Hai! Ini hanya sebuah fanfic pendek yang kutulis setelah aku nonton Naruto episode 218... aku kasihan sama Ino, karena episode itu ShikaTema banget...

Dan lagi, ini adalah sebuah challenge bagi diriku sendiri: challenge untuk nulis romance, hehehe...

Ya udah, deh! Silakan baca...

Disclaimer : The characters belong to Masashi K, and I really like the Faith Hill Lyric,, 'There You'll Be', but it's not mine.


When I think back
On these times
And the dreams
We left behind
I'll be glad 'cause
I was blessed to get
To have you in my life

---------------------------------------------------

First Piece: Broken Dream

------------------------------------------------------------------------

Gadis itu menatap pusara di depannya. Mata birunya menatap langit, dan bibirnya menyunggingkan seulas senyum simpul.

Sebutir air mata jatuh ke pipinya, ketika ia mengingat sesosok yang paling berarti baginya.

OoOoO

Uchiha Sasuke adalah nama pemuda yang sangat dicintainya. Sejak dulu ia sudah memancangkan matanya pada sosok pemuda itu. Sejak dahulu ia sudah mencuri-curi pandang. Pada setiap gerakannya. Pada setiap kata-katanya.

Sejak dahulu ia selalu bermimpi untuk bisa bersama dengannya.

Semua orang mengatakan bahwa ia adalah salah satu gadis tercantik di Konoha. Tambahan lagi, ia adalah shinobi yang kuat. Ia bukanlah gadis lemah yang perlu dilindungi. Ia adalah salah satu kunoichi terkuat.

Dengan segala kelebihan itu, semua orang mengasumsikan bahwa ia pasti mendapatkan semua yang ia inginkan.

Apakah... termasuk Uchiha Sasuke?

Sayangnya, kenyataan berkata lain.

Pada hari di mana seharusnya ia berbahagia, karena pemuda yang dicintainya akan kembali ke Konoha.

Namun yang dilihatnya justru membuat hatinya patah, hancur berserakan.

Ketika dilihatnya Uchiha Sasuke, pemuda yang dicintainya, menemukan muara dalam pelukan Haruno Sakura.

Haruno Sakura.

Sahabat terbaiknya.

Saat itu, ia hanya bisa berdiri, menatap pasangan itu dengan tatapan kosong. Pikirannya menyuruhnya bergerak, menyapa, dan tersenyum, dan barangkali memeluk mereka berdua, namun tubuhnya tidak mau mendengar.

Sebagian pikirannya yang lain menyuruhnya untuk mengucapkan selamat atas kebahagiaan mereka berdua.

Namun saat itu, ia dapat merasakan matanya menjadi panas, dan butiran airmata akan mengalir.

Ia tidak dapat menghentikannya; ia tahu seharusnya ia turut berbahagia atas kebahagiaan sahabatnya dan pemuda yang dicintainya. Namun tubuhnya tidak mau menurutinya. Airmata itu tetap mendesak-desak di sudut matanya.

Hanya satu hal yang dapat dilakukannya.

Berlari pergi.

Tak menghiraukan teriakan Sakura.

Berlari, berari, dan berlari, sampai ia bisa mengusir bayangan mereka berdua dari benaknya.

Namun ia tidak bisa.

Terjatuh kelelahan, gadis itu membiarkan dirinya terpuruk di bangku taman. Bangku yang sama tempat sahabatnya pernah terbaring pada malam kepergian Sasuke dari Konoha. Ia memeluk lututnya, airmatanya mengalir, dan ia mengutuk dirinya sendiri.

Atas segala kebodohannya.

Isaknya tidak tertahankan, sampai ia mendengar suara langkah kaki. Ia mengangkat kepala, dan melihat wajah bulat Akimichi Chouji menatapnya.

"Ino?"

Detik berikutnya terasa kabut. Ia hanya ingat bahwa ia menghambur ke arah pemuda itu, isaknya mengalir tidak terkendali. Dan pemuda itu hanya diam, membiarkan ia menumpahkan segala perasaannya...


to be continued...