Title: The Dark Encounters

Rating: T

Pairings: Ita/Saku, minor Naru/Hinata, minor Sasu/Ino

Author's Note: Bentuk permintaan maafku buat kalian yang merasa tersinggung dengan lelucon Itachi di fic-ku sebelumnya dan hadiah buat yang ingin membaca Itachi x non-yaoi. Satu-satunya pasangan Itachi non yaoi yang aku suka adalah ItaSaku (penggemar Loophole, Hiasobi, Genshi, Somewhere in the Snow dll) jadi silahkan menikmati!

Oh iya... hmm maaf ya Anna-chan... aku bikinnya ItaSaku... jadi ngerasa gak enak... yah semoga kamu suka yah!

WARNING: Heavy angst, kekerasan di beberapa chapter. Hampir tidak ada (atau memang tidak ada?) lelucon sama sekali.

DISCLAIMER: Kalau aku yang punya Naruto, buat apa pusing-pusing masuk universitas segala?

Summary: Sakura menemukan sosok Itachi yang terluka dan dikejar-kejar oleh musuh terbaring di tanah. Apa yang akan dia lakukan? Apakah dia akan membiarkannya atau dia akan menolongnya meskipun hal itu akan menyebabkan Sasuke membencinya seumur hidup? AU, ItaSaku.

Chapter One: Rain's Lullaby

Haruno Sakura melompati sebuah cabang pohon, melayang dari pohon ke pohon untuk mengumpulkan beberapa rerumputan obat-obatan di hutan Konoha. Matanya yang hijau zamrud memeriksa setiap pohon untuk tempat dimana dia bisa menginjakkan kakinya dnegan aman tanpa takut terjatuh.

Ada seorang kunoichi yang terkontaminasi racun dalam suatu misi berbahaya di Negara Air. Tsunade telah menyelamatkan nyawanya, tapi dia tetap tidak sadarkan diri di tempat tidur rumah sakit karena dia belum meminum antidote untuk racun yang ada di tubuhnya. Karena itulah, sang gadis berambut pink menawarkan dirinya untuk melakukan misi ini.

Sial, kenapa sih persediaan rerumputan obat-obatan habis ketika sedang dibutuhkan? Pikir Sakura kepada dirinya sendiri. Sakura menghela napas panjang dan melanjutkan perjalanannya. Hari semakin gelap dan dia sudah mengumpulkan hampir semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat antidote itu kecuali sebuah jenis bunga tertentu yang hanya tumbuh di gunung tertinggi di Benua Elemental.

Dia mengingat kembali kejadian pagi tadi.

-FLASH BACK-

Uzumaki Naruto berbicara dengan keras dan ceria tanpa memperdulikan fakta bahwa pembicaraan yang mereka lakukan berlangsung di lorong rumah sakit. Dia menggerak-gerakkan tangannya dengan penuh antusiasme. Mata yang biru berkilauan bersinar dari balik kelopak matanya.

"Sakura-chan, kamu sangat hebat! Sekarang Sasuke sudah merasa lebih baik dan bisa bergabung dengan kita dalam melakukan misi! Orochimaru brengsek, memberi obat kepada Sasuke agar dia mau mengikuti kata-katanya. Kalau aku bertemu lagi dengan makhluk sial itu, aku akan…" Naruto melakukan semacam gerakan seolah-olah dia memegang Orochimaru-khayalan tinggi-tinggi di udara dan membenturkannya ke lututnya yang melayang sambil memasang ekspresi sadis di wajahnya yang sangat sesuai dengan gerakan yang sedang dilakukannya saat itu.

Sakura merespon dengan senyuman yang lembut. "Itu tak mengapa, Naruto. Sasuke adalah temanku! Lagipula, itu sudah tugasku jadi kamu tidak perlu berterima kasih untuk itu." Tambahnya lagi. Ekspresinya tetap tenang sementara dia mencoba menahan wajahnya agar tidak bersemu merah kareena malu dipuji.

Naruto terpesona oleh ekspresi lembut dan dewasa yang diperlihatkan oleh Sakura. "Sakura-chan…" Sakura terlalu berani. Dia mencoba untuk tidak memperlihatkan kesedihannya pada orang lain, dan hanya membagi kebahagiaan yang dirasakannya. Naruto tahu bahwa Sakura masih terluka karena teman terbaiknya, Yamanaka Ino telah jadian dengan Uchiha Sasuke yang selama ini selalu disukainya. Tapi meskipun ditanya oleh teman-teman yang khawatir, Sakura hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Dia sama sekali tidak menyebut-nyebut soal itu, dan malahan menyibukkan diri dengan tumpukan pekerjaan rumah sakit yang seolah tak ada habis-habisnya. Naruto kemudian memandang Sakura dengan sedih. Meskipun dia sudah tidak menyukai Sakura untuk dijadikan pacar karena dia sudah mempunyai Hinata, tapi dia tetap perduli pada perasaan teman setim yang disayanginya itu.

Sakura memperhatikan tatapan Naruto yang kelihatan sedang memikirkan sesuatu. "Kenapa kamu melamun?" Naruto mendengar Sakura mengatakan hal itu, jadi dia tersadar dari pemikirannya dan kembali memandang pada Sakura.

Naruto menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh di dahi Sakura. Meskipun dia terlihat sangat lelah karena dia adalah medic-nin terbaik di Rumah Sakit Konoha (AN: Tsunade adalah Hokage jadi jarang bekerja di RS sementara Shizune lebih sering bekerja sebagai asistennya), dia selalu menyediakan waktu luang untuk teman-temannya. Apakah dia mempunyai waktu luang untuk dirinya sendiri?

"Sakura, kamu seharusnya mengambil cuti. Beristirahatlah! Kamu kelihatan seperti akan pingsan suatu waktu dalam waktu dekat ini," sahut Naruto dengan penuh kekhawatiran. Naruto merasakan adanya dorongan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu untuk Sakura, untuk meringankan beban yang dipikulnya.

"Un, aku tidak apa-apa! Masih ada banyak pekerjaan yang menungguku di atas." Jawab Sakura sambil menggelengkan kepalanuya perlahan, menolak Naruto dengan halus.

"Sakura-san, aku juga setuju dengan Naruto-kun," kata suara lembut dari belakang mereka. Hyuuga Hinata muncul sambil memegang rekaman medis di salah satu tangannya. Rambut hitamnya diikat ekor kuda dan kulitnya seputih mutiara. Kulitnya bahkan lebih pucat dibandingkan dengan seragam putih yang dikenakannya saat itu. Dia adalah salah satu medic-nin junior di Rumah Sakit Konoha. "Sakura-san telah bekerja lembur selama dua minggu berturut-turut. Sudah seharusnya Sakura-san mendapatkan hari libur. Lagipula, akhir-akhir ini jumlah pasien yang membutuhkan perawatan khusus sudah berkurang. Jadi yang terbaik untuk dilakukan Sakura-san adalah kembali ke rumah dan beristirahat."

Sakura memandang wajah Hinata yang serius dan khawatir. Lalu, dia berbalik untuk menghadapi ekspresi khawatir yang sama dari Naruto. Akhirnya, dia menghela napas panjang, mengakui kekalahannya.

"Cukup adil untukku, mungkin kalian benar. Mungkin saja aku bisa mengambil manfaat dari satu atau dua hari beristirahat dari pekerjaan rumah sakit." Dia menghela napas panjang lagi ketika melihat senyum lebar di wajah Naruto. Bahkan Hinata yang biasanya pemalu memberikan senyum menyemangati setelah dia mendengar jawaban positif dari Sakura. Dasar, kadang-kadang merepotkan juga kalau orang-orang yang kau kenal terlalu mengkhawatirkan dirimu.

-END OF FLASHBACK-

Dia telah dipaksa untuk mengambil cuti oleh dua temannya. Tapi namanya bukan Haruno Sakura kalau dia tidak memikirkan sesuatu untuk menutupi hal itu! Dia berhasil menemukan alasan untuk mendapat tugas dari Tsunade-shisou. Dia tersenyum dalam hati. Bagaimana mungkin Naruto dan Hinata berpikir bahwa aku bisa istirahat di rumah tanpa berbuat apa-apa kecuali… dia mengingat sesuatu dan berhenti berpikir. Lebih baik tidak memikirkan hal itu lagi.

Untuk mengalihkan dirinya dari pemikirannya, dia melihat ke arah depan dari jalannya dan melihat barisan pepohonan hutan berakhir di sana. Dan di depannya berdiri gunung tertinggi di Benua Elemental, Heaven's Mountain. Gunung itu terletak di antara Negara Api dan beberapa Negara tetangga lain. Tingginya melebihi 3.000 kaki. Sakura memandangi gunung itu, tiba-tiba merasa sangat, sangat kecil. Mendorong pemikirannya ke samping, dia mengeluarkan peralatan memanjat dari ranselnya (AN: ransel… ransel… emangnya Dora the Explorer yah? ). Bagi shinobi yang sudah ahli, peralatan yang dibutuhkan untuk memanjat gunung hanyalah sebuah tali yang memiliki kait pada salah satu ujungnya. Setelah dia menemukan tempat yang cocok untuk mengaitkan talinya di tebing gunung, dia melemparkan tali di tangannya menuju tempat itu dengan kekuatannya yang lebih besar daripada manusia biasa. Sesudah talinya terkait, dia mencoba kekuatan talinya dengan menarik-narik tali beberapa kali sebelum akhirnya dia yakin bahwa talinya aman. Dia mengikatkan tali itu di sekeliling tubuhnya, memegang tali dengan erat di tangannya dan mulai memanjat naik. (AN: sebenarnya sih bagi shinobi yang sudah ahli, tidak perlu pakai peralatan apapun tinggal pakai chakra di kaki dan langsung naik, tapi lupakan dulu deh fakta itu sementara ini ;)

Bunga yang dia ingin dapatkan adalah bunga yang sangat langka karena dibutuhkan banyak usaha yang keras untuk mendapatkannya. Sekarang ini, Sakura menyesali penolakannya terhadap penawaran Naruto untuk membantunya. Jalan gunung sangat susah untuk dilalui. Pasti sangat membantu sekali kalau ada partner yang membantunya memanjat sekarang. Setelah lama memanjat, akhirnya dia sampai di ujung tali. Kelihatannya, tali yang dilemparkannya tadi terkait pada permukaan datar yang luas. Dia menarik dirinya sendiri ke atas dan duduk di lapisan lumut tebal yang lembut. Kepalanya sakit karena kekurangan oksigen. Dia mencoba mengambil napas dengan terengah-engah. Setelah terbiasa dengan keadaan atmosfir gunung yang tipis, dia berdiri dan mulai mengamati sekelilingnya. Sakura yakin bahwa bunga yang dicarinya tubuh di suatu tempat di sekitar sini. Kemudian dia melihatnya, terletak sangat dekat dengan ujung tebing. Sakura mencoba untuk tidak memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi ketika dia mencoba meraih bunga itu. Ketika dia hampir saja mendapatkannya, tanah di bawah kakinya longsor dan dia terjatuh.

Dia tidak menyadari sudah berapa lama waktu telah berlalu semenjak dia jatuh dari ketinggian gunung. Saat dia terbangun dari pingsannya, daerah di sekitarnya sudah gelap. Dia hampir tidak dapat melihat apapun. Setelah diamati baik-baik rupanya dia tergeletak di dalam hutan yang sangat lebat. Terima kasih Tuhan bahwa malam ini terang bulan, kalau tidak dia tidak akan bisa melihat apapun saking gelapnya. Lebih terima kasih lagi Tuhan karena dia masih hidup. Mungkin aku terlalu keras kepala untuk meninggal, pikir Sakura. Vegetasi hutan yang lebat pasti telah memperlambat jatuhnya sehingga dia hanya mendapat memar-memar dan lecet-lecet di seluruh tubuhnya. Sakura menarik lepas sehelai daun dari rambutnya. Haah, aku berantakan sekali, batin Sakura dengan cemberut. Saat dia mencoba menggerakkan kakinya, rasa sakit yang sangat tajam menyengat syaraf-syarafnya. Sepertinya kaki kirinya patah saat jatuh tadi. Sakura menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit sementara dia mengumpulkan sejumlah chakra di telapak tangannya dan menaruhnya di atas luka-lukanya untuk menyembuhkan. Dia berhasil menyembuhkan sebagian besar luka-luka yang dideritanya tetapi kaki kirinya masih terasa sakit ketika dipakai untuk berdiri. Sakura mencoba mengenali lingkungan yang ada di sekitarnya, tetapi gagal. Area ini jelas bukan terletak di Negara Api. Siapa yang tahu entah dimana dia berada sekarang…

Sakura mencoba memikirkan jalan lain untuk kembali ke Konohagakure tanpa harus mendaki kembali ke atas gunung, karena terlalu beresiko mendaki gunung di saat gelap. Sakura merinding dengan pemikiran itu karena untuk sementara ini dia tidak mau berurusan dengan segala sesuatu yang berbau panjat-memanjat. Dia menyusuri area di sekitarnya, berharap dapat menemukan suatu jalan gunung yang dapat membawanya ke balik gunung. Tidak ada apa-apa di sekitar sini. Hanya ada pepohonan dan semak-semak belukar. Sangat sulit menemukan jalan di hutan pada malam hari dengan penerangan yang jumlahnya sedikit.

Tiba-tiba, dia melihat sesuatu bergerak di kegelapan yang ada di depannya diikuti oleh suara sesuatu jatuh ke atas tanah. Dengan mata membuka lebar, Sakura mengumpulkan keberaniannya dan dengan perlahan mendekati sumber suara itu.

Sebelum dia sampai ke sumber dari suara itu, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak jumlahnya menuju ke arahnya. Sakura dengan cepat menyembunyikan dirinya di balik sebatang pohon besar. Mengintip dari bagian samping batang pohon itu, dia melihat sekelompok besar shinobi berlari di bawah cahaya rembulan. Di tangan mereka terdapat macam-macam senjata, jelas dalam status siaga perang. Mata mereka melihat sekitarnya sementara mereka melewati hutan dengan kecepatan yang mengagumkan, seolah-olah mencari sesuatu. Setidak-tidaknya ada seratus shinobi di antara mereka. Bagaimana mungkin aku tidak menyadari keberadaan mereka? Jadi mereka pasti menyembunyikan tanda-tanda chakra mereka. Sakura dengan cepat mencari-cari hitai-ate yang dapat menunjukkan asal kelompok besar itu, tetapi tidak ada. Mereka adalah sekelompok besar nuke-nin. Dan mereka semua adalah shinobi terlatih. Sakura berdiri tanpa bergerak di balik pohon besar itu. Mencoba sebisanya untuk tidak ditemukan.

Setelah suara mereka menjadi semakin jauh, Sakura akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Bernapas terengah-engah karena ketakutan, lututnya menjadi lemah dan dia jatuh terduduk di tanah. Dia hampir tewas dua kali berturut-turut hanya dalam jangka waktu satu hari! Benar-benar deh, ini sudah melebihi batas yang bisa dia terima.

Setelah berhasil menenangkan dirinya sendiri, dia mengumpulkan keberaniannya dan melanjutkan berjalan menuju sumber suara yang didengarnya sebelum terganggu kedatangan kelompok shinobi tadi. Sakura hampir saja terjatuh ke depan ketika kakinya tersandung sesuatu. Di sana tergeletak seorang pria yang memakai jubah hitam dengan motif awan merah. Melihat tubuhnya yang tertelungkup di atas tanah, Sakura berpikir bahwa dia pasti sudah meninggal. Tapi dia memeriksa juga denyut nadinya untuk memastikan. Sakura merasakannya. Dia merasakan jantungnya masih berdenyut meskipun dengan sangat lemah. Sakura mengangkat sedikit tubuh pria itu dari tanah dan membalikannya agar menghadap ke arahnya di bawah cahaya bulan. Mata Sakura melebar karena dia mengenali pemilik wajah itu. Itu adalah wajah yang serupa dengan wajah yang menghantui setiap mimpi-mimpinya. Namun, wajah yang satu ini telah dicoreng oleh garis-garis tajam dari pertarungan keras yang telah dilaluinya dan sudah kehilangan ekspresi kekanakan yang mungkin dulu dimilikinya. Itu adalah wajah dari Uchiha Itachi.

Sakura tepaku di tempat selama beberapa saat, matanya mengikuti setiap detail wajah itu. Cahaya lembut rembulan membuat sosok pucat di depan matanya bersinar seolah berasal dari dunia lain. Uchiha Itachi. Nama itu bergema di dalam pikirannya. Sakura mengedipkan matanya, seolah-olah berharap bahwa ini adalah khayalan yang akan hilang setelah dia menutup matanya dan membukanya kembali. Tetapi ini bukan khayalan, semuanya nyata termasuk kehangatan yang membasahi kedua tangannya. Sakura menarik sebelah tangannya dari bawah tubuh Itachi. Darah… darah di mana-mana. Di tangannya, di jubah Itachi dan di tanah di mana tubuh Itachi tergeletak. Ada luka besar di perut sebelah kirinya yang terlihat seperti ditsusuk sampai tembus ke punggung.

Setelah menyadari situasi di tangannya, Sakura dengan cepat melakukan pertolongan pertama. Sakura mengumpulkan semua sisa chakra yang bisa digunakannya di telapak tangannya dan kemudian menempatkannya di atas luka yang menganga. Wajahnya berkilau dengan penuh konsentrasi. Setelah beberapa saat menyalurkan chakra, aliran darah perlahan-lahan berhenti dan jaringan tubuh yang rusak perlahan-lahan kembali seperti semula. Sambil terengah-engah Sakura mengelap keringat dari dahinya, sebelum menyadari bahwa dia justru menyapukan darah ke wajahnya. Setidaknya, Sakura sudah berhasil menghentikan pendarahannya dan itu sudah cukup untuk saat ini karena nyawa Itachi sudah tidak terancam. Sakura membawa Itachi di kedua tangannya dan mulai berjalan perlahan-lahan sambil terus mengamati perubahan di sekitranya. Dalam hatinya yang paling dalam Sakura tahu, bahaya belum pergi sepenuhnya dan masih mengintai dari balik pepohonan yang gelap mencekam.

Sakura berhasil menemukan sebuah gua tidak berpenghuni yang tidak terlalu dalam di pinggir hutan. Memang tidak mewah, tapi cukup bagi mereka berdua untuk berlindung. Sakura mengingatkan dirinya untuk mandi ketika dia membaringkan teman perjalanannya di lantai gua yang sudah dibersihkan dari dedaunan dan batu kerikil. Beberapa saat setelah mereka memasuki gua, hutan deras turun di luar. Itu adalah berkah di dalam bencana. Mereka dapat memperoleh air secara cepat dengan cara mengupulkan air hujan. Sakura dengan cepat mengambil botol air minumnya dan lari ke luar. Mengisi botol air minum itu dengan air hujan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selama menunggu Sakura mandi di bawah air hujan untuk membersihkan diri dari kotoran dan darah. Saat akhirnya Sakura kembali ke gua, Itachi tidak terlihat dimana pun.

Dengan kebingungan, Sakura mencari jejak Itachi di tempat itu. Kemudian dia berdiri di atas tempat dimana Itachi berada hanya beberapa saat yang lalu. Tiba-tiba dia merasakan sebuah lengan kuat yang mengitari pinggangnya dari belakang sementara tangan yang lainnya memegangi sebuah kunai yang ditempatkan secara penuh ancaman di atas tenggorokannya. Sakura merasakan besi yang dingin menusuk kulitnya dan dia menjadi tegang.

"Identifikasikan dirimu. Kalau tidak, aku akan membunuhmu," kata suara dingin tanpa emosi dari belakangnya. Dia merasa seluruh tubuhnya telah disayat-sayat luar dalam hanya dengan mendengar suara itu.

Sakura tidak bisa menggerakkan satu jaripun. Seluruh tubuhnya gemetaran karena ketakutan. Namun, kemarahan dengan cepat menggantikan rasa ketakutannya. "Aku tidak perlu menjawab pertanyaan itu." Sakura sendiri terkejut karena dia berani mengatakan kata-kata itu.

Itachi menambahkan tekanan kunainya di leher Sakura. Sakura meringis karena rasa sakit yang menyerangnya secara tiba-tiba. Secara refleks, dia menggenggam tangan Itachi yang memegang kunai agar menjauhi tenggorokannya dan membalikkan badannya dengan cepat sampai mereka berhadapan muka ke muka. Sosok Itachi sepucat hantu. Dia menarik dan menghembuskan napas dengan berat dan penuh kesulitan. Pandangannya kabur, buram dan tidak terfokus. Akhirnya, dia jatuh ke depan dan Sakura secara otomatis menangkapnya di bawah kedua lengannya.

Setelah dia menempatkan Itachi kembali di posisi awalnya terlentang di lantai gua yang dingin, Sakura memandangi wajah pucat Itachi dengan emosi campur aduk. Di dalam pikirannya ada yang berteriak kepadanya untuk meninggalkan saja orang tidak tahu berterima kasih dan kurang ajar ini sekarang. Tapi entah mengapa dia mempunyai perasaan yang sangat kuat yang tidak bisa dijelaskan yang mencegahnya untuk melakukan hal itu. Dia meletakkan tangannya di wajah Itachi, menyentuh pipinya. Dingin. Sosok di depannya yang biasanya kuat dan seolah tidak tersentuh kali ini sama sekali tidak berdaya. Mengapa dia berusaha sekeras ini sampai terluka sebegitu parahnya? Tidak. Dia tidak bisa meninggalkan Itachi sendirian di sini. Dia tahu bahwa mungkin Sasuke akan membencinya seumur hidupnya karena menyelamatkan aniki yang sangat dibencinya. Bagaimanapun, Sakura tidak akan menarik kata-katanya dan dia sudah bertekad. Dia mempunyai keinginan yang kuat untuk menolong Itachi. Hujan turun semakin deras di luar sana, membasuh seluruh pemikiran Sakura. Ini waktu untuk jatuh dalam tidur yang nyenyak…

TBC

Jadi, bagaimana tadi? Apakah ini pemanasan yang cukup bagus untuk cerita ini? Review please!

AN: Penjelasan untuk luka parah Itachi adalah bahwa dia dan Kisame harus melawan ratusan orang Shinobi sekaligus hanya berdua. Melarikan diri saja sudah susah meskipun Itachi berhasil membunuh banyak shinobi. Luka di perut Itachi disebabkan oleh musuh kuat yang akan diperlihatkan di chapter terakhir (kalau dikasih hint entar pasti pada tahu deh sekarang juga pasti kalian semua pada tahu…)

Satu lagi, meskipun ini cerita hadiah, bukan berarti plotnya tidak dipirkan dengan serius. Karena aku berhasil mendapatkan beberapa ide yang akan mengejutkan beberapa diantara kalian, jadi lihat saja nanti. Yang patut ditunggu adalah masa lalu Itachi khususnya pembantaian keluarga Uchiha dari sudut pandang Itachi dan pertarungan di chapter terakhir. Bagaimana akhir cerita ini? Sejauh ini pasti belum terlihat yah? Hwahahahahaha!

Hubungan dengan Sakura juga tidak mungkin langsung jadi. Kepribadian Itachi itu kompleks banget dan susah dimengerti (aku tidak yakin bisa mengerti Itachi luar dalam… orangnya susah) sehingga butuh proses yang lama untuk sampai ke tahap itu. Sakura juga tidak mungkin langsung melupakan Sasuke begitu saja. Dia harus menghadapi dulu kekecewaan yang dialaminya dan kemudian menyembuhkan luka di hatinya. Sementara ini, dia bisa melupakan itu semua dengan jalan menolong Itachi. Sepertinya yah, cerita ini panjang banget (aku aja gak tahu…)

FREE TALK: Tidak penting sih, tapi lagu yang menginspirasikanku menulis fic ini adalah "Ocean" dari Bonnie Pink. Ini dia baitnya:

Can I hold you in my arms? All the secrets had revealed...

Can I hold you in my arms? It's warm and cold like the ocean

Can I hold you in my arms? I've been told willingly...

Can I hold you in my arms? It's warm and cold like the ocean

Like the ocean… It's warm and cold like the ocean

Hehehe… bait di atas berlaku buat Itachi sekaligus Sakura di fic-ku!

AUTHOR'S SUPER MEGA ULTRA LONG RANT: (gak penting banget….)

Topik: Mengapa aku suka yaoi? (bagi pembenci yaoi, lewatin saja yah… no offence plz)

Jawab: Baiklah, untuk menjawab pertanyaan itu, akan aku ceritakan sebuah cerita mengenai asal usul seorang yaoi-fangirl….

Pada zaman modernisasi, era internet dan mobilisasi, hiduplah seorang gadis kecil yang saat itu baru berusia 12 tahun. Saat itu, hari minggu pagi dengan ceria dia meloncat-loncat di depan televisi menunggu acara favoritnya: Card Captor Sakura! Uwah, dia senang sekali akhirnya bisa menonton aksi Kinomoto Sakura menangkap kartu Clow! Pada waktu itu, dia melihat adegan kakaknya Sakura, Touya memgang tangan Yukito dan mengatakan kata-kata mesra penuh kekhawatiran pada Yukito yang semakin hari semakin lemah dan pucat. Nah pada episode itu juga dia melihat Touya dicium oleh Yue… dan dia langsung teracuni mentalnya seumur hidup. Ingin dia bertanya, hah emang bisa yah? Tapi menurutnya, mereka berdua cocok (seaneh apapun kelihatannya saat itu…)

Kemudian, dia dipinjami Hikaru no Go (bajakan :P) oleh temannya. Wah, obsesi baru nih! Kyaaa, Shindou Hikaru keren deh! Eh, Touya Akira juga keren! Dia langsung tergila-gila sampai mengoleksi animenya yang dibeli pakai uang tabungan di hobby shop. Nah, suatu hari ketika dia lagi browsing di internet untuk mencari mangascan HikaGo, dia nyasar sampai ke situs yang bernama Apaan nih? Fanfiction? Coba ahh…. Saat itu dia masuk ke kategori Anime dan melihat pilihan Hikaru no Go. Wah, ada anime kesukaanku! Lalu kemudian dia memilih (sembarangan) cerita yang ada di sana. Dia untuk sementara tenggelam dalam bacaannya dan dia terus membaca meskipun agak susah payah dan terbata-bata dan harus bolak-balik buka kamus. Nah, sampai dia di bagian yang sama sekali tidak berhubungan dengan Go… dua tokoh favoritnya "kissing" dan mulai melakukan hal yang tidak-tidak… Oh noooooooo! WTF? Langsung deh dia matiin itu semua dan dia bersumpah untuk tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sana lagi.

Lama berselang, terbitlah manga yang mungkin menjadi sumber malapetaka (atau kenikmatan? Pilih sendiri…) bagi sang gadis. Pada waktu itu, dia sedang ke toko buku langganannya untuk membeli komik bulanan. Saat dia mencari-cari komik kesukaannya, dia menemukan sebuah komik baru di sudut. Hmm… apa ini? "GHOST"? Cerita hantu yah? Ya udah kayaknya gambarnya bagus… beli deh! Dengan happy dia mulai membaca komik itu di rumah dan akhirnya mengakui juga secara diam-diam bahwa kayaknya cerita seperti ini itu bagus juga yah…

Sayang sekali, kemalangan (atau keberuntungan) dia tidak hanya sampai di situ saja. Kedua teman terdekatnya yang beda sekolah tapi jadi akrab karena melalui dirinya mulai berubah menjadi "rabid yaoi-fangirl" dan dia menjadi kurir untuk pengiriman "barang-barang terlarang" antara teman-temannya berupa CD mangascan dan VCD anime yaoi & BL. Akhirnya karena tidak tahan godaan dan rasa penasaran, dia membaca salah satu mangascan di CD kiriman dan langsung kepengan bunuh diri dengan mencongkel kedua matanya keluar dari soketnya. Adegan yang ada di situ tuh eksplisit banget dan dia sudah kehilangan kepolosan masa mudanya karena membaca itu! (serius loh… sekarang kalian tahu makanya jangan coba-coba… resiko ditanggung sendiri…)

Ternyata memang kalau orang dilarang malah kepengen karena sejak saat itu, dia diam-diam selalu membaca dan menonton barang kiriman antara kedua temannya. Teman-temannya yang tahu menggoda dirinya tapi dia yang urat malunya sudah putus cuek saja. Malahan dia memproklamirkan dirinya sebagai Yaoi-fangirl dan bersumpah akan melakukan apa saja demi kepentingan yaoi!

Dia menjadi anggota dari forum yaoi terbesar di internet (tapi jarang nge-post), dan menjalani hari-hari hepi. Selama itu pula dia sibuk men-dl mp3, gambar, MV, manga scan (Naruto… soalnya dia suka banget… dia suka shounen manga!), dll.

Suatu hari dia masuk ke bagian fanfiction dari situs yaoi tersebut. Lalu membaca fanfiction Naruto pertamanya (ItaSasu… gak mau lagi deh…) Tapi dia cukup penasaran untuk melihat ke "tempat yang dia sudah bersumpah untuk tidak akan pernah kunjungi lagi". Tahu nggak, sumpah itu ada buat dilanggar… kukukuku… Setelah itu, dia mempunyai hobi baru… baca fanfic! Macam-macam fanfic ada dan dia telan semua deh! Dari adventure, humor, angst, horror, romance, semua genre sudah dia coba. Tentu saja yang menjadi kesukaannya sesuatu yang berbau yaoi! Tapi dia tidak keberatan membaca hentai atau bahkan yuri. Yap, dia orang yang seperti itu. (err… kecuali kalau pairingnya dia gak suka… misalnya ItaSasu atau SasuSaku….)

Moral cerita ini? Buat para pecinta yaoi, kalian sekarang tahu bahwa yaoi bisa ditularkan! Ayo, tularkan sebanyak-banyaknya! Yaoi invasion full power attack! Buat orang yang gak suka yaoi, kalau tidak mau tertular jadi yaoi-fangirl atau (eew…) fanboy maka hindarilah hal-hal yang disebutkan di atas… dan kalau teman kalian ada yang menunjukkan tanda-tanda kecenderungan yaoi-maniac, ingatkan diri selalu untuk menyumpal telinga saat teman mulai berteriak mengenai pasangan ini dan pasangan itu…

Begitulah pemirsa, kisah hidup seorang yaoi-fangirl yang mungkin bisa dituliskan dalam bentuk novel roman (Gadis: hey, aku belum mati! Author: Oops, sori deh). Yah kira-kira alasan aku menyukai yaoi mirip lah seperti yang di atas… tapi aku gak pernah bilang kalau si gadis itu diriku sendiri loh…. Think about it! No flame yang berhubungan dengan bacaan di atas karena ini hanya buat senang-senang saja….

Update Announcement: hari Sabtu/Minggu/Senin. Tidak jelas minggu depan atau dua minggu dari sekarang. Kalau lebih telat lagi yah sabar aja deh. Aku sedang berusaha nih.

REVIEW REVIEW REVIEW, dan

Tunggu kelanjutannya yah!