. "Oh ya Sasuke-kun Naruto kemana ya?" dari tadi saya belum melihatnya.
"Oh mungkin dia lagi latihan. Dulu waktu masih satu team dia tuh latihannya selalu pagi bener. Jam lima dah nggak ada di apartemennya. Itu juga kalau dia lagi nggak ada misi. Kalau dia abis nyelesein misi, waduh malesnya minta ampun tuh anak. Susah dibangunin" Sasuke tertawa dan meminum the yang telah disiapkan oleh Hinata.
Hinata tersenyum akan perkataan Sasuke "Besok kalau aku jadi istrinya aku mau rubah dia supaya tidak males lagi" kata Hinata.
"Kamu bener-bener mau nikahin dia Hinata?" Sasuke tidak percaya akan omongan Hinata.
Hinata cuman manggut-manggut aja. "Siapa yang mau nikahin Naruto?" Sakura tiba-tiba datang dan ikut dalam pembicaraan mereka.
Satu jam telah berlalu, Naruto belum kembali. "Maaf ya Hinata saya bukannya nggak mau nunggu Naruto. Tapi bentar lagi saya ada meeting bareng sama Tsunade. Jadi saya sama Sakura makan duluan ya" Sasuke mulai mengambil piring dan Sakura mengambilkan nasi untuk diberikan ke Sasuke. Hinata hanya mengangguk saja.
Setelah makan, Sasuke berangkat ke kantornya Hokage.
"Hinata, aku sebentar lagi mau ke RSK (Rumah Sakit Konoha). Kamu nggak apa-apa kan kalau aku tinggal sendirian?" tanya Sakura.
"Huh, tidak apa-apa kok. Bentar lagi katanya Hanabi mau kemari" Hinata menjelaskan.
"Ya sudah. Ja-ne Hinata" Sakura melambaikan tangan ke Hinata dan pergi ke RSK.
"Aduh Naruto kemana sih dah jam 8 belum balik ke rumah. Nggak mungkin Naruto kabur lagi" Hinata mulai khawatir dengan Naruto.
"Onee-chan, waduh pasangan baru. Mana si Naruto-baka?" goda Hanabi.
"kamu tuh ya masih aja jelek-jelekin Naruto" tertawa si Hinata.
Mereka pun makan pagi bareng dan akan pergi ke tempat latihan team tujuh untuk latihan bareng. (Tahu nggak kenapa tempat latihan team tujuh begitu populer? Karena luas dan nyaman kalau dipake buat istirahat abis latihan. Itu sih juga kata gw)
Hinata meninggalkan pesan ke Naruto. 'Naruto kalau mau makan, makan aja sendiri. Abis kamu lama. Aku sudah berjanji ke Hanabi mau latihan bareng. Makanya aku makan duluan. Kalau cari aku, aku ada di tempat latihan team tujuh ya' begitulah pesan singkat dari Hinata.
Kantor Hokage
"Rokudaime-sama, Godaime-sama memanggil anda" pengawal pintu godaime datang ke ruangan Sasuke.
Sasuke kemudian bergegas ke ruangan Tsunade.
"Ada apa Tsunade-sama?" tanya Sasuke.
Tsunade tidak memberikan sepatah katapun dan memberikan 2 surat ke Sasuke. Sasuke menerimanya. Ketika hendak membukanya, Tsunade menahannya. Sasuke mengerti apa yang dimaksud dengan Tsunade. Tsunade kemudian menuruhnya pergi dari ruangannya. Sasuke bergegas meninggalkan ruangan itu.
Dia melihat lagi ke arah 2 surat yang diterimanya. "Satu untuk Hinata-chan, sati lagi buat aku. Baiklah nanti aja aku baca dirumah, sekaligus aku serahin ke Hinata".
Sore Hari di Uciha mansion
Sasuke sudah kembali ke Uciha mansion. Di sana cuman ada Sakura.
"Sakura, mana si Dobe dan Hinata?" tanya Sasuke.
"Tadi pas aku pulang aku masih melihat Hinata latihan bersama adiknya. Mungkin Naruto juga di tempat itu kalee?" jawab Sakura yang sedang menyiapkan makan malam.
"Ehm Sakura, kita masih punya waktu kan?" suara Sasuke begitu genit.
"Huh, apa maksudmu Sasuke-kun?" Wajah Sakura memerah. "Jangan ah aku belum siap, lagian kita juga belum menikah secara resmi" kata Sakura dengan malu-malu.
"Ayoo, mulai merayu neh!" Hinata masuk bersama Hanabi.
Merekapun kaget dan malu. Tampak wajah merah di muka mereka berdua.
"Oh Hinata, ini ada surat dari Godaime-sama. Aku juga mendapatkan satu" Sasuke mengeluarkan surat dan menyerahkannya ke Hinata.
Hinata tau itu tulisan yang ada di depannya merupakan tulisannya Naruto.
"Ini dari Naruto, nggak mungkin Naruto kabur lagi" Hinata mulai curiga.
"Huh, mana mungkin kalee. Naruto nggak mungkin meninggalkan kamu di sini" Sakura mencoba memberikan respon yang positif.
Hinata mulai membuka dan membacanya.
Dear Hinata-chan (My baby lover)
Maaf neh tadi aku diam-diam meninggalkan kamu. Aku pergi jam tiga pagi. Jangan tanya aku pergi kemana ya. Jujur, aku sangat mencintaimu, tapi kita nggak akan pernah bisa bersatu. Wah aku seneng banget karena aku punya cewek dan ngefans banget ama aku. Akhirnya aku juga bisa disamain dengan Sasuke-teme. Tapi sayang aku baru sadar sekarang. Tapi nggak apa-apalah.
4 hari aku bersamamu sama dengan aku bersamamu seumur hidupku. Hinata aku cuman berpesan, kamu harus PD terhadap orang lain dan kamu akan mendapatkan seseorang yang akan lebih mencintaimu. Yah terakhir dari suratku ini, aku Cuma mengucapkan selamat tinggal dan aku tidak akan kembali lagi.
Your Nine tail Fox
Uzumaki N. Naruto
Hinata menangis sejadi-jadinya dan pingsan. Hanabi memposisikan Hinata untuk selonjoran di kursi panjang dan mengambil surat itu kemudian membacanya dengan keras. Sasuke dan Sakura tidak mengerti kalimat terakhir yang ditulis oleh Naruto.
"Chayang, coba kamu buka surat itu" Sakura meminta.
Sasuke membuka dan mulai membacanya dengan keras supaya kedua orang yang ada disitu mendengarkannya. (Hinata pingsan sih jadi nggak bisa denger).
Untuk temen Rival aku (SASUKE-TEME eh sekarang bukan itu lagi deng namanya)
Maaf ya Rokudaime-sama
Sekali lagi aku minta maaf telah membuka-buka archive di meja kantormu. Aku mengambil beberapadokumen tentang diriku dan mengambil arsip pengadilan beserta surat perintah untuk meng-algojo.
Sasuke/Rokudaime, akhirnya aku mengakui kemenangan kamu, hehehe. Met hidup yang rukun ya bersama Sakura-chan bukan -chan lagi deng -san. Maaf juga aku nggak mungkin bisa menghadiri pernikahan kalian. Semoga keluarga kalian menjadi keluarga yang mawadah warohmah. Untuk Sakura aku titip Hinata ya oh jangan lupa selalu didik Inari. Bye my team mates. Salam buat teman-teman yang lain termasuk: Tsunade no-bacan/Tsunade-sama, Erro-sennin/Jiraia-sama/Jiraia-sensei, Asuma-sensei, Kurenai-sensei, Kakashi-sensei, Yamato taichou,Ebisu-sensei dan Konohamaru team mates. And little sister Hanabi-chan.
From
Uzumaki N. Naruto
PS: doain gw semoga hidup tenang di alam baka
Mereka bertiga shock dengan surat yang telah dibaca oleh Sasuke. "Hanabi, kamu jaga Hinata, aku dan Sakura mau ke kantor Hokage" perintah Sasuke.
"Baik Rokudaime-sama" Hanabi kemudian menjaga Hinata.
Kantor Hokage
"Jadi tsunade-sama, anda telah lebih dahulu mengetahui tentang Naruto?" tanya Sasuke
Tsunade hanya mengangguk lemah.
"Baiklah besok pagi-pagi kita akan melakukan penghormatan terakhir untuk Naruto. Biar saya yang menyiapkan segalanya" kata Sasuke dengan nada menyesal dan marah.
Keesokan harinya warga Konoha benar-benar dalam keadaan berkabung. Mereka merasa kehilangan seorang ninja yang ceria, yang lucu dan mengesalkan. Hinata kini benar-benar kesepian. Seorang yang dicintainya telah pergi meninggalkannya dan tak akan pernah kembali.
"NARUTO-KUN SELAMAT JALAN" kata-kata terkhir diucapkan Hinata di depan foto Naruto.
Finished
Maaf ceritanya jadi kayak gini… tapi emang cerita yang kayak gini yang penulis pingin sampein…
So review ya… tunggu story selanjutnya, tentang M K (bocoran judul). Tapi masih dalam penggodokan oleh penulis