Hai, semuanya!! Akhirnya Goddesbless ini nulis fanfic Indonesia!!

Buat yang pernah baca fanfic buatan Lunaryu yg punya cerita mirip2 temanya (baca deh, seru), ini bukan jiplakan dari dia loh… Ini cerita gw 'the black wings' yg gw Indonesia-in(walaupun ada beberapa hal yang gw ubah, tp intinya mah sama). Plotnya udah gw ciptain dari jaman gw SMP, pokoknya asli 100 beda!

Disclaimer: Naruto itu… punyanya Sasuke. DN Angel dan bumi, trus dunia bawah tanah, plus dunia gaib itu punya gw! Ha!

Warning: Fanfic ini SasuNaru! Artinya Sasuke itu seme-nya..

NON-SasuSaku

NON-NaruHina

Ok?

oOo

Sayap Hitam

oOo

Chapter 1: Prologue

SMA Konoha adalah salah satu dari sekolah negeri yang ada di Negara Api. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, selalu ada seseorang yang disebut-sebut sebagai putri sekolah. Tapi di Konoha, putri ini adalah laki-laki.

Uzumaki Naruto namanya. Tingginya hanya 153 cm. Lebih pendek 15 cm daripada rata-rata tinggi cowok seumurnya. Mukanya manis dan selalu penuh dengan senyum. Sifatnya ceria dan selalu meledak-ledak, dan tentu saja dia, yang seorang cowok tulen, benci dipanggil dengan sebutan putri.

Saat itu waktunya pulang sekolah. Naruto membereskan buku-buku sekolahnya seusai ia melaksanakan gilirannya piket. Ia tersenyum-senyum sendiri, mengingat janji ayahnya yang akan membuatkan ramen kesukaannya untuk makan malam. Tiba-tiba ada tangan yang merangkulnya dari belakang.

"Naruto!"

Naruto melihat ke belakang dengan muka terkejut. Ia cemberut dan melepas tangan orang itu dari bahunya. "Sakura! Aku hampir kena serangan jantung tau!"

Cewek itu tersenyum lebar. "Tujuan awalnya memang itu, sih."

Naruti meng'huf' Sakura dan kembali membereskan bukunya. Kemudian dia mendengar Sakura berbisik di dekat telinganya, "Lain kali, perhatikan pelajaran ya, jangan sibuk ngeliatin si ganteng itu."

Muka Naruto langsung memerah. Ia cemberut dan berteriak pada Sakura, "Aku nggak ngeliatin dia kok!"

Sakura Cuma terkekeh dan duduk di salah satu kursi. Ia menyibakan rambutnya dan melihat Naruto dengan tatapan serius, "Naruto, aku mengerti perasaanmu kok, gak perlu malu mengakuinya..."

Senyum jail tampak di wajah cewek itu.

"Aku tau kamu cinta setengah mati sama si Uchiha itu."

Muka Naruto memerah. Ia membuka mulutnya untuk membalas Sakura. Tapi tidak jadi. Ia menunduk malu. Meskipun ia mencoba untuk menepis perasaannya, ia memang menyukai cowok itu. Dalam pelajaran pun, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cowok itu, membayangkan bagaimana rasanya jika ia berpacaran dengan cowok itu, membayangkan cowok itu menggenggam tangannya…

"Hei!"

Sakura mengacak-acak rambut Naruto. Ia tersenyum pada cowok itu. "Jangan sedih gitu, dong. Ayo, senyum! Senyum!"

Naruto tertawa kecil, "Iya, iya."

Sakura tiba-tiba menggebrak meja dengan kekuatan menakutkan. Naruto yang sedang tertawa langsung mundur ketakutan, "Apa sih, Sakura, nyeremin banget!!"

"Aku lupa memberi tahumu sesuatu?"

"Eh?"

Sakura tersenyum lebar. Matanya berkilau menyeramkan. "Malam ini akan ada peristiwa besar!"

Naruto mengernyit, "Ada apa memang?"

Sakura menghembuskan nafas dan langsung cemberut, "Aku juga gak tau, ayahku gak mau ngasih tau apa yang terjadi. Menyebalkan sekali... Dia cuma bilang lihat aja berita jam 8."

Naruto ikut bersemangat. Ayah Sakura adalah seorang reporter yang cukup terkenal, koneksinya banyak dan informasinya biasanya benar. "Wah, kira-kira apa ya?"

Sakura yang melihat temannya bersemangat kembali berapi-api, "Gak tau juga, tapi aku udah gak sabar lagi...!!!"

oOo

SMA Konoha memiliki seorang putri. Jadi tentu saja wajar jika memiliki pangeran juga. Jika penggemar sang putri biasanya hanya menyapa dan tersenyum untuk mencari perhatian sang putri, penggemar pangeran lebih fanatik dan menghalalkan segala cara untuk dapat mengambil perhatian cowok itu.

Seandainya sang pangeran lebih peduli pada penggemarnya seperti Naruto dan bukan menganggap mereka tidak ada, mungkin para penggemarnya tidak akan segila sekarang yang rela melakukan APAPUN untuk mendapat perhatiannya. Yang sayangnya belum pernah berhasil.

Sang pangeran, tidur di bawah pohon di taman yang agak jauh dari sekolah. Ia bolos jam pelajaran sejak istirahat pertama pada jam 10. Toh, dia pikir, pelajaran sekolah tidak ada gunanya. Ia, yang disebut-sebut sebagai anak jenius, sudah mendapat beasiswa ke universitas ternama.

Sasuke Uchiha tertidur di bawah pohon rindang. Tiga kancing teratas seragamnya terbuka, memperlihatkan kulit putih di baliknya. Rambutnya yang hitam legam membingkai mukanya, menutupi sebagian matanya.

Ia terbangun tiba-tiba.

oOo

Naruto berlari menyusuri komplek perumahannya. Dengan tergesa-gesa ia menyusuri taman yang merupakan jalan pintas menuju rumahnya. Ia bergumam kesal, menyalahkan bus kota yang telat satu jam karena ada kemacetan.

Tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu yang membuat keseimbangannya hilang. Ia reflek menutup matanya, mengira ia akan jatuh ke tanah dan menunggu rasa sakit datang.

Tapi rasa sakit itu tidak datang. Sebaliknya ia jatuh ke sesuatu yang lembut dan hangat. Naruto masih menutup matanya ketika ada suara di atasnya.

"Aku mengerti kalau kau menyukaiku, tapi bisa minggir nggak? Kau berat sekali."

Naruto mengerjapkan matanya. 'Siapa, sih? Geer banget!' pikirnya. Ia melihat ke atas dan segera menyadari bahwa ia terjatuh di atas, tidak lain dan tidak bukan, Uchiha Sasuke.

Muka cowok kecil itu memerah. Dia cepat-cepat berdiri kembali. Tapi dalam ketergesaannya itu, ia kehilangan keseimbangannya lagi dan jatuh kembali. Dia melihat ke arah Sasuke untuk meminta maaf.

Ia membeku.

Muka Sasuke hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya sendiri. Ia merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia belum pernah berada sedekat ini dengan orang yang disukainya itu. Otaknya terasa penuh, berputar-putar memproses informasi bahwa dia, Uzumaki Naruto, telah jatuh di dalam pelukan atau lebih tepat di atas idolanya, Uchiha Sasuke.

Sasuke menghembuskan nafas. Ia membantu Naruto berdiri dan menepuk kepalanya pelan, "Hey, kau tidak apa-apa?"

Naruto cepat-cepat menggeleng. "Tidak! Eh, maksudku aku tidak apa-apa."

Cowok berambut hitam itu sudah beranjak pergi ketika Naruto akhirnya bisa berbicara lagi, "Ah, terima kasih!"

Sasuke tidak berbalik melainkan hanya melambaikan tangannya sambil berkata, "Ya, jangan sampai terjatuh lagi, dasar ceroboh."

oOo

Naruto duduk di atas sofa merah yang ada di depan televisi. Ia masih bisa merasakan kehangatan cowok yang disukainya. Ia tersenyum kecil dan menggonta-ganti saluran tv. Mukanya memerah mengingat Sasuke. Ia cemberut memikirkan kata-kata cemooh yang diucapkan Sasuke padanya.

Ia sibuk melihat-lihat saluran tv sambil melamunkan idolanya.

Tiba-tiba sesuatu di televisi membuat perhatiannya teralih. Di layar yang menampilkan berita malam itu, terlihat jelas seorang laki-laki berambut hitam panjang yang diikat memakai baju merah. Matanya semerah darah dan senyum licik menghiasi wajahnya yang tampan.

Naruto yang melihatnya saja ingin menimpuk cowok itu untuk menghilangkan senyum menyebalkan itu dari wajahnya. Ia cemberut, tidak menyukai laki-laki itu sama sekali. Tapi sekali lagi ia terkejut karena dari punggung laki-laki itu muncul sayap hitam yang sewarna dengan langit malam.

Naruto mencoba mendengarkan kata-kata reporter berita itu.

"Akhirnya, setelah menghilang selama 15 tahun pencuri legendaris Kyuubi beraksi kembali! Ia, telah mengirimkan surat tantangan kepada kepolisian yang mengatakan bahwa ia akan mencuri Wing of a Goddes, sebuah kalung berlian langka yang bernilai sangat tinggi dari museum A pada jam 8 malam! Apakah pihak kepolisian dapat menghentikan pencuri yang sangat percaya diri ini?"

Naruto membeliak tak percaya, " Pencuri...? Mustahil..."

oOo

"Kyuubi, cepat lakukan tugasmu. Jangan cuma bisa pamer!"

Kyuubi terbang di angkasa. Bajunya berkibar-kibar tertiup angin. Ia terkekeh mendengar suara dingin di kepalanya. "Wah, Sasu-chan, memangnya ada apa? Kita harus memunculkan kesan yang baik untuk kemunculan kita yang pertama kalikan?"

"Jangan panggil aku seperti itu lagi dan hentikan omong kosongmu itu. Laksanakan saja tugas ini secepatnya."

Kyuubi tertawa geli, "Bocah, kau tidak bisa memerintahku, kau tau itu. Tapi karena hari ini mood-ku sedang baik, akan kupenuhi permintaanmu."

oOo

Naruto berbaring di tempat tidurnya. Ia telah mematikan tv sejak mendengar pencuri bersayap itu telah berhasil mencuri kalung itu. Meskipun ia tidak menyukai pencuri itu, ia harus mengakui bahwa Kyuubi memang hebat. Ia dapat mencuri kalung itu tanpa ada seorang pun yang menyadarinya. Padahal penjagaan saat itu ketat sekali.

Terdengar suara sirene polisi.

Naruto langsung berdiri. Rumahnya berada di tengah kota di salah satu perumahan elit, tempat yang dijaga ketat mengingat ayahnya adalah walikota. Ia tidak pernah mendengar ada keributan di daerah itu. Cowok itu langsung berdiri dan membuka pintu menuju balkonnya. Ia berdiri di sana mencoba mencari penyebab keributan itu.

Ia hampir berteriak ketika sesosok tubuh bergerak di belakangnya. Tapi sebuah tangan besar menutup mulutnya dan memeluk pinggangnya dengan kuat. Naruto mencoba melepaskan diri dari orang itu.

"Sayang, kau tidak boleh berisik, nanti bisa-bisa para polisi itu menemukanku."

Mata Naruto membeliak lebar. Kyuubi! Pikirnya. Tapi ia tidak dapat melepaskan diri dari cengkraman pencuri itu. Ia mendorong dan bergerak-gerak untuk bisa melepaskan diri dari Kyuubi yang ternyata cukup kuat. Ia mendengar cowok tinggi itu menghela nafas dan berkata,

"Kau ini, aku jadi harus…"

Kyuubi menciumnya. Naruto terkejut. Ia hanya bisa terpaku dan melihat perubahan mata pencuri yang bewarna merah berubah menjadi gelap. Tiba-tiba Kyuubi sudah tidak ada. Naruto jatuh terduduk. Matanya berair karena marah. Beraninya pencuri brengsek itu menciumnya! Ciuman pertamanya, yang sebenarnya ingin ia berikan pada Sasuke...

oOo

"APA MAKSUDMU KYUUBI!!??"

Sasuke bersandar di sebuah gang gelap, meskipun dari luar ia tampak tenang, perkelahian hebat berkecamuk di pikirannya.

"Kenapa kau menciumnya??! Kau... Kau!!"

Terdengar suara tawa pelan, "Apa maksudmu, Sasu-chan?"

Sasuke mendelik kepada siluman rubah itu, "Jangan pura-pura tidak bersalah! Katakan kenapa kau melakukannya?!"

Kyuubi tertawa lagi, "Aku tidak mencium cowok lucu itu, bocah."

"APA MAKSUDMU KAU TIDAK MELAKUKANNYA??!"

"Aku memang tidak melakukannya. Lagi pula kenapa kau marah-marah sih? Memangnya dia itu siapa? Pacarmu ya?" Kyuubi nyengir senang.

"BUKAN! Aku cuma tidak mau kau berbuat seenaknya dengan tubuhku!"

"Ya, terserah apa katamu. Lagi pula, perlu berapa kali ku bilang aku tidak menciumnya."

"Lalu yang tadi itu kau sebut apa?!"

"Bocah, kau salah mengartikan. Aku memang tidak menciumnya. KAU yang melakukannya."

Suara Sasuke berubah menjadi dingin, "Dan BAGAIMANA tepatnya itu bisa terjadi ketika KAU saat itu sedang mengendalikan tubuhku?"

"Gampang, aku mengembalikan tubuhmu ketika bibir kalian hampir bersentuhan."

"...apa?"

Kyuubi terkekeh senang, "Kau percaya sekarang? Aku yakin kau masih bisa merasakan bekasnya di bibirmu..."

Sasuke terdiam. Ia menyentuh bibirnya perlahan dengan lembut.

oOo

OOOKKKK !!! begitulah, chapter pengenalan pada cerita ini!!

Terlalu mirip DN Angel? Yaya, awalnya emang bgitulah... Tapi tenang saja... Beda kok!

Ooo, review?