Disclaimer : not mine..

Author's notes :

Thanks buat Luna-chan (HaruNatsu) yang udah ngereview 3 chapter sekaligus.. doumo arigatou gozaimaaaasuuu! Gomen blum sempet baca fficmu, tunggu ya:D

Kero-phy.. nice to meet you! Thanks banget tenipuri ice n flame-nya.. snack n minumannya juga waktu itu.. tasukataaaa doumo arigatou gozaimasu! oh ya, fanfic yng bhs inggris...sepertinya masih lama di-uploadnya.. ada pergantian ide sih.. gomen.. sabar ya.. :D

And all other reviewers.. thank you for your reviews.. I really appreciate it..


Part Three : Is This Smile A Fake ?

Pagi itu Fuji Shuusuke terbangun dari tidurnya. Di luar sudah terang, tapi suasana masih sepi. Dilihatnya Tezuka, ternyata masih tidur. Setelah merapikan diri, ia berjalan keluar kamar berusaha tak mengeluarkan suara sedikit pun agar Tezuka tidak terganggu.

'eehh… kimochii… Pagi ini indah sekali. Sekali-kali ganti suasana lumayan juga…'

"Ara.. Eiji….?" Tiba-tiba dilihatnya teman masa kecilnya itu sedang latihan.

Eiji kelihatan agak kaget. Tidak menyangka kalau ada yang memergokinya di waktu yang tergolong masih pagi untuk hari libur.

"Aaats.. Fujiii! Nani o suru (kamu ngapain)!" Eiji berlari kecil mendekati Fuji.

"Aku cuma jalan-jalan.. Tokoro de, kimi, nani o suru (kamu sendiri lagi ngapain)?"

"E..ee.. e to… umm.. ano ne… cho..tto.. raishuu da…(sedikit.. latihan..)" Eiji berkata malu-malu.

"Hmm.. sou ka? Gomen ne, mengganggu latihanmu.. "

"Iii yo Fuji. Aku juga tadi sebenarnya udah hampir selesai kok.."

"Hmm… na, Eiji, kalau begitu, mau menemaniku jalan-jalan?"

"uhm!"

Eiji dan Fuji pun pergi jalan-jalan.

"Lukamu sudah sembuh Eiji?" tanya Fuji yang tiba-tiba mengingat kalau baru 2 hari yang lalu remaja berambut merah itu pulang ke hotel dalam keadaan luka-luka.

"Yup! Udah gak pa-pa.. hehe.." jawab Eiji dengan ceria seperti biasa.

"Na, Eiji…"

"Hmm?"

"Sudah lama ya sejak kita jalan-jalan berdua seperti ini…"

"Sou ka naa… Waktu kita kecil dulu kan masih banyak waktu. Sekarang, rasanya kita sudah sibuk sekali, tak sempat lagi memikirkan hal-hal seperti itu.."

"Dari dulu itu juga kamu nggak banyak berubah, Eiji…"

"Hm! Masa! Tapi Fuji juga nggak banyak berubah kok.. Yah, kecuali permainan tenismu yang semakin lama semakin hebat.."

"Ah, kamu sendiri kan juga hebat Eiji…"

"Hehehe… sasuga Seigaku no tensai.. selalu rendah hati. "

"nanda.."

Mereka berdua pun tertawa bersama. Mereka berdua berjalan terus sambil ngobrol dan akhirnya berhenti di atas batu karang besar yang menjorok ke laut.

" Heeh… indah sekali ya pemandangannya… " kata Eiji sambil meregangkan badan, lalu duduk di situ. " Fuji.. Fuji… sini! Di sini pemandangannya bagus banget deh.." ia memanggil Fuji.

Fuji pun duduk di sebelah remaja berambut merah itu. Wajah Eiji terlihat ceria dan cerah sekali. Fuji tersenyum melihatnya. Namun, tiba-tiba ia berpikir tentang suatu hal.

" Fuji… Fuji…!" Eiji memanggil sahabatnya yang terlihat bengong itu dan mengayun-ayunkan tangan kanannya di depan wajah Fuji.

" ee.. nani? " Fuji kaget.

" Kamu kok bengong sih? kenapa?"

" nggak kok. Nggak pa-pa.."

" usoooo! Kamu pasti lagi mikirin sesuatu! iya kan? "

" hehehe… bukan sesuatu yang penting kok…"

" hhoo! Tapi wajahmu serius sekali tadi…Fuji! Kamu nggak percaya sama aku ya! Nggak mau ceritain masalahmu ke aku! " kata Eiji pura-pura ngambek.

" Eiji… tentu saja aku percaya padamu. Kita bersahabat sejak 10 tahun yang lalu kan? "

" huh! "

" nggak kok.. tapi, melihatmu tersenyum dan tertawa-tawa tadi, aku jadi memikirkan sesuatu.. "

" heee? Kenapa? "

" Eiji, kan tadi sudah kubilang, kamu itu nggak banyak berubah dari dulu. Kamu itu polos. Kalau kamu senang, kamu tertawa dengan ceria ; kalau kamu sedang kesal, wajahmu jadi cemberut ; hehehe.. "

" nandayo sore, Fuji! " sebelum Fuji selesai berbicara,Eiji memotong.

" yah.. pokoknya, kamu selalu memperlihatkan dirimu apa adanya… "

" Fuji aneh ah! Itu kan jelas dong. Kalo lagi seneng, ya aku tertawa, kalau lagi sebel ya tentu saja aku cemberut! Masa kalo lagi sedih malah tertawa-tawa sih! Kan aneh…"

" hehehe.. chigau yo… ne, aku kok kadang2 merasa kalau aku nggak kenal diriku sendiri…"

" maksudnya? "

" Eiji, kamu tau kan kalau hampir setiap saat aku tersenyum? "

" tentu saja! Semua orang yang kenal kamu juga pasti tau itu. Karena itu kamu dapet julukan "EGAO NO TENSAI", ya kan? Lalu kenapa? "

" Apa kamu tau kalau ada kalanya senyumku itu palsu? "

" eee! …….. " Eiji sempat terkejut, namun ia segera tertawa kecil. " Fuji… Fuji… tentu saja aku tau! Kan kamu sendiri yang bilang, kita sudah bersahabat sejak 10 tahun yang lalu kan!"

" Kamu… tau…?"

" sou! Fuji, jangan pikir aku tidak tau dan tidak peduli terhadap apa yang kau pikirkan… Kadang kala, aku tau kalau kamu ada masalah.. aku tau kapan senyummu itu tulus dan kapan kau tersenyum karena terpaksa.. ore wa honto ni shitteru da! Tapi, aku pikir, kalau kamu tidak ingin menceritakannya padaku, ya tidak apa2. Aku tidak akan memaksa. Toh, walaupun kita bersahabat, mungkin ada saja yang tetap tidak ingin kau ceritakan. Bagiku sih, OK2 aja! Tapi kamu harus inget satu hal ini! Aku, selalu ada dan siap untuk mendengar apa pun yang ingin kau ceritakan padaku. Baik sekadar cerita, atau masalah, atau apa pun juga! Wakatta ka? " Eiji nyerocos panjang kali lebar…

" Eiji… " Fuji rada kaget juga mendengar sahabatnya yang biasanya kekanak-kanakkan bisa ngomong hal2 yang cukup bijaksana.

' heh… kono Eiji no yatsu, dia nggak mungkin ngerti dengan segala macam hal2 tentang filsafat. Semua yang dia katakan, itu tulus dari dalam hatinya. Itulah kelebihan dirinya. Ia benar2 mengekspresikan semua perasaannya. Tidak ada yang disembunyikan.. terus terang, dalam hal ini aku iri padanya…'

" Fuji? Fuuuuujiiiiiiii…. " Eiji kembali sebel liat sahabatnya yang bengong itu.

" ha..hai? "

" mou… kamu mendengarkan apa enggak sih! "

" na..nani? gomen.. bisa diulang? " Fuji bertanya sambil nyengir2 dikit. 

" huuh… tadi aku bilang.. meskipun begitu, nggak semua orang tau kapan senyummu itu tulus dan kapan senyummu itu palsu, Fuji… "

" sou ka naa… itulah masalahnya…"

" hehe… tapi aku nggak bisa ngebayangin kalo kono Fuji, marah2 dng terus terang di depan semua orang! Hihihi… pasti lucu! Boleh deh Fuji, kamu praktekin sekali-kali! Aku pengen liat! "

" Eiji! Fuji tersenyum juga membayangkannya demo saa, kurasa, aku sudah cukup bahagia ternyata ada juga yang menyadari kapan aku tidak tersenyum dengan tulus… "

" ya, semua itu kan terserah padamu Fuji! Kamu boleh tersenyum kapan pun yang kamu mau. Baik itu tulus ataupun enggak. Namun, kamu nggak akan bisa berbohong pada teman2mu di Seigaku ini, apalagi aku! Kami semua kenal kamu, Fuji! Bagaimana tingkah lakumu, cara bermainmu! Kami semua kenal! Kan kemarin, kamu sendiri yang bilang kalo kita semua satu keluarga, so desu ne! "

" aa.. sankyuu na, Eiji… " Fuji tersenyum ( tentu saja dengan tulus ) kepada sahabatnya itu.

" tapi, Fuji, kalo lagi serius kamu tuh cukup mengerikan juga loh! Tau nggak! Oh ya, satu lagi! Mau senyum2 sih boleh2 aja.. Tapi, klo kamu tersenyum-senyum tiap hari selama 24 jam, bahaya lho! "

" Eiji! Dasar nakal! " Fuji menjentikkan jarinya ke dahi Eiji.

" itte… Fuji yang nakal! " Eiji cemberut.

" Kamu lucu deh klo cemberut begitu…" goda Fuji sambil bersiap-siap lari.

" Fujiiiiii! Sini kamu! Jangan lari! Fuji nakaaaaallllll! " Eiji mengejarnya.

Jadilah mereka berdua kejar-kejaran di tepi pantai. ( hehe.. muzukashii naa… )

' sou! Aku punya teman2 dan sahabat yang baik. Mereka semua peduli padaku. Tak ada yang perlu kukhawatirkan… tokorode, kenapa jadinya kejar2an gini ya? ma, ii saa! Sekalian latian! Renshuu.. renshuu! Selagi masih pagi! Heeeh.. ano Eiji..semangat sekali! '

tbc..


Hmm.. aku nggak yakin juga Fuji n Eiji temen sejak kecil atau bukan.. tapi anggaplah begitu.. hehehe..

Egao no tensai.. kurang lebih diartikan sebagai The Smiling Genius.. Jenius yang Tersenyum.. (aneh amat.. wakakak!)

anyway, thanks for reading.. please give me a review.. :D