FINALLY WE SEE HIS FACE

CHAPTER TWO

Disclaimer: Bukan aku yang ngarang Naruto (ya iya, lah)

AN: Ini dia chapter duanya, akhirnya selesai juga. Anyway, met baca!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kakashi berusaha berjalan pulang dengan tenang, meskipun dalam kenyataannya dia sangat gugup dan tegang. Sudah lebih dari 20 tahun sejak dia terakhir kali memperlihatkan wajah di depan umum. Bagaimana nanti reaksi orang-orang? Yang baru saja dialaminya waktu hanami tadi membuatnya khawatir.

"Kakashi-kun ya?" tanya seorang wanita berumur sekitar 50-an.

"Eh, maaf, Anda siapa?" Kakashi balik bertanya.

"Ah, kamu sudah lupa ya? Dulu aku tinggal di sebelah rumah keluarga Hatake."

"Kiku-basan?". Kakashi langsung jadi merah. Bibi inilah yang selalu bilang dia akan jadi pria tampan.

" Kamu sudah dewasa ya sekarang. Dulu terakhir kali bertemu kamu masih segini." katanya sambil menunjuk pinggangnya (AN: Kakashi umur berapa tuh?) "Sudah jadi shinobi hebat kamu sekarang."

Kakashi langsung bersemu merah lagi.

"Ah, Kakashi-kun, aku masih ada keperluan, jadi sampai jumpa."

"Sampai jumpa lagi, Kiku-basan"

Kakashi dengan gugup berjalan pulang. Di sepanjang jalan semua perempuan memandanginya, tidak peduli anak-anak, remaja, ibu-ibu, bahkan nenek-nenek. (AN: masak ada cowok cakepnya menarik perhatian begitu nggak diliat, rugi donk, he he he).

Kalo gini sih aku nggak bisa pulang pake cara normal.

Kakashi langsung melompat ke atap terdekat dan memutuskan pulang dengan melompat dari satu atap ke atap lain, setidaknya kalau begini tidak banyak orang yang melihat wajahnya.

Tiga hari kemudian Kakashi pulang tengah hari dengan wajah terbuka lagi plus baju basah (karena dia kecebur di sungai, maskernya jadi basah juga, thanks to Naruto, Naruto juga nggak mau bantu ngeringin maskernya, padahal dia kan bisa make angin, habis itu pas mau dijemur malah nyangkut di ranting dan sobek). Sakura malah menggodanya juga tadi.

"Kakashi-sensei, bajunya basah juga tuh. Nggak dijemur aja sekalian?"

Pesshhh, Kakashi wajahnya langsung merah. "Terus aku mau pake apa?" balasnya dengan rasa agak kesal campur malu.

Sakura cuma senyam-senyum dan nyengir, senang rasanya bisa menggoda gurunya yang biasanya berwajah malas-malasan dan kesannya ngantuk ini.

Sampai di apartemennya, Kakashi langsung menyambar handuknya dan mandi, soalnya rasanya nggak enak tadi kecebur ke sungai. Tengah-tengah mandi, dia merasa ada yang mengintipnya dari ventilasi. (AN: Jangan ngintip Kakashi-ku sayang yang lagi mandi, nggak relaaaaaaaaaa!) Langsung ditutupinya tubuhnya yang hmmmm, gagah dan seksi itu dengan handuk dan membuka pintu kamar mandinya, keluar dan mencoba mencari tahu siapa yang mengintipnya tadi. Kakashi hanya bisa melihat sekelebatan saja, tapi yang ngintip dia tadi itu cewek, ada tiga orang malahan. Kakashi tidak bisa melihat wajah mereka jadi dia tidak tahu tadi itu siapa.

Ya ampun, cewek-cewek di Konoha nakutin, sampe ngintip aku mandi.

Tidak jauh dari apartemen Kakashi, cewek-cewek yang tadi ngintip sembunyi di pohon, mecoba menghentikan mimisan mereka. Jelas banget mereka nggak kuat ngeliat Kakashi yang lagi mandi.

Balik lagi ke Kakashi kita tersayang. Dia sudah selesai mandi dan sudah pake baju dan sedang mencari maskernya di dalam lemari.

Aduh gawat!!! Kok nggak ada?!! Padahal aku taruh di sini dan nggak pernah dipindah-pindah.

Mendadak dia sadar sesuatu, kemungkinan yang buruk.

Jangan-jangan cewek-cewek tadi yang ngambil?!!!!!

Kakashi jadi kecewa pada dirinya sendiri kenapa dia bisa begitu lengah dan tidak waspada. Dia jonin, dan ada di Konoha, harusnya dia sadar kalau di antara perempuan-perempuan yang memandanginya di jalan waktu dia pulang dengan wajah kelihatan ada kunoichi-nya, bahkan mungkin ada yang jonin juga, dan bisa melakukan ini.

Tidak mau wajahnya tidak tertutup seharian, akhirnya Kakashi pergi ke toko untuk beli masker yang baru.

Sampai di toko, ternyata nggak ada. Padahal udah dicari-cari. (Sebenernya ibu pemilik toko dan anak perempuannya yang jadi penjaga toko melakukan konspirasi, halah:-p, dengan para cewek lain yang mendadak tergila-gila pada Kakashi sejak mereka melihat wajahnya yang sangat tampan, dan mereka menyembunyikan semua masker yang ada dengan sangat rapi).

Kakashi langsung panik.

"Kakashi-san, kalau mau bisa kupesankan, asal…." cewek penjaga toko itu mencondongkan tubuhnya, bibirnya sudah mendekati bibir Kakashi dan mencoba mengecup bibir Kakashi yang kelihatan menggoda. (AN: Hoi, jangan, hoi! He's mine!)

Kakashi merasa mukanya jadi merah dan panas. Dia langsung kabur.

Astaga, bahkan Rin sekalipun tidak pernah mencoba melakukannya padaku!

Keluar dari toko, dilihatnya segerombolan cewek dengan histeris mengejarnya, dan dari arah berlawanan juga ada.

Mati aku!

Kakashi setengah mati berusaha kabur dari gerombolan fans-nya sampai terjadi kejar-kejaran seru.

Mendadak, BRUKKKK!!!! Kakashi menabrak Sai.

"Duh, duh, sori, sori, Sai.". Kakashi langsung berlari pergi dan meninggalkan Sai yang kebingungan.

Sekarang dia ada di depan Ichiraku ramen dan dilihatnya Naruto dan Iruka sedang makan siang.

"Naruto, Iruka-sensei, Teuchi-san, Ayame-san, tolong sembunyikan aku." Kakashi berkata dengan panik dan terengah-engah.

"Ya, ya, baiklah, tentu saja Kakashi-san. Tapi ada apa?" Ayame yang sangat heran bertanya padanya.

"Kakashi-sensei kenapa?" Naruto heran sekali soalnya tidak pernah Kakashi sepanik itu.

"Nggak ada waktu buat penjelasan, pokoknya jangan bilang siapa-siapa aku di sini kecuali Hokage-sama, Sakura, Sai atau Yamato yang cari." Kakashi langsung ngumpet di bawah meja, cukup aman, tidak kelihatan dari luar.

Ada seorang gadis yang menghampiri Iruka.

"Iruka-sensei lihat Kakashi-san tidak?"

"Wah, maaf, aku tidak lihat Kakashi-sensei."

"Oh. Maaf ya mengganggu."

Selama seperempat jam setelahnya bolak-balik ada perempuan yang menanyakan apakah mereka berempat melihat Kakashi. Setelah keadaan aman, tidak ada lagi perempuan yang mencari, Naruto menghampiri Kakashi yang ngumpet di bawah meja.

"Kakashi-sensei, udah aman kok." Naruto bilang sambil susah payah nahan geli.

"Makasih Naruto" kata Kakashi sambil keluar dari kolong meja.

"Kakashi-sensei abis ngapain sama mereka hayo, jangan-jangan yang nggak-nggak?"

"Nggak ngapa-ngapain kok, aku kan bukan Jiraiya-sama. Mereka yang mendadak ngejar-ngejar aku tadi."

"Ternyata Kakashi-sensei banyak fans-nya ya." ,Naruto nyaris ketawa, nggak ngira sama sekali urusan ginian bikin Kakashi panik. Dia udah denger sih, banyak cewek yang diam-diam kagum sama gurunya itu, tapi nggak pernah ada kejadian sampe begini.

"Apaan sih?", Kakashi jadi bersemu merah lagi.

"Terima kasih semuanya" kata Kakashi dan dia langsung buru-buru pergi.

Kakashi pulang ke apartemennya dengan susah payah, berusaha menghindari cewek-cewek yang mengejarnya (repot banget menghindari para kunoichi).

Sampai di apartermennya Kakashi langsung menguci pintu dan jendela dan menutup semua tirai. Sampai malam dia tidak berani selangkah pun melewati pintu apartemennya. Bahkan dia tidak bisa beli makan malam. .(AN: My poor 'Kashi, sampe beli makan aja nggak bisa).

Hhhhhhh, nyapekin bangat deh seharian ini.

Tiba-tiba didengarnya ketukan di pintu.

Diintipnya keluar lewat lubang kunci, ternyata Naruto dan Sakura. Pintu apartemennya hanya dibuka sedikit, cuma pas untuk memperlihatkan matanya. Diamatinya kedua muridnya itu, (yang sedang menahan tawa), dengan sangat cermat untuk memastikan itu bener-bener mereka. Setelah yakin yang datang beneran Naruto dan Sakura, barulah Kakashi mengizinkan mereka berdua masuk. Setelah mereka masuk pintunya langsung ditutup lagi.

"Nih, Kakashi-sensei, buat makan malam, aku sama ibu yang buat. Soalnya aku kira Kakashi-sensei nggak bisa keluar beli makan." Sakura berkata begitu sambil mengulurkan sekotak bento pada Kakashi, sambil setengah mati berusaha menahan tawa.

Sakura tentu tahu kabar Kakashi dikejar-kejar cewek dari Naruto, tapi memang berita itu cepet banget nyebar, karena banyak sekali perempuan di Konoha membicarakannya, sampai-sampai ibunya Sakura tahu dari gosipan tetangganya. Karena Sakura berpikir Kakashi mungkin harus nahan lapar sampai malam, akhirnya Sakura dan ibunya membuatkan bento buat Kakashi

Naruto menimpali, nyaris nggak bisa nahan ketawa, "Kayaknya wajahnya Kakashi-sensei lumayan buat dijadiin senjata deh kalo musuhnya cewek".

Kakashi jadi merah dan gugup.

"Aku dan Naruto pulang dulu ya, Kakashi-sensei." Sakura dan Naruto melambaikan tangan mereka, keluar dan menutup kembali pintu apartemen Kakashi.

Kakashi langsung mengunci lagi pintu apartemennya. Hari itu sangat melelahkan.

Beneran nggak mau deh ngeliatin mukaku yang kebuka lagi di depan orang-orang.

NGGAK BAKALAN LAGI !!! KAPOK!!!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

AN: Aku bikin aja Kakashi yang pemalu dan sensitif soal wajahnya, he he he he he.